Anda di halaman 1dari 9

Teori Dasar Pencahayaan

Materi Pertemuan 1 &2 Instalasi Listrik Penerangan dan Teknik Iluminasi


Kata Kunci Pertemuan ke-2: Pencahayaan

Sejak dimulainya peradaban, manusia menciptakan cahaya hanya dari api,


walaupun lebih banyak sumber panasnya daripada cahaya yang dihasilkan. Di abad ke
21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan
cahaya, salahsatunya adalah melalui lampu pijar.
Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih
canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh
penerangan adalah 20 - 45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial
dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh industri.
Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi
dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energy yang cukup berarti dapat
didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri
atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi, sehingga
akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan.
Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim
manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu,
dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan
penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk
dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan
yang efisien.
A. Pengertian Cahaya
Cahaya membantu kita untuk melihat suatu obyek yang kita inginkan.Karena
adanya cahaya orang dapat mengatakan bahwa paras anak itu kelihatan cantik, Kampus
UNJ terlihat megah, gunung itu kelihatannya tinggi dan seterusnya. Cahaya adalah
energi Radian yang dapat merangsang retina mata, sehingga menghasilkan penglihatan.
Sedangkan energi Radian adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang
elektromagnetis.
Dimanapun kita berada, setiap saat kita dilingkupi oleh beberapa energy Radian.
Umumnya energi Radian dimaksud dipancarkan dalam bentuk gelombang

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 1


elektromagnetis. Sebagai contoh: panas dan cahaya mata hari adalah energi radian,
stasiun pemancar radio dan televisi memancarkan programnya ke rumah-rumah dalam
bentuk gelombang elektromagnetis.
Radar pesawat terbang dan radar kapal laut dapat mendeteksi sesuatu melewati
gumpalan awan dan kabut karena adanya gelombang elektromagnetis. Sinar-X adalah
energi radian yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetis. Sinar ini
biasanya digunakan untuk mendeteksi bagian-bagian dalam tubuh manusia atau
bagian-bagian mesin yang tersembunyi. Semua jenis pancaran atau radiasi
elektromagnetis memiliki kesamaan yaitu bergerak dalam bentuk gelombang dengan
kecepatan (V) yang sama. Perbedaannya adalah semua jenis pancaran atau radiasi
elektromagnetis memiliki ketidaksamaan jumlah gelombang yang dihasilkan pada
selang waktu tertentu (f) dan efek yang terjadi pada permukaan yang dikenainya.
Karakter suatu gelombang ditentukan oleh :
(1) Bentuk gelombang tersebut
(2) Panjang gelombangnya
(3) Amplitudonya

Gambar 1. Bentuk Gelombang Elektromagnetik

Satu gelombang penuh terdiri dari satu puncak (0-c) dan satu lembah (c-e). Jarak
antara titik puncak (b) dan titik lembah (d) disebut amplitudo (d).
Jarak titik (b-f) dan (d-H) disebut panjang gelombang (λ) Apabila kecepatan rambat
gelombang adalah v dan frekuensi getaran gelombang per detik adalah f
maka : v = f x (λ) Dari persamaan ini jelas bahwa gelombang elektromagnetis yang
memiliki frekuensi tinggi akan memiliki panjang gelombang yang pendek. Panjang

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 2


gelombang elektromagnetik biasanya dinaytakan dalam satuan meter sedangkan
frekuensi getarannya dinayatakan dalam satuan Hertz.
Telah dijelaskan bahwa semua jenis radiasi elektromagnetis memiliki kecepatan
gerak v yang sama tetapi memiliki frekuensi getaran f yang tidak sama. Hal ini berarti
bahwa semua jenis radiasi elektromagnetis dapat disusun dalam suatu deretan radiasi
menurut tingkatan frekuensinya f ataupun tingkatan panjang gelombangnya (λ) Susunan
deretan radiasi elektromagnetis seperti itu disebut spektrum gelombang
elektromagnetis. Spektrum adalah sebutan atau nama dari deretan radiasi yang disusun
dalam bentuk panjang gelombang atau frekuensi. Jenis-jenis radiasi elektromagnetis
dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2. Spectrum Gelombang Elektromagnetik

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 3


Urutan jenis-jenis radiasi elektromagnetis pada spektrum gelombang elektromagnetis,
mulai dari panjang gelombang terpendek adalah; sinar cosmic, sinar gama, sinar-x,
radiasi vacuum ultraviolet, radiasi ultraviolet, cahaya tampak, radiasi infrared,
gelombang radar, gelombang televisi,gelombang radio, gelombang transmisi daya.

1. Cahaya Tampak
Salah satu jenis radiasi elektromagnetis adalah cahaya tampak. Dengan
adanya cahaya tampak ini orang dapat melihat objek di sekelilingnya kemudian berfikir
dan memberi tanggapan. Peranan cahaya bukan hanya membantu orang untuk dapat
melihat suatu objek, tetapi juga mempengaruhi proses berpikir orang tersebut untuk
menetapkan tanggapan terhadap obyek yang dilihatnya.

2. Gelombang cahaya
Energi cahaya yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetis
memiliki Gelombang elektromagnetis ini (gelombang cahaya) bergerak dengan
kecepatan V 299860 kilometer per detik atau sekitar 186000 mil per detik, dengan
frekuensi getaran gelombang (f) 390 x 1012 hertz sampai dengan 790 x 1012 hertz.
Ketiga besaran ini (𝑉; 𝜆 𝑑𝑎𝑛 𝑓) adalah besaran-besaran gelombang cahaya kecepatan
rambat gelombang cahaya. Notasi V kecepatan rambat gelombang cahaya, diukur dalam
satuan kilometer per detik diukur dalam satuan kilometer per detik. Notasi λ
menyatakan panjang gelombang cahaya, diukur dalam satuan nanometer, notasi (f)
menyatakan frekuensi getaran gelombang cahaya, diukur dalam satuan hertz. Hubungan
besaran-besaran cahaya ini ditunjukan oleh persamaan:

𝑉 = fxλ
1
Dimana, 𝑓=𝜆
𝑡
f (λ) dan T adalah periode waktu untuk satu gelombang penuh,dinyatakan dalam detik

Contoh soal:

(1) Sebuah lampu merkuri memancarkan cahaya dengan frekuensi 5,49337 x 1014
Hertz Berapa panjang gelombang cahaya lampu tersebut ?

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 4


Penyelesaian:
Kecepatan rambat gelombang semua jenis radiasi elektromagnetis sama yaitu 299860
kilometer perdetik. Cahaya lampu merkuri adalah salah satu jenis radiasi elektromagnetis
dimaksud. Oleh karena itu kecepatan rambat gelombangnya sama dengan 299860
kilometer perdetik.

𝑉
𝑉=𝑓𝑥𝜆 = 𝜆=
𝑓
299860 𝑥1012 2998,6
𝜆= =
5,49337 𝑥 1014 5,49337
= 545,858 𝑛𝑚

B. Teori Dasar Mengenai Cahaya.


Cahaya hanya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan
frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum
elektromagnetisnya.
Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan fenomena sebagai berikut:
➢ Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila dipanaskan
sampai suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan menjadi semakin putih
jika suhu naik.
➢ Muatan Listrik, jika arus listrik dilewatkan melalui gas,maka atom dan molekulnya
akan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari
elemen yang ada.
➢ Electro Luminescence, Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan melalui
padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung fosfor.
➢ Photo luminescence, radiasi pada salahsatu panjang gelombang diserap, biasanya
oleh suatu padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila
radiasi yang dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat,
maka radiasi tersebut disebut fluorescence atau phosphorescence.
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum elektromagnetik,
diberikan dalam Gambar 1, menyatakan gelombang yang sempit diantara cahaya

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 5


ultraviolet (UV) dan energi inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu
merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut
pandangan. Oleh karena itu, penglihatan memerlukan mata yang berfungsi dan cahaya
yang nampak.

Gambar 1. Radiasi yang Tampak.

1. Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan.

➢ Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan
oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux
adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari
watt, yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada
panjang gelombang 555 nm.
➢ Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai
pada suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam
ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
➢ Perbandingan Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy
beban target dan beban terpasang.
➢ Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu
atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan
perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
➢ Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-
rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang
sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.
➢ Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja.

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 6


➢ Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan
pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
➢ Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran
bidang keseluruhan terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang
titik lampu.
➢ Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan
efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m².
➢ Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh
lampu-lampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola
pencahayaan.
➢ Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga
dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang
jatuh pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m)
jika sumber cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah)
merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-jari r
adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2, dan oleh karena
itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux
cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah:

Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)

Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada
mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter
persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama
untuk 1000 lumens, yang menyebar kesepuluh meter persegi, hanya menghasilkan
cahaya suram 100 lux.

2. Hukum kuadrat terbalik.

Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari


sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya per satuan luas
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya jari-jari).

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 7


I
𝐸=
𝑑2
Dimana:
E = Emisi cahaya,
I = Intensitas cahaya
d = jarak

Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah: 𝐸1 𝑑12 = 𝐸2 𝑑22

Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu
pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.

Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak
1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian:

𝑑2 2 1,0 2
𝐸1𝑚 = ( ) 𝑥 𝐸2 = ( ) 𝑥 10 = 40 𝑙𝑚/𝑚2
𝑑1 0,5

3. Suhu Warna

Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari
lampu itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang
dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna oranye
kemudian kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama
pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin (Celsius + 273) dan
memberikan angka tersebut kepada warna yang dihasilkan. Hal ini merupakan dasar
teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan nilai yang
“sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan pelepasan intensitas tinggi
(HID), nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri,“suhu
warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang digunakan secara bergantian. Suhu
warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”.
Umumnya, makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya.

4. Perubahan Warna

Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat


diukur dengan baik oleh indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 8


dimana serangkaian uji warna dipancarkan kembali oleh lampu yang menjadi perhatian
relatif terhadap lampu uji, persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks
CIE memiliki keterbatasan, namun cara ini merupakan cara yang sudah diterima secara
luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari sumber cahaya.

Tabel 1. Penerapan Kelompok Perubahan Warna.

Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah bahwa suhu warna dan perubahaan warna
keduanya menjelaskan sifat yang sama terhadap lampu. Selain itu, suhu warna
menjelaskan penampilan warna sumber cahaya dan cahaya yang dipancarkannya.
Perubahan warna menjelaskan bagaimana cahaya merubah warna suatu objek.

INSTALASI PENERANGAN DAN TEKNIK ILUMINASI 9

Anda mungkin juga menyukai