air. Airnya sangat jernih dan segar. Di tempat ini juga tumbuh sebuah pohon beringin. Ukurannya sangat besar. Akarnya menjuntai dan daunnya lebat. Tajuknya menaungi area di bawahnya. Udaranya terasa sejuk jika berada di bawahnya. Mata air ini tidak pernah kering. Banyak orang datang mengambil air disana. Air itu digunakan untuk berbagai keperluan. Banyak orang membersihkan diri disana. Lingkungannya asri dan membuat orang betah berlama-lama di sana. Tersebutlah seorang anak bernama Gya. Gya adalah murid SD kelas satu. Dia tinggal dekat dengan beji tersebut. Hampir setiap hari gya dan teman-temannya bermain disana. Ada yang bermain dengkleng dan ada yang bermain sepeda. Ada juga yang bermain tumpuk batu. Yang perempuan ada yang bermain masak-masakan. Suatu hari, gya dan teman-temannya sedang bermain disana. Tiba-tiba melintas seekor ular kecil di depan mereka. Seluruh anak berteriak dan lari menjauhi ular tersebut. Seorang anak bernama komang, paling pemberani di antara teman- temannya. Dia sekonyong-konyong mengambil sebatang kayu yang ada di dekatnya. Dia bermaksud untuk memukul ular tersebut. Sebelum ular tersebut dipukul, dari kejauhan Gya berteriak. “Jangan mang!! Ularnya jangan dipukul, biarkan dia pergi!. “Kenapa?” tanya komang, seketika berhenti mengayunkan kayunya. “Ayo kita ke sini dulu, biarkan dulu dia pergi!”. Seketika seluruh teman-temannya mengelilinginya. Gya lalu menggambar seekor tikus di tanah. Lalu dia bertanya pada teman-temannya. “Apa ini teman-teman?” Serentak temannya menjawab “Tikus!!!!”. “Betul apa yang terjadi jika tikus ini jumlahnya semakin banyak?”. Seorang temannya Bernama Ogek menjawab, “Wah, saya sempat membaca, kl dia makin banyak, maka dia bisa menjadi hama padi di sawah”. Temannya yang lain Bernama Juna menimpali “Kemarin bapakku sempat ke bengkel. Mobilnya tidak bisa jalan. Ternyata setelah dicek kabelnya putus digigit tikus”, Temannya yang lain Bernama laksmi juga menjawab “ iya juga y, ak jg sempat diberitahukan oleh Ibuku, katanya tikus juga bisa membawa penyakit”. Temannya yang Bernama sekar yang dari tadi mendengar diskusi, berkata”wah banyak juga ya kerugiannya”. Gyapun lalu berkata, “Betul semua yang teman2 katakan, kalau jumlah tikus sangat banyak maka akan sangat sulit untuk mengendalikannya. Nah sekarang pertanyaannya, siapa musuh alami tikus?” Ada yang menjawab, kucing, ular, musang, dll. Nah sekarang teman2 sudah tau kan bahwa salah satu musuh alami tikus adalah ular. Inilah yang disebut rantai makanan. Semua harus proporsional dalam alam ini. Serangga dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan musang/elang, dan elang mati akan diurai oleh bakteri pembusuk. Satu komponen jumlahnya melebihi wajar, akan mebuat rantai makanan terganggu. Sungguh keseimbangan yang stabil bukan?” Yang lainpun manggut-manggut tanda setuju apa yang gya katakan. Seketika hari sudah sore, dan mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Beringin (konsep fotosintesis) Juna sebagai teman Gya, sama-sama duduk di kelas satu namun berbeda sekolah. Ia adalah murid yang cerdas. Teman-temannya di sekolah sering bertanya padanya jika menemui kesulitan. Suatu hari ia bersandar di bawah pohon beringin yang tumbuh berdekatan dengan beji tersebut. Saat itu pukul 4 sore, dia menunggu kedatangan teman-temannya untuk bermain. Angin yang berhembus pelan terasa menyejukkan. Berkali-kali Juna menarik nafas untuk merasakan kesegaran udara di sekelilingnya. Hampir 15 menit dia menunggu, tak terasa dia tertidur. Kondisi pohon yang rindang disertai angin semilir membuat juna tak kuasa menahan kantuk. Bermimpilah ia dalam tidurnya. Dalam mimpinya dia bertemu dengan sepasang kakek nenek. Keduanya terlihat melakukan sesuatu. Dia mendekat untuk melihat apa yang sedang dikerjakan mereka. Tampak olehnya si kakek memegang kendi berisi air. Si nenek mengumpulkan dedaunan kering. Bertanyalah juna pada si kakek, “kek, apa yang kakek lakukan dengan kendi itu? Kakek menjawab “cucuku, ak sedang menyiram tanaman” Tanaman ap aitu kek? Tanya juna, Inilah tanaman yang kau fungsikan untuk berteduh setiap hari Bersama teman2mu”. Wah, ternyata beringin yang besar ini, kakek yang merawatnya ya? Tanya juna. Betul cucuku, aku sangat menyayangi pohon ini. Kakek menyiram pohon ini sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam. Itulah waktu menyiram paling baik. Kakek akan sedih jika ada orang yang merusak pohon ini. Pohon ini sudah seperti anak kakek sendiri” Begitu pengakuan kakek tersebut. Juna lalu bertanya pada nenek. Nek, apa yang nenek lakukan? Nenek mengumpulkan daun kering cucuku. Untuk apa nenek mengumpulkan daun kering? Daun itu kan sudah tidak berguna nek? Jangan salah cucuku, daun kering ini nenek kumpulkan untuk pohon ini. Wah untuk pohon ini? Dia piker pohon ini makan daun kering itu. Seakan mengerti, nenek tersebut menjelaskan pada juna. Cucuku, daun kering ini sangat berguna. Kumpulkan daun kering ini, timbun dalam lubang. Atau taruhlah dalam kampil, timbun dengan tanah. Lama-lama daun ini akan terurai. Tanah yang tercampur daun ini akan menjadi kompos. Inilah makanan bagi pohon ini cucuku. Tanah ini sangat bergizi bagi pohon ini. Berkat dialah pohon ini sebesar ini. Juna mengangguk-angguk sambil berpikir. Alangkah telatennya mereka merawat pohon ini. Mirip orang tuaku yang telaten merawatku. Wajarlah pohon ini menjadi besar dan kuat seperti ini. Tiba-tiba pohon itu bersuara. Juna terkejut mendengarnya. Hai juna, akulah pohon yang menjadi naungan mu dan teman2mu. Jagalah aku seperti mereka menjagaku. Niscaya akupun akan selalu menjagamu melalui naunganku dan udara bersih yang ak keluarkan untuk kamu hirup. Sekarang bermainlah Kembali Bersama teman2mu. Seketika terbangunlah juna dan mngusap2 matanya seakan mimpi itu nyata. Dilihatnya teman2nya di sekelilingnya berusaha membangunkannya. Diapun tertawa, dan menceritakan pengalaman dalam mimpinya. Seluruh temannya mendengar dengan seksama dan penuh perhatian. Mata Air Hari minggu, Gya berkunjung ke rumah pamannya. Kebetulan pamannya tinggal dekat daerah beji tersebut. Sampai disana, dilihatnya paman sedang memperbaiki saluran air. Didekatilah pamannya sambal bertanya. Wah, Gya, ada apa kemari? Gya ingin melali kesini. Sambil melihat saluran tersebut, gya bertanya. Darimana sumber air itu paman? Oh, ini airnya bersumber dari bulak yang ada di utara. Gya sering bermain dekat sana kan? Betul paman, kami sering bermain2 dekat sana. Oya paman, d sebelah bulak ada dua patung naga apay a itu? Gya perhatian sekali y? Ayo kita ke bulak berjalan kaki. Sampai disana paman jelaskan. Kebetulan paman mau periksa saluran air disana. Ikutlah gya Bersama pamannya. Sesampainya disana, pamannya menunjuk. Ini yang gya maksudkan? Katanya sambal menunjuk ke patung naga tersebut. Betul paman. Baik gya, katanya sambal duduk. Ini adalah perwujudan penjaga bulak beji ini. Kenapa harus ada penjaganya paman. Gya tahu benda apa yang penting dalam kehidupan? Udara? Jawab gya, selain itu, mmm, air paman. Betul sekali gya, tanpa air, semua makhluk tidak bisa hidup. Maka ada pepatah, air adalah sumber kehidupan. Tubuh Gya apa yang Menyusun? Tulang, dkulit, dll, tp yang paling besar apa? Air. Bahkan otak hamper 80% adalah air. Jika tidak ada air, otak akan sulit bekerja. Selain itu, tubuh jika kekurangan air, juga menjadi lemas. Pernahkan gya merasa lemas saat berolahraga? Pernah paman, itu berarti tubuh telah kekurangan cairan. Ini juga terjadi pada hewan dan tumbuhan, jika mereka tidak mendapat air yang cukup, mereka akan kesulitan untuk tumbuh. Wah ternyata air besar manfaatnya untuk makhluk hidup y paman. Apalagi paman manfaat air? Sekarang perhatikan, air tidak hanya berdampak langsung bagi manusia. Secara tidak langsung, makanan padat yang gya makan, juga ditopang oleh air. Lihat di sawah sana, katanya sambal menunjuk sawah yang ada di sebelah barat beji. Dalam pertumbuhannya pasti memerlukan air bukan? Betul paman, Gya pernah membaca buku. Bahwa system pengairan di sawah Namanya irigasi, betul paman? Betul gya, dengan memanfaatkan sifat air, yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, itulah cara untuk mengatur system pengairannya. Wah kalua dipikir ternyata air punya banyak manfaat y paman. Betul Gya, maka jagalah air. Tidak ada air, tidak ada kehidupan. Bagaimana cara menjaganya paman. Ada banyak cara Gya, pertama, jangan buang sampah ke sungai atau sumber mata air. Jangan menggunakan pupuk kimia karena dapat mengancam kehidupan sungai. Gunakanlah pupuk organic yang ramah lingkungan. Jangan membangun di daerah sekitar aliran sungai atau mata air. Perbanyak menanam pohon sehingga air hujan dapat disaring menjadi air bersih oleh akar tanaman. Dengan melakukan hal-hal seperti itu, maka niscaya, air akan mampu terus ada dari generasi ke generasi. Wah terima kasih banyak atas penjelasan yang luar biasa paman. Tak terasa hari telah siang, dan Gya pun pamit untuk pulang. Sambil berjalan, dia pun tampak memikirkan sesuatu. Wah, pengalaman ini harus ak ceritakan ke teman2 besok!. Bermain Bersama Alam Keesokan harinya, Gya dan teman2nya seperti biasa bermain. Disana disampaikannya pengalamannya kemarin dengan pamannya. Teman-temannya memperhatikan cerita Gya. Seusai bercerita, sekar lalu mencetuskan ide menarik. ayo kita lomba Wah lomba ap ani Sepertinya menarik Kita mengumpulkan sampah di sekitar bulak, siapa yang paling banyak mengumpulkan sampah dalam 15 menit dia yang menang, Wah setuju!!! Semua temannya bersorak gembira. Dimulailah lomba itu dan setelah 15 menit si komang ternyata dapat mengumpulkan sampah paling banyak. Tiba-tiba lewat Bapak Gya disana. Iapun mendekat untuk melihat apa yang dilakukan anak-anak tersebut. Kalian sedang apa? Kami mengumpulkan sampah di sekitar sini pak. Wah bagus sekali! Banyak jg sampah yang terkumpul y, ada plastic, karet, besi. Nah dengan begin ikan bersih lingkungan tempat kalian bermain y. Nah disitu ada gelas plastic. Ayo kita buat air mancur mainan. Wah, menarik pak, ayo sama2 kita buat Diambilnya gelas plastic tersebut, lalu dilubanginya dengan paku yang ada tidak jauh dari situ. Pak gya membuat lubang sebanyak 3 secara vertical dengan jarak 3 cm per lubang Lalu diambilnya pipet plastic, ditancapkannya ke lubang tersebut. Nah ini air mancurnya sudah selesai. Sekarang pak gya aka nisi airnya y. Lalu diambilnya segayung air, dan dituangkanlah ke gelas plastic tersebut. Tampak oleh gya dan teman-temannya airnya mengucur dari masing-masing pipet. Dan yang menarik, air yang mengalir keluar tidak sama derasnya. Lalu sekar bertanya, kenapa bisa begini pak gya? Nah inilah yang disebut dengan tekanan. Semakin ke bawah tekanan air semakin keras, semakin mendekati permukaan, tekanan air semakin rendah. Wah benar juga y, kemarin ak sempat mandi di kolam, saat ak menekan bola ke dasar kolam, bolanya malah terdorong ke atas seperti ada yang menekan. Betul prinsip ini bermanfaat untuk digunakan dalam kehidupan sehari2, seperti pemasangan saluran air, dll Wah ternyata menyenangkan y .