Anda di halaman 1dari 15

Uji Hipotesis

1. Konsep dasar hipotesis


2. Hipotesis nol dan hipotesis
alternatif
3. Kekeliruan dalam pengujian
hipotesis (tipe alpha dan beta)
4. Langkah-langkah pengujian
hipotesis
5. Kriteria penolakan H0
6. Konsep uji hipotesis satu dan
dua pihak
 Hipotesis  Pernyataan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih (Kerlinger,
2014: 30)

 Asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal


yang harus dibuktikan kebenarannya
(Sudjana, 2005: 219)

 Hipotesis statistik Jika asumsi atau dugaan dikhususkan


mengenai nilai-nilai parameter populasi.

 Pengujian Hipotesis Langkah/prosedur untuk menentukan


apakah menerima atau menolak hipotesis.
Ada pengaruh yang Ada hubungan antara Metode diskusi lebih
positif antara motivasi karakter dan prestasi baik daripada metode
belajar terhadap hasil belajar siswa SMP ceramah.
belajar siswa. dalam mata pelajaran .
. Agama Islam.
.
Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.

Didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau


hasil penelitian yang relevan.

Dinyatakan dalam kalimat pernyataan (deklaratif).

Dirumuskan secara jelas dan padat.

Dapat diuji (testable).


Hipotesis

Hipotesis nol Hipotesis Alternatif


(H0) (Ha)
 Hipotesis yang menyatakan kenetralan
 Kebalikan dari H0
terhadap suatu keadaan
 Merupakan hipotesis tandingan untuk H0
 Sebuah hipotesis yang akan diuji
 Menyatakan adanya hubungan antara
 Menyatakan tidak adanya hubungan dua variabel atau lebih, atau hipotesis
antara dua variabel atau lebih, atau yang menyatakan adanya perbedaan
hipotesis yang menyatakan tidak adanya dalam hal tertentu antara kelompok
perbedaan antara kelompok yang satu yang satu dan kelompok lainnya.
dan kelompok lainnya.

Masalah dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan apakah hipotesis nol
harus ditolak demi hipotesis alternatif.
1 H0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa
dalam organisasi terhadap kesiapan kerja mahasiswa
Ha Ada pengaruh positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam
organisasi terhadap kesiapan kerja mahasiswa

2 H0 Tidak ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran PAI siswa yang
belajar melalui metode problem solving dengan metode diskusi
Ha Ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran pai siswa yang belajar
melalui metode problem solving dengan metode dikusi
Keadaan Sebenarnya
Kesimpulan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Keputusan Salah Menerima hipotesis
Terima Hipotesis Keputusan Benar yang seharusnya
(Kekeliruan Tipe II) ditolak
Keputusan Salah
Tolak Hipotesis Keputusan Benar
(Kekeliruan Tipe I)

Menolak hipotesis yang


seharusnya diterima

α = peluang terjadinya kekeliruan tipe I = taraf signifikansi


β = peluang terjadinya kekeliruan tipe II
γ = 1- β = peluang terjadinya keputusan yang benar, yaitu menolak hipotesis nol yang salah, disebut power of
the test (daya uji)
 Secara praktis, kekeliruan tipe I atau α  Desain penelitian yang baik adalah yang
biasanya sudah ditentukan terlebih “peluang terjadinya error” kecil.
dahulu. Misalnya α = 0,01 atau α = 0,05.  Dua tipe kekeliruan harus dibuat sekecil
mungkin.
 Makna α = 0,05 atau taraf signifikan 5%  Untuk sampel yang sama besar, jika α
 Berarti kira-kira dari 100 kesimpulan diperkecil, maka β menjadi lebih besar,
yang kita buat, peluang bahwa kita dan sebaliknya.
melakukan kekeliruan dengan menolak  Agar α dan β keduanya kecil, maka n
H0 yang benar adalah sebanyak 5 kali. (besar sampel) harus diperbesar.
 Dengan kata lain, kira-kira 95% kita yakin
telah membuat kesimpulan yang benar.
Menyatakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha).

Menentukan taraf signifikansi (α) (biasanya 1%, 5%, atau 10%)

Menghitung nilai uji statistik (nilai hitung) (uji z, t, F, atau χ2)

Menentukan nilai kritis (z, t, F, atau χ2).

Membandingkan antara nilai hitung uji statistik dengan nilai kritis


untuk menentukan penerimaan dan penolakan Ho

Membuat kesimpulan
Misalkan akan diuji suatu parameter θ (dalam penggunaannya θ ini bisa berupa rata-rata µ,
proporsi π, simpangan baku σ dll), maka H0 dan Ha dapat dinyatakan sebagai berikut:

A. Hipotesis mengandung pengertian Sama, maka pasangan H0 dan Ha :


1. H0 : θ = θ0 3. H0 : θ = θ0
Ha : θ = θ1 Ha : θ > θ0

2. H0 : θ = θ0 4. H0 : θ = θ0
Ha : θ ≠ θ0 Ha : θ < θ0
B. Hipotesis mengandung pengertian Maksimum, maka pasangan H0 dan Ha :
H0 : θ ≤ θ0
Ha : θ > θ0
C. Hipotesis mengandung pengertian Minimum, maka pasangan H0 dan Ha :
H0 : θ ≥ θ0
Ha : θ < θ0
 Jika Ha mempunyai rumusan tidak sama
(≠), maka terdapat dua daerah kritis yang
masing-masing terdapat pada ujung-ujung
distribusi. D aerah
Penolakan H 0
D aerah
Penolakan H 0 D aerah K ritis
 Luas daerah kritis (daerah penolakan) pada
tiap ujung adalah ½ α. Karena ada dua
D aerah
daerah penolakan H0 ini, maka pengujian L uas 1/2 a
Penerim aan H 0
Luas 1/2 a

hipotesis dinamakan uji dua pihak (two


tailed test). d1 d2
 Kriteria: Terima Ho, jika harga statistik yang
dihitung berdasarkan data berada antara
d1 dan d2, dan dalam hal lainnya Ho
ditolak.
 Jika Ha mempunyai rumusan lebih besar
(>), maka dalam distribusi statistik yang
digunakan terdapat sebuah daerah kritis Daerah
Penolakan H0 (Daerah Kritis)
yang letaknya di ujung kanan.

 Luas daerah kritis (daerah penolakan) = α. Daerah


Penerimaan H0
Luas = a

Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu


pihak kanan (right tailed test).
d
 Kriteria: Tolak Ho, jika harga statistik yang
dihitung berdasarkan sampel tidak kurang
dari d. Dalam hal lainnya kita terima Ho.
 Jika Ha mengandung pernyataan lebih
kecil (<), maka daerah kritis berada di
D aerah
ujung kiri dari distribusi. Penolakan H 0 (D aerah K ritis)

 Luas daerah kritis (daerah penolakan)


adalah α. Pengujian hipotesis ini Luas = a
D aerah
P enerim aan H 0
dinamakan uji satu pihak kiri (left-tailed
test).
 Kriteria: Terima Ho, jika harga statistik yang d
dihitung berdasarkan sampel lebih besar
dari d. Dalam hal lainnya kita tolak Ho.
Uji dua pihak Uji satu pihak (kanan) Uji satu pihak (kiri)
Rumusan Apakah terdapat perbedaan Apakah kemandirian belajar siswa Apakah model Problem-
Masalah motivasi siswa yang yang menjadi pengurus OSIS lebih Based Learning efektif
menggunakan video baik dibandingkan siswa yang tidak ditinjau dari kemampuan
pembelajaran dengan siswa menjadi pengurus OSIS? berpikir kritis siswa?
yang tidak menggunakan video
pembelajaran?
Hipotesis Nol Motivasi siswa yang Kemandirian belajar siswa yang men Model Problem-Based
(H0) menggunakan video jadi pengurus OSIS tidak lebih tinggi Learning efektif dalam
pembelajaran sama dengan atau sama dengan kemandirian belaj meningkatkan
motivasi siswa yang tidak ar siswa yang tidak menjadi penguru kemampuan berpikir
menggunakan video s OSIS kritis siswa.
pembelajaran H0: μ1 ≤ μ2 H0: μ ≥ 80
H0: μ1 = μ2
Hipotesis Motivasi siswa yang Kemandirian belajar siswa yang Model Problem-Based
Alternatif menggunakan video menjadi pengurus OSIS lebih tinggi Learning tidak efektif
(Ha) pembelajaran tidak sama dari pada kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan
dengan motivasi siswa yang yang tidak menjadi pengurus OSIS kemampuan berpikir
tidak menggunakan video Ha: μ1 > μ2 kritis siswa.
pembelajaran Ha: μ < 80
Ha: μ1 ≠ μ2
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Hipotesis
b. Hipotesis statistik
c. Hipotesis nol dan Hipotesis
alternatif (serta berikan contoh)
d. Pengujian hipotesis
2. Jelaskan mengenai kekeliruan tipe I
dan kekeliruan tipe II.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
a. Uji Dua Pihak
b. Uji Pihak Kiri
c. Uji Pihak Kanan

Anda mungkin juga menyukai