PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CAHAYA
Cahaya adalah nama yang diberikan manusia pada radiasi yang dapat
dilihat
oleh
mata
berbentuk gelombang
elekromagnetik yang
kasat
mata
sejenis
energi
dengan
panjang
gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi
tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga
disebut "dualisme gelombang-partikel". Jadi sebenarnya cahaya itu sendiri
merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu
sendiri.
Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang
dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya dalam
sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8
kilometer
per
jam (km/h)
atau
186.282.4
mil
per
detik (mil/s)
atau
670.616.629,38mil per jam (mil/h). Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel
yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai
kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan
310^8 m/s.
jika
gelombang
sama
sehingga
sama.
karena
adanya
beda
lintasan
berkas
cahaya
dari S1 dan S2. Jika jarak antara kedua celah (d), jauh lebih
kecil daripada jarak celah terhadap layar, l (d << l ), maka beda
lintasan pada titik sembarang P adalah S2P S1P = d sin .
-
Interferensi Maksimum
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka
akan terjadi interferensi maksimum dan terbentuk pola garis
terang. Pada celah ganda, interferensi ini akan terjadi apabila
kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu
Jarak
garis
terang
ke-n
Interferensi Minimum
Interferensi minimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan
saling menguatkan. Namun, jika dua gelombang tidak bertemu,
dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi
minimum, sehingga terbentuk pola garis gelap. Interferensi
minimum pada celah ganda akan terjadi jika kedua gelombang
berbeda fase sebesar 1800, yaitu ketika beda lintasannya sama
dengan bilangan ganjil kali setengah panjang gelombang.
Rumus : d sin = ( m + 1/2 )
Dengan m = 1, 2, 3, . . .
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol.
Untuk m = 1 disebut gelap ke-1, dst. Mengingat sin =
tan = y , dengan demikian :
Rumus : y . d = ( m + 1/2 )
L
s = d sin
= y.d
L
= ( m + 1/2 )
Keterangan :
s = beda lintasan antara kedua gelombang (m)
= sudut fase (o)
y = jarak titik ke terang pusat (m)
d = jarak kedua celah (m)
L = jarak celah ke layar (m)
m = orde interferensi
= panjang gelombang cahaya (m)
b. Interferensi Lapisan Tipis
2n.d.cos r = m ; m = 0, 1, 2,
dan
memperlihatkan
pelemahan.Tahun
bahwa
1665
Francesco
Grimaldi
jika
melewati
celah
sempit. Ia menamakan
3. POLARISASI CAHAYA
Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari
gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang
transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami
gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi
menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar.
Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut
gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu
arