Anda di halaman 1dari 14

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XI
F IS IK A
Gelombang Cahaya 1

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Memahami spektrum cahaya.
2. Memahami gejala fisis yang dialami cahaya.
3. Memahami interferensi cahaya pada celah ganda.
4. Dapat menyelesaikan soal terkait interferensi cahaya pada celah ganda.
5. Memahami difraksi pada celah tunggal.
6. Dapat menyelesaikan soal terkait difraksi pada celah tunggal.
7. Memahami difraksi pada kisi.
8. Dapat menyelesaikan soal terkait difraksi pada kisi.

A. Spektrum Cahaya
Spektrum cahaya adalah kumpulan sinyal berupa cahaya dengan panjang gelombang
atau warna tertentu yang dapat dikenali oleh mata manusia. Spektrum cahaya merupakan
bagian dari spektrum elektromagnetik. Spektrum ini dihasilkan ketika cahaya sempurna
(cahaya putih) mengenai suatu prisma sehingga terjadi peristiwa dispersi. Cahaya putih
akan diuraikan menjadi berbagai macam warna yang terdiri atas merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu (mejikuhibiniu).

Sifat cahaya yang dapat langsung dideskripsikan dengan teori gelombang adalah
intensitas cahaya dan warna. Intensitas cahaya adalah ukuran daya pancar yang
dikeluarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Sementara
warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(cahaya putih). Warna berhubungan erat dengan panjang gelombang dan frekuensi
cahaya. Hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang, dan frekuensi cahaya
dapat dinyatakan sebagai berikut.

c = λf

Keterangan:
c = cepat rambat gelombang cahaya (3 × 108 m/s);
λ = panjang gelombang cahaya (m); dan
f = frekuensi gelombang cahaya (Hz).

Berikut ini adalah tabel panjang gelombang, frekuensi gelombang, dan energi foton dari
warna-warna pada spektrum cahaya.

Warna Panjang Gelombang Frekuensi Gelombang Energi Foton

Nila-Ungu (380 - 450) nm (668 - 789) THz (2,75 - 3,26) eV

Biru (450 - 495) nm (606 - 668) THz (2,50 - 2,75) eV

Hijau (495 - 570) nm (526 - 606) THz (2,17 - 2,50) eV

Kuning (570 - 590) nm (508 - 526) THz (2,10 - 2,17) eV

Jingga (590 - 620) nm (484 - 508) THz (2,00 - 2,10) eV

Merah (620 - 750) nm (400 - 484) THz (1,65 - 2,00) eV

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa panjang gelombang berbanding


terbalik dengan frekuensi dan energi foton.

Contoh Soal 1

Sebuah gelombang cahaya dengan laju 3 × 105 km/s memasuki suatu medium sehingga
panjang gelombangnya menjadi 600 nm. Periode gelombang cahaya tersebut di dalam
medium adalah ….
A. 1 × 10-13 s
B. 2 × 10-13 s
C. 1 × 10-14 s
D. 1 × 10-15 s
E. 2 × 10-15 s

Pembahasan
Diketahui:
c = 3 × 105 km/s = 3 × 105 ×103 = 3 × 108 m/s
λ = 600 nm = 600 ×10-9 = 6 × 10-7 m
Gelombang Cahaya 1 2
Ditanya: T = …?

Dijawab:
Hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang, dan frekuensi cahaya dapat
dinyatakan sebagai berikut.

c  f
c
 f 

3  108
 f 
6  10 7
 f  0, 5  1015

 f  5  1014 Hz

Ini berarti, periode gelombang cahaya tersebut adalah sebagai berikut.

1
T 
f
1

5  1014

 2  1015 s

Jadi, periode gelombang cahaya tersebut di dalam medium adalah 2 × 10-15 s.


Jawaban: E

Contoh Soal 2

[Soal HOTS]

Dua buah cahaya dengan frekuensi sama ditembakkan ke dalam medium dengan
indeks bias yang berbeda. Pada medium pertama, cahaya mengeluarkan warna hijau
dengan panjang gelombang sebesar 500 nm. Sementara pada medium kedua, cahaya
mengeluarkan warna nila dengan panjang gelombang sebesar 400 nm. Laju cahaya yang
berwarna hijau adalah ….
A. 20% lebih besar daripada laju cahaya yang berwarna nila
B. 30% lebih kecil daripada laju cahaya yang berwarna nila
C. 25% lebih besar daripada laju cahaya yang berwarna nila
D. 20% lebih kecil daripada laju cahaya yang berwarna nila
E. 100% sama dengan cahaya yang berwarna nila

Gelombang Cahaya 1 3
Pembahasan:
Diketahui:
fh = fn
λh = 500 nm
λn = 400 nm

Ditanya: ch = …?

Dijawab:
Oleh karena frekuensi kedua cahaya sama, maka:

fh  fn

ch cn
 
h n
ch c
  n
500 400
5
 ch  c
4 n

Dengan demikian, diperoleh:

ch  cn
%ch   100%
cn

5
cn  cn
 4  100%
cn

5 
  1 cn
4
   100%
cn

5 4
     100%
4 4
1
  100%
4
 25%

Jadi, laju cahaya yang berwarna hijau adalah 25% lebih besar daripada laju cahaya yang
berwarna nila.
Jawaban: C

Gelombang Cahaya 1 4
B. Gejala Fisis yang Dialami Cahaya
Cahaya merupakan energi radiasi berbentuk gelombang elektromagnetik yang dapat
dideteksi oleh mata manusia serta bersifat sebagai gelombang maupun partikel. Jika
cahaya menumbuk suatu bahan maka akan ada beberapa kemungkinan, yakni cahaya
tersebut akan diteruskan, dipantulkan, atau diserap oleh bahan tersebut. Hal ini
disebabkan elektron-elektron bahan akan bergetar jika ada cahaya yang menumbuknya,
di mana energinya tergantung pada frekuensi atau panjang gelombang maupun struktur
atom bahan tersebut.

Gejala-gejala fisis yang dialami cahaya, antara lain refleksi (pemantulan), refraksi
(pembiasan), interferensi (perpaduan), difraksi (pelenturan), dispersi (penguraian), serta
polarisasi (pengkutuban). Namun pada kajian gelombang kali ini hanya membahas
interferensi dan difraksi.

C. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda


Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Interferensi
cahaya dapat teramati dengan jelas jika kedua gelombang cahaya itu bersifat koheren
(beda fase tetap), yaitu besar amplitudo dan frekuensinya adalah sama.

Interferensi cahaya pada celah ganda dapat digambarkan sebagai berikut.

p gelap pertama

S terang pusat
terang pertama

d sin

layar

Gambar 1. Interferensi cahaya pada celah ganda

Keterangan:
d = jarak antara 2 celah (m);
l = jarak antara celah dan layar (m);
p1 = jarak pola terang ke-1 dari terang pusat/nol; dan
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan.

Pola yang tertangkap pada layar, yakni terang dan gelap. Pola ini terbentuk karena
adanya beda lintasan cahaya dari s1 dan s2 (d sin θ). Perbedaannya antara lain sebagai
berikut.
Gelombang Cahaya 1 5
1. Interferensi maksimum (pola terang) terjadi jika beda lintasan kedua gelombang
sama dengan nol atau kelipatan dari panjang gelombang.

dp
s  d sin    m
l

m = 0, 1, 2, 3, ... (pola ke-m)

Keterangan:
Δs = selisih antara s1 dan s2;
p = jarak pola dari terang nol (m); dan
λ = panjang gelombang (m).

2. Interferensi minimum (pola gelap) terjadi jika beda lintasan kedua gelombang
merupakan kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang.

dp  1
s  d sin    m  
l  2

Jarak dua terang berurutan = jarak dua gelap berurutan (Δp)

 l
p 
d

Contoh Soal 3

Pada interferensi celah ganda (percobaan Young), jarak antarcelah 0,5 mm dan layar
ditempatkan 1 meter dari celah. Jika jarak pola yang ketiga dari terang pusat 7,5 mm
maka panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah .... (dalam nm).

Pembahasan:
Diketahui:
d = 0,5 mm
l = 1 m = 1.000 mm
m=3
p3 = 7,5 mm

Ditanya: λ = .... ?

Dijawab:
Panjang gelombang cahaya yang digunakan dapat ditentukan dengan rumus yang
berlaku pada interferensi maksimum berikut.
Gelombang Cahaya 1 6
p  d 7, 5  0, 5
 
m  l 3  1000
 1, 25  103 mm

 1, 25  103  106 nm

 1, 25  103 nm

 1250 nm

Jadi, panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah 1.250 nm.

Contoh Soal 4

Dua celah yang berjarak 1 mm disinari dengan panjang gelombang 6000 Å. Jika jarak
celah ke layar 1 m, tentukan jarak antara gelap ke-2 dengan terang ke-4. (dalam mm).

Pembahasan:
Diketahui:
d = 1 mm
λ = 6.000 Å = 6 × 10-7 m = 6 × 10-4 mm
l = 1 m = 103 mm

Ditanya: Δp = ....?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus yang berlaku pada interferensi maksimum dan minimum,
diperoleh:

p  p4 ( terang )  p2( gelap)

 1
 m   l
m l  2
 
d d
1
l
4  l 2 l 2
  
d d d
5 l
 
2 d
5 6  10 4  103
 
2 1
 15  101

 1, 5 mm

Jadi, jarak antara gelap ke-2 dengan terang ke-4 adalah 1,5 mm.

Gelombang Cahaya 1 7
Contoh Soal 5

Dua celah yang berjarak 0,3 mm disinari cahaya monokromatis dengan panjang
gelombang 6000 Å. Celah tersebut membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya
4
2 meter dari celah tersebut. Jika percobaan dilakukan dalam air n = , jarak antara dua
3
garis gelap yang berurutan adalah ....

Pembahasan:
Diketahui:
d = 0,3 mm = 3 x 10-4 m
λ = 6000 Å = 6 x 10-7 m
4
nn ==
3
I=2m

Ditanya: Δp = ....?

Dijawab:
Mula-mula, tentukan perubahan panjang gelombangnya.
1 n2

21 n21

2 n1
4
6  107 4 3
 7 
6 10 1
 2  3
 1
 2  24 , 5  107 m  45  108 m
 2  4 , 5  107 m  45  108 m
Kemudian, gunakan rumus jarak antara dua garis gelap yang berurutan berikut.
l  2
p =
l d2
p =
2 d 45  108
= 8
2345 10410
m
=
 33mm 10 4 m
 3 mm

Jadi, jarak antara dua garis gelap yang berurutan adalah 3 mm.

D. Difraksi pada Celah Tunggal


Difraksi adalah peristiwa pelenturan cahaya ketika melewati suatu celah sempit. Pola
difraksi berbentuk garis terang dan gelap yang dapat diamati pada layar. Pola ini tercipta
karena gelombang-gelombang cahaya dari titik-titik berbeda di dalam celah mengalami
interferensi. Perhatikan gambar berikut.

Gelombang Cahaya 1 8
Gambar 2. Difraksi pada celah tunggal

Cahaya melewati celah yang lebarnya d. Setiap bagian dari celah merupakan sumber
cahaya sehingga cahaya dari bagian celah tersebut dapat berinterferensi. Misalkan celah
d
tersebut dibagi menjadi dua bagian yang lebarnya masing-masing adalah . Cahaya 1
2
menempuh lintasan yang lebih panjang dibandingkan dengan cahaya 3 untuk sampai ke
d
layar. Beda lintasan antara cahaya 1 dan 3 adalah sin θ dan garis gelap ke-1 terjadi
2
1
ketika kedua gelombang berbeda fase π rad atau berbeda lintasan λ.
2

Secara umum, garis gelap ke-m pada difraksi celah tunggal terjadi jika d sin θ sama
dengan kelipatan genap dari setengah panjang gelombang.

1
d sin θ = (2m) λ
2
d sin θ = mλ

Sementara itu, jarak garis gelap ke-m dari terang pusat dapat ditentukan dengan rumus
berikut.

m l
pm 
d

Keterangan:
d = lebar celah tunggal (m);
θ = sudut deviasi (derajat);
n = orde gelap (1, 2, 3, …);
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan (m);
pm = jarak garis gelap ke-m dari terang pusat (m); dan
l = jarak layar ke celah (m).

Gelombang Cahaya 1 9
Contoh Soal 6

Celah tunggal yang lebarnya a mm disinari oleh seberkas cahaya sejajar dengan panjang
gelombang 7.500 Å. Agar terjadi pola difraksi minimum orde kedua pada sudut 30o, nilai
a adalah ….
A. 0,003
B. 0,002
C. 0,001
D. 0,004
E. 0,005

Pembahasan
Diketahui:
d = a mm
λ = 7.500 Å = 7,5 x 10-7 m
θ = 30o
m=2

Ditanya: a = …?

Dijawab:
Pada difraksi celah tunggal, berlaku rumus berikut.

d sin θ = mλ

Ini berarti:


d sin 30o   2  7, 5  10 7 
15  107
 d 
0, 5
 d  3  106 m

 d  0, 003 m

Jadi, nilai a adalah 0,003.


Jawaban: A

Gelombang Cahaya 1 10
Contoh Soal 7

Dalam sebuah percobaan, cahaya sejajar dilewatkan pada celah sempit yang lebarnya
2 mm. Sebuah layar diletakkan sejauh 4 m di belakang celah tersebut. Jika garis gelap
kedua berjarak 0,96 mm dari terang pusat, panjang gelombang yang digunakan dalam
percobaan tersebut adalah ….
A. 2.500 Å
B. 2.400 Å
C. 3.000 Å
D. 3.200 Å
E. 4.000 Å

Pembahasan
Diketahui:
d = 2 mm = 2 x 10-3 m
l=4m
m=2
p2 = 0,96 mm = 9,6 x 10-4 m

Ditanya: λ = …?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus jarak garis gelap ke-m dari terang pusat, diperoleh:

m l
pm 
d
24
 9, 6 x 104  
2  103

 8  19, 2  107 

   2, 4  107 m

   2400 Å

Jadi, panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah 2.400 Å.
Jawaban B

E. Difraksi pada Kisi


Difraksi adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah
yang sangat sempit.

Gelombang Cahaya 1 11
p

d
d sin

1. Di titik p akan terjadi terang jika memenuhi persamaan berikut.

dp
d sin θ = mλ atau  m
l

Keterangan:
m = 0, 1, 2, 3, ...;
1
d = konstanta kisi = ; dan
N
N = jumlah celah/cm.

2. Terjadi gelap jika memenuhi persamaan berikut.

 1 dp  1
d sin    m    atau  m  
 2 l  2

m = 1, 2, 3, ...

Contoh Soal 8

Sebuah kisi yang memiliki 2000 garis tiap cm digunakan untuk menentukan panjang
gelombang cahaya. Sudut antara garis pusat dan garis terang pada orde pertama adalah
15o (cos 75o = 0,25). Dari hasil pengamatan, panjang gelombang cahaya tersebut adalah
.... (dalam μm).

Pembahasan:
Diketahui:
N = 2000 garis/cm
1 1
d= = cm = 0,5 x 10-3 m = 5 x 10-4 m
N 2000
m = 1 (terang)
θ = 15o

Gelombang Cahaya 1 12
Jika cos 75o = 0,25 maka sin 15o = 0,25.

Ditanya: λ = .... ?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus yang berlaku pada difraksi kisi, diperoleh:

d sin   m

d sin 

m
5  10 4  0, 25

1
   1, 25  104 m

   1, 25  104  106 μm
¼m
μm
   125 ¼m

Jadi, panjang gelombang cahaya tersebut adalah 125 μm.

Contoh Soal 9

Cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 5.000 Å mengenai kisi yang terdiri
atas 1.000 garis/cm. Garis terang pertama diamati terjadi pada sudut 10°. Apabila kisi
tersebut diganti dengan kisi yang terdiri atas 400 garis/cm, pada sudut 10° tersebut akan
diamati keadaan pola ....

Pembahasan:
Diketahui:
λ1 = λ2 = 5.000 Å = 5 × 10-7 m
N1 = 1.000 garis/cm
N2 = 400 garis/cm
m1 = 1(terang ke-1)

Ditanya: m2 = .... ?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus yang berlaku pada difraksi kisi, diperoleh:

Gelombang Cahaya 1 13
d sin   m

1
 m
N
N1 m2
 
N2 m1

1.000 m2
 
400 1
 m2  2, 5

Jadi, teramati pola gelap ke-3.

Contoh Soal 10

Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri atas 5.000 garis tiap cm. Jika
sudut terang ke-4 sebesar 30°, panjang gelombang cahaya tersebut adalah .... (dalam
nm).

Pembahasan:
Diketahui:
N = 5.000 garis/cm = 5 × 105 garis/m
m=4
θ = 30o

Ditanya: λ = .... ?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus yang berlaku pada difraksi kisi, diperoleh:

d sin   m

1
 sin   m
N
sin  sin 30 5  101
    0, 25  106 m
m  N 4  5  10 5
4  5  10 5

   0, 25  10 6 m

   250 nm

Jadi, panjang gelombang cahaya tersebut adalah 250 nm.

Gelombang Cahaya 1 14

Anda mungkin juga menyukai