Anda di halaman 1dari 15

Pengujian Hipotesis

Gde Palguna Reganata, M.Si.


PENGERTIAN HIPOTESIS

 Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis.


 Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau
pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
 Jadi, hipótesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
 Hipótesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya.
JENIS-JENIS HIPOTESIS
1. Berdasarkan Jenis Parameternya 3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 (chi-square)
c. Pengujian hipotesis tentang varians d. Pengujian hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)

2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya


4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
a. Pengujian sampel besar (n > 30) a. Pengujian hipótesis dua pihak (two tail test)

b. Pengujian sampel kecil (n <= 30) b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan.
KESALAHAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KONDISI SEBENARNYA
Ho benar Ho salah

Taraf kepercayaan Error Tipe II


Menerima Ho
(1-α) (Β)

Error tipe I
Power /Daya uji
Menolak Ho (α)
(1 – β)

Bentuk Hipotesis:
Ho: tidak terdapat perbedaan antara nilai pada model A dan model B
Ha: terdapat perbedaan antara nilai pada model A dan model B
KESALAHAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
 Pengambilan keputusan akan memunculkan dua jenis
kesalahan yaitu:
 Salah jenis I (Error type I) : kesalahan akibat menolak H0
padahal H0 benar
 Salah jenis II (Error type II) : kesalahan akibat menerima H0
padahal H1 benar

 Besarnya peluang kesalahan dapat ini dapat dihitung


sebagai berikut:
 P(salah jenis I) = P(tolak H0 | H0 benar) = 

 P(salah jenis II) = P(terima H0 | H1 benar) = 


BENTUK HIPOTESIS
Misalkan yang akan diuji adalah suatu parameter θ (dalam penggunaannya θ ini bisa berupa rata-rata µ,
proporsi π, simpangan baku σ dan sebagainya), maka akan ditemukan adanya pasangan Ho dan Ha
sebagai berikut:

•Hipotesis mengandung pengertian Sama, maka pasangan H0 dan Ha nya adalah:

1) Ho : θ = θo 2) Ho: θ = θo 3) Ho: θ = θo 4) Ho: θ = θo


Ha : θ = θ1 Ha: θ ≠ θ1 Ha: θ  θo Ha: θ < θo

•Hipotesis mengandung pengertian Maksimum, maka H0 dan Ha nya akan berbentuk:


H0 : θ ≤ θo  Ha : θ  θo

•Hipotesis mengandung pengertian Minimum, maka perumusan Ho dan Ha nya berbentuk:


H0 : θ ≥ θo  Ha : θ < θo
SYARAT-SYARAT UJI HIPOTESIS
 Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah berasal dari
pengamatan secara acak.
 Varian populasi diketahui.
 Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau ukuran
(banyaknya) sampel cukup besar (biasanya ukuran sampel cukup
besar yang sering digunakan adalah lebih dari 30).
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
HIPOTESIS
1. Menentukan Formulasi Hipotesis

Formulasi atau perumusan hipótesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut :

a. Hipótesis nol atau hipótesis nihil

Hipótesis nol, disimbolkan Ho adalah hipótesis yang dirumuskan sebagai


suatu pernyataan yang akan diuji.
b. Hipótesis alternatif atau hipótesis tandingan

Hipótesis alternatif disimbolkan Ha atau H1 adalah hipótesis yang


dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipótesis nol.
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
HIPOTESIS (lanjutan)
2. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)

Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya.

Taraf nyata dilambangkan dengan a (alpha)

Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar.

Besarnya nilai a bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang


dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya
kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of
test) atau daerah penolakan (region of rejection).
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
HIPOTESIS (lanjutan)
3. Menentukan Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima


atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai a tabel
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya.

a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih
besar daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai
kritis (alternative: gunakan p-value dimana p-value<0.05)

b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai
positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis (alternative:
gunakan p-value dimana p-value>0.05)
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
HIPOTESIS (lanjutan)
4. Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian
hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang diambil
secara random dari sebuah populasi.

5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (Ho), sesuai dengan kriteria pengujiannya.
Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji staistik
dengan nilai a tabel atau nial kritis.
RUMUS UJI HIPOTESIS
SELAMAT BELAJAR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai