Anda di halaman 1dari 8

Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya adalah keadaan saat dua gelombang cahaya atau lebih


berpadu dan membentuk gelombang cahaya gabungan. Syarat terjadinya
interferensi cahaya ini adalah gelombang-gelombang cahayanya berasal dari
sumber yang koheren, sehingga, amplitudo, panjang gelombang, dan
frekuensi yang sama, serta beda fase yang selalu tetap.

Di sini kita akan membahas interferensi celah ganda yang ditemukan oleh Young
dan interferensi pada lapisan tipis.

Pertama-tama, cahaya melewati satu celah. Selanjutnya, cahaya melewati dua


celah sempit. Saat cahaya melewati dua celah sempit, gelombang cahaya akan
saling berpadu dan membentuk gelombang cahaya gabungan. Hal ini disebabkan
karena gelombang-gelombangnya menempuh panjang lintasan yang
berbeda. Nah, perbedaan panjang lintasan ini mengakibatkan gelombang-
gelombang mengalami perbedaan fase dan menciptakan pola interferensi.

Perbedaan fase ini ada yang saling menguatkan, sehingga menghasilkan


interferensi konstruktif, dan ada yang saling melemahkan, sehingga menghasilkan
interferensi destruktif.

Oke, supaya lebih jelas, lihat gambar ini dulu, deh.


 

Interferensi konstruktif dan destruktif ini ternyata akan menghasilkan dua pola
yang berbeda, yaitu terang dan gelap.

Interferensi cahaya juga punya rumus, lohh.


 

Jadi, kalau kamu lihat pada gambar di atas, S1 (sinar 1) dan S2 (sinar 2) dipisahkan
oleh jarak (d). Untuk mencapai titik P (paling atas di layar), S2 harus menempuh
lintasan yang lebih panjang daripada S1. Di sini terbentuk suatu sudut antara sinar
ke layar. Nah, ingat beda lintasan berpengaruh terhadap fase dan juga interferensi
cahaya. Karena perbedaan fase antargelombang akan menghasilkan kelipatan
genap atau ganjil yang akan menentukan jenis interferensi itu sendiri. Jadi, bisa
disimpulkan rumus beda lintasannya, yaitu d sin θ.

Kalau hasil beda lintasannya adalah nol atau kelipatan bulat lainnya dari panjang
gelombang, berarti terjadi interferensi konstruktif, sehingga kondisi yang
terlihat pada layar adalah terang. Tetapi, jika hasil beda lintasannya adalah
kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang (λ/2, 3λ/2, 5λ/2, ... ), berarti
terjadi interferensi destruktif, sehingga kondisi layar akan menjadi gelap.

Contoh soal:

1. Seberkas cahaya melewati dua celah sempit dengan jarak 0,5 mm. Dua celah
tersebut diletakkan 2 m dari sebuah layar. Jika panjang gelombang 650 nm, maka
jarak dua garis terang yang berdekatan adalah … (1 nm = 10-9 m).

Pembahasan:
Diketahui:
d = 0,5 mm = 5 x 10-4 m
L=2m
λ = 650 nm = 650 x 10-9 m
 
Ditanya:
p = ….
Jawab:
p = λL / d
p = (650 x 10-9 m x 2 m) / 5 x 10-4 m
p = 130 x 10-9 m x 2 / 10-4
p = 2,6 x 10-3 m

2. Pada suatu eksperimen interferensi celah ganda young, jika jarak antara dua
celahnya 0,6 mm, jarak antara garis gelap ketiga ke terang pusat menghasilkan
jarak 4 mm. Berapakah panjang gelombang tersebut jika jarak layar dengan celah
1,5 m ….
Pembahasan:
Diketahui:
d = 0,6 mm = 6 x 10-4 m
p = 4 mm = 4 x 10-3 m
m=3
L = 1,5 m
Ditanya:
Panjang gelombang λ ...
Jawab:
d p / L = (m - ½) λ
(6 x 10-4 m) x (4 x 10-3 m) / 1,5 m = ( 3 - ½) λ
34 x 10-7 / 1,5 = ( 3 - ½) λ
16 x 10-7 m = 5/2 λ
λ = 16 x 10-7 x 2 / 5 m
λ = 6,4 x 10-7 m

Nah, kamu masih ingat kan dengan kasus warna pelangi pada gelembung sabun di
awal tadi? Hal tersebut, terjadi karena adanya interferensi cahaya, yaitu pada
lapisan yang tipis.
 

Cahaya yang dipantulkan dari dalam gelembung harus bergerak lebih jauh
daripada cahaya yang dipantulkan dari luar atau permukaan gelembung. Nah, di
kondisi seperti ini, mereka saling mengganggu dan memperkuat cahaya putih,
sehingga terbentuk deh warna-warna indah seperti pelangi yang berputar-putar.

Sebenarnya, munculnya warna pelangi ini juga terjadi karena adanya difraksi yang
menyebabkan cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik itu masuk ke medium
yang berbeda panjang gelombangnya dan mengalami indeks refraksi atau
pembiasan yang berbeda-beda juga. Alhasil, sudut pembelokannya juga berbeda
sehingga muncul deh warna pelangi. Tapi, disisi lain warna-warna ini
menampilkan pola terang dan gelap karena adanya beda panjang lintasan dari
berkas gelombang cahaya.

Kita bisa lihat dari gambar di atas sinar jatuh di selaput tipis dengan tebal d, di
lapisan atas cahaya dipantulkan dan sebagian dibiaskan, kemudian dipantulkan
lagi oleh lapisan bawah. Sinar di lintasan atas dan bawah saling berinterferensi
tergantung selisih jarak lintasan.

Kita juga bisa mengenal lebih dalam fakta menarik tentang interferensi di lapisan
tipis ini. Jadi, gelombang yang merambat dari indeks bias (n) n1 ke n2 mengalami
perubahan fase 180ᵒ saat n2 > n1 dan tidak ada perubahan fase jika n2 < n1.
Karena perubahan fase, interferensi konstruktif terjadi jika kedua sinar S1 dan S2
menghasilkan beda lintasan (2nd cos r) yang sama dengan kelipatan bulat dari
setengah panjang gelombang (λ). Sementara itu, interferensi bersifat destruktif
terjadi jika hasil lintasan kedua sinar sama dengan kelipatan bulat dari panjang
gelombang (λ).

Contoh soal:

1. Lapisan tipis gelembung sabun memiliki indeks bias 4/3 disinari cahaya dengan
arah tegak lurus pada lapisannya. Jika panjang gelombang 6000 Å, tebal
minimum lapisan gelembung sabun itu agar terjadi interferensi konstruktif
pertama (agar m = 0) adalah ….
Pembahasan:
Diketahui:
n = 4/3
λ = 6000 Å 
Ditanya:
d = ...
Jawab:
2nd cos r = (m + ½) λ
2nd cos 0o = ( 0 + ½ ) λ
2 x 4/3 x d x 1 = ½ λ
8/3 d = ½ x 6000
d = 9000/8
d = 1125 Å
2. Sinar monokromatik dengan tebal 2,5 x 10-4 mm , arah sinar vertikal di selaput
minyak dengan indeks biasnya 1,2. panjang gelombang dalam Å di lapisan minyak
agar terjadi pelemahan sinar pertama (agar m = 0) adalah….

Pembahasan:
Diketahui:
d = 2,5 x 10-4 mm = 2,5 x 10-7
n = 1,2
r=0
Ditanya:
λ = ….
Jawab:
λ = 2 n d cos r / m
λ = 2 x 1,2 ( 2,5 x 10-7) /1
λ = 6 x 10-7 m atau 6000 Å

Oke, gimana nih, sudah lebih paham kan tentang interferensi cahaya? Interferensi


yang tadi kita bahas ada dua ya, yaitu interferensi celah ganda atau kita kenal
sebagai interferensi celah ganda Young dan interferensi pada lapisan tipis. Nah,
seperti yang sudah kamu tahu juga, fenomena terciptanya warna seperti warna
pelangi di dalam gelembung sabun merupakan akibat dari peristiwa inteferensi
cahaya pada lapisan tipisnya, yang kita ketahui juga ternyata ada peristiwa
refraksi di sana. Menarik ya belajar Fisika, bisa kita lihat contohnya dalam
kehidupan sehari-hari juga!

Anda mungkin juga menyukai