Anda di halaman 1dari 5

Fisiologi Persalinan

1. Definisi

Persalinan atau partus adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi
progresif dari servik, kelahiran bayi dan plasenta.
Persalinan atau partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Partus Imaturus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi kurang dari 28 minggu lebih dari 20
minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.
Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm
(cukup bulan), berat janin antara 1000-2500 gram atau umur kehamilan antara 28 sampai dengan
36 minggu.
Partus Postmaturus atau serotinus dalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu persalinan yang diperkirakan.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kontraksi atau his.
Perlu diketahui bahwa ada 2 hormon yang dominant saat hamil, yaitu:
1. Estrogen

Meningkatkan sensitivitas otot rahim.


ASKEB II/Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan 2
Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Progesteron
Menurunkan sensitivitas otot rahim.
Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat


dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang
dikeluarka oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton
Hick. Kontraksi Braxton Hick akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan,
sehingga frekuensi kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerjasama dengan prostaglandin yang makin meningkat mulai dari umur
kehamilan minggu ke-15. Disamping itu factor gizi ibu hamil, keregangan otot rahim, dan adanya
tekanan pada ganglion servikale dari fleksus Frankenhauser yang terletak dibelakang servick
dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan beberapa teori yang menyatakan sebab-sebab
terjadinya persalinan adalah:
a) Teori keregangan.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontarksi setelah keregangan tertentu, sehingga
menimbulkan proses persalinan.
b) Teori penurunan progesterone.

Proses penuaan placenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbuna
jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
ASKEB II/Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan 3
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingakat penurunan progesterone
tertentu.
c) Teori oksitosin internal.
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitifitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Menurunnya kosentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatka aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
d) Teori prostaglandin.
Kosentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan
oleh desidua.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
e) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis.
Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan
persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci
berlangsung lebih lama.
Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya)
persalinan.
Dari percobaan tersebut diatas ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya
persalinan.
f) Teori iritasi mekanik.
Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus Frankenhauser yang
terletak dibelakang servick oleh bagian terbawah janin, sehingga dapat memicu persalinan.
g) Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
ASKEB II/Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan 4
Ganggang laminaria: beberapa laminaria dimasukan kedalam kanalis servickalis dengan
tujuan merangsang pleksus Frankenhauser.
Amniotomi: pemecahan ketuban.
Oksitosin drip: pemberian oksitosin menurut tetesan per infuse.

3. Tahapan-Tahapan Persalinan.
a) Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena servick mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar kanalis servickalis karena pergeseran ketika servick mendatar dan membuka.
Kala Pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu:













Mekanisme membukanya servicks berbeda antara primigravida dengan multigravida. Pada Primi
ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga servick akan mendatar dan menipis.
Baru kemudian ostium internum eksternum membuka. Pada multigravida ostium internum sudah
sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran servick
terjadi dalam saat yang sama.
b) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Pada kala II, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin
telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti
mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai ASKEB
II/Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan 5
keliahatan, vulva membuka , dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin,
akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1 ½ - 2 jam, pada multi
½ - 1 jam.
c) Kala III (Kala Pengeluaran Placenta)

Setelah bayi lahir , kontraksi rahim istirahat sebentar. Pada lapisan Nitabuusch sudah mulai ada
pelepasan placenta, karena sifat retraksi otot rahim. Tanda-tanda lepasnya placenta adalah:
Uterus menjadi bundar.
Uterus terdorong keatas, karena placenta dilepas kesegment bawah rahim.
Tali pusat bertambah panjang.
Terjadi perdarahan.

Melahirkan placenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede


pada fundus uteri. Diserta dengan pengeluaran darah kira-kira 100 –
200 cc. Lama Persalinan
Para 0 Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
½ jam ¼ jam
Kala III

Anda mungkin juga menyukai