Anda di halaman 1dari 31

HUMANIORA

KEDOKTERAN
Humaniora

• Humaniora (Latin: humanior) = ilmu


pengetahuan yg bertujuan membuat
manusia lbh berbudaya;
• Humaniora berasal dari program
pendidikan Cicero yaitu “Humanitas” yang
bertujuan menjadikan orator yang andal
(Woodhouse 2002:1)
Penggunaan istilah humanitas oleh Cicero
mengarah pada pertanyaan tentang makna
dalam cara lain bahwasanya pengertian umum
humanitas berarti kualitas, perasaan, dan
peningkatan martabat kemanusiaan dan lebih
berfungsi normatif daripada deskriptif
(Sastrapratedja, 1998: 1).
• Gellius mengidentikkan humanitas dengan
konsep Yunani paideia , yaitu
pendidikan (humaniora) yang ditujukan untuk
mempersiapkan orang untuk
menjadi manusia dan warga negara bebas.
Pada zaman Romawi gagasan
tersebut dikembangkan menjadi program
pendidikan dasariah
Humaniora

Pada zaman modern pengertian humanitas


berkembang ke-2 makna khusus :
– Pertama mengacu kepada perasaan
kemanusiaan & tingkah laku
– Kedua tujuan pendidikan liberal
(pengembangan intelektual & keterampilan)
Pengertian
• Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah
ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap
bertujuan membuat manusia lebih manusiawi,
dalam arti membuat manusia lebih berbudaya
Humanisme
Aliran pemahaman yang bertujuan
menghidupkan rasa perikemanusiaan/
mencita-citakan pergaulan yang lebih
baik → sikap/ tingkah laku mengenai
perhatian manusia dengan menekankan
pada perasaan serta martabat individu
Terkait humaniora
filsafat

teologi Psikologi

humaniora
Sastra
seni
bahasa

hukum sejarah
• Humaniora merupakan studi yang memusatkan
perhartiannya pada kehidupan manusia,
menekankan unsur kreativitas, kebaharuan,
orisinalitas,
keunikan.
• Humaniora berusaha mencari makna dan nilai,
sehingga bersifat normatif.
• Dalam bidang humaniora rasionalitas tidak hanya
dipahami sebagai pemikiran tentang suatu objek atas
dasar dalil-dalil akal, tetapi juga hal-hal yang bersifat
imajinatif
• Humanities sebagai sekelompok ilmu
pengetahuan mencakup: bahasa, baik bahasa
modern maupun klasik: linguistik:
kesusastraan: sejarah, kritisisme, teori dan
praktek seni, dan semua aspek ilmu-ilmu
sosial yang memiliki isi humanistic dan
menggunakan metode humanistic”.
Karakteristik Humaniora(1)
• Humaniora merupakan studi yang
memusatkan perhatiannya pada keunikan.
• Humaniora berusaha mencari makna dan nilai,
sehingga bersifat normatif.
• Humanities sebagai kelompok ilmu
pengetahuan mencakup bahasa, linguistik,
kesusastraan, sejarah, kritisisme, teori &
praktek seni, & semua aspek ilmu-2 sosial
yang memiliki isi & metode humanistik.
Karakteristik Humaniora
• Humaniora menjadikan manusia (humanus)
lebih manusia (humanior) terdiri dari 3 bidang
(trivium) : gramatika, logika, & retorika. (J.Drost
2002 : 2)

• Dari trivium berkembang menjadi


quadrivium : geometri, aritmatika, musik &
astronomi
• Gramatika (tata bahasa) bermaksud
membentuk manusia terdidik yang menguasai
sarana komunikasi secara baik.
• Logika bertujuan untuk membentuk manusia
terdidik agar dapat menyampaikan sesuatu
sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti
dan masuk akal.
• Retorika bertujuan untuk membentuk
manusia terdidik agar mampu merasakan
perasaan dan kebutuhan pendengar, dan
mampu menyesuaikan diri dan uraian dengan
perasaan dan kebutuhan itu.
Karakteristik Humaniora (1)

Lima ciri ilmu humaniora (Ignas Kleden,


1987:72)
– Jalan untuk mendekati kenyataan melalui
pemahaman arti
– Ujian terhadap salah benarnya pemahaman
tersebut dilakukan melalui interpretasi
– Pemahaman selalu dimulai dari pra-pengertian
– Komunikasi akan semakin intensif apabila akan
diaplikasikan kepada diri sendiri
Karakteristik Humaniora (2)

• Ilmu Humaniora akan


menghasilkan interpretasi-
interpretasi yang memungkinkan
adanya suatu orientasi bagi
tindakan manusia dalam
kehidupan bersama
• Mahasiswa harus memiliki
kematangan baik intelektual
maupun emosional (J.Drost)
• Drost menegaskan bahwa seorang
mahasiswa harus memiliki kematangan
baik intelektual maupun emosional,
agar dapat menempuh studi akademis.
Teras kematangan itu adalah
kemampuan bernalar dan bertutur yang
telah terbentuk.
• Mahasiswa yang siap mulai studi di
perguruan tinggi adalah dia yang dapat
mengendalikan nalar, yaitu dia yang kritis.
• Seorang yang kritis adalah seorang yang,
antara lain, mampu membedakan
• macam-macam pengertian dan konsep,
sanggup menilai kesimpulan kesimpulan
tanpa terbawa perasaan.
HUMANIORA DENGAN PERKEMBANGAN IPTEK

