STATISTIKA ELEMENTER
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 12
- SAMUEL MARCELLO
- ELISKA MARENNA
- JENNY SIANTURI
DOSEN PENGAMPU :
NOOR ELL GOLDAMEIR,S.S.,M.Si
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi
atau dugaan itu dikhusus kan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai
parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Kecuali dinyatakan lain,
di sini dengan hipotesis dimaksudkan hipotesis statistik. Hipotesis adalah pernyataan
tentatif mengenai parameter peubah acak.
Kata hipotesis berasal dari gabungan dua kata, yaitu (1) hipo yang berarti
tersembunyi, dan (2) theses yang berarti pernyataan. Hipotesis menurut asal katanya
berarti pernyataan mengenai sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang tidak diketahui
kebenarannya secara pasti.
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian
sebelum hipotesis itu diterima atau di- tolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan
apakah meneri ma atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.
1
II. AZAS PRADUGA TAK BERSALAH: H0 DAN H1
Ada 2 macam kekeliruan dalam pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan
sampel acak, nilai-nilai statistic yang perlu dihitung kemudian dibandingkan
menggunakan kriteria tertentu menggunakan hipotesis. Hasil yang didapat dalam
pengertian peluang jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis,
maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya, maka hipotesis diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
terjadi, dikenal dengan nama-nama:
Untuk mengingat hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kekeliruan, tipe
kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis, seperti ini :
Dalam penggunaannya, a disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau sering
disebut pula taraf nyata. Besar kecilnya a dan 8 yang dapat diterima dalam pengambilan
kesimpulan ber- gantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliru- an itu.
Selain daripada itu perlu pula dikemukakan bahwa kedua kekeliruan itu saling berkaitan.
Jika a diperkecil, maka ẞ menjadi besar dan demikian sebaliknya.
2
Pada dasarnya, harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang baik, ialah pengujian yang
bersifat bahwa di antara semua pengujian yang dapat dilakukan dengan harga a yang
sama besar, ambillah sebuah yang mempunyai kekeliruan 8 paling kecil.
Untuk setiap pengujian dengan a yang ditentukan, besar 8 dapat dihitung. Harga
(13) dinamakan kuasa uji. Ternyata bahwa nilai ẞ berbeda untuk harga parameter yang
berlainan, jadi ẞ bergantung pada parameter, katakanlah, sehingga didapat (0) sebuah
fungsi yang bergantung pada 6. Bentuk (0) dinamakan fungsi ciri operasi, disingkat C.O.,
dan 1-3(0) disebut fungsi kuasa.
Kalau yang sedang diuji itu parameter θ (dalam penggunaan nya nanti θ bisa rata-
rata µ ,proporsi,simpangan baku,dan lain-lain),dari itu semua akan didapat hal-hal:
3
Dengan θ0, θ1 dua harga berlainan yang diketahui. Pasangan 1) dinamakan pengujian
sederhana lawan sederhana sedangkan yang lainnya merupakan pengujian sederhana
lawan komposit.
Pasangan Ho dan H, yang telah dirumuskan, untuk kita disini akan dituliskan
dalam bentuk:
H0 : θ = θ0
H1 : θ ≠ θ0
Atau
H0 : θ = θ0
H1 : θ > θ0
Atau
H0 : θ = θ0
H1 : θ < θ0
4
Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan,
apakah z, t, x², F atau lainnya. Harga statistik yang dipilih, besarnya dihitung dari data
sampel yang dianalisis.
Kemudian, berdasarkan pilihan taraf nyata a atau disebut juga ukuran daerah
kritis, kriteria pengujian kita tentukan. Peran hipotesis tandingan H, dalam penentuan
daerah kritis adalah sebagai berikut:
5
Harga d, didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang
ditentukan oleh α, menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan H0.
Kriteria yang dipakai adalah: tolak H0 jika statistik yang dihitung berdasarkan
sampel tidak kurang dari d. Dalam hal lainnya kita terima H0. Pengujian ini
dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.
Kriteria yang digunakan adalah: terima H0, jika statistik yang dihitung
berdasarkan penelitian lebih besar dari d sedangkan dalam hal lainnya H, kita
tolak. Dengan demikian, dalam hal ini kita mempunyai uji satu pihak, ialah pihak
kiri.
6
III. MENGUJI KESAMAAN RATA-RATA
H1 : µ1 > µ2
t’ ≥ w1 t1 + w2 t2
------------------
w1 + w2
w1 = s1^2 w2 = s2^2
------ ------
n1 n2
7
MENGUJI KESAMAAN RATA-RATA : UJI DUA PIHAK
Pengujian ini mempunyai 2 populasi normal masing-masing dengan µ1 dan µ2,
sedangkan simpang baku σ1 dan σ2.
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Hal A) σ1 = σ2 = σ
z= 1- 2
--------------
T= 1- 2
--------------------------------
-------------------------------
n1+n2-2
8
Hal C) σ1 ≠ σ2 dan keduanya tidak diketahui
t’= 1- 2
--------------------------------------------
w1+w2 w1+w1
H0 : µB = 0
H1 : µB ≠ 0
T = B^_
----------
SB akar n
H0 jika –t1- 1per2 α < t < t1 – 1per2 α dimana t1- 1per2 α didapat dari daftar distribusi t
dengan peluang (1-1per2 α) dan dk = (n-1). Dalam artinya H0 ditolak.