Anda di halaman 1dari 92

1

KALORIMETER II

I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat:

a). Menentukan besarnya energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter

b). Menentukan besarnya energi kalor yang diterima kalorimeter

c). Menentukan nilai kesetaraan kalor listrik

II. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter listrik 1 buah
2. Thermometer 2 buah
3. Neraca 1 buah
4. Catudaya listrik DC 1 buah
5. Amperemete 1 buah
6. Voltmeter 1 buah
7. Kabel penghubung 1 set
8. Stopwatch 1 buah
III. DASAR TEORI

Hukum kekekalan energi meyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan


dan tidak dapat diciptakan melainkan dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk
energi lainnya. Di alam ini terdapat berbagai jenis energi, antara lain: energi kimia,
energi listrik, energi kalor, energi potensial gravitasi, energi kinetik, dan lain-lain.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik
menjadi menjadi energi panas dengan menggunakan kalorimeter. Dalam peristiwa
tersebut dapat ditentukan nilai kesetaraan antara energi listrik dengan energi kalor.

Pada percobaan kali ini berhubungan dengan dua bentuk energi dalam bentuk
energi kalor dan energi listrik. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada
suatu resistor dinyatakan dengan persamaan:

W=V.i.t
2

Dimana:
W = energy listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
t = waktu/ lama aliran listrik (sekon)
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dinyatakan
dengan persamaan:
Q = m . c . (ta-t)

Dimana:
Q = jumlah kalor yang diperlukan (kalori)
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis zat (kal/gr oC)
ta= suhu akhir zat (oC)
t = suhu mula-mula (oC)
Dalam percobaan ini energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air
dan kalorimeter. Berdasarkan Azaz Black bahwa kalor yang dilepaskan sama
dengan kalor yang diterima, maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh
air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehinggan akan terjadi perubahan
panas pada air dan kalorimeter. Adapun besarnya nilai kesetaraan kalor listrik dapat
dinyatakan dengan persamaan:

v .i .t
Y=
( mk c k + ma c a ) (t a −t)

Dimana:
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)
T = waktu/ lama pengaliran listrik (sekon)
Mk = massa kalorimeter dan pengaduk (gram)
Ck = kalor jenis kalorimeter (kal/gr oC)
Ma = massa air dalam kalorimeter (gram)
Ca = kalor jenis kalorimeter (kal/gr oC)
ta = suhu akhir zat (oC)
3

t = suhu mula-mula (oC)


IV. LANGKAH KERJA

1. Menge-set percobaan thermometer pengaduk

A
CATU DAYA
V

KALORIMETER

2. Memasang rangkaian listriknya seperti pada gambar diatas dan memberitahukan


kepada asisten lebih dahulu untuk diperiksa sebelum menghubungkan rangkaian
tersebut dengan sumber tegangan.

3. Setelah diperiksa, menghubungkan dengan sumber tegangan lalu mengatur


arusnya kira-kira 2 ampere, kemudian mematikan lagi saklarnya.

4. Menimbang kalorimeter kosong (dejana dalam) dan pengaduk. Mencatat massa


kalorimeter kosong.

5. Mengisi kalorimeter dengan air secukupnya (kumparan tercelup) dan menimbang


kembali sehingga massa airnya diketahui. Mencatat massa air dalam kalorimeter.

6. Memasang kalorimeter yang sudah berisi 100 ml air + 1 gr NaCl, mengukur suhu
air dalam kalorimeter dan mencatat hasil pengukuran.

7. Menyalakan catudaya dan menghidupkan stopwatch. Mencatat petunjuk


tegangan setiap 2 menit dan mengaduk terus air dalam kalorimeter dengan
pengaduk.

8. Setelah temperatur naik sekitar 100°C menghentikan aliran listrik. Mencatat suhu
air, lama pengaliran listrik.

9. Mengulangi langkah 4-7 dengan massa air yang berbeda.


4
5

V. DATA PENGAMATAN

PERCOBAAN 1 ( 2 MENIT )

V I t Mk Ma T Ta
NO
(volt) (Ampere) (Sekon) (gram) (gram) (°C) (°C)
1 4 Volt 1,87 A 120 s 320,13 gr 292,57 gr 30oC 31 oC
2 4 volt 1,85 A 240 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 32 oC
3 4 volt 1,83 A 360 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 33 oC
4 4 volt 1,81 A 480 s 320,13 gr 292,57 gr 30OC 34 oC
5 4 volt 1,79 A 600 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 35 oC

PERCOBAAN 2 ( 5 MENIT )

V I t Mk ma T Ta
NO
(volt) (Ampere) (Sekon) (gram) (gram) (°C) (°C)
1 4 Volt 1,83 A 300 s 320,13 gr 292,57 gr 30oC 32 oC
2 4 volt 1,79 A 600 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 34 oC
3 4 volt 1,75 A 900 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 35 oC
4 4 volt 1,71 A 1200 s 320,13 gr 292,57 gr 30OC 38oC

5 4 volt 1,67 A 1500 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 40 oC


6

VI. DATA PERHITUNGAN

PERCOBAAN 1 (2 MENIT)

 Energi Listrik

W1 = V1.i1.t1
= 4 Volt. 1,87 A.120 s
= 897,6 joule

W2 = V2.i2.t2
= 4 Volt. 1,85 A.240 s
= 1776 joule

W3 = V3.i3.t3
= 4 Volt. 1,13 A.360 s
= 2635,2 joule

W4 = V4.i4.t4
= 4 Volt. 1,81 A.480 s
= 3475,2 joule

W5 = V5.i5.t5
= 4 Volt. 1,79 A.600 s
= 4296 joule

 Kalor

Q1 = M . C (ta1- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (31-30)°c
= 292,57 kal

Q2 = M . C (ta2- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (32-30)°c
= 585,14 kal

Q3 = M . C (ta3- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (33-30)°C
= 877,71 kal
7

Q4 = M . C (ta4- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (34-30)°C
= 1170,28 kal

Q5 = M . C (ta5- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (35-30)°C
= 1462,85 kal

 Nilai Kesetaraan Kalor

v . i. t
¿ Y 1=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v .1,87 A .120 s
=
( 320,13 gr .1 kal/ gr ℃+ 292,57.1kal /gr ℃ ) (31−30)℃

897,6 joule
=
612,7 kal

= 1,46 J/kal

v . i. t
¿ Y 2=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v .1,85 A .240 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 kal/ gr ℃ ) (32−30)℃

1776 joule
=
1225,4 kal

= 1,44 j/kal

v . i. t
¿ Y 3=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )

4 v .1,83 A .360 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 ) (33−30)℃

2635,2 joule
=
1838,1 kal

= 1,43 J/kal
8

v.i.t
¿ Y 4=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v . 1,81 A .480 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (34−30)℃

3475,2 joule
=
2450,8 kal

= 1,41 j/kal

v . i. t
¿ Y 5=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )

4 v .1,79 A .600 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (35−30)℃

4296 joule
=
3063 kal

= 1,40 j/kal

PERCOBAAN KE-2 (5 MENIT)

 Energi Listrik

W1 = V1.i1.t1
= 4 Volt. 1,83 A.300 s
= 2196 Joule

W2 = V2.i2.t2
= 4 Volt. 1,79 A.600 s
= 4296 joule

W3 = V3.i3.t3
= 4 Volt. 1,75 A.900 s
= 6300 joule

W4 = V4.i4.t4
= 4 Volt. 1,71 A.1200 s
= 8208 joule
9

W5 = V5.i5.t5
= 4 Volt. 1,67 A.1500 s
= 10020 joule

 Kalor

Q1 = M . C (ta1- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (32-30)°c
= 585,14 kal

Q2 = M . C (ta2- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (34-30)°c
= 1170,28 kal

Q3 = M . C (ta3- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (35-30)°C
= 1462,85 kal

Q4 = M . C (ta4- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (38-30)°C
= 2340,5 kal

Q5 = M . C (ta5- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (40-30)°C
= 2925,7 kal

 Nilai Kesetaraan Kalor

v . i. t
¿ Y 1=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v . 1,83 A .300 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57.1kal /gr ℃ ) (32−30)℃

2196 joule
=
905,27 kal

= 2,42 J/kal
10

v . i. t
¿ Y 2=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v . 1,79 A .600 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 kal/ gr ℃ ) (34−30)℃

4296 joule
=
2450,8 kal

= 1,75 j/kal

v . i. t
¿ Y 3=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )

4 v .1,75 A .900 s
=
( 320,13 gr .1 kal /gr ℃ +292,57 gr .1 ) (35−30)℃

6300 joule
=
3063,5 kal

= 2,05 J/kal

v.i.t
¿ Y 4=
( mk ck + maca )( ta−t )

4 v .1,71 A .1200 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (38−30)℃

8208 joule
=
4901,6 kal

= 1,67 j/kal

v . i. t
¿ Y 5=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )

4 v .1,67 A .1500 s
=
( 320,13 gr .1 kal/ gr ℃+ 292,57 gr .1 kal /gr ℃ ) ( 40−30)℃

10020 joule
=
6127 kal

= 1,63 j/kal
11

VII. ANALISIS DATA

Dalam percobaan kalorimeter ini bertujuan untuk menentukan besarnya


energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter, menentukan besarnya kalor yang
diserap kalorimeter dan menentukan keseteraan kalor listrik serta mengetahui
pengaruh NaCl.

