Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kepemimpinan Manajerial mengenai
“Teori Kepemimpinan Ditinjau dari Dimensi Pemimpin ”. Penulisan makalah adalah merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Kepemimpinan Manajerial.
Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah
ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis sendiri, Amin.
KUDUS, 10 APRIL 2014
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Bila kita asumsikan bahwa pemimpin adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari
orang lain dan mengambil tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui
usaha tersebut, maka seorang pemimpin yang sukses biasanya adalah mereka yang mempunyai 3
(tiga) keterampilan dasar, yaitu: keterampilan teknis(technical skill), keterampilan inter-
personal(human skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial itu? Menurut
Bigelow (1998), sebenarnya tidak banyak teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan
keterampilan manajerial. Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan
manajerial. Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan
dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan secara tepat akan
meningkatkan performa keberhasilan seorang manager. Sekarang, mari kita telaah lebih lanjut
ranah properti keterampilan ini.
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya
yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia
melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan
pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan,
maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar
manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang
lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu
masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai
kemampuan ini kiranya cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam
kelompoknya sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang
diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manajemen
Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha
pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right)
dan efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing).
Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan dengan
biaya-biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas. Mengukur biaya dari sumber daya
yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas merupakan
kemampuan memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan
dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan merupakan ukuran tentang
pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau tujuan telah dicapai.
Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha, biaya,
atau pemborosan yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan
dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah penyelesaian tugas-tugas yang membantu
pencapaian sasaran organisasi atau bisa juga dikatakan efektivitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat/melakukan pekerjaan yang benar.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak manajer gagal
memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu efisiensi. Sebagai contoh Kantor Pos
Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman yang hilang dari Jakarta ke Surabaya melakukan 5
panggilan telpon dari divisi yang terpisah ke kantor pos Surabaya. Hal ini jelas kurang efisien.
Jalan keluar yang terbaik adalah divisi pengiriman paket menelpon langsung siapa kurir yang
bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya. Akan tetapi efisiensi saja tidaklah cukup
untuk memastikan keberhasilan. Oleh karena itu, selain peduli dengan efisiensi, para manajer
juga harus berusaha untuk mencapai hasil yang efektif. Selama bertahun-tahun perusahaan
Chrysler Motor mengalami penurunan penjualan, pangsa pasar dan keuntungannya, walaupun
mobil-mobil yang dibuatnya sudah sangat efisien. Kemudian perusahaan tersebut melakukan
inovasi baru dengan memproduksi mobil rancangan pemenang lomba yang telah dirancang
ulang, sehingga menarik minat pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali
pangsa pasar dan keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha untuk
efektivitas, yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang dapat menolong pencapaian sasaran
organisasi.
Kerja merupakan kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain maupun diri sendiri. Bekerja
dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan diri sendiri
mengarahkan organisasi terhadap kebutuhan manajemen.
Begitu luasnya pengertian manajemen sehingga tidak ada definisi yang secara konsisten
digunakan oleh semua orang. Dalam hal ini dua definisi manajemen dikemukan sebagi berikut:
1. Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni (art) dalam meyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
2. James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Luther Gullick, manajemen suatu ilmu (science).
4. James H. Donnelly Jr.; James L. Gibson; dan Jhon M. Ivancevich, manajemen
adalah proses dari seseorang atau beberapa individu untuk mengkoordinasi kegiatan-
kegiatan dari orang lain untuk memperoleh hasil yang tidak dapat dilakukan seorang
individu saja.
5. Karthryn M. Bartol dan David C. Marten, manajemen adalah proses untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari empat fungsi utama
yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling).
6. Chuck Williams (2001), manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Dia bekerja
melalui orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan teknis di lapangan, tanpa
mengerjakan teknisnya (walaupun bukan berarti seorang manajer tidak memiliki
kemampuan teknis).
7. Murti Sumarni-John Soeprihanto (1995), manajemen merupakan suatu proses yang
terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan meliputi sumber daya
bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-mesin, dan cara yang digunakan dalam
pemanfaatan yang efisien dan efektif.
