Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

MANAJERIAL DAN
STUKTUR
ORGANISASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disus

06
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Amya
Bianis

Abstract Kompetensi
Mata Kuliah ini membahas tentang pengertian manajemen, dan Mahasiswa diharapkan m
tingkatan – tingkatan manajemen , serta keahlian – keahlian mampu menjelaskan hal
yang harus dimiliki oleh masing – masing tingkatan manajemen. manjemen yang akan dit
perusahaan . Kemampua
akan memudahkan fung
dengan baik dan memud
tingkatan dan keahlian y
perusahaan/ organisasi..

Skenario Perkuliahan :
 Naskah / Buku Referensi :
1. Griffin, Ricky W. and Ebert, Ronald J. 2006.Business. Pearson Education
Inc, New Jersey.
2. Boone & Kurtz Pengatar bisnis Kontemporer. Penerbit Salemba Empat
Edisi 11 . 2007.
3. Jeff Madura .Pengatar Bisnis. Penerbit Salemba Empat. 2007.
4. Kustoro Budiarta. Pengantar Bisnis Penerbit Mitra Wacan media. 2009.

 Tujuan Mata Kuliah :


Mata Kuliah ini memberikan pemahaman kepada Mahasiswa agar
memiliki wawasan yang luas dan mampu menjelaskan dan
mengidentifikasi bisnis . Pengetahuan tentangbisnisdan lingkungan bisnis
inii diharapkan dapat digunakan dalam menjalankan bisnisnya dan pelaku
bisnis akan mempermudah untuk menjalankan bisnisnya dengan
mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan bisnis.

 Bahan kajian :

1. Pengertian manajemen.
2. Fungsi-fungsi manajemen.
3. Jenis – jenis manajemen.
4. Keterampilan manajemen.
5. Evolusi /Perkembangan Teori Manajemen

DESKRIPSI – MATA KULIAH

2
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis dalam
menjalankan bisnisnya , dimana berhubungan dengan hal – hal sebagai
berikut:Pertama, Mengerti tentang manjemenbisnis yang akan dijalankan dalam
organisasi/ perusahaan, dan bagaimana menjalankannya sesuai dengan tingkatan
manajemen dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan kehlian yang yang
harus dimiliki oleh masing – masing tingkatan oraganisasi/perusahaan, serat
bagaimana fungsi manajemen tersebut dapat diterapkan dalam organisasi. Kedua,
Mengelola bisnis harus memperhatikan hal – hal yang berhubungan dengan
keterampilan tingkatan manajemen, dengan menerapkan manajemen yang baik
dalam menjalankan perusahaan/ organisasi , maka tujuan organisasi akan tercapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

PENDAHULUAN

MANAJEMEN

Pengertian Manajemen
Istilah atau kata “manajemen” seringkali didengar dan disebut-sebut baik
dalam suatu organisasi perusahaan maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika
kita membuka kamus Bahasa Inggris kata “manajemen” (management) berarti
mengelola atau mengatur. Apa yang dikelola dan bagaimana mengaturnya, dapat
dilihat dari beberapa pengertian manajemen di bawah ini:

 Chuck Williams (2001): Manajemen adalah menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan
semua pekerjaan sendiri. Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki
kemampuan-kemampuan teknis di lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya

3
(walaupun bukan berarti seorang manajer tidak memiliki kemampuan
teknis).

 Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1995): Manajemen


merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang
lain. Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan
meliputi sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-
mesin, dan cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan
efektif.

Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan


usaha, biaya, atau pemborosan yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan
untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah
penyelesaian tugas-tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi atau dapat
juga dikatakan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau melakukan pekerjaan yang benar.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak
manajer gagal memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu
efisiensi. Sebagai contoh Kantor Pos Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman
yang hilang dari Jakarta ke Surabaya melakukan 5 panggilan telpon dari divisi
yang terpisah ke kantor pos Surabaya. Hal ini jelas kurang efisien. Jalan keluar
yang lebih baik adalah divisi pengiriman paket menelpon langsung siapa kurir
yang bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya.
Akan tetapi efisiensi saja tidaklah cukup untuk memastikan keberhasilan
suatu perusahaan. Oleh karena itu, selain peduli dengan efisiensi, para manajer
juga harus berusaha untuk mencapai hasil yang efektif. Selama bertahun-tahun
perusahaan Chrysler Motor mengalami penurunan penjualan, pangsa pasar dan
keuntungannya, walaupun mobil-mobil yang dibuatnya sudah sangat efeisien.

4
Kemudian perusahaan tersebut melaukan inovasi baru dengan memproduksi mobil
rancangan pemenang lomba yang telah dirancang ulang, sehingga menarik minat
pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali pangsa pasar dan
keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha untuk
efektivitas, yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang dapat menolong pencapaian
sasaran organisasi.

Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen klasik secara tradisional meliputi: merencanakan


(planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling).

 Merencanakan (planning) adalah menentukan sasaran organisasi


dan sarana untuk mencpainya

 Mengorganisasikan (organizing) adalah menetapkan dimana


keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan,
serta siapa yang akan bekerja untuk siapa

 Memimpin (leading) adalah memberi inspirasi dan motivasi kepada


karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.

 Mengendalikan (controlling) adalah mengawasi kemajuan


pencapaian sasaran dan mengambil tindakan koreksi bilamana dibutuhkan.

Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi


manajemen ini dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin
banyak waktu yang digunakan oleh seorang manajer untuk merencana, semakin
besar keuntungan yang diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi perencanaan
memegang peranan penting dalam keseluruhan fungsi manajemen.

Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-


fungsi manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara manajemen

5
“lama” dan manajemen “baru”. Manajer gaya lama menganggap diri mereka
sebagai boss, sedangkan manajer gaya baru menganggap diri mereka sebagai
sponsor, pemimpin kelompok atau konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya
adalah manajer gaya lama mengambil keputusannya sendiri, dan manajer gaya
baru mendengarkan masukan dari orang lain dalam pengambilan keputusan.
Akibatnya manajer gaya lama bekerja lebih lama sedangkan manajer gaya baru
bekerja lebih mengutamakan hasil.

Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi


manajemen klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan antara
manajemen gaya baru dan gaya lama adalah sebagai berikut:

 Membuat sesuatu terjadi (making things happen)

 Menghadapi persaingan (meeting the competition)

 Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people,


project, & process)

 Memimpin (leading)

Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi


dibangun di atasnya. Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan gabungan dari
fungsi merencanakan (planning) dan mengendalikan (controlling). Untuk
‘membuat sesuatu terjadi’, kita harus merencanakan bagaimana mencapai sasaran
yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja serta
melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi
persaingan’ mencerminkan pentingnya adaptasi dan pembaharuan agar tetap
bersaing di tengah pasar global yang terus berkembang seperti saat ini. Ketiga,
tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir orang, proyek, dan proses’ maka
perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu
terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya,
merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat

6
memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya
memimpin yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan
termotivasi dan membuat suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan
dan dukungannya.

Jenis-jenis Manajemen

Empat jenis manajer dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda, antara
lain:

1. Manajer Puncak (Top Manager)

Manajer puncak memegang jabatan seperti pemimpin eksekutif (CEO) dan


pemimpin operasi (COO)dan bertanggung jawab terhadap segenap
pengarahan dalam organisasi. Mereka bertanggung jawab menciptakan
kondisi penting untuk perubahan juga termasuk membentuk visi dan misi
jangka panjang untuk perusahaan. Manaje puncak juga wajib membantu
karyawan membangun rasa tanggung jawab terhadap perusahaan. Selain
itu, manajer puncak juga bertanggung jawab menciptakan budaya
organisasi yang positif melalui bahasa dan tindakan, serta memperhatikan
lingkungan usaha mereka.

2. Manajer Menengah (Middle Manager)

Manajer menengah memegang jabatan seperti manajer pabrik, manajer


divisi, dan manajer wilayah dan bertanggung jawab untuk menetapkan
tujuan yang sejalan dengan rencana dan sasaran dari Top Manager, serta
menetapkan strategi-strategi yang digunakan untuk mencapai sasaran.
Mereka juga bertanggung jawab mengkoordinasi dan menghubungkan
semua departemen dan divisi di perusahaan. Manajer menengah
mengawasi dan mengelola kinerja dari sub-unit dan para manajer lini

7
pertama. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab menerapkan
perubahan atau strategi yang diciptakan Top Manager.

3. Manajer Lini Pertama (Lower Manager)

Manajer lini pertama memegang jabatan seperti manajer kantor, penyelia


jaga (shift supervisor), dan manajer departemen. Mereka mengelola kinerja
dari karyawan tingkat dasar. Manajer lini juga membuat jadwal rinci dan
rencana operasi berdasarkan perencanaan jangka menengah dari
manajemen tingkat menengah. Mereka juga melatih dan mengawasi kinerja
dari karyawan non manajerial serta bertanggung jawab langsung atas
produksi barang atau jasa.

4. Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru


yang dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang
mandiri. Pemimpin kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan
membantu aktivitas kelompok ke arah pencapaian sasaran. Pemimpin
kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola hubungan luar dan
hubungan dalam kelompok.

Keterampilan Manajemen

Dari tingkatan manajemen yang dibahas di atas, maka masing-masing


tingkatan manajerial tersebut harus mempunyai bekal keterampilan yang
diperlukan dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam porsi yang berbeda.
Dalam hal ini manajer harus memiliki tiga keterampilan sebagai berikut:

8
1. Keterampilan Konsepsional (Conceptual Skills)

Top manager harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, idea,


gagasan, dan saran untuk kemajuan organisasi. Kemudian gagasan tersebut
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan yang konkret. Proses penjabaran
ide menjadi rencana rencana kerja disebut sebagai proses perencanaan.
Keterampilan konsepsional ini sangat diperlukan bagi manajer pada
tingkat-tingkat yang tinggi. Semakin tinggi tingkatan manajerial seseorang,
maka semakin diperlukannya keterampilan ini.

2. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skills)

Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan


berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan
yang seringkali diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer
yang baru naik jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini
sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik dengan atasan langsung
maupun dengan bawahan. Dengan komunikasi yang persuasive akan
membuat bawahan merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik dan
bersikap lebih terbuka kepada atasannya. Keterampilan berkomunikasi ini
diperlukan baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.

3. Keterampilan Teknis (Technical Skills)

Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu misalnya memperbaiki mesin,
membuat kursi, membuat jadwal kerja dan keterampilan teknis lainnya.

Perkembangan Teori Manajemen


Perkembangan teori manajemen terbagi menjadi tiga aliran pemikiran yaitu:
1. Aliran Klasik (Manajemen Ilmiah dan Teori Organisasi Klasik)

9
2. Aliran Hubungan Manusia
3. Aliran Manajemen Modern

Perkembangan awal Teori Manajemen

Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah,


yaitu Robert Owen dan Charles Babbage. Pada permulaan tahun 1800-an Robert
Owen, seorang manajer pabrik pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia,
menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-
perbaikan dalam kondisi kerja dan mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang
memungkinkan dalam peningkatan produktivitas. Charles Babbage, seorang
professor matematika dari Inggris, adalah penganjur pertama prinsip pembagian
kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan
yang sesuai dengan setiap operasi pabrik.

Manajemen Ilmiah

Aliran manajemen klasik ditandai dengan kontribusi-kontribusi dari


Frederick Winslow Taylor, Frank and Lillian Gilberth, Henry L. Gantt, dan
Harrington Emerson. Di sini hanya akan dibahas manajemen ilmiah oleh F.W.
Taylor.

Manajemen Ilmiah timbul sebagian karena adanya kebutuhan untuk


menaikkan produktivitas. Untuk menaikkan produktivitas dicarilah cara-cara untuk
menaikkan efisiensi pekerjaan. F.W. Taylor mengembangkan manajemen ilmiah ini
sekitar tahun 1900-an. Taylor disebut juga sebagai ‘bapak manajemen ilmiah’
karena karyanya tersebut. Manajemen ilmiah merupakan penerapan metoda ilmiah
pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi; atau juga
merupakan seperangkat mekanisme ‘a bag of tricks’ untuk meningkatkan efisiensi
kerja organisasi. Taylor mengembangkan sejumlah teknik-teknik untuk mencapai
efisiensi, empat prinsip dasar tersebut adalah:
1. Pengembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan

10
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja

Untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar tersebut, Taylor mengembangkan


teknik-teknik seperti studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah
per-potong, diferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi, dan standarisasi
pekerjaan dan peralatan. Manfaat yang didapat dari pengembangan teknik-teknik
manajemen ilmiah ini tampak pada perkembangan teknik-teknik riset operasi,
simulasi, otomatisasi dan sebagainya dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen.

Teori Organisasi Klasik

Henry Fayol (1841 – 1925), seorang industrialis Perancis, mengemukakan


teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-
organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration
Industrielle et Generale. Dalam teorinya Fayol membagi manajemen menjadi lima
unsur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan.

Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan; teknik,


komesial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial. Henry Fayol juga
membagi prinsip manajemen menjadi empat belas prinsip antara lain; pembagian
kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan,
mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, rantai wewenang,
order, keadilan, stabilitas staf organisasi, inisiatif, dan semangat korps.

Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran ini muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan


pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan

11
frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional.
Sehingga pembahasan ‘sisi perilaku manusia’ dalam organisasi menjadi penting.

Salah satu tokoh dalam aliran neoklasik ini adalah Elton Mayo (1880 –
1949). ‘Hubungan manusia’ sering digunakan sebagai istilah umum untuk
menggambarkan cara dimana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Untuk
menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa
karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan
psikologi apa yang memotivasi mereka.

Elton Mayo dan asistennya melakukan suatu studi tentang perilaku


manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne
milik perusahaan Westrn Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mayo menemukan
bahwa perhatian khusus (seperti perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi
yang dilakukan manajemen puncak) sangat mempengaruhi usaha-usaha mereka.
Phenomena ini dikenal sebagai Howthorne effect. Penemuan lainnya adalah bahwa
kelompok keja informal – lingkungan sosial karyawan – juga mempunyai
pengaruh besar pada produktivitas.

Aliran Manajemen Modern

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.


Pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal
sebagai perilaku organisasi, dan yang kedua dibangun atas dasar manajemen
ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif. Perkembangan aliran perilaku organisasi
ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan
sistem sosial. Tokohnya adalah Abraham Maslow, Douglas McGregor, Frederick
Herzberg, dan lainnya.

Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi


(operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang
didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II.

12
Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan
komunikasi, dan sebagainya teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting
sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi
tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.

REFERENCES:
1. Griffin, Ricky W. and Ebert, Ronald J. 2006.Business. Pearson
Education Inc, New Jersey.
2. Madura, Jeff. 2007. Introduction to Business.South-Western
College Publishing, USA.
3. Stoner, James. 2003. Management. Prentice Hall Inc., New
Jersey.
4. Sumarni, Murti dan John Soeprihanto.1995. Pengantar Bisnis.
5. Williams, Chuck. 2001. Management. Thomson Learning.

13

Anda mungkin juga menyukai