Pada prinsipnya kekelalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat


dimusnahkan dan diciptakan, melainkan dapat diubah dari satu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Pada percobaan kali ini prinsipnya sama, yaitu mengubah
energi listrik menjadi energi panas. Energi akan diterima oleh air dan kalorimeter
ketika energi listrik dilepaskan. Percobaan kali ini berdasarkan Azas Black bahwa
kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Besarnya kalor yang dilepas
atau diterima oleh suatu zat berbanding lurus dengan massa zat, kalor jenis zat, dan
perubahan suhu.

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini antara lain adalah
kalorimeter 1 buah yang digunakan untuk mengetahui besar kalor yang diterima
dan untuk mengukur panas reaksi. Termometer 1 buah untuk mengukur suhu dalam
kalorimeter sebelum dan saat dialirkan listrik. Neraca 1 buah untuk menimbang
kalorimeter saat kosong dan saat diisi air. Catu daya listrik yang digunakan sebagai
sumber listrik. Amperemeter 1 buah serta voltmeter 1 buah dan stopwatch.

Pada percobaan pertama didapatkan 31℃,32℃,33℃,34℃,35℃ suhu awal


dalam waktu 120 s,240 s,360 s,480 s,600 s.

Pada percobaan kedua didapatkan data 32℃,34℃,35℃,38℃,40℃ dalam


waktu 300 s,600 s, 900 s,1200 s, 1500 s.
12

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kalorimeter adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia.

2. Faktor yang mempengaruhi kalorimeter adalah suhu dan jenis benda.

3. Kalor berpindah dari suhu yang bertemperatur tinggi ke temperatur rendah.

4. Energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan.

5. Hukum black dapat dibuktikan dengan percobaan ini.

6. Dalam suatu sistem, jumlah kalor yang diberikan oleh suatu zat yang mempunyai
suhu lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima zat lain yang bersuhu
lebih rendah.

7. hasil perhitungan dari pengamatan :

*dengan percobaan 1 dengan (2 menit) *dengan percobaan 2 (5 menit)

o energi listrik energi listrik


w1 = 897,6 joule w1 = 2196 joule
w2 = 1776 joule w2 = 4296 joule
w3 = 2635,2 joule w3 = 6300 joule
w4 = 3475,2 joule w4 = 8208 joule
w5 = 4296 joule w5 = 10020 joule
o jumlah kalor jumlah kalor
Q1 = 292,57 kal Q1 = 585,14 kal
Q2 = 585,14 kal Q2 = 1170,28 kal
Q3 = 877,71 kal Q3 = 1462,85 kal
Q4 = 1170,28 kal Q4 = 2340,5 kal
Q5 = 1462,85 kal Q5 = 2925,7 kal
13

o Keseteraan kalor listrik Keseteraan kalor listrik


Y1 = 1,46 j/kal Y1 = 2,42 j/kal
Y2 = 1,44 j/kal Y2 = 1,75 j/kal
Y3 = 1,43 j/kal Y3 = 2,05 j/kal
Y4 = 1,41 j/kal Y4 = 1,67 j/kal
Y5 = 1,40 j/kal Y5 = 1,63 j/kal
14

IX. DAFTAR PUSTAKA

Joobsheet, Penuntun Praktikum Fisika Teknik, 2018. Politeknik Negeri Sriwijaya:


Palembang

Dr Sutrisno, seri fisika dasar, metematika bab 2 dan 6

FW.sears, mechanic, heat&sond bab 5 dan bab 11

Halliday dan resnick, fisika 1 dan bab 5


15

X. LAMPIRAN

KALORIMETER TERMOMETER

STOPWATCH AMPEREMETER DAN KABEL PENGHUBUNG

VOLTAMETER CATU DAYA


16

KONDUKTIVITAS LARUTAN

I. TUJUAN
- Untuk mengetahui hantaran dari suatu larutan.
- Untuk mengetahui jenis larutan elektrolit kuat, lemah, dan non – elektrolit.
- Untuk mengetahui bagaimana penggunaan konduktometer.

II. ALAT DAN BAHAN


2.1. Alat yang digunakan :
- Konduktometer.
- Labu ukur 100 ml.
- Pipet tetes.
- Buret 50 ml.
- Magnetic stirred.
- Statif dan klem.
2.2. Bahan yang digunakan :
- Aquadest.
- NaOH.
- CH3COOH.
- Gula atau garam.

III. DASAR TEORI

Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan
listrik (R).

l
R=ρ
A

Suatu hambatan (R) dinyatakan dalam ohm (Ω), ρadahal tahanan spesifik atau
resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), L adalah panjang dalam cm, dan A
luas penampang lintang dalam cm². Oleh karena itu, daya hantar listrik dinyatakan.
17

1 A
DHL = =K
R L

1 L
K= x
R A

1
K=
ρ

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm⁻¹ disimgkat Ω⁻¹,


tetapi secara resmi satuan yang diguakan adalah siemen, disingkat S, dimana S =
Ω⁻¹ maka satuan K adalah Sm⁻¹ atau Sem⁻¹.

Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan/cairan elektrolit. Konsentrasi


elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedangkn konduktivitas
sendiri tidak dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih
spesifik yaitu konduktivitas molar (Δm). Konduktivitas molar adalah
konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar, yang
dirumuskan sebagai :

Δm = K/C

Dimana :

K = Konduktivitas pesifik (Scm⁻¹ )

C = Konsentrasi larutan (mol/L)

Δm = Hantaran molar (Scm²mol⁻¹)

Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat beda potensial


antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat
yang memiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Di dalam suatu
larutan, terjadinya arus listrik dikarenakan adanya ion yang bergerak.

Daya hantar suatu larutan tergantung dari :

- Jumlah ion yang ada.


- Kecepatan dari ion – ion pada beda potensial antara kedua elektroda.

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah :


18

- Berat dan muatan ion.


- Adanya hidrasi.
- Orientasi atmosfer pelarut.
- Gaya tarik antar ion.
- Temperatur.
- Viskositas.

Kekuatan elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat


ionisasi (∝). Elektrolit kuat memiliki harga ∝ = 1, sebab semua zat yang
dilarutkan terurai menjadi ion. Elektrolit lemah memiliki harga ∝ < 1, sebab
hanya sebagian yang terurai menjadi ion. Adapun non – elektrolit memiliki
harga ∝ = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion.

Elektrolit kuat :∝ = 1 (terionisasi sempurna)

Elektrolit lemah : 0 < ∝ < 1 (terionisasi sebagian)

Non elektrolit :∝ = 0 (tidak terionisasi)


19

IV. PERTANYAAN
1. Sebutkanlah contoh larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit ?
2. Jelaskan penyebab beda keeltrolitan dan pengaruh konsentrasi terhadap
keelektrolitan suatu larutan ?

Jawab :

1. Elektrolit kuat : NaCl, H2SO4, HCl.

Elektrolit lemah : HNO3, HC2H3O2, Hr.

Non elektrolit : gula, aquadest, alkohol.

