Anda di halaman 1dari 4

Diskusi.

Menurut saudara bagimana angkah-langkah pengujian hipotesis ? Jawab :

Hipotesis : Kesimpulan sementara atau dugaan logis tentang keadaan populasi yang perlu dibuktikan
dengan data empiris. Hipotesis menyatakan parameter populasi dari suatu variabel yang terdapat
dalam populasi & dihitung berdasarkan statistik sampel. Karena merupakan dugaan sementara, maka
hipotesis mungkin benar tetapi mungkin juga salah. Tujuan pengujian hipotesis adalah ingin
mendapatkan kesimpulan mengenai suatu populasi berdasarkan sampel yang dimiliki.
Uji hipotesis secara langsung dapat dilakukan bila sudah dihitung nilai dugaan rentangnya, dengan
berpedoman bahwa nilai dugaan rentang adalah himpunan hipotesis yang dapat dilakukan. Untuk
menyusun hipotesis letakkan hipotesis nol terlebih dahulu dengan mengingat para ahli hukum di
pengadilan dalam melaksanakan tugasnya.
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis :
1. Menetapkan Hipotesi Nol (Ho) & Hipotesis Alternatif (Ha) :

 Hipotesis nol (Ho)


Adalah hipotesis yang diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi & ukuran
sampel, yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki
perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
Contoh : Ho : gaji
Gaji karyawan pria (Gp) sama dengan gaji karyawan wanita (Gw). Ho : Gp = Gw.
 Hiptesis alternatif (Ha)
Diartikan sebagai adanya perbedaan antara ukuran populasi dengan ukuran sampel, yang di rumuskan
sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul tiga
keadaan berikut :
•H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang dihipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.

•H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kiri.

•H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan &
kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :
Ho : 0 = 0o
H1 : 0 > 0o
H1 : 0 < 0o
H1 : 0 # 0o.
Contoh : Ha: Gaji
Gaji karyawan pria tidak sama dengan kaji karyawan wanita.
Ha: Gp #Gw uji dua si si (two-si ded tes).

2. Pilih Tingkat Signifikansi


Tingkat signifikansi, adalah probabilitas penolakan hipotesis nol ketika hipotesis tersebut benar.
Tingkat signifikansi ditandai dengan huruf Yunani alpha (a).
Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak. Demikian pula
sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak.
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai
parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu : 1% (0,01),
5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan sebagai α0,01,α0,05, α0,1.
Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut
sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi yang di
gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t & distribusi X². Nilai itu sudah di
sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai kritis.
Kemungkinan yang dapat terjadi waktu melakukan uji hipotesis adalah :
- Kenyataan/Hipotesis Nol :
Ho benar. Ho salah.
- Ho diterima :
Keputusan yang benar.
Kesalahan Tipe II.
- Ho ditolak :
Kesalahan Tipe I.
Keputusan yang benar.
Kesalahan tipe I adalah penolakan hipotesis nol, ketika hipotesis itu benar.
Kesalahan tipe II adalah penerimaan hipotesis nol, ketika hipotesis tersebut salah.
3. Pilih Statistik Pengujian Yang Sesuai
Pilih Statistik Pengujian
Yaitu sebuah nilai yang ditentukan dari informasi sampel yang digunakan untuk mengetahui apakah
kita akan menolak atau tidak menolak hipotesa nol.
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol
(Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya,
sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah
pengujian.
 Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai
positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
 Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai
positif atau negatif dari α tabel.
Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. Dalam Pengujian rata-rata (u) apabila (o) diketahui,
statistik pengujian z dihitung Z = X-u/o/√nd.

4. Rumusan Sebuah Aturan Keputusan


Adalah sebuah pernyataan kondisi spesifik di mana kondisi tersebut hipotesi nol ditolak & kondisi-
kondisi di mana dalam kondisi tersebut hipotesis nol tidak ditolak. Titik kritis, yaitu titik pemisah
antara daerah di mana hipotesis nol ditolak & daerah di mana hipotesis tersebut tidak ditolak. Uji
statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian
hipotesis.
Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara
random dari sebuah populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama
di hitung adalah statistik sampel (S).

5. Membuat Keputusan Mengenai Hipotesis Nol


Berdasarkan informasi sampel dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai
dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji
statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
 Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
 Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Untuk menguji hipotesis secara klasik diperlukan beberapa langkah :
Kesulitan yang sering dihadapi adalah menyusun hipotesis alternatifnya. Kesulitan tersebut
diungkapkan dalam pertanyaan mengapa Ha = πa > ... atau πb < ... Hal lain juga sering menjadi
masalah adalah menyatukan jenis ujinya, apakah beda dua rata-rata (proporsi) dari dua sampel
(cuplikan) atau perbedaan suatu populasi, dinyatakan dengan πo atau πo, dengan populasi yang lain,
yang dinyatakan dengan πa atau πa.
Yang sering menjadi problem adalah menentukan distribusi yang sesuai dengan masalahnya
(distribusi t atau z yang akan dipakai).
Tahap-tahap selanjutnya bersifat mekanis, yaitu membandingkan dua angka mana yang lebih besar,
bila z obs > Z kritis, maka Ho ditolak.
Hal yang sering dilupakan dalam menguji hipotesis, & merupakan hal yang pokok yaitu mencari
jawab atas pertanyaan apakah "sampel" kita berasal dari distribusi yang dinyatakan oleh H0, atau
berasal dari distribusi yang dinyatakan oleh Ha. Lebih tepat lagi mencari berapa besar probabilitas
sampel kita berasal dari distribusi H0.
Kelemahan Uji hipotesis klasik yaitu ketergantungan pada besarnya sampel & penentuan a yang
bersifat mekanis.

Sumber : ESPA4123/Modul 7 Hal 7.2-7.15 & 7.19-7.35

Anda mungkin juga menyukai