Berdasarkan uraian tersebut manajemen dapat diartikan sebagai bekerja dengan orang-
orang dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan melalui pelaksanaan atau proses fungsi-fungsi
POLC (Planning, OrganizingLeading, Controlling).
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang-orang yang ada di dalam
organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali pelaksanaan
aktivitas sehari-hari organisasi.
Stoner menyatakan bahwa manajer adalah :
“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat suatu
pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat kerja.”
Jenis manajer dalam organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bentuk, yang
pertama Manajer berdasarkan tingkatan manajemen dalam organisasi dan kedua berdasarkan
lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggungjawabnya. Berdasarkan tingkatan
manajemen organisasi, manajer terdiri dari manajer puncak (top manager), manajer menengah
(middle manager), manajer bawah (lower manager atau first-line manager), dan pemimpin
kelompok (group leader).
Top manager efektif adalah seorang pemikir strategis yang berorientasi ke depan yang
membuat banyak keputusan dalam kondisi yang tidak pasti dan penuh persaingan. Manajer
puncak ( chief executive officer, chief operational officer, direktur utama, presiden direktur,
vice-president, president) terdiri dari kelompok yang relatif kecil , bertanggungjawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Menetapkan kebijakan operasional dan membimbing proses
interaksi dengan lingkungan organisasi. Top manager bertanggung jawab untuk menciptakan
kondisi penting untuk perubahan, membantu karyawan untuk bertanggung jawab kepada
perusahaan, bertanggung jawab untuk menciptakan budaya posistif organisasi melalui bahasa
dan tindakan dan bertanggung jawab mengamati lingkungan usahanya.
Middle manager efektif adalah seorang yang mampu mengembangkan dan menerapkan
rencana kerja yang sesuai dengan tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi, berorientasi pada
kelompok dan bekerja sama serta mengkoordinasi kegiatan antar unit dalam organisasi serta
mampu menerapkan perubahan atau strategi yang diciptakan oleh manajer puncak. Manajer
menengah (kepala, manajer divisi, manajer cabang, manajer pabrik, dekan).
First-Line Manager efektif adalah seseorang yang mampu mengelola kinerja satu unit
kerja yang dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab jangka pendek yang sesuai dengan
rencana middle dan top manager. Manajer lini pertama (supervisor atau pemimpin kelompok).
Pemimpin Kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru yang
dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang mandiri. Pemimpin
kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan membantu aktivitas kelompok ke arah
pencapaian sasaran. Pemimpin kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola
hubungan luar dan hubungan dalam kelompok.
Berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggung jawabnya, manajer
terdiri dari manajer fungsional dan manajer umum.
Manajer fungsional yaitu manajer yang bertanggung jawab atas satu bidang kegiatan tertentu
seperti keuangan, pemasaran, produksi, personalia, akuntansi atau penjualan.
Manajer umum membawahi semua kegiatan suatu unit seperti sebuah cabang, perusahaan
terpisah atau bagian operasional terpisah yang memiliki bagian produksi, pemasaran,dan
keuangan sendiri.
Fungsi Manajemen
Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer dalam
mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses manajemen
adalah sebagai berikut :
Perencanaan (planning).
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil
untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi,
membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
Pengorganisasian (organizing).
Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat.,
meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan
pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
Memimpin (leading)
Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing
mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan,
memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran
organisasi.
Pengendalian (controlling).
Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah
dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, & process)
Memimpin (leading)
Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi dibangun di atasnya.
Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan gabungan dari fungsi merencanakan (planning)
dan mengendalikan (controlling). Untuk ‘membuat sesuatu terjadi’, kita harus merencanakan
bagaimana mencapai sasaran yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan
kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi
persaingan’ mencerminkan pentingnya adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing di tengah
pasar global yang terus berkembang seperti saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam
‘mengorganisir orang, proyek, dan proses’ maka perubahan yang berskala besar tidak akan
berhasil (tidak dapat membuat sesuatu terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan
kesejahteraan karyawannya, merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan,
dan sangat memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin
yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi dan membuat suatu
produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.
