KALORIMETER II
I. TUJUAN
Pada percobaan kali ini berhubungan dengan dua bentuk energi dalam bentuk
energi kalor dan energi listrik. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada
suatu resistor dinyatakan dengan persamaan:
W=V.i.t
2
Dimana:
W = energy listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
t = waktu/ lama aliran listrik (sekon)
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dinyatakan
dengan persamaan:
Q = m . c . (ta-t)
Dimana:
Q = jumlah kalor yang diperlukan (kalori)
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis zat (kal/gr oC)
ta= suhu akhir zat (oC)
t = suhu mula-mula (oC)
Dalam percobaan ini energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air
dan kalorimeter. Berdasarkan Azaz Black bahwa kalor yang dilepaskan sama
dengan kalor yang diterima, maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh
air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehinggan akan terjadi perubahan
panas pada air dan kalorimeter. Adapun besarnya nilai kesetaraan kalor listrik dapat
dinyatakan dengan persamaan:
v .i .t
Y=
( mk c k + ma c a ) (t a −t)
Dimana:
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)
T = waktu/ lama pengaliran listrik (sekon)
Mk = massa kalorimeter dan pengaduk (gram)
Ck = kalor jenis kalorimeter (kal/gr oC)
Ma = massa air dalam kalorimeter (gram)
Ca = kalor jenis kalorimeter (kal/gr oC)
ta = suhu akhir zat (oC)
3
A
CATU DAYA
V
KALORIMETER
6. Memasang kalorimeter yang sudah berisi 100 ml air + 1 gr NaCl, mengukur suhu
air dalam kalorimeter dan mencatat hasil pengukuran.
8. Setelah temperatur naik sekitar 100°C menghentikan aliran listrik. Mencatat suhu
air, lama pengaliran listrik.
V. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN 1 ( 2 MENIT )
V I t Mk Ma T Ta
NO
(volt) (Ampere) (Sekon) (gram) (gram) (°C) (°C)
1 4 Volt 1,87 A 120 s 320,13 gr 292,57 gr 30oC 31 oC
2 4 volt 1,85 A 240 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 32 oC
3 4 volt 1,83 A 360 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 33 oC
4 4 volt 1,81 A 480 s 320,13 gr 292,57 gr 30OC 34 oC
5 4 volt 1,79 A 600 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 35 oC
PERCOBAAN 2 ( 5 MENIT )
V I t Mk ma T Ta
NO
(volt) (Ampere) (Sekon) (gram) (gram) (°C) (°C)
1 4 Volt 1,83 A 300 s 320,13 gr 292,57 gr 30oC 32 oC
2 4 volt 1,79 A 600 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 34 oC
3 4 volt 1,75 A 900 s 320,13 gr 292,57 gr 300C 35 oC
4 4 volt 1,71 A 1200 s 320,13 gr 292,57 gr 30OC 38oC
PERCOBAAN 1 (2 MENIT)
Energi Listrik
W1 = V1.i1.t1
= 4 Volt. 1,87 A.120 s
= 897,6 joule
W2 = V2.i2.t2
= 4 Volt. 1,85 A.240 s
= 1776 joule
W3 = V3.i3.t3
= 4 Volt. 1,13 A.360 s
= 2635,2 joule
W4 = V4.i4.t4
= 4 Volt. 1,81 A.480 s
= 3475,2 joule
W5 = V5.i5.t5
= 4 Volt. 1,79 A.600 s
= 4296 joule
Kalor
Q1 = M . C (ta1- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (31-30)°c
= 292,57 kal
Q2 = M . C (ta2- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (32-30)°c
= 585,14 kal
Q3 = M . C (ta3- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (33-30)°C
= 877,71 kal
7
Q4 = M . C (ta4- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (34-30)°C
= 1170,28 kal
Q5 = M . C (ta5- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (35-30)°C
= 1462,85 kal
v . i. t
¿ Y 1=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v .1,87 A .120 s
=
( 320,13 gr .1 kal/ gr ℃+ 292,57.1kal /gr ℃ ) (31−30)℃
897,6 joule
=
612,7 kal
= 1,46 J/kal
v . i. t
¿ Y 2=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v .1,85 A .240 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 kal/ gr ℃ ) (32−30)℃
1776 joule
=
1225,4 kal
= 1,44 j/kal
v . i. t
¿ Y 3=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )
4 v .1,83 A .360 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 ) (33−30)℃
2635,2 joule
=
1838,1 kal
= 1,43 J/kal
8
v.i.t
¿ Y 4=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v . 1,81 A .480 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (34−30)℃
3475,2 joule
=
2450,8 kal
= 1,41 j/kal
v . i. t
¿ Y 5=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )
4 v .1,79 A .600 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (35−30)℃
4296 joule
=
3063 kal
= 1,40 j/kal
Energi Listrik
W1 = V1.i1.t1
= 4 Volt. 1,83 A.300 s
= 2196 Joule
W2 = V2.i2.t2
= 4 Volt. 1,79 A.600 s
= 4296 joule
W3 = V3.i3.t3
= 4 Volt. 1,75 A.900 s
= 6300 joule
W4 = V4.i4.t4
= 4 Volt. 1,71 A.1200 s
= 8208 joule
9
W5 = V5.i5.t5
= 4 Volt. 1,67 A.1500 s
= 10020 joule
Kalor
Q1 = M . C (ta1- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (32-30)°c
= 585,14 kal
Q2 = M . C (ta2- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (34-30)°c
= 1170,28 kal
Q3 = M . C (ta3- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (35-30)°C
= 1462,85 kal
Q4 = M . C (ta4- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (38-30)°C
= 2340,5 kal
Q5 = M . C (ta5- t)
= 292,57 gr .1 kal/gr (40-30)°C
= 2925,7 kal
v . i. t
¿ Y 1=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v . 1,83 A .300 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57.1kal /gr ℃ ) (32−30)℃
2196 joule
=
905,27 kal
= 2,42 J/kal
10
v . i. t
¿ Y 2=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v . 1,79 A .600 s
=
( 320,13 gr .1 kal/gr ℃ +292,57 gr .1 kal/ gr ℃ ) (34−30)℃
4296 joule
=
2450,8 kal
= 1,75 j/kal
v . i. t
¿ Y 3=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )
4 v .1,75 A .900 s
=
( 320,13 gr .1 kal /gr ℃ +292,57 gr .1 ) (35−30)℃
6300 joule
=
3063,5 kal
= 2,05 J/kal
v.i.t
¿ Y 4=
( mk ck + maca )( ta−t )
4 v .1,71 A .1200 s
=
( 320,13 gr .1 kal / gr ℃+ 292,57 gr .1 kal/gr ℃ ) (38−30)℃
8208 joule
=
4901,6 kal
= 1,67 j/kal
v . i. t
¿ Y 5=
( mk ck +ma ca ) (ta−t )
4 v .1,67 A .1500 s
=
( 320,13 gr .1 kal/ gr ℃+ 292,57 gr .1 kal /gr ℃ ) ( 40−30)℃
10020 joule
=
6127 kal
= 1,63 j/kal
11
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini antara lain adalah
kalorimeter 1 buah yang digunakan untuk mengetahui besar kalor yang diterima
dan untuk mengukur panas reaksi. Termometer 1 buah untuk mengukur suhu dalam
kalorimeter sebelum dan saat dialirkan listrik. Neraca 1 buah untuk menimbang
kalorimeter saat kosong dan saat diisi air. Catu daya listrik yang digunakan sebagai
sumber listrik. Amperemeter 1 buah serta voltmeter 1 buah dan stopwatch.
VIII. KESIMPULAN
6. Dalam suatu sistem, jumlah kalor yang diberikan oleh suatu zat yang mempunyai
suhu lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima zat lain yang bersuhu
lebih rendah.
X. LAMPIRAN
KALORIMETER TERMOMETER
KONDUKTIVITAS LARUTAN
I. TUJUAN
- Untuk mengetahui hantaran dari suatu larutan.
- Untuk mengetahui jenis larutan elektrolit kuat, lemah, dan non – elektrolit.
- Untuk mengetahui bagaimana penggunaan konduktometer.
Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan
listrik (R).
l
R=ρ
A
Suatu hambatan (R) dinyatakan dalam ohm (Ω), ρadahal tahanan spesifik atau
resistivitas dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), L adalah panjang dalam cm, dan A
luas penampang lintang dalam cm². Oleh karena itu, daya hantar listrik dinyatakan.
17
1 A
DHL = =K
R L
1 L
K= x
R A
1
K=
ρ
Δm = K/C
Dimana :
IV. PERTANYAAN
1. Sebutkanlah contoh larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit ?
2. Jelaskan penyebab beda keeltrolitan dan pengaruh konsentrasi terhadap
keelektrolitan suatu larutan ?