2. Beda keelektrolitan dibedakan pada elektrolit kuat dihasilkan banyak ion dan
terionisasi sempurna sedangkan pada elektrolit lemah dihasilkan lebih sedikit
ion dan terionisasi sebagian, dan pada non elektrolit (∝ = 0) tidak terionisasi.
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat
sebanding dengan konsentrasi elektrolit.
20

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat konduktometer dan bersihkan degan aquadest sebelum
pemakaian.
2. Membuat larutan NaOH 0,1 N, CH 3COOH 0,1 N, dan larutan gula 0,1 N
sebanyak 150 ml. (BM gula = 342.30 g/mol).
3. Mengukur temperatur dan konduktivitas masing – masing larutan.
4. Merangkai alat sesuai diagram dibawah ini :

~
A

5. Mempergunakan larutan yang telah dibuat sebagai larutan penghantar.


6. Mengamati indikasi lampu pada rangkaian (terang/redup/mati).
21

VI. DATA PENGAMATAN

Larutan Konsentrasi Konduktivitas Temperatur Indikasi


lampu
NaOH 0,1 N 231,113 30 °C Terang
CH3COOH 0,1 N 0,492 30 °C Redup
Gula 0,1 N 0,062 30 °C Mati
22

VII. DATA PERHITUNGAN


Mencari gr dan V yang digunakan :
1. NaOH
N NaOH : 0,1 N
n NaOH : 1 ek/mol
V NaOH : 250 ml
Gr = …?
ek gr 1l
0,1 x 40 x 250 ml .
N x Mr x V l mol 1000 ml
Gr = = =1 gr
n ek
1
mol
2. N CH3COOH : 0,1 N
n CH3COOH : 2 ek/mol
V CH3COOH : 250 ml
ρ CH3COOH : 1,05 gr/ml
% CH3COOH : 99,8 %
V1 =…?
gr
99,8 % x 1,05 x 1000 ml /l
M1 = % x ρ x 1000 ml
= =17,465 mol/l
BM 60 gr /m ol

N1 = n x M

= 2 ek/mol x 17,465 mol/l

= 34,93ek/l

N2 = 0,1ek/l

V1 . N1 = V2 . N2

V1 . 34,93ek/l = 250 ml . 0,1ek/l

V1 = 0,715 ml
23

3. Gula
N Gula = 0,1 N
n Gula = 1 ek/mol
V Gula = 250 ml
Gr = …?
ek gr 1l
0,1 x 342,30 x 250 ml x
N x Mr x V l mol 1000 ml
Gr = = =8,551 gr
n ek
1
mol

Mencari hantaran molar (Δm)

1. NaOH
Sm
231,113
K cm
Δm = =
C mol
10−4
c m3

10−3 S
231,113 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
−4
10 mol/cm ³

= 2311,13 Scm²/mol

2. CH3COOH
Sm
0,492
K cm
Δm = =
C mol
10− 4
c m3

10−3 S
0,492 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
−4
10 mol /cm³

= 4,92 Scm²/mol
24

3. Gula
Sm
0,062
K cm
Δm = =
C mol
10− 4
c m3

10−3 S
0,062 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
10−4 mol /cm³

= 0,62 Scm²/mol
25

VIII. ANALISA PERCOBAAN


Pada percobaan penentuan konduktivitas larutan ini bertujuan untuk
mengetahui daya hantar larutan NaOH, CH3COOH, dan gula. Pada percobaan ini,
membuat larutan dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,1 N, Diencerkan dengan
aquadest dan setelah itu masukkan larutan yang dibuat kedalam labu takar 250 ml,
dan menambahkan aquadest hingga 250 ml. pada praktikum ini dilakukan
perhitungan konduktivitas molar/hantaran molar (Δm) pada CH3COOH, NaOH, dan
gula.
Pada pembuatan NaOH sebanyak 1 gr dengan 0,1 N yang telah dilarutkan di
dalam gelas kimia sebanyak 250 ml. Larutan NaOH tersebut dituang ke dalam
wadah berisi elektroda (+) dan (-), kemudian lampu menyala dengan terang. Dapat
disimpulkan NaOH termasuk golongan elektroda kuat dengan nilai hantaran molar
(Δm) = 2311,13 Scm²/mol.
Pada pembuatan CH₃COOH yang dilakukan pengenceran sebanyak 250 ml
dengan CH₃COOH sebanyak 1,4314 ml. Larutan CH₃COOH tersebut dituang ke
dalam wadah berisi elektroda (+) dan (-), kemudian lampu menyala dengan redup.
Dapat disimpulkan bahwa CH₃COOH termasuk golongan elektroda lemah dengan
nilai hantaran molar (Δm) = 4,92 Scm²/mol.
Pada pembuatan larutan gula dilakukan pengenceran menjadi 250 ml dengan
gula sebanyak 8,551 gr. Larutan gula dituangkan ke dalam wadah berisi elektroda
(+) dan (-). Kemudian lampu tidak menyala. Dapat disimpulkan bahwa larutan gula
termasuk golongan non – elektrolit dengan hantaran molar (Δm) = 0,62 Scm²/mol.
26

IX. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Konduktivitas/daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan
dapat menghantarkan listrik.
2. Larutan NaOH merupakan larutan elektrolit kuat, dengan konsentrasi 0,1 N dan
memiliki hantaran molar (Δm) sebesar 2311,13 Scm²/mol.
3. Larutan CH3COOH merupakan larutan elektrolit lemah, dengan konsentrasi 0,1
N dan memiliki nilai hantaran molar (Δm) sebesar 4,92 Scm²/mol.
4. Larutan gula merupakan larutan non – elektrolit, dengan konsentrasi 0,1 N dan
memiliki nilai hantaran molar (Δm) sebesar 0,62 Scm²/mol.
5. Besarnya konsentrasi mempengaruhi konduktivitas suatu larutan. Semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar konsuktivitasnya.
27

X. DAFTAR PUSTAKA
 Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Rineka Cipta : Jakarta.
 Purba, M., 2006, “ Kimia SMA kelas XII.” Jakarta : Erlangga.
 Sukardjo, Prof., Dr., 1997, “Kimia Fisika,” Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.
28

XI. GAMBAR ALAT

Konduktometer Labu ukur

Pipet tetes Buret

Magnetic stirred Stattif dan klem


29

VOLTAMETER TEMBAGA

I. TUJUAN
 Memahami pemakaian alat amperemeter dan voltmeter
 Memahami teori dan prinsip kerja dari amperemeter dan voltmeter
 Melakukan penerapan amperemeter dan voltmeter dengan larutan tembaga sulfat

II. ALAT DAN BAHAN


- Voltamater tembaga yang terdiri dari sebuah bejana berisi larutan tembaga sulfat
(150 gr CuSO 4 +2 gr H 2 SO4 + 50 gr alkohol 1liter H 2 O ).
Didalamnya terdapat satu keping tembaga pada masing-masing tepinya dan satu
tembaga lagi ditengah - tengahnya.
- Amperemeter
- Tahanan geser
- Kabel penghubung
- Saklar

III. DASAR TEORI


Karena adanya arus listrik, maka tembaga sulfat (CuSO 4) akan terurai
menjadi ion positif dan ion negatif menurut persamaan sebagai berikut :
2

CuSO 4 →Cu2+¿+ SO 4 ¿

Ion Cu2+¿ ¿ akan menempel pada keping tembaga yang ditengah (katoda) dan
setelah waktu tertentu maka katoda ini akan bertambah massanya akibat
pengendapan.
Banyaknya endapan dapat dihitung dengan rumus :
G = a .i .t

Dimana :

G = Jumlah endapan tembaga / Cu (gr)

a = Tara kimia listrik (gr/amp.jam)


30

i = Kuat arus listrik (ampere)

t = Waktu pengaliran arus (jam)

Untuk tembaga, a = 1,186 gr/amp.jam. Karena G dapat diketahui, maka I


dapat dihitung. Kita telah mengetahui beberapa cara membangkitkan tegangan
(ggl) di dalam alat pembangkit tegangan. Antara dua jepit tegangan (sumber arus)
itu terdapat tegangan. Misalnya : akumulator, akumulator memiliki katoda dan
anoda.

Apabila dengan bantuan seutas kawat penghantar kedua ujung (jepit)


akumulator ini kita hubungkan satu dengan yang lain, maka akan terjadi
perpindahan elektron bebas dari jepit yang kelebihan elektron (anoda) ke jepit yang
kekurangan elektron (katoda). Perpindahan elektron bebas ini disebut arus elektron.

Jadi arus elektron terjadi apabila ada proses perpindahan elektron. Arah arus
listrik berlawanan dengan arah perpindahan elektron.

IV. LANGKAH KERJA


1. Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah ini :

2. Mengamplas/membersihkan keping tembaga yang merupakan katoda kemudian


mencuci dengan air lalu menyiram dengan spiritus dan mengeringkan. Setelah
kering, menimbang dan meletakkan kembali seperti pada gambar.
3. Mengatur arus dan waktu sesuai dengan yang diberikan instruktur.
4. Memutuskan arus. Mengambil keping katoda dan mengeringkan.
5. Mengulangi langkah 2 dan 4 dengan keping katoda yang lain untuk arus dan
waktu yang berbeda sesuai dengan yang di instruksikan oleh instruktur.
31

V. DATA HASIL PENGAMATAN

Go
Voltase (V) I (Ampere) Gt (garam) t (menit G=Go-Gt (gr)
(gram)
0,82 A 48,53 gr 48,60256 gr 5 menit 0,07256 gr
6V 0,82 A 48,53 gr 48,67821 gr 10 menit 0,14821 gr
0,82 A 48,53 gr 48,7519 gr 15 menit 0,2219 gr
1.22 A 48,53 gr 48,6398 gr 5 menit 0,1098 gr
9V 1,22 A 48,53 gr 48,7593 gr 10 menit 0,2242 gr
1,22 A 48,53 gr 48,8689 gr 15 menit 0,3289 gr
1,62 A 48,53 gr 48,6766 gr 5 menit 0,1456 gr
12 V 1,62 A 48,53 gr 48,8196 gr 10 menit 0,2896 gr
1,62 A 48,53 gr 48,9668 gr 15 menit 0,4368 gr
32

VI. PERHITUNGAN
1. 0,5 gram H2SO4 ρ = 1,84 gr/cm3
Penyelesaian :
m
ρ=
V
m 0,5 gram
V= = = 0,27 ml
ρ 1,89 gr /cm3

2. 12,5 gram Alkohol ρ = 0,7893 gr/cm3


Penyelesaian :
m
ρ=
V
m 12,5 gram
V= = = 15,83 ml
ρ 0,7893 gr /cm3

- Mencari G praktek, G teori, dan % kesalahan


a. V = 6 V
1. Dik:
- I = 0,82 A

- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,60256 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,60256 gr – 48,53 gr = 0,07256 gr
5
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,08 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,08−0,07256
=| |x 100 %
0,08
0,00744
=|
0,08 |
x 100 %
33

= 9,3 %
2. Dik:
- I = 0,82 A

- t = 10 menit : |601menit
jam
| = 1060 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6721 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,67821 gr – 48,53 gr = 0,14821 gr
10
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,16 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,16−0,14821
=| |x 100 %
0,16
0,01179
=|
0,16 |
x 100 %

= 7,36 %
3. Dik:
- I = 0,82 A

- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,7519 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,7519 gr – 48,53 gr = 0,2219 gr
15
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,24 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,24−0,2219
=| |x 100 %
0,24
34

= |0,0181
0,24 |
x 100 %

= 7,54 %
b. V = 9 Volt
1. Dik:
- I = 1,22 A

- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6398 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,6398 gr – 48,53 gr = 0,1098 gr
5
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,12 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,12−0,1098
=| |x 100 %
0,12
0,0102
=|
0,12 |
x 100 %

= 8,5 %
2. Dik:
- I = 1,22 A

- t = 10 menit : |601menit
jam
| = 1060 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,7542 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,7542 gr – 48,53 gr = 0,2242 gr
10
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,24 gr
60
35

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,24−0,2242
=| |x 100 %
0,24
0,0158
=|
0,24 |
x 100 %

= 6,5 %
3. Dik:
- I = 1,22 A

- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,8689 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,8689 gr – 48,53 gr = 0,3289 gr
15
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,36 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,36−0,3289
=| |x 100 %
0,36
0,0311
=|
0,36 |
x 100 %

= 8,63 %
c. V = 12 Volt
1. Dik:
- I = 1,62 A

- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6756 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
36

 G praktek = Gt – Go = 48,6756 gr – 48,53 gr = 0,1456 gr


5
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 162 A x jam = 0,16 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,16−0,1456
=| |x 100 %
0,16
0,0144
=|
0,16 |
x 100 %

=9 %

2. Dik:
- I = 1,62 A
1 jam 10
- t = 10 menit : | |
60 menit
= jam
60
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,8196 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,8196 gr – 48,53 gr = 0,2896 gr
10
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 162 A x jam = 0,32 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,32−0,2896
=| |x 100 %
0,32
0,0304
=|
0,32 |
x 100 %

=9,5 %

3. Dik:
- I = 1,62 A

- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
37

- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,9668 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
 G praktek = Gt – Go = 48,9668 gr – 48,53 gr = 0,4368 gr
15
 G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 162 A x jam = 0,48 gr
60

 % kesalahan =|T −P
T |
x 100 %

0,48−0,4368
=| |x 100 %
0,48
0,0432
=|
0,48 |
x 100 %

=9 %
38

- Garfik
0.6

0.5

0.4
praktek (5 menit)
teori (5 menit)
0.3 praktek (10 menit)
teori (10 menit)
praktek (15 menit)
0.2 teori (15 menit)

0.1

0
6V 9V 12 V
39

VII. ANALISA DATA


Perencanaan kali ini tentang voltmeter tembaga, dimana perencaan digunakan
keping tembaga. Keping tembaga ini terlebih dahulu diamplas dan dibersihkan
kemudian disiram dengan alkohol setelah itu dikeringkan keping tembaga dengan
menggunakan lad. Setelah itu tembaga yang kering dimasukkan kedalam gelas
kimia yang berisi cuso4. Kemudian arus listrik dihubungkan ke keping tembaga
dan mengatur arus dan waktu ditentukan, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.
Dengan masing-masing voltase sebesar 6V, 9V, 12V. Serta arusnya sebesar 0,82 A,
1,22 A, dan 1,62 A. Dengan 9 kali percobaan.
40

VIII. KESIMPULAN
1. Elektrolis merupakan peristiwa dimana arus yang mengalir menyebabkan terjadi
reaksi kimia yaitu proses penguraian elektrolit
2. Karoda yang merupakan tempat kelangsungan reduksi dan tembaga sebagai
bahannya mengalami pengendaan, sedangkan anoda melepaskan ion positif
3. Perbedaan massa yang terjadi disebabkan karena larutan cuso4 yang digunakan
mengalami reaksi reduksi yang menimbulkan endapan cu+ yang akan menuju
karoda karena ion tersebut bermuatan positif
4. Hasil yang kami dapatkan :
- Voltase sebesar 6 V dan I = 0,82 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,07256 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,14821 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,2219 gram
- Voltase sebesar 9 V dan I = 1,22 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,1098 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,2442 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,3289 gram
- Voltase sebesar 12 V dan I = 1,62 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,1456 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,2896 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,4368 gram
41

IX. DAFTAR PUSTAKA

 Holliday Ressnik, Fisika I, edisi 3, terjemahanPanturSilaban.


 Willey John, Physical Chemistry, fourth edition, New York
 Jobsheet “penuntun praktikum fisika teknik”. 2018, POLSRI
42

X. LAMPIRAN

GELAS KIMIA SPATULA

KACA ARLOJI VOLTMETER


43

MEDAN MAGNET

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu menganalisis timbulnya medang magnet disekitar paku (solenoida)
2. Mampu menjelaskan pengertian medan magnet
3. Mampu membuat medan magnet
4. Mampu menggunakan kaidah tangan kanan

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Paku ukuran 10cm dan 12cm
2. Kabel (kawat tembaga tunggal)
3. Gunting/cutter
4. 10 Paperclip, 10 peniti,10 jarum pentul
5. 2 Buah Baterai 1,5 Volt (Ukuran D/AA)

III. DASAR TEORI


A. Medan Magnet
Magnet memiliki dua buah kutub magnet yaitu kutub utara dan kutub
selatan magnet.Medan magnet adalah daerah atau ruang di sekitar magnet
dimana magnet lain atau benda lain yang mudah dipengaruhi magnet akan
mengalami gaya magnetik jika diletakkan dalam ruang tersebut.
B. Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus Listrik
Di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnetik. Hans Christian
Oersted pada tahun 1820 dalam percobaannya, ia menggunakan sebuah kompas
jarum untuk menunjukkan bahwa ketika arus listrik mengalir pada seutas kawat,
jarum kompas yang diletakkan pada daerah medan magnetik yang dihasilkan
oleh kawat berarus menyebabkan jarum kompas menyimpang dari arah utara-
selatan.
C. Arah Induksi Magnetik di Sekitar Kawat Berarus Listrik
Cara kita menentukan arah garis medan-medan magnet di sekitar kawat
berarus listrik adalah dengan menggunakan kaidah putaran tangan kanan yaitu
sebagai berikut:
44

Gambar 1 Kaidah Tangan Kanan

Genggam kawat lurus dengan tangan kanan sedemikian hingga ibu jari
menunjukkan arah kuat arus listrik, maka arah putaran keempat jari yang
dirapatkan akan menyatakan arah lingkaran garis-garis medan magnetik.

Atau

Apabila kawat berbentuk lingkaran maka arah putaran keempat jari yang
dirapatkan akan menunjukkan arah putaran arus listrik, demikian sehingga ibu
jari menyatakan arah garis-garis medan magnetik.

Seperti pada kasus solenoida, arus i-nya berputar sehingga untuk


memudahkan kaidah tangan kanan, arah putaran keempat jari yang dirapatkan
menunjukkan arah putaran arus, sedang arah ibu jari menunjukkan arah garis-
garis medan magnetiknya. Ketika sebuah solenoida dialiri arus listrik maka
garis-garis medan magnetik yang dihasilkan mirip seperti magnet batang,
dimana garis gaya magnet akan keluar dari ujung ibu jari (kutub utara) dan
masuk ke pangkal ibu jari (kutub selatan).
D. Besar Induksi Magnetik
a. Induksi Magnetik pada Kawat Lurus Berarus Listrik
Rumus :
45

b. Induksi Magnetik pada Kawat Melingkar Berarus Listrik

Rumus induksi magnetik di pusat lingkaran :

Rumus induksi magnetik di titik P

c. Induksi Magnetik pada Kawat Solenoida

Gambar 2 Solenoida
Rumus induksi magnetik ditengah solenoida :
46

Rumus induksi magnetik di ujung solenoida :

IV. LANGKAH KERJA


1. Mengupas kulit kabel, melilitkan tembaga kabel pada paku (usahakan serapat
mungkin) kurang lebih 30 lilitan.
2. Menempelkan ujung-ujung tembaga pada baterai dan menunggu beberapa saat.
3. Mendekatkan peniti, paperclip, serta jarum pada paku. Mengamati apa yang
terjadi.
4. Sekarang menambahkan jumlah lilitan pada paku dan mengamati apa yang
terjadi serta bagaimana pengaruh penambahan lilitan tersebut.
5. Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, menganalisis mana yang menjadi
kutub selatan dan kutub utara magnet yang dihasilkan pada percobaan.
Menggambarkan hasilnya pada laporan.
6. Mengecek kutub magnet dengan menggunakan kompas.
47

V. DATA PENGAMATAN
 Percobaan ke-1
Alat
Jumlah Ukuran I
No. Jarum Paper V (Volt)
Lilitan Peniti Paku (Ampere)
Pentul Clip
1 30 1 3 2 5 cm 1,60 A 1,5 V
2 40 3 5 4 5 cm 1,60 A 1,5 V
3 50 5 7 6 5 cm 1,60 A 1,5 V
4 30 2 3 3 10 cm 1,60 A 1,5 V
5 40 3 4 5 10 cm 1,60 A 1,5 V
6 50 6 5 7 10 cm 1,60 A 1,5 V

 Percobaan ke-2
Alat
Jumlah Ukuran I
No. Jarum Paper V (Volt)
Lilitan Peniti Paku (Ampere)
Pentul Clip
1 30 3 2 4 5 cm 0,45 A 9V
2 40 4 3 5 5 cm 0,45 A 9V
3 50 5 6 8 5 cm 0,45 A 9V
4 30 2 4 5 10 cm 0,45 A 9V
5 40 4 6 7 10 cm 0,45 A 9V
6 50 6 9 8 10 cm 0,45 A 9V
48

VI. DATA PERHITUNGAN


 Percobaan 1
1. Dik : N = 30
L = 0,05 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 30
= Am
0,1m
= 6,028 x 10-7 T
2. Dik : N = 40
L = 0,05 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 40
= Am
0,1 m
= 8,038 x 10-7 T
3. Dik : N = 50
L = 0,05 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
49

Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 50
= Am
0,1m
= 10,048 x 10-7 T

4. Dik : N = 30
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 30
= Am
0,2m
-7
= 3,014 x 10 T
5. Dik : N = 40
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 40
= Am
0,2 m
-7
= 4,019 x 10 T
6. Dik : N = 50
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 50
= Am
0,2m
= 5,024 x 10-7 T
 Percobaan 2
50

7. Dik : N = 30
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 30
= Am
0,1m
= 1,695 x 10-7 T
8. Dik : N = 40
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 40
= Am
0,1 m
= 2,260 x 10-7 T
9. Dik : N = 50
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 50
= Am
0,1m
= 2,826 x 10-7 T
51

10. Dik : N = 30
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 30
= Am
0,2m
= 847,8 x 10-7 T
11. Dik : N = 40
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 40
= Am
0,2 m
= 1,130 x 10-7 T
12. Dik : N = 50
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 50
= Am
0,2m
= 1,413 x 10-7 T
52
53

VII. ANALISIS DATA


Pada percobaan kali ini, kami menganalisa timbulnya magnet disekitar paku,
yang pertama dilakukan adalah mengupas kulit kabel dan melilitkannya pada paku.
Paku yang kami gunakan ada 2 yaitu paku besar dan paku kecil dengan jumlah
lilitan yang berbeda-beda yaitu 30,40,50 dan 60 lilitan. Setelah itu menempelkan
ujung-ujung tembaga pada baterai selama 5 menit. Setelah itu mendekatkan peniti,
paper clip dan jarum pada paku tadi dan mengamati berapa banyak peniti, paper
clip serta jarum yang menempel pada paku. Dengan panjang paku besar 10 cm dan
paku kecil 5 cm dan 2 baterai dengan voltase 1,5 V dan 9 V serta 2 kali percobaan
pada setiap lilitan yang berbeda.
54

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
jumlah lilitan pada paku, maka semakin banyak pula peniti, jarum dan paper
clipyang menempel pada paku. Semakin besar arus maka semakin besar medan
magnet. Dan adanya hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Dengan hasil percobaan pada induksi magnetic diujung solenoida :
1. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,05 m, B = 6,028 x 10-7 T
2. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,05 m, B = 8,038 x 10-7 T
3. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,05 m, B = 10,048 x 10-7 T
4. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,1 m, B = 3,014 x 10-7 T
5. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,1 m, B = 4,019 x 10-7 T
6. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,1 m, B = 5,024 x 10-7 T
Pada percobaan kedua ( Voltase baterai 9 Volt, serta I = 0,45 A )
1. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,05 m, B = 1,695 x 10-7 T
2. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,05 m, B = 2,260 x 10-7 T
3. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,05 m, B = 2,826 x 10-7 T
4. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,1 m, B = 847,8 x 10-7 T
5. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,1 m, B = 1,130 x 10-7 T
6. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,1 m, B = 1,413 x 10-7 T
55

IX. DAFTAR PUSTAKA


 Jobsheet Penuntun Praktikum Fisika Teknik. 2018. Politeknik Negeri Sriwijaya
 http://andrypermana06.blogspot.co.id/2013/04/medan-magnet.html
 http://29lailatulfitri.blogspot.co.id/2014/04/laporan-ingenhouse-flashback-
sma.html
56

X. LAMPIRAN

Paku berbagai ukuran Kabel Tembaga

Gunting dan Cutter Paper Clip

Peniti Jarum Pentul

Baterai
57

REAKSI ELEKTROLISIS

I. TUJUAN

Meneliti adanya perubahan yang terjadi pada proses elektrolisis larutan

II. DASAR TEORI

A. Elektrolisis

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi


energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah
elektroda dan elektrolit. Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan
emas (Au) serta Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag)

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat
pula leburan garam halide atau leburan oksida. Kombinasi antara elektrolit dan
elektroda menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:

- Elektrolisis larutan dengan elektroda inert


- Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
- Elektrolisis leburan dengan elektroda inert

Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda merupakan


kutub positif. Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi
reaksi oksidasi.

B. Sel Elektrolisis

Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi


redoks yang tidak spontan dengan adanya energy listrik dari luar. Contohnya
adalah elektrolisis lelehan NaCl dengan elektroda platina. Contoh lainnya adalah
pada sel Daniell jika diterapkan beda potensial listrik dari luar yang besarnya
melebihi potensial sel Daniell.
58

Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis

1. Jenis elektroda yang digunakan

2. Kedudukan ion dalam siri elektrokimia

3. Kepekatan ion

Perbedaan Antara Sel Elektrolisis / Sel Kimia Sel Elektrolisis dialirkan


melalui elektrolit, ion-ion akan terurai dan bergerak ke masing-masing anoda
dan katoda. Penguraian elektrolit dilakukan oleh arus elektrik. Anion bergerak
menuju ke elektroda anoda manakala Kation bergerak menuju ke elektroda
katoda.

Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik melalui
tindak balas kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam (elektrod) yang
berlainan dicelupkan ke dalam suatu larutan masing-masing elektrolit. Elektroda
Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4, Elektroda Cu dicelupkan ke dalam
larutan CuSO4 dan dihubungkan oleh satu jembatan garam. Arus yang terhasil
ialah sebanyak 1.10A.