1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak dalam
perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung pihak
dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar, yang
melibatkan puhak-pihak luar.
a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi, contoh
membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar, contoh :
menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke media.
3). Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam memanfaatkan
informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah atau melihat kesempatan
yang ada.
a. Kewirausahaan (Entrepreunership)
Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan, permintaan otoritas, menyelenggarakan
kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan program kerja bawahan.
d. Perunding (Negotiator)
Keterampilan Manajerial
Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu
misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal kerja dan keterampilan
teknis lainnya.
Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik
sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui
dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.
Sebagai tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah
sebagai berikut :
Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara langsung, karena
telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan-rangsangan untuk
menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan
Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi seperti
keterampilan mengoperasikan komputer.
9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak
menentu.
BIDANG MANAJEMEN
Penerapan manajemen disesuaikan dengan bidang kerja yang ada dalam organisasi atau badan
usaha. Bidang-bidang tersebut di antaranya manajemen produksi, keuangan, pemasaran,
personalia, dan administrasi.
1) Produk (Product)
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar baik produk fisik maupun jasa-jasa. Dalam
menghasilkan produk, produsen hendaknya lebih memerhatikan kebutuhan keinginan konsumen
di pasaran.
Produk dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu produk inti, produk aktual, dan produk
tambahan.
a) Produk inti merupakan produk paling dasar yang terdiri atas jasa untuk memecahkan masalah
atau manfaat inti yang dicari konsumen ketika mereka akan membeli suatu produk. Oleh karena
itu, ketika merancang produk, pemasar harus menetapkan inti manfaat yang diberikan produk
bagi konsumen.
b) Produk aktual merupakan produk yang berada disekitar produk inti. Produk aktual, di antaranya
memiliki lima karakteristik, yaitu tingkat mutu, sifat, desain, nama merek, dan kemasan.
c) Produk tambahan merupakan tambahan jasa dan manfaat bagi konsumen yang diberikan di
sekitar produk produk inti dan produk aktual.
2) Harga (Price)
Harga adalah kompensasi yang harus dilakukan untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa.
Dalam menetapkan harga produk, produsen harus memperhitungkan biaya produksi sehingga
tidak terlalu tinggi atau rendah yang akan memengaruhi konsumen dan produsen sendiri dalam
mendapatkan keuntungan.
Ada empat kebijakan harga yang biasa dipakai perusahaan, yaitu price discount, promotional
discounts, nem product pricing, dan geographic pricing.
a) Price discount (potongan harga) ini dapat dilakukan berdasarkan jumlah pembelian, musim,
tujuan tertentu perusahaan, atau sistem pembayaran yang ditetapkan perusahaan. Misalnya, toko
buku akan memberikan discount sesuai banyaknya pembelian. Semakin banyak pembelian,
potongan yang diberikan akan semakin besar. Contoh discount menurut musim biasanya
dilakukan oleh toko pakaian. Untuk menghabiskan persediaan pakaian musim dingin, toko
memberikan discount kepada konsumen.
b) Promotional discounts dilakukan melalui dua cara, yaitu markdown discount dan loss leaders.
Markdown discount, yaitu discount yang dilakukan agar konsumen berani membeli barang yang
sebenarnya tidak diperlukan. Misalnya, toko pakaian mengadakan markdowndiscount untuk
menghabiskan persediaan barang lama cepat habis dan akan diganti dengan barang baru.
Adapun loss leaders dilakukan dengan menjual barang di bawah harga pokoknya. Loss leaders
dilakukan untuk merangsang konsumen mau membeli barang lain selain barang yang dijual
murah tersebut.
c) Nem product pricing atau penetapan harga barang baru dilakukan melalui dua cara, yaitu price
skimming dan penetration pricing. Price skimming, yaitu kebijakan harga yang dilakukan
dengan menetapkan harga setinggi mungkin karena barang saingan belum ada. Adapun
penetration pricing merupakan kebalikan dari price skimming, yaitu kebijakan penetapan harga
serendah mungkin karena barang saingan sudah banyak di pasar.
d) Geographic pricing, yaitu kebijakan penetapan harga dengan mempertimbangkan ongkos
pengiriman. Setelah penjualan terjadi harus ditentukan siapa yang akan menanggung ongkos
pengiriman, pembeli atau penjual.
3) Saluran Distribusi (Place)
Saluran distribusi, yaitu perantara perdagangan (intermediaries) yang melakukan kegiatan
menyalurkan produk dari produsen kepada konsumen, mulai dari distributor, pedagang besar,
sampai pengecer. Peranan saluran distribusi ini penting karena pada umumnya tidak semua
barang dapat dikonsumsi secara langsung oleh pemakai. Saluran distribusi dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
a) Distribusi yang dilakukan langsung dari produsen ke konsumen, misalnya dilakukan untuk
produk pertanian.
b) Distribusi yang dilakukan dari produsen melalui distributor, kemudian ke konsumen, misalnya
distribusi produk makanan.
c) Distribusi yang dilakukan dari produsen ke distributor, agen, kemudian konsumen, misalnya
distribusi gas elpiji.
d) Distribusi yang dilakukan dari produsen ke distributor, agen, pengecer, dan konsumen, misalnya
distribusi produk minyak tanah, beras, dan barang sembako lainnya.
4) Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan secara aktif untuk mendorong
konsumen membeli produkyang ditawarkan. Selain itu, promosi berfungsi memengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli suatu produk tertentu. Promosi dapat dilakukan teknik-
teknik berikut.
a) Personalselling, yaitu teknik promosi yang dilakukan oleh pramuniaga/salesman yang bertugas
menghubungi relasi perusahaan.
b) Advertising, yaitu teknik promosi yang dilakukan melalui pemasangan iklan, baik di media cetak
maupun media elektronik. Selainitu, teknik ini dapat juga dilakukan dengan teknik reklame
seperti pemasangan spanduk atau papan reklame di pinggir jalan.
c) Publicity, yaitu teknik promosi berupa pemuatan berita di media massa. Berita yang dimuat, di
antaranya berupa berita tentang kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan atau
tentang mutu produk yang dihasilkan perusahaan.
d) Sales promotion, yaitu teknik promosi yang dilakukan dengan mengadakan penjualan obral,
pemberian potongan secara besar-besaran, dan undian hadiah dengan cara mengumpulkan dan
mengirimkan merek dagang, bungkus produk, atau kupon-kupon hadiah yang dicetak
perusahaan. Teknik promosi ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.
Karyawan yang dimiliki perusahaan harus dilatih dan di tingkatkan keterampilannya dengan
tujuan:
1) pekerjaan dapat dilakukan lebih baik, lebih tepat, dan lebih efisien;
2) mengurangi terjadinya kecelakaan kerja;
3) tanggung jawab dan disiplin semakin meningkat;
4) profesionalisasi dalam jabatan semakin mantap.
Selain pelatihan, karyawan juga harus diberi motivasi untuk meningkatkan semangat kerjanya.
Cara yang dilakukan untuk memotivasi, di antaranya:
1) memberikan imbalan yang memadai;
2) memberikan santapan rohani secara periodik atau rutin;
3) menciptakan suasana informal, suasana santai, rekreasi, dan malam bersama keluarga;
4) memberikan perhatian secara individual kepada karyawan;
5) menggunakan "manajemen tepuk", yaitu dilakukan dengan mendekati dan menepuk bahu
karyawan serta menghargai mereka sebagai sahabat;
6) memberikan kesempatan untuk maju dan merencanakan masa depannya;
7) meningkatkan loyalitas karyawan;
8) meminta pendapat dan saran-saran karyawan dalam hal-hal tertentu.
KESIMPULAN
Untuk ‘membuat sesuatu terjadi’, kita harus merencanakan bagaimana mencapai sasaran
yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja serta melakukan tindakan
koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi persaingan’ mencerminkan pentingnya
adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing di tengah pasar global yang terus berkembang
seperti saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir orang, proyek, dan
proses’ maka perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu
terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, merayakan
keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat memperhatikan keinginan dan
aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin yang menyenangkan hati karyawan. Pada
akhirnya karyawan termotivasi dan membuat suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti
kesetiaan dan dukungannya.
DAFTAR PUSTAKA