FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Menurut pendekatan dari sudut pandang fungsi, seorang manajer menjalankan fungsi-
fungsi atau aktivitas-aktivitas tertentu dalam rangka mengelola pekerjaan orang lainsecara
efisien dan efektif. Apakah fungsi-fungsi tersebut? Henri Fayol, seorang pengusaha Prancis,
pertama kali menggagas hal semacam ini di awal abad ke-20 yang lampau; ia mengatakan
bahwa setiap manajer menjalankan lima buah fungsi: perencanaan (planning), penataan
(organizing), penugasan (commanding), pengoordinasian (coordinating), dan pengendalian
(controlling).18 Di masa kini, fungsi-fungsi itu telah dipadatkan menjadi empat buah fungsi:
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan
pengendalian (controlling) (lihat Peraga 1-4). Marilah kita bahas sepintas masing-masing
fungsi ini.
Jika Anda tidak memiliki suatutujuantertentu, maka jalan ke arah mana pun dapat
Anda tempuhNamun, jika Anda hendak pergi ke suatu tempat tertentu, Anda tentunya harus
terlebih dulu merencanakan jalan paling pintas menuju ke tempat itu. Karena organisasi
dibentuk untukmencapai tujuan-tujuan tertentu, maka seseorang harus mendefinisikan tujuan-
tujuan tersebut dan cara mencapainya. Manajemen adalah "seseorang" yang dimaksud. Dalam
menjalankan fungsi perencanaan, seorang manajer akan mendefinisikan sasaran- sasaran,
menetapkan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran itu, dan mengembangkan rencana kerja
untuk memadukan dan mengoordinasikan berbagai aktivitas menuju sasaran-sasaran tersebut.
Seorang manajer juga bertanggung jawab untuk merancang dan membentuk struktur
kerja demi tercapainya sasaran-sasaran organisasi. Kita menyebut fungsi ini sebagai
Pengorganisasian. Ketika seorang manajer melakukan pengorganisasian, ia akan menentukan
tugas-tugas apa yang harus diselesaikan, siapa-siapa yang akan melakukannya.bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa harus melapor kepada siapa, dan dimana keputusan-
keputusan harus diambil.
Setiap organisasi terdiri dari orang-orang, dan tugas seorang manajerlah untuk bekerja
dan memanfaatkan bantuan orang-orang tersebut untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Hal ini merupakan fungsi kepemimpinan. Ketika seorang manajer memotivasi para
bawahannya, membantu menyelesaikan konflik di antara mereka, mengarahkan para individu
1
atau kelompok-kelompok individu dalam bekerja, memilih metode komunikasi yang paling
efektif, atau menangani beragam isu lainnya yang berkaitan dengan perilaku karyawan, maka ia
sedang menjalankan fungsi kepemimpinan.
Fungsi manajemen terakhir adalah pengendalian. Setelah sasaran-sasaran dan rencana kerja
digariskan (perencanaan), tugas-tugas dan susunan struktural telah ditetapkan
(pengorganisasian), dan orang-orang yang dibutuhkan telah dipekerjakan, dilatih, dan
dimotivasi (kepemimpinan), maka harus dilakukan suatu bentuk evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Untuk memastikan sasaran-sasaran
dapat dicapai dan pekerjaan-pekerjaan diselesaikan sebagaimana mestinya, seorang manajer
harus memantau dan mengevaluasi kinerja aktual. Kinerja aktual ini harus dibandingkan
dengan sasaran-sasaran yang digariskan. Bila sasaran-sasaran ini belum tercapai, menjadi tugas
manajer untuk mengembalikannya pada jalur yang
benar. Proses pemantauan, pembandingan, dan koreksi ini adalah apa yang disebut sebagai
fungsi pengendalian. Seberapa baiknya pendekatan fungsi dapat menjabarkan pekerjaan
seorang manajer secara utuh? Apakah manajer selalu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan,
dan kemudian pengendalian secara
berurutan? Dalam kenyataannya,
apa yang dijalankan seorang
manajer tidaklah sedemikian tertib
dan runtutnya. Meski demikian,
pekerjaan seorang manajer pada
prinsipnya memang dapat
1
diintisarikan sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian.
Meskipun pendekatan fungsi cukup populer digunakan untuk menjabarkan pekerjaan
seorang manajer, sebagian pihak berpendapat bahwa pendekatan ini tidak relevan. Sekarang,
marilah kita beralih ke pendekatan berikutnya.
12
Mintzberg menggagas bahwa aktivitas-aktivitas para manajer mengandung dua sifat:
perenungan Ireflectionl (berpikir), dan pelaksanaan Lactionl (bertindak).2
Sejumlah kajian lanjutan telah dilakukan untuk menguji keabsahan teori dan
kategolisasi Peran yang digagas Mintzberg, dan bukti-bukti secara umum menunjukkan bahwa
paramanajer—terlepas dari apa pun jenis organisasinya dan pada jenjang mana pun mereka
berada di dalam organisasi—memang memainkan peran-peran yang lebih-kurang serupa.
Ametetapi, penekanan pada peran-peran ini nampaknya berbeda bagi para manajer dari
jenjang-jenjang organisasi yang berbeda. Bagi para manajer di jenjang-jenjang yang lebih
tinggi, peran penyebar berita, panutan, perunding, penghubung, dan juru bicara nampaknya
lebih penting. Sedangkan di jenjang-jenjang yang lebih rendah di dalam organisasi, peran
pimpinan (sesuai definisi Mintzberg) tampak lebih dituntut dari para manajer.
Lalu, pendekatan mana yang lebih baik—fungsi atau peran manajerial Mintzberg?
Kedua pendekatan ini sama-sama menjabarkan apa yang dikerjakan para manajer, tetapi
pendekatan fungsi tampaknya dapat menjelaskan hal ini dengan lebih baik. "Fungsi-fungsi
manajemen klasik memberikan batasan dan pengelompokan yang jelas dan diskret terhadap
ribuan aktivitas yang dijalankan seorang manajer beserta teknik-teknik yang mereka gunakan
dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut demi mencapai sasaran-sasaran organisasi.' Akan
tetapi, pendekatan peran Mintzberg telah membuka suatu wawasan baru mengenai pekerjaan
para manajer.
13
1.8 KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MANAJEMEN
UPS adalah perusahaan yang memahami pentingnya keterampilan manajemen 26
Para supervisor on-road baru dari perusahaan ini sangat teriibat dalam orientasi manajer baru di
mana mereka belajar keterampilan manajemen manusia dan waktu. Perusahaan ini memulai
program pelatihan keterampilan offsite delapan hari yang intensif bagi manajer lini pertama
sebagai cara untuk meningkatkan operasinya. Apa yang telah para supervisor pelajari dari
pelatihan keterampilan itu? Beberapa hal yang mereka sebutkan sedang dipelajari adalah
bagaimana berkomunikasi dengan lebih efektif dan informasi penting tentang kepatuhan
keselamatan (safety compliance) dan praktik ketenaga-kerjaan.
Jenis-jenis keterampilan apa saja yang dibutuhkan oleh seorang manajer? Robert
L. Katz menjabarkan bahwa setiap manajer membutuhkan tiga keterampilan dasar:
teknis,hubungan antarmanusia, dan konseptual.27 Peraga 1-6 memperlihatkan hubungan
ketiga keterampilan dasar ini dengan jenjang-jenjang manajemen. Keterampilan teknis
adalah pengetahuan dan teknik yang berkaitan dengan sebuah pekerjaan yang spesifik, yang
diperlukan untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
Keterampilan teknis biasanya lebih penting bagi para manajer lini pertama karena mereka pada
umumnya harus mengelola para karyawan yang bekerja dengan berbagai peralatan dan teknik
untuk memproduksi barang atau jasa untuk para pelanggan organisasi. Sering kali, karyawan
yang menguasai keterampilan teknis dengan sangat baik mendapat promosi menjadi manajer
lini pertama. Sebagai contoh, Dean White, supervisor produksi di Springfiled Remanufacturing,
memulai kerjanya sebagai pembersih suku cadang. Sekarang, ia mengelola 25 orang dalam
enam departemen. la mengatakan bahwa, pada awalnya, sulit untuk membuat orang
14
mendengarkannya, terutama mereka yang sebelumnya menjadi rekan kerjanya.
"Saya belajar bahwa saya harus mendapatkan rasa hormat dari mereka sebelum saya bisa
memimpin," ujar White. la memuji para mentornya— supervisor lain yang ia ikuti langkahnya
—yang membantunya menjadi manajer seperti sekarang ini.28 White adalah seorang manajer
yang memiliki keahlian teknis dan menyadari pula arti penting dari keterampilan hubungan
antarmanusia, yang melibatkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, baik
secara individu maupun dalam kelompok. Setiap dan penuh dengan tuntutan, para karyawan
yang bercita-cita untuk menjadi aset berharga bagi organisasi harus senantiasa meningkatkan
kemampuan mereka dan mengembangkan keahlian-keahlian manajemen yang penting.
15
yang langsung dipengaruhi oleh tindakan karyawan perusahaan—mulai dari pengiriman bagasi
yang cepat, awak kabin yang sopan dan efisien, bantuan dengan koneksi, hingga check- 32 in
yang cepat dan ramah.
Dewasa ini, mayoritas
karyawan di negara-negara maju bekerja
di sektor jasa (service sector). Sebagai
contoh, hampir 80 persen dari tenaga
kerja AS bekerja di industri jasa. Di
Australia, 69 persen tenaga kerja adalah
pekerja industri jasa, dan di Kanada
jumlahnya 70 persen. Di Inggris Raya,
Jerman, dan Jepang, angka-angka
persentase ini adalah 78, 69, dan 73
secara berturut-turut. Bahkan di negara
berkembang seperti Kolombia, Republik
Dominika, Vietnam, dan Bangladesh, kita dapati 68 persen, 63 persen, 31 persen, dan 54
persen angkatan kerja bekerja di sektor jasa.33 Contoh-contoh pekerjaan di bidang jasa antara
lain adalah tenaga bantuan teknis, pelayan rumah makan siap-saji (fastfood), pelayan toko,
guru, pramusaji, penjaga atau pengurus rumah, perawat, teknisi servis komputer, petugas
penerima tamu, konsultan, petugas pembelian, tenaga pemasaran kredit, perencana keuangan,
dan kasir bank. Kemungkinan bahwa Anda akan bekerja di perusahaan yang bergerak dalam
industri jasa, ketimbang industri manufaktur atau pertanian, cukup besar.
Para manajer kini menyadari bahwa memberikan pelayanan yang berkualitas secara
konsisten kepada pelanggan merupakan hal yang amat menentukan kelangsungan hidup dan
keberhasilan sebuah bisnis di tengah ketatnya persaingan di zaman ini, dan bahwa Para
karyawan memainkan peranan penting dalam mewujudkan hal itu.34 Buntutnya cukup jelas:
Para manajer harus membangun sebuah organisasi yang cepat-tanggap pada kebutuhan
pelanggan (customer-responsive), di mana para karyawan mampu bersikap ramah dan sopan,
mudah dijangkau, berpengetahuan, lugas dalam melayani kebutuhan 35 Pelanggan, dan
bersedia melakukan apa yang diperlukan demi memuaskan pelanggan. Kita akan membahas
manajemen layanan pelanggan dalam beberapa bab mendatang
Namun, sebelum kita meninggalkan topik ini, kami ingin berbagi satu cerita lagi
yang menggambarkan mengapa penting bagi manajer masa kini (semua manajer, bukan hanya
16
mereka di bidang pemasaran) untuk memahami apa yang diperlukan dalam melayani
pelanggan. Selama pertandingan playoff Piala Stanley yang disiarkan, para pelanggan Comcast
tiba-tiba menatap layar kosong. Banyak dari para pelanggan ini yang membuka Twitter untuk
mencari tahu mengapa. Dan di situlah, bukan pada sistem telepon, mereka menemukan bahwa
sebuah sambaran petir di Atlanta telah menyebabkan pemadaman listrik dan bahwa
transmisinya akan dipulihkan secepat mungkin. Para manajer dari Comcast mengerti
bagaimana memanfaatkan teknologi komunikasi populer dan penggunaan Twitter secara cerdas
oleh perusahaan ini menonjolkan pentingnya peralatan media sosial dalam 36 berkomunikasi
dengan pelanggan.