Hukum faraday pertama tentang elektrolisis menyatakan bahwa


“jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua tentang
elektrolisis menyatakan bahwa : “Sejumlah tertentu arus listrik
menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu
elektrolisis” (Petrucci, 1985).

a. Variabel manipulasi :

1. Larutan Na2SO4 (1 M)
2. Larutan CuSO4 (1 M)
3. Larutan KI (1 M)

b. Variabel kontrol :

1. Alat percobaan
2. Tempat praktikum
59

III. ALAT DAN BAHAN


 Daftar Alat

1. Tabung U
2. Statif
3. Pipet Tetes
4. Gelas Kimia 100 ml
5. Rak Tabung Reaksi
6. Gelas Ukur 100 ml
7. Catudaya (9V)
8. Kabel
9. Elektroda Karbon
10. Penjepit Elektroda

 Daftar Bahan

1. Larutan Na2SO4 (1 M)
2. Larutan CuSO4 (1 M)
3. Larutan KI (1 M)
4. Indikator PP
5. Indikator Amilum
60

IV. LANGKAH KERJA


- Elektrolisis Larutan Na2SO4 dan Larutan CuSO4

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Merangkai perangkat percobaan seperti pada gambar perangkat percobaan.

3. Mengambil 100 ml Larutan Na2SO4 atau Larutan CuSO4 dan memasukkan


larutan tersebut pada gelas kimia.

4. Menambahkan 3 ml ( 3 tetes ) indikator PP ke dalam larutan tersebut.

5. Menuangkan larutan yang sudah dicampur indikator PP ke dalam tabung U


sampai 1,5 cm dari mulut tabung.

6. Menyelupkan kedua elektroda karbon ke dalam masing-masing mulut tabung


U.

7. Menghubungkan kedua elektroda dengan sumber arus listrik searah


(menggunakan 9 volt) selama 5 menit.

8. Mengamati reaksi yang terjadi dan mencatat perubahan-perubahan yang


terjadi pada masing-masing kaki tabung U.

9. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.

10. Mendokumentasikan hasil praktikum.

- Elektrolisis Larutan KI

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Merangkai perangkat percobaan seperti pada gambar perangkat percobaan.

3. Mengambil 100 ml Larutan KI dan memasukkan larutan tersebut pada tabung


U.

4. Menambahkan 3 tetes indikator amilum pada anoda, dan 3 tetes indikator PP


pada katoda.

5. Menyelupkan kedua elektroda karbon ke dalam masing-masing mulut tabung


U.
61

6. Menghubungkan kedua elektroda dengan sumber arus listrik searah


(menggunakan 9 volt) selama 5 menit.

7. Mengamati reaksi yang terjadi dan mencatat perubahan-perubahan yang


terjadi pada pada masing-masing kaki tabung U.

8. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.

9. Mendokumentasikan hasil praktikum.


62

V. TABEL PENGAMATAN
a.) Elektrolisis Na2SO4

PADA KATODA PADA ANODA


Warna larutan + indicator PP Warna larutan + indicator PP
Warna larutan berubah menjadi ungu Warna larutan tetap bening
Reaksi yang terjadi Reaksi yang terjadi
Na2SO4(aq) → 2Na+ + SO42- Na2SO4(aq) → 2Na+ + SO42-
Kat : 2H2O + 2e- → 2OH- + H2 An : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-

Zat yang dihasilkan Zat yang dihasilkan


2OH- + H2 4H+ + O2 + 4e-
Pengamatan lain Pengamatan lain
Banyak gelembung di tembaga katoda Sedikit gelembung di tembaga katoda

b.) Elektrolisis KI

PADA KATODA PADA ANODA


Warna larutan + Indikator PP Warna larutan + Indikator PP
Warna larutan menjadi kuning kecoklatan Warna larutan menjadi ungu hitam
Reaksi yang terjadi : Reaksi yang terjadi :
2H2O + 2e- → 2OH- + H2 2I- → I2 + 2e-
Zat yang dihasilkan : Zat yang dihasilkan :
H2 I2
Bau yang dihasilkan : Bau yang dihasilkan :
Mempunyai bau seperti betadine Tidak ada bau
Pengamatan lain : Pengamatan lain :
Terdapat banyak gelembung Terdapat sedikit gelembung
63

VI. DATA PERHITUNGAN


1) Na2SO4 1M 100 ml

Dik : M = 1 mol/L

V = 100 ml

BM = 142 gr/mol

Dit : Gr … ?

Penyelesaian :

Gr = M .BM . V

1L
Gr = 1 mol/L . 142 gr/mol . 100ml .
1000 ml

Gr = 1,42 gram

2) KI 1M 100 ml

Dik : M = 1 mol/L

V = 100 ml

BM = 166 gr/mol

Dit : Gr … ?

Penyelesaian :

Gr = M .BM . V

1L
Gr = 1 mol/L . 166 gr/mol . 100ml .
1000 ml

Gr = 16,6 Gram
64

VII. ANALISA DATA :

Pada percobaan pertama elektrolisis larutan Na2SO4 pada tabung U yang


ditambahkan dengan indicator PP pada katoda dan anoda, kemudian
menghubungkan kedua elektroda dengan arus searah selama 5 menit. Menghasilkan
perubahan warna menjadi ungu pada katoda dan anoda tidak terjadi perubahan
warna yaitu tetap bening. Zat yang dihasilkan pada katoda yaitu H2 sedangkan pada
anoda yaitu O2. Reaksi yang terjadi pada larutan tersebut yaitu :

Na2SO4 → 2Na+ + SO42-

Katoda : 4H2O + 4e- → 4OH- + 2H2(g)

Anoda : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-

Reaksi keseluruhan :

6H2O → 2H2+ O2 + 4OH- + 4H+

Pada percobaan kedua elektrolisis larutan KI pada tabung U yang


ditambahkan dengan indicator PP pada katoda dan amilum pada anoda, kemudian
menghubungkan kedua elektroda dengan arus searah selama 5 menit. Menghasilkan
perubahan warna menjadi ungu disebabkan karena terjadi reaksi OH- yang bersifat
basa pada katoda dan kuning kecoklatan pada anoda. Zat yang dihasilkan pada
katoda yaitu H2 dari hasil reduksi H2O dan pada anoda dihasilkan I2 dari hasil
oksidasi (2I-). Reaksi yang terjadi pada larutan tersebut yaitu :

KI(aq) →K+ + I-

Katoda : 2H2O + 2e- → 2OH- + H2(g)

Anoda : 2I-→ I2+ 2e-

Reaksi keseluruhan :

2H2O + 2I- → 2OH- + H2 + I2


65

VIII. KESIMPULAN

Pada percobaan kali ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Elektrolisis merupakan reaksi kimia yang mengubah energi listrik menjadi


energi kimia
2. Komponen terpentingdari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit
3. Faktor yang mempengaruhi elektrolisis yaitu, jenis elektroda yang digunakan,
kedudukan ion dalam siri elektrokimia, dan kepekaan ion
4. Elektrolisis larutan Na2SO4

Pada percobaan ini menggunakan 14,2 gr untuk 100 ml larutan

 Pada katoda : terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu, dihasilkan
zat berupa OH- dan H2, dan terdapat banyak gelembung
 Pada anoda : tidak terjadi perubahan warna, dihasilkan zat yaitu 4H +, O2 , dan
4e-, dan terdapat sedikit gelembung.
5. Elektrolisis larutan KI

Pada percobaan ini menggunakan 16,6 gr untuk 100 ml larutan

 Pada katoda :terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu, elektroda
pada ruang katoda terbentuk banyak gelembung O2
 Pada anoda : terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan,
terdapat endapan I- , dan sedikit gelembung.
66

IX. DAFTAR PUSTAKA :


 Jobsheet Politeknik Negeri Sriwijaya praktikum fisika Teknik 2018
67

X. LAMPIRAN ( GAMBAR ALAT )

Tabung Reaksi Pipet Tetes Gelas Kimia

Kaca Arloji Pengaduk Spatula

Labu Ukur Botol Aquadest Catudaya

Batang karbon
68

HUKUM OHM

I. TUJUAN

Selesai percobaan mahasiswa diharapkan :

 Dapat membuktikan kebenaran hukum ohm dengan percobaan


 Dapat menganalisa, menganalisa, hubungan antara tegangan dan arus listrik pada
tahanan tertentu
 Dapat menganalisa hubungan arus dan tahanan pada tegangan tertentu
 Dapat menggambar grafik tegangan fungsi arus plada lima buah tahanan yang
berbeda.

II. DASAR TEORI


Ohm adalah suatu tahanan listrik yang ditulis dengan simbol ‘Ω’. Dalam
suatu rangkaian listrik hukum ohm menyatakan hubungan antara tegangan, arus,
dan tahanan yang di rumuskan sebagai berikut :
R=V/I
Dimana ;
R= tahanan (ohm)
V= tegangan yang diberikan pada tahanan (volt)
I = arus yang mengalir pada tahanan (ampere)
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial.
Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George simon
ohm (1797-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung  –   ujungnya . Prinsip
Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simple menjelaskan
hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan. Tetapi
beberapa zat terutama semi-konduktor , tidak mengikuti hukum Ohm. Sebuah
grafik menunjukkan hubungan antara V dan I yang diberikan hukum Ohm
menghasilkan garis lurus. Hukum Ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan,
69

dan tahanan berhubungan. Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan
seri. Yang dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan
ujung ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada
rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu , diperlukan jumlah total nilai
tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada
pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir.

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


 Sumber tegangan DC = Accu 12 volt
 5 buah tahanan = 47,100,220,470,680
 Voltameter DC = 1 buah
 Amperemeter DC = 1 buah
 Papan percobaan
 Kabel penghubung

IV. LANGKAH KERJA

1. Meneliti semua peralatan sebelum menggunakan.

2. Membuat rangkaian seperti gambar (setiap penggantian R saklar (S) harus di off
kan).

3. Melakukan pengamatan dan mengisi ke tabel.


70

V. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Gambarkan grafik tegangan fungsi arus dari data percobaan!

2. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus pada tahanan yang constant!

3. Jelaskan hubungan antara arus dan tahanan pada tahanan yang constant!

4. Bandingkan hasil percobaan dan teori.!

Jawaban

1. Grafik tegangan fungsi arus

2. Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya
tegangan yang di berikan dan besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikan maka
arus akan meningkat, namun jika hambatannya yang dinaikkan maka arus nya
akan melemah.

3. Apabila tegangan yang besar maka arus yang mengalir bernilai kecil begitu juga
sebalikanya jika tegangan kecil maka kuat arus nya akan mengecil.

4. Perbandingan dari praktek dan teori memiliki persen kesalahan persen kesalahan
yang cukup kecil bisa dilihat dari data pengamatan dan perhitungan antara teori
dan praktek
71

VI. DATA PENGAMATAN

PERCOBAAN 1 (TEGANGAN KONSTAN)

Kuat arus
NO Tegangan (volt) Hambatan (Ω)
(ampere)
1 1V 470Ω 1,9MA
2 1V 1000 Ω 0,89MA
3 1V 4700Ω 0,20MA

PERCOBAAN 2 ( HAMBATAN KONSTAN)

Kuat arus
NO Hambatan(Ω) Tegangan (volt)
(ampere)
1 470Ω 0,6 V 1,093 MA
2 470Ω 0,8V 1,65 MA
3 470Ω 0,9V 1,793 MA
72

VII. PERHITUNGAN

Percobaan 1 (tegangan konstan)

1. Dik : V= Iv Dit: I = ?
R = 470 Ω

Jawab :

v 1v
I¿ = = 0,00213 A
R 470 Ω

1000 M A
I = 0.00213 A = 2,13 mA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

2.13−1.9
= x 100 %
2.13

= 10 %

2. Dik : V= Iv Dit: I = ?
R = 1000 Ω

Jawab :

v 1v
I¿ = = 0,001 A
R 1000 Ω

1000 M A
I = 0.001 A = 1 MA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

1−0.89
= x 100 %
1

= 1.1 %

3. Dik : V= Iv dit: I = ?
R = 4700 Ω
73

v 1v
I¿ = = 0,00021 A
R 4700 Ω

1000 M A
I = 0.00213 A = 0.213 mA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

0.213−0.20
= x 100 %
0.213

=6%

Percobaan ke 2 (hambatan konsta)

1. Dik : Ω = 470 Ω Dit: I = ?

v = 0.6 volt

Jawab :

v 0.6 v
I¿ = = 0,00127 A
R 470 Ω

1000 M A
I = 0.00127 A = 1.27 MA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

1.27−1.093
= x 100 %
1.27

= 13 %

2. Dik : Ω = 470 Ω Dit: I = ?

v = 0.8 volt

Jawab :

v 0.8 v
I¿ = = 0,0017 A
R 470 Ω
74

1000 M A
I = 0.00127 A = 1.7 MA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

1.7−1.65
= x 100 %
1.7

=3%

3. Dik : Ω = 470 Ω dit: I = ?

v = 0.9 volt

Jawab :

v 0.9 v
I¿ = = 0,0019 A
R 470 Ω

1000 M A
I = 0.00127 A = 1.914MA
1A

T −P
% kesalahan = x 100 %
T

1.914−1.293
= x 100 %
1.914

= 6%
75

VIII. ANALISIS HASIL PERCOBAAN

Pada pratikum kali ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan hukum ohm
dan hukum krichoff .percobaan pertama yaitu percobaan hukum ohm .langsung
pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua peralatan percobaan
setelah itu merangkai papan ercobaan sebelum gambar yang terterapada langkah
kerja

Pada percobaan hukum ohm di lakukan sebanyak 2 kali percobaan yaitu


percobaan 1 dengan tegangan konstan dan percobaan2 dengan hambatan konstan .
pada percobaan 1 dengan tegangan konstan yaitu 2 volt dengan kuat arus sebesar
1,9 MA dengan kesalahan = 10 % ... 0,8 g MAsebesar = 11 % dan 0,20 MAdengan
% kesalahan = 6 %

Sedangkan pada percobaan 2 dengan hambatan kkuat arus sebesar 470 Ωdi
dapat data sebagai berikut : 1.093 MAdengan % kesalahan = 13 % . 1,63 MAdengan
% kesalahan sebesar 3 % dan 1,793 MAdengan %kesalahan sebesar 6 %
76

IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan makadaat ditarik kesimpulan bahwa :
 Percobaan 1 (tegangan konsta) = 1 volt
- Didapatkan kuat arus 1.9 MA = dengan % kesalahan = 10 %
- Didapatkan kuat arus 1.89 MA = dengan % kesalahan = 11 %
- Didapatkan kuat arus 1.20 MA = dengan % kesalahan = 6 %

 Percobaan 2 hambatan konsta) = 470 Ω


- Didapatkan kuat arus 1.93MA = dengan % kesalahan = 13 %
- Didapatkan kuat arus 1.65 MA = dengan % kesalahan = 3%
- Didapatkan kuat arus 1.793 MA = dengan % kesalahan = 6 %
77

X. DAFTAR PUSTAKA

1. Jobsheet fisika teknik. Politeknik negeri sriwijaya, palembang 2007

2. FW.Sears,Mechanic,Heat FW.Sears,Mechanic,Heat & sond, Bab 5 dan Bab 11.

3. Halliday dan Resnick,Fisika I, Bab 5.


78

XI. LAMPIRAN

Baterai

Papan Elektronika

Multitester
79

HUKUM KIRCHOFF

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff I dengan percobaan.
 Menentukan harga arus yang mengalir pada suatu cabang yang lain yang
diketahui harganya.
 Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff II dengan percobaan.

II. DASAR TEORI


Hukum Kirchoff ada dua, yaitu Hukum Kirchoff I yang membahas tentang
arus listrik, dan Hukum Kirchoff II yang membahas tentang tegangan listrik.
Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jumlah aljabar arus yang menuju
kesatu titik cabang adalah nol ( ∑1 = 0 ). Dalam perjanjian arus yang arahnya masuk
kesuatu titik diberi tanda positif, sedangkan yang keluar diberi tanda negatif.
I1 + I 2 + I 3 + I 4 + I 5 = 0
I2
I1

I5 I3

I4
Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan pada suatu
rangkaian tertutup adalah nol. Dalam menggunakan Hukum Kirchoff II ini kita
akan diberikan tanda polaritas pada tahanan dalam arah datangnya arus.
R1

V1 R3

V1 + V2 + V3 + V4 + V5 = 0
Hukum Kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada analisa rangkaian
listrik, analisa rangkaian elektronika, perencanaan instalasi dan sebagainya.
Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut.
“Jumlah aljabar dari hasil kali kekuatan arus dan tahanan di setiap bagian adalah
80

sama dengan jumlah aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya.” Jika berbagai arus
listrik bertepatan disuatu titik, maka jumlah aljabar dari kekuatan arus-arus tersebut
adalah 0 (nol) di titik pertemuan.

Besar arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan
jumlah arus yang keluar dari titik percabangan.

III. ALAT DAN BAHAN


- Sumber tegangan DC : Baterai 9 V
- Tahanan (Ω) : 82, 100, 150, 1K2, 1K8, 3K3
- Voltmeter DC : 3 buah
- Amperemeter DC : 3 buah
- Papan percobaan
- Kabel penghubung

IV. LANGKAH KERJA


1. Membuat rangkaian seperti gambar

R1
A1

R2 A2

R3 A3

2. Melakukan pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel


3. Mengubah rangkaian diatas seperti gambar berikut :

4. Melakukan pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel


81

5. Membuat rangkaian seperti gambar berikut :

6. Melakukan pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel


82

V. DATA PERCOBAAN
Percobaan 1
Arus (mA)
No Tegangan (V)
A1 A2 A3
1 4V 8,67 A 10,15 A 18,53 A
2 6V 13,6 A 14,50 A 27,96 A
3 8V 17,6 A 21,5 A 38,16 A

Percobaan II
Tegangan (Volt)
No Tegangan (V)
VR1 VR2 VR3
1 4V 1,126 V 0,954 V 1,764 V
2 6V 1,652 V 1,542 V 2,631 V
3 8V 2,17 V 1,86 V 3,16 V
83

VI. PERHITUNGAN
Percobaan 1
1. Dik : I1 = 8,97 A

I2 = 10,50 A

I3 = 19,47 A

Maka, I1 + I2 = I3

8,67 + 10,15 = 18,53 A

18,82 A = 18,53 A

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

18,82−18,53
% Kesalahan= x 100 %=1,5 %
18,82

2. Dik : I1 = 13,6 A

I2 = 14,50 A

I3 = 27,96A

Maka, I1 + I2 = I3

13,6 + 14,50 = 27,96A

28,1 A = 27,96A

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

28,1−27,96
% Kesalahan= x 100 %=0,5 %
28,1

3. Dik : I1 = 17,6 A

I2 = 21,5 A

I3 = 38,16A
84

Maka, I1 + I2 = I3

17,6 + 21,5 = 38,16A

39,1 A = 38,16A

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

39,1−38,16
% Kesalahan= x 100 %=0,02 %
39,1

Percobaan 2

Dik : R1 = 100 Ω R2 = 80 Ω R3 = 150 Ω

1. Tegangan 4 V

R1
 VR 1= xV
R TOT

100 Ω
VR 1= x 4V
330 Ω

¿ 1,212V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

1,212−1,126
% Kesalahan= x 100 %=7 %
1,212

R2
 VR 2= xV
RTOT

80 Ω
VR 2= x 4V
330 Ω

¿ 0,969 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
85

0,969−0,954
% Kesalahan= x 100 %=1,5 %
0,969

R3
 VR 3= xV
R TOT

150 Ω
VR 3= x 4V
330 Ω

¿ 1,818 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

1,818−1,764
% Kesalahan= x 100 %=3 %
1,818

2. Tegangan 6 V

R1
 VR 1= xV
R TOT

100 Ω
VR 1= x6V
330 Ω

¿ 1,818 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

1,818−1,652
% Kesalahan= x 100 %=9,13 %
1,818

R2
 VR 2= xV
RTOT

80 Ω
VR 2= x6V
330 Ω

¿ 1,454 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
86

1,454−1,542
% Kesalahan= x 100 %=6 %
1,454

R3
 VR 3= xV
R TOT

150 Ω
VR 3= x 6V
330 Ω

¿ 2,727 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

2.727−2,631
% Kesalahan= x 100 %=3,5 %
2,727

3. Tegangan 8 V

R1
 VR 1= xV
R TOT

100 Ω
VR 1= x8V
330 Ω

¿ 2,42 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

2,42−2,17
% Kesalahan= x 100 %=10 %
2,42

R2
 VR 2= xV
RTOT

80 Ω
VR 2= x8V
330 Ω

¿ 1,93 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
87

1,93−1,86
% Kesalahan= x 100 %=3,6 %
1,93

R3
 VR 3= xV
R TOT

150 Ω
VR 3= x 8V
330 Ω

¿ 3,63 V

T −P
% Kesalahan= x 100 %
T

3,63−3,16
% Kesalahan= x 100 %=12.9 %
3,63
88

VII. ANALISIS PERCOBAAN

Pada percobaan kedua yaitu percobaan hukum kirchoff I dan hukum kirchoff
II. Langkah yang harus dilakukan adalah merangkai alat sesuai dengan gambar
yang tertera pada langkah kerja.

Percobaan pertama dilakukan dengan cara percobaan hukum kirchoff I.


Didapatkan hasilsebesar 18,82 A = 18,57 dengan persentase kesalahan sebesar 1% (
pada tegangan 4 Volt ). Pada tegangan 6 Volt didapatkan sebesar 28,1 A = 27,96 A
dengan persentase kesalahan sebesar 0,4% dan pada tegangan 8 Volt didapatkan
39,1 A = 38,16 A dengan persentase kesalahan sebesar 2%.

Sedangkan untuk percobaan kedua yaitu penentuan hukum kirchoff II


didapatkan hasil pada tegangan 4 V sebesar 1,212 dengan % kesalahan sebesar 7%,
0,969 V dengan % kesalahan sebesar 1%. Dan 1,818 V dengan % kesalahan sebesar
2%. Sedangkan untuk tegangan 6 V didapatkan 2,727 V dengan % kesalahan
sebesar 7%. Sedangkan pada tegangan 8 V didapatkan 2,42 V dengan % kesalahan
sebesar 10%, 1,93 V dengan % kesalahan sebesar 3% dan 3,63% dengan %
kesalahan sebesar 12%.

Dari percobaan Hukum Kirchoff, maka resistor berfungsi sebagai


penghambat dan menstabilkan arah arus listrik. Hukum Kirchoff berbunyi “Arus
listrik yang masuk sama dengan Arus listrik yang keluar.”
89

VIII. KESIMPULAN
a. Hukum Kirchoff I
 18,82 A = 18,53 A, % Kesalahan = 1,5%
 28,78A = 28,53 A, % Kesalahan = 0,5%
 38,64 A = 38,26 A, % Kesalahan = 0,02%

b. Hukum Kirchoff II
 Tegangan 4 V =
VR 1 = 1,212 V, % Kesalahan = 7%
VR 2 = 0,969 V, % Kesalahan = 1,5%
VR 3 = 1,810 V, % Kesalahan = 3%
 Tegangan 6 V =
VR 1 = 1,818 V, % Kesalahan = 9.13%
VR 2 = 1,464 V, % Kesalahan = 6%
VR 3 = 1,2.727 V, % Kesalahan = 3,5%
 Tegangan 8 V =
VR 1 = 2,42 V, % Kesalahan = 10%
VR 2 = 1,93 V, % Kesalahan = 3,6%
VR 3 = 3,63 V, % Kesalahan = 12,9%
90

IX. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan maksud percobaan pada gambar 1,2,3
2. Sesuaikan percobaan-percobaan yang telah saudara lakukan dengan teori
3. Mengapa ketika baterai V2 dibalik polaritasnya menyebabkan berubahnya
penunjukkan tegangan pada setiap tegangan
Jawaban :
1. Yang dimaksud dari percobaan 1,2,3 adalah pembuktian kebenaran hukum
kirchoff I dan II untuk menentukan arus yang mengalir pada suatu cabang,
maksudnya semakin banyak resistor maka ada beberapa arus yang tidak
mengalir keresistor kiri
2. Pada percobaan yang telah dilakukan didapat beberapa nilai arus. Percobaan ini
menghasilkn beberapa arus berbeda berdasarkan tegangan dan hambatan yang
dpasang. Perbedaan arus ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin besar hambatan yang dipasng,maka arus yang mengalir semakin
kecil,begitupuka sebaliknya.
3. Karena jika baterai V2 tidak dibalik maka menyebabkan pembentukan arus ke
resistor. Ketika baterai dibalik polaritasny akan menyebabkan berubahnya
penunjukan tegangan pada setiap tahanan. Hal ini disebabkan adanya perubahan
kutub, jika kutub positif berwarna merah disambukan ke kutub negative yg
berwarna hitam maka arus tidak mengalir.inilah yang menyebabkan tegangan
disetiap tegangan berubah.
91

X. DAFTAR PUSTAKA
1. FW. Sears, Mechanic,Heat & Sound, Bab 5 dan Bab 11.
2. Halliday dan Resnick, Fisika I, Bab 5.
3. Jobsheet “Penuntun Praktikum Fisika Teknik” Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang, 2019
92

XI. LAMPIRAN

Baterai

Papan Elektronika

Multitester

Anda mungkin juga menyukai