Jawab :
2. Beda keelektrolitan dibedakan pada elektrolit kuat dihasilkan banyak ion dan
terionisasi sempurna sedangkan pada elektrolit lemah dihasilkan lebih sedikit
ion dan terionisasi sebagian, dan pada non elektrolit (∝ = 0) tidak terionisasi.
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat
sebanding dengan konsentrasi elektrolit.
20
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat konduktometer dan bersihkan degan aquadest sebelum
pemakaian.
2. Membuat larutan NaOH 0,1 N, CH 3COOH 0,1 N, dan larutan gula 0,1 N
sebanyak 150 ml. (BM gula = 342.30 g/mol).
3. Mengukur temperatur dan konduktivitas masing – masing larutan.
4. Merangkai alat sesuai diagram dibawah ini :
~
A
N1 = n x M
= 34,93ek/l
N2 = 0,1ek/l
V1 . N1 = V2 . N2
V1 = 0,715 ml
23
3. Gula
N Gula = 0,1 N
n Gula = 1 ek/mol
V Gula = 250 ml
Gr = …?
ek gr 1l
0,1 x 342,30 x 250 ml x
N x Mr x V l mol 1000 ml
Gr = = =8,551 gr
n ek
1
mol
1. NaOH
Sm
231,113
K cm
Δm = =
C mol
10−4
c m3
10−3 S
231,113 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
−4
10 mol/cm ³
= 2311,13 Scm²/mol
2. CH3COOH
Sm
0,492
K cm
Δm = =
C mol
10− 4
c m3
10−3 S
0,492 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
−4
10 mol /cm³
= 4,92 Scm²/mol
24
3. Gula
Sm
0,062
K cm
Δm = =
C mol
10− 4
c m3
10−3 S
0,062 Sm/cm x
= 1 Sm
¿ ¿
10−4 mol /cm³
= 0,62 Scm²/mol
25
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Konduktivitas/daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan
dapat menghantarkan listrik.
2. Larutan NaOH merupakan larutan elektrolit kuat, dengan konsentrasi 0,1 N dan
memiliki hantaran molar (Δm) sebesar 2311,13 Scm²/mol.
3. Larutan CH3COOH merupakan larutan elektrolit lemah, dengan konsentrasi 0,1
N dan memiliki nilai hantaran molar (Δm) sebesar 4,92 Scm²/mol.
4. Larutan gula merupakan larutan non – elektrolit, dengan konsentrasi 0,1 N dan
memiliki nilai hantaran molar (Δm) sebesar 0,62 Scm²/mol.
5. Besarnya konsentrasi mempengaruhi konduktivitas suatu larutan. Semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar konsuktivitasnya.
27
X. DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Rineka Cipta : Jakarta.
Purba, M., 2006, “ Kimia SMA kelas XII.” Jakarta : Erlangga.
Sukardjo, Prof., Dr., 1997, “Kimia Fisika,” Jakarta : PT. RINEKA CIPTA.
28
VOLTAMETER TEMBAGA
I. TUJUAN
Memahami pemakaian alat amperemeter dan voltmeter
Memahami teori dan prinsip kerja dari amperemeter dan voltmeter
Melakukan penerapan amperemeter dan voltmeter dengan larutan tembaga sulfat
CuSO 4 →Cu2+¿+ SO 4 ¿
Ion Cu2+¿ ¿ akan menempel pada keping tembaga yang ditengah (katoda) dan
setelah waktu tertentu maka katoda ini akan bertambah massanya akibat
pengendapan.
Banyaknya endapan dapat dihitung dengan rumus :
G = a .i .t
Dimana :
Jadi arus elektron terjadi apabila ada proses perpindahan elektron. Arah arus
listrik berlawanan dengan arah perpindahan elektron.
Go
Voltase (V) I (Ampere) Gt (garam) t (menit G=Go-Gt (gr)
(gram)
0,82 A 48,53 gr 48,60256 gr 5 menit 0,07256 gr
6V 0,82 A 48,53 gr 48,67821 gr 10 menit 0,14821 gr
0,82 A 48,53 gr 48,7519 gr 15 menit 0,2219 gr
1.22 A 48,53 gr 48,6398 gr 5 menit 0,1098 gr
9V 1,22 A 48,53 gr 48,7593 gr 10 menit 0,2242 gr
1,22 A 48,53 gr 48,8689 gr 15 menit 0,3289 gr
1,62 A 48,53 gr 48,6766 gr 5 menit 0,1456 gr
12 V 1,62 A 48,53 gr 48,8196 gr 10 menit 0,2896 gr
1,62 A 48,53 gr 48,9668 gr 15 menit 0,4368 gr
32
VI. PERHITUNGAN
1. 0,5 gram H2SO4 ρ = 1,84 gr/cm3
Penyelesaian :
m
ρ=
V
m 0,5 gram
V= = = 0,27 ml
ρ 1,89 gr /cm3
- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,60256 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,60256 gr – 48,53 gr = 0,07256 gr
5
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,08 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,08−0,07256
=| |x 100 %
0,08
0,00744
=|
0,08 |
x 100 %
33
= 9,3 %
2. Dik:
- I = 0,82 A
- t = 10 menit : |601menit
jam
| = 1060 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6721 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,67821 gr – 48,53 gr = 0,14821 gr
10
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,16 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,16−0,14821
=| |x 100 %
0,16
0,01179
=|
0,16 |
x 100 %
= 7,36 %
3. Dik:
- I = 0,82 A
- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,7519 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,7519 gr – 48,53 gr = 0,2219 gr
15
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 0,82 A x jam = 0,24 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,24−0,2219
=| |x 100 %
0,24
34
= |0,0181
0,24 |
x 100 %
= 7,54 %
b. V = 9 Volt
1. Dik:
- I = 1,22 A
- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6398 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,6398 gr – 48,53 gr = 0,1098 gr
5
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,12 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,12−0,1098
=| |x 100 %
0,12
0,0102
=|
0,12 |
x 100 %
= 8,5 %
2. Dik:
- I = 1,22 A
- t = 10 menit : |601menit
jam
| = 1060 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,7542 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,7542 gr – 48,53 gr = 0,2242 gr
10
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,24 gr
60
35
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,24−0,2242
=| |x 100 %
0,24
0,0158
=|
0,24 |
x 100 %
= 6,5 %
3. Dik:
- I = 1,22 A
- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,8689 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,8689 gr – 48,53 gr = 0,3289 gr
15
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 1,22 A x jam = 0,36 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,36−0,3289
=| |x 100 %
0,36
0,0311
=|
0,36 |
x 100 %
= 8,63 %
c. V = 12 Volt
1. Dik:
- I = 1,62 A
- t = 5 menit : |601menit
jam
| = 605 jam
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,6756 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
36
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,16−0,1456
=| |x 100 %
0,16
0,0144
=|
0,16 |
x 100 %
=9 %
2. Dik:
- I = 1,62 A
1 jam 10
- t = 10 menit : | |
60 menit
= jam
60
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,8196 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,8196 gr – 48,53 gr = 0,2896 gr
10
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 162 A x jam = 0,32 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,32−0,2896
=| |x 100 %
0,32
0,0304
=|
0,32 |
x 100 %
=9,5 %
3. Dik:
- I = 1,62 A
- t = 15 menit : |601menit
jam
| = 1560 jam
37
- Go = 48,53 gram
- Gt = 48,9668 gram
- a = 1,186 gr/amp.jam
Penyelesaian :
G praktek = Gt – Go = 48,9668 gr – 48,53 gr = 0,4368 gr
15
G teori = a . i . t = 1,186 gr/amp.jam x 162 A x jam = 0,48 gr
60
% kesalahan =|T −P
T |
x 100 %
0,48−0,4368
=| |x 100 %
0,48
0,0432
=|
0,48 |
x 100 %
=9 %
38
- Garfik
0.6
0.5
0.4
praktek (5 menit)
teori (5 menit)
0.3 praktek (10 menit)
teori (10 menit)
praktek (15 menit)
0.2 teori (15 menit)
0.1
0
6V 9V 12 V
39
VIII. KESIMPULAN
1. Elektrolis merupakan peristiwa dimana arus yang mengalir menyebabkan terjadi
reaksi kimia yaitu proses penguraian elektrolit
2. Karoda yang merupakan tempat kelangsungan reduksi dan tembaga sebagai
bahannya mengalami pengendaan, sedangkan anoda melepaskan ion positif
3. Perbedaan massa yang terjadi disebabkan karena larutan cuso4 yang digunakan
mengalami reaksi reduksi yang menimbulkan endapan cu+ yang akan menuju
karoda karena ion tersebut bermuatan positif
4. Hasil yang kami dapatkan :
- Voltase sebesar 6 V dan I = 0,82 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,07256 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,14821 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,2219 gram
- Voltase sebesar 9 V dan I = 1,22 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,1098 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,2442 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,3289 gram
- Voltase sebesar 12 V dan I = 1,62 A
- Waktu 5 menit didapatkan G = 0,1456 gram
- Waktu 10 menit didapatkan G = 0,2896 gram
- Waktu 15 menit didapatkan G = 0,4368 gram
41
X. LAMPIRAN
MEDAN MAGNET
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu menganalisis timbulnya medang magnet disekitar paku (solenoida)
2. Mampu menjelaskan pengertian medan magnet
3. Mampu membuat medan magnet
4. Mampu menggunakan kaidah tangan kanan
Genggam kawat lurus dengan tangan kanan sedemikian hingga ibu jari
menunjukkan arah kuat arus listrik, maka arah putaran keempat jari yang
dirapatkan akan menyatakan arah lingkaran garis-garis medan magnetik.
Atau
Apabila kawat berbentuk lingkaran maka arah putaran keempat jari yang
dirapatkan akan menunjukkan arah putaran arus listrik, demikian sehingga ibu
jari menyatakan arah garis-garis medan magnetik.
Gambar 2 Solenoida
Rumus induksi magnetik ditengah solenoida :
46
V. DATA PENGAMATAN
Percobaan ke-1
Alat
Jumlah Ukuran I
No. Jarum Paper V (Volt)
Lilitan Peniti Paku (Ampere)
Pentul Clip
1 30 1 3 2 5 cm 1,60 A 1,5 V
2 40 3 5 4 5 cm 1,60 A 1,5 V
3 50 5 7 6 5 cm 1,60 A 1,5 V
4 30 2 3 3 10 cm 1,60 A 1,5 V
5 40 3 4 5 10 cm 1,60 A 1,5 V
6 50 6 5 7 10 cm 1,60 A 1,5 V
Percobaan ke-2
Alat
Jumlah Ukuran I
No. Jarum Paper V (Volt)
Lilitan Peniti Paku (Ampere)
Pentul Clip
1 30 3 2 4 5 cm 0,45 A 9V
2 40 4 3 5 5 cm 0,45 A 9V
3 50 5 6 8 5 cm 0,45 A 9V
4 30 2 4 5 10 cm 0,45 A 9V
5 40 4 6 7 10 cm 0,45 A 9V
6 50 6 9 8 10 cm 0,45 A 9V
48
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 50
= Am
0,1m
= 10,048 x 10-7 T
4. Dik : N = 30
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 30
= Am
0,2m
-7
= 3,014 x 10 T
5. Dik : N = 40
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 40
= Am
0,2 m
-7
= 4,019 x 10 T
6. Dik : N = 50
L = 0,1 m
i = 1,60 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 1,60 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 1,60 A x 50
= Am
0,2m
= 5,024 x 10-7 T
Percobaan 2
50
7. Dik : N = 30
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 30
= Am
0,1m
= 1,695 x 10-7 T
8. Dik : N = 40
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 40
= Am
0,1 m
= 2,260 x 10-7 T
9. Dik : N = 50
L = 0,05 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,05 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 50
= Am
0,1m
= 2,826 x 10-7 T
51
10. Dik : N = 30
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 30
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 30
= Am
0,2m
= 847,8 x 10-7 T
11. Dik : N = 40
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 40
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 40
= Am
0,2 m
= 1,130 x 10-7 T
12. Dik : N = 50
L = 0,1 m
i = 0,45 A
Mo = 4π x 10-7 Wb/Am
B = …?
Wb
M 0 . i. N 4 π x 10−7 x 0,45 A x 50
B= = Am
2L
2 x 0,1 m
Wb
4 x 3,14 x 10−7 x 0,45 A x 50
= Am
0,2m
= 1,413 x 10-7 T
52
53
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
jumlah lilitan pada paku, maka semakin banyak pula peniti, jarum dan paper
clipyang menempel pada paku. Semakin besar arus maka semakin besar medan
magnet. Dan adanya hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Dengan hasil percobaan pada induksi magnetic diujung solenoida :
1. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,05 m, B = 6,028 x 10-7 T
2. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,05 m, B = 8,038 x 10-7 T
3. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,05 m, B = 10,048 x 10-7 T
4. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,1 m, B = 3,014 x 10-7 T
5. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,1 m, B = 4,019 x 10-7 T
6. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,1 m, B = 5,024 x 10-7 T
Pada percobaan kedua ( Voltase baterai 9 Volt, serta I = 0,45 A )
1. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,05 m, B = 1,695 x 10-7 T
2. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,05 m, B = 2,260 x 10-7 T
3. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,05 m, B = 2,826 x 10-7 T
4. Dengan lilitan 30 dan L paku 0,1 m, B = 847,8 x 10-7 T
5. Dengan lilitan 40 dan L paku 0,1 m, B = 1,130 x 10-7 T
6. Dengan lilitan 50 dan L paku 0,1 m, B = 1,413 x 10-7 T
55
X. LAMPIRAN
Baterai
57
REAKSI ELEKTROLISIS
I. TUJUAN
A. Elektrolisis
Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan
emas (Au) serta Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag)
Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat
pula leburan garam halide atau leburan oksida. Kombinasi antara elektrolit dan
elektroda menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
B. Sel Elektrolisis
3. Kepekatan ion
Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik melalui
tindak balas kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam (elektrod) yang
berlainan dicelupkan ke dalam suatu larutan masing-masing elektrolit. Elektroda
Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4, Elektroda Cu dicelupkan ke dalam
larutan CuSO4 dan dihubungkan oleh satu jembatan garam. Arus yang terhasil
ialah sebanyak 1.10A.