• M.T.Zen (2000, 97)


Abad ke-21 ini dunia dikuasai 3 bidang
teknologi, yaitu
1.teknologi informasi
2.bio-teknologi
3.teknologi Nano.
• Teknologi informasi terkait dengan kemajuan
di bidang pertelevisian, internet, handphone
yang memudahkan penyampaian dan
penerimaan informasi dalam akselerasi yang
luar biasa.
• Bioteknologi terkait dengan pemanfaatan di
bidang peternakan, pertanian, kedokteran dan
teknologi kloning yang memanipulasi gen.
Teknologi Nano ialah memanipulasi struktur
molekul dengan memanipulasi atom-atom
menjadi molekul-molekul. Teknologi Nano
menjadikan ilmuwan mampu mengatur
kedudukan atom-atom yang membentuk
molekul-molekul.
• Teraformasi: Penjajagan manusia untuk
membuat struktur kehidupan baru diruang
angkasa (planet Mars)
• Peran Bahasa sangat penting
• Nilai-nilai kemanusiaan sangat penting
• Apakah manusia akan sampai ke titik
kehidupan buatan ?
• Apakah Bumi akan menjadi wilayah yang
usang ?
Aplikasi humaniora di dalam ilmu
kedokteran

• Praktek kedokteran
• Pelayanan kesehatan
• Pendidikan kedokteran
• Penelitian
Dasar pengaplikasian
Adanya kekhawatiran akibat:
• Pemisahan antara jasad dan jiwa
• Pemisahan antara pencegahan dan pengobatan
• Penghambaan diri terhadap teknologi modern
• Kloning
• Rekayasa genetik-Cymera
• Femtoteknologi
• Berlebihan dalam mengejar spesialisasi
• Perbedaan dalam tingkat pelayanan kesehatan
• Kekuasaan uang dan politik
• Kolaborasi birokrat-teknokrta-aristokrat yang korup
Sebab-2 Hasil Perkembangan Ilmu
Humaniora Tidak Optimal
• Masih kuatnya pengaruh positivistik dalam dunia akademik,
sehingga ukuran ilmiah selalu diperlakukan seragam yakni
eksak, terukur, dan bermanfaat.
• Penomorduaan terhadap ilmu humaniora dalam berbagai
aktivitas ilmiah bahkan dalam bentuk pengakuan atau opini
masyarakat (IPA Vs IPS)
• Gagap teknologi (Gatek) dipandang lebih memalukan dari
pada gagap budaya (Gaya) & Gagap Kemanusiaan
• Rendah diri yang menghinggapi kalangan ilmuwan di bidang
humaniora
Kelemahan Pengembangan Ilmu Humaniora
di Indonesia

• SDM yang menggeluti Ilmu Humaniora kurang


serius dan hanya dijadikan aktivitas sambilan
• Rendahnya dukungan pemerintah terhadap
riset ilmu humaniora dibandingkan ilmu
eksak
• Lemahnya aspek metodologi yang dikuasai
para empu ilmu humaniora sehingga kurang
kena sasaran
• Ilmu humaniora kurang dilibatkan sebagai
mitra dialog/mitra riset iptek
BACAAN
 Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Grafikatama Jaya,
Jakarta, 1991;
 FK UI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, FKUI
Jakarta, 1987;
 Guwandi, J., Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus), FKUI Jakarta,
2000;
 Soeprono, R., dkk., Kelahiran, Kehidupan dan Kematian, FK UGM
Yogyakarta, 1984;
 KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan,
KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001;
 Munir Fuady, Sumpah Hipporates (Aspek Hukum Malpraktek
Dokter), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005;
 Wila Ch. Supriadi,Bioetik dan Biohukum, (Monograf Kuliah di
Program S2 Magister Hukum Unika Soegijapranata), Semarang,
2007
Sendi-sendi yang harus dipijak Dokter Muslim

agama

filsafat

ilmu
Rujukan

• Buku Panduan Kerja Mahasiswa, Modul EBP3KH,


MEU, FKUI, 2005
• Mya Tu, U: Humanism and Ethics in Medical Practice,
Health Service, Medical Education and Medical
Research, dalam The First Myanmar Academy of
Medical Science Oration, 2001
• Prasetya, J.T.,: Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta,
Jakarta, 1998
BACAAN
• Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Kloning, Eutanasia,
Transfusi Darah, Transplantasi Organ, dan
Eksperimen pada Hewan, PT Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta, 2004;
• FKUI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran
Indonesia, Jakarta 1987;
• KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di
Bidang Kesehatan, Surabaya, 2001;
• Munir Fuady, Sumpah Hippocrates (Aspek
Hukum Malpraktek Dokter), PT Citra Adiitya
Bakti, Bandung, 2005

Anda mungkin juga menyukai