17
kekuatan potensial dari media sosial. Namun, bahaya potensialnya ada pada bagaimana media
sosial itu digunakan. Ketika sarana media sosial menjadi cara bagi para karyawan yang
sombong untuk membual tentang prestasi mereka, bagi manajer untuk menerbitkan pesan satu
arah kepada karyawan, atau bagi karyawan untuk berdebat atau mengeluh tentang sesuatu atau
seseorang yang mereka tidak sukai di tempat kerja, maka sarana itu hilang kegunaannya. Untuk
menghindari ini, manajer perlu mengingat bahwa media sosial adalah alat yang perlu dikelola
agar menjadi bermanfaat. Di SuperValu, sekitar 9.000 manajer toko dan asisten manajer
menggunakan sistem media sosial. Meskipun sumber-sumber mengatakan bahwa terialu dini
untuk menarik kesimpulan apapun, tampak bahwa para manajer yang aktif memanfaatkan
sistem itu mendapatkan pendapatan dari penjualan toko yang lebih baik daripada mereka yang
tidak. Selanjutnya di dalam buku ini, kita akan melihat bagaimana media sosial berdampak
pada bagaimana manajer mengelola, terutama di bidang manajemen sumber daya manusia,
komunikasi, tim, dan strategi.
18
1.8. PENTINGNYA KEBERLANJUTAN BAGI KERJA MANAJER
Inilah pengecer terbesar di dunia dengan lebih dari $469 triliun penjualan tahunan,
2,2 juta karyawan, dan 10.100 toko. Ya, kita sedang berbicara tentang Walmart. Walmart
mungkin adalah perusahaan terakhir yang Anda akan pikirkan dalam bagian yang menjelaskan
tentang keberlanjutan. Namun, Walmart mengumumkan pada awal dekade ini bahwa
perusahaan akan "megurangi sekitar 20 juta metrik ton emisi gas rumah kaca dari rantai
pasokannya pada akhir 2015 —setara dengan menghapus lebih dari 3,8 juta mobil dari jalanan
selama setahun".40 Perusahaan ini baru saja mengumumkan bahwa mereka sekarang
menggunakan kembali atau mendaur ulang lebih dari 80 persen limbah yang dihasilkan di
toko-toko domestiknya dan dalam operasi di AS lainnya.41 Aksi korporasi ini menegaskan
bahwa keberlanjutan dan manajemen hijau (ramah lingkungan) telah menjadi isu utama bagi
manajer.