a. Variabel manipulasi :
1. Larutan Na2SO4 (1 M)
2. Larutan CuSO4 (1 M)
3. Larutan KI (1 M)
b. Variabel kontrol :
1. Alat percobaan
2. Tempat praktikum
59
1. Tabung U
2. Statif
3. Pipet Tetes
4. Gelas Kimia 100 ml
5. Rak Tabung Reaksi
6. Gelas Ukur 100 ml
7. Catudaya (9V)
8. Kabel
9. Elektroda Karbon
10. Penjepit Elektroda
Daftar Bahan
1. Larutan Na2SO4 (1 M)
2. Larutan CuSO4 (1 M)
3. Larutan KI (1 M)
4. Indikator PP
5. Indikator Amilum
60
- Elektrolisis Larutan KI
V. TABEL PENGAMATAN
a.) Elektrolisis Na2SO4
b.) Elektrolisis KI
Dik : M = 1 mol/L
V = 100 ml
BM = 142 gr/mol
Dit : Gr … ?
Penyelesaian :
Gr = M .BM . V
1L
Gr = 1 mol/L . 142 gr/mol . 100ml .
1000 ml
Gr = 1,42 gram
2) KI 1M 100 ml
Dik : M = 1 mol/L
V = 100 ml
BM = 166 gr/mol
Dit : Gr … ?
Penyelesaian :
Gr = M .BM . V
1L
Gr = 1 mol/L . 166 gr/mol . 100ml .
1000 ml
Gr = 16,6 Gram
64
Reaksi keseluruhan :
KI(aq) →K+ + I-
Reaksi keseluruhan :
VIII. KESIMPULAN
Pada katoda : terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu, dihasilkan
zat berupa OH- dan H2, dan terdapat banyak gelembung
Pada anoda : tidak terjadi perubahan warna, dihasilkan zat yaitu 4H +, O2 , dan
4e-, dan terdapat sedikit gelembung.
5. Elektrolisis larutan KI
Pada katoda :terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu, elektroda
pada ruang katoda terbentuk banyak gelembung O2
Pada anoda : terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning kecoklatan,
terdapat endapan I- , dan sedikit gelembung.
66
Batang karbon
68
HUKUM OHM
I. TUJUAN
dan tahanan berhubungan. Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan
seri. Yang dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan
ujung ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada
rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu , diperlukan jumlah total nilai
tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada
pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir.
2. Membuat rangkaian seperti gambar (setiap penggantian R saklar (S) harus di off
kan).
2. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus pada tahanan yang constant!
3. Jelaskan hubungan antara arus dan tahanan pada tahanan yang constant!
Jawaban
2. Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh besarnya
tegangan yang di berikan dan besarnya hambatan. Jika tegangan dinaikan maka
arus akan meningkat, namun jika hambatannya yang dinaikkan maka arus nya
akan melemah.
3. Apabila tegangan yang besar maka arus yang mengalir bernilai kecil begitu juga
sebalikanya jika tegangan kecil maka kuat arus nya akan mengecil.