Konsep yang muncul di abad kedua puluh satu ini adalah tentang pengelolaan secara
berkelanjutan, yang telah berdampak pada pelebaran tanggung jawab perusahaan untuk tidak
hanya sekadar mengelola secara efisien dan efektif, tetapi juga untuk menanggapi secara
strategis berbagai tantangan lingkungan dan sosial dalam rentang yang luas. Meskipun
"keberlanjutan" (sustainability) memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, World Business
Council for Sustainable Development menggambarkannya sebagai situasi di mana seluruh
penduduk bumi dapat hidup secara baik dengan sumber daya yang memadai.43 Dari perspektif
bisnis, keberlanjutan telah digambarkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai
tujuan bisnis dan meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan cara
mengintegrasikan peluang ekonomi, lingkungan, dan sosial ke dalam strategi bisnisnyaH Isu
keberlanjutan sedang bergerak naik di dalam agenda para pemimpin bisnis dan dewan dari
ribuan perusahaan. seperti para manajer di Waimart temukan, menjalankan organisasi dengan
cara yang lebih berkelanjutan mengharuskan manajer untuk membuat keputusan bisnis resmi
berdasarkan komunikasi menyeluruh dengan berbagai pemegang/pemangku kepentingan•,
memahami kebutuhan mereka, dan mulai menyertakan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial
ke dalam cara mereka mengejar tujuan bisnis. Kita akan mencermati keberlanjutan dan sifat
pentingnya bagi manajer di bagian-bagian lain di keseluruhan buku ini.
19
1.9. MENGAPAKITA PERLU MEMPELAJARI MANAJEMEN?
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Anda perlu mempelajari manajemen.
Bila Anda mengambil bidang studi akuntansi atau pemasaran atau bidang- bidang lainnyadi
luar manajemen, Anda mungkin tidak memahami bagaimana mempelajari
manajemen dapat membantu Anda di dalam karier Anda nanti. Kita dapat memahami nilai dan
manfaat studi manajemen melalui tiga hal ini: universalitas manajemen, realitas dunia kerja,
serta imbalan dan tantangan dalam menjadi seorang manajer.
20
Anda (dan juga para rekan karyawan lainnya) nanti dan bagaimana organisasi menjalankan
fungsi-fungsinya dengan mempelajari ilmu manajemen. Intinya, Anda tidak harus bercita-cita
menjadi seorang manajer dulu untuk dapat memperoleh manfaat dari mempelajari ilmu
manajemen.
21
C. RANGKUMAN
Bagian 1 Pengantar Manajemen membantu mereka membuat keputusan-keputusan yang baik.
Selain itu, sebagai seorang 20 manajer, Anda sering kali mendapatkan kesempatan untuk
berpikir kreatif dan menggunakan imajinasi Anda. Anda dapat bertemu dan bekerja dengan
bermacam-macam orang—baik di dalam maupun dari luar organisasi. Imbalan-imbalan lainnya
di antaranya adalah mendapatkan pengakuan dan status di dalam organisasi Anda dan di dalam
masyarakat, memainkan peranan yang dapat memengaruhi pencapaian hasil organisasi, dan
menerima penghargaan yang menarik dalam bentuk gaji, bonus, dan opsi saham. Terakhir,
seperti yang telah kami sebutkan di awal bab, seorang manajer yang baik pasti dibutuhkan oleh
setiap organisasi. Hanya dengan upaya bersama dari orang-orang yang bermotivasi tinggi dan
penuh semangat, yang bekerja secara bahu-membahulah sebuah organisasi dapat mencapai
sasaran-sasarannya. sebagai seorang manajer, Anda boleh merasa yakin bahwa tenaga,
keahlian, dan kemampuan Anda sangat dibutuhkan.
22
1-8. "Dulu, sekarang, dan nanti, manajemen Anda setuju dengan pernyataan ini?
akan selalu berupa hal yang sama: seni Mengapa ya, atau mengapa tidak?
membereskan berbagai pekerjaan." Apakah
Diskusikan pengalaman Anda dengan para manajer—yang baik dan buruk. Buatlah daftar
segala karakteristik dari orang-orang yang Anda rasakan sebagai para -manajer yang baik.
Untuk setiap karakteristik, tunjukkan fungsi dan keterampilan manajemen yang mencakup
karakteristikmempresentasikan daftar itu kepada teman sekelas Anda dan jelaskan