4. Perbandingan dari praktek dan teori memiliki persen kesalahan persen kesalahan
yang cukup kecil bisa dilihat dari data pengamatan dan perhitungan antara teori
dan praktek
71
Kuat arus
NO Tegangan (volt) Hambatan (Ω)
(ampere)
1 1V 470Ω 1,9MA
2 1V 1000 Ω 0,89MA
3 1V 4700Ω 0,20MA
Kuat arus
NO Hambatan(Ω) Tegangan (volt)
(ampere)
1 470Ω 0,6 V 1,093 MA
2 470Ω 0,8V 1,65 MA
3 470Ω 0,9V 1,793 MA
72
VII. PERHITUNGAN
1. Dik : V= Iv Dit: I = ?
R = 470 Ω
Jawab :
v 1v
I¿ = = 0,00213 A
R 470 Ω
1000 M A
I = 0.00213 A = 2,13 mA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
2.13−1.9
= x 100 %
2.13
= 10 %
2. Dik : V= Iv Dit: I = ?
R = 1000 Ω
Jawab :
v 1v
I¿ = = 0,001 A
R 1000 Ω
1000 M A
I = 0.001 A = 1 MA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
1−0.89
= x 100 %
1
= 1.1 %
3. Dik : V= Iv dit: I = ?
R = 4700 Ω
73
v 1v
I¿ = = 0,00021 A
R 4700 Ω
1000 M A
I = 0.00213 A = 0.213 mA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
0.213−0.20
= x 100 %
0.213
=6%
v = 0.6 volt
Jawab :
v 0.6 v
I¿ = = 0,00127 A
R 470 Ω
1000 M A
I = 0.00127 A = 1.27 MA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
1.27−1.093
= x 100 %
1.27
= 13 %
v = 0.8 volt
Jawab :
v 0.8 v
I¿ = = 0,0017 A
R 470 Ω
74
1000 M A
I = 0.00127 A = 1.7 MA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
1.7−1.65
= x 100 %
1.7
=3%
v = 0.9 volt
Jawab :
v 0.9 v
I¿ = = 0,0019 A
R 470 Ω
1000 M A
I = 0.00127 A = 1.914MA
1A
T −P
% kesalahan = x 100 %
T
1.914−1.293
= x 100 %
1.914
= 6%
75
Pada pratikum kali ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan hukum ohm
dan hukum krichoff .percobaan pertama yaitu percobaan hukum ohm .langsung
pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua peralatan percobaan
setelah itu merangkai papan ercobaan sebelum gambar yang terterapada langkah
kerja
Sedangkan pada percobaan 2 dengan hambatan kkuat arus sebesar 470 Ωdi
dapat data sebagai berikut : 1.093 MAdengan % kesalahan = 13 % . 1,63 MAdengan
% kesalahan sebesar 3 % dan 1,793 MAdengan %kesalahan sebesar 6 %
76
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan makadaat ditarik kesimpulan bahwa :
Percobaan 1 (tegangan konsta) = 1 volt
- Didapatkan kuat arus 1.9 MA = dengan % kesalahan = 10 %
- Didapatkan kuat arus 1.89 MA = dengan % kesalahan = 11 %
- Didapatkan kuat arus 1.20 MA = dengan % kesalahan = 6 %
X. DAFTAR PUSTAKA
XI. LAMPIRAN
Baterai
Papan Elektronika
Multitester
79
HUKUM KIRCHOFF
I. TUJUAN PERCOBAAN
Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff I dengan percobaan.
Menentukan harga arus yang mengalir pada suatu cabang yang lain yang
diketahui harganya.
Membuktikan kebenaran Hukum Kirchoff II dengan percobaan.
I5 I3
I4
Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan pada suatu
rangkaian tertutup adalah nol. Dalam menggunakan Hukum Kirchoff II ini kita
akan diberikan tanda polaritas pada tahanan dalam arah datangnya arus.
R1
V1 R3
V1 + V2 + V3 + V4 + V5 = 0
Hukum Kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada analisa rangkaian
listrik, analisa rangkaian elektronika, perencanaan instalasi dan sebagainya.
Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut.
“Jumlah aljabar dari hasil kali kekuatan arus dan tahanan di setiap bagian adalah
80
sama dengan jumlah aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya.” Jika berbagai arus
listrik bertepatan disuatu titik, maka jumlah aljabar dari kekuatan arus-arus tersebut
adalah 0 (nol) di titik pertemuan.
Besar arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan
jumlah arus yang keluar dari titik percabangan.
R1
A1
R2 A2
R3 A3
V. DATA PERCOBAAN
Percobaan 1
Arus (mA)
No Tegangan (V)
A1 A2 A3
1 4V 8,67 A 10,15 A 18,53 A
2 6V 13,6 A 14,50 A 27,96 A
3 8V 17,6 A 21,5 A 38,16 A
Percobaan II
Tegangan (Volt)
No Tegangan (V)
VR1 VR2 VR3
1 4V 1,126 V 0,954 V 1,764 V
2 6V 1,652 V 1,542 V 2,631 V
3 8V 2,17 V 1,86 V 3,16 V
83
VI. PERHITUNGAN
Percobaan 1
1. Dik : I1 = 8,97 A
I2 = 10,50 A
I3 = 19,47 A
Maka, I1 + I2 = I3
18,82 A = 18,53 A
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
18,82−18,53
% Kesalahan= x 100 %=1,5 %
18,82
2. Dik : I1 = 13,6 A
I2 = 14,50 A
I3 = 27,96A
Maka, I1 + I2 = I3
28,1 A = 27,96A
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
28,1−27,96
% Kesalahan= x 100 %=0,5 %
28,1
3. Dik : I1 = 17,6 A
I2 = 21,5 A
I3 = 38,16A
84
Maka, I1 + I2 = I3
39,1 A = 38,16A
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
39,1−38,16
% Kesalahan= x 100 %=0,02 %
39,1
Percobaan 2
1. Tegangan 4 V
R1
VR 1= xV
R TOT
100 Ω
VR 1= x 4V
330 Ω
¿ 1,212V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
1,212−1,126
% Kesalahan= x 100 %=7 %
1,212
R2
VR 2= xV
RTOT
80 Ω
VR 2= x 4V
330 Ω
¿ 0,969 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
85
0,969−0,954
% Kesalahan= x 100 %=1,5 %
0,969
R3
VR 3= xV
R TOT
150 Ω
VR 3= x 4V
330 Ω
¿ 1,818 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
1,818−1,764
% Kesalahan= x 100 %=3 %
1,818
2. Tegangan 6 V
R1
VR 1= xV
R TOT
100 Ω
VR 1= x6V
330 Ω
¿ 1,818 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
1,818−1,652
% Kesalahan= x 100 %=9,13 %
1,818
R2
VR 2= xV
RTOT
80 Ω
VR 2= x6V
330 Ω
¿ 1,454 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
86
1,454−1,542
% Kesalahan= x 100 %=6 %
1,454
R3
VR 3= xV
R TOT
150 Ω
VR 3= x 6V
330 Ω
¿ 2,727 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
2.727−2,631
% Kesalahan= x 100 %=3,5 %
2,727
3. Tegangan 8 V
R1
VR 1= xV
R TOT
100 Ω
VR 1= x8V
330 Ω
¿ 2,42 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
2,42−2,17
% Kesalahan= x 100 %=10 %
2,42
R2
VR 2= xV
RTOT
80 Ω
VR 2= x8V
330 Ω
¿ 1,93 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
87
1,93−1,86
% Kesalahan= x 100 %=3,6 %
1,93
R3
VR 3= xV
R TOT
150 Ω
VR 3= x 8V
330 Ω
¿ 3,63 V
T −P
% Kesalahan= x 100 %
T
3,63−3,16
% Kesalahan= x 100 %=12.9 %
3,63
88
Pada percobaan kedua yaitu percobaan hukum kirchoff I dan hukum kirchoff
II. Langkah yang harus dilakukan adalah merangkai alat sesuai dengan gambar
yang tertera pada langkah kerja.
VIII. KESIMPULAN
a. Hukum Kirchoff I
18,82 A = 18,53 A, % Kesalahan = 1,5%
28,78A = 28,53 A, % Kesalahan = 0,5%
38,64 A = 38,26 A, % Kesalahan = 0,02%
b. Hukum Kirchoff II
Tegangan 4 V =
VR 1 = 1,212 V, % Kesalahan = 7%
VR 2 = 0,969 V, % Kesalahan = 1,5%
VR 3 = 1,810 V, % Kesalahan = 3%
Tegangan 6 V =
VR 1 = 1,818 V, % Kesalahan = 9.13%
VR 2 = 1,464 V, % Kesalahan = 6%
VR 3 = 1,2.727 V, % Kesalahan = 3,5%
Tegangan 8 V =
VR 1 = 2,42 V, % Kesalahan = 10%
VR 2 = 1,93 V, % Kesalahan = 3,6%
VR 3 = 3,63 V, % Kesalahan = 12,9%
90
X. DAFTAR PUSTAKA
1. FW. Sears, Mechanic,Heat & Sound, Bab 5 dan Bab 11.
2. Halliday dan Resnick, Fisika I, Bab 5.
3. Jobsheet “Penuntun Praktikum Fisika Teknik” Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang, 2019
92
XI. LAMPIRAN
Baterai
Papan Elektronika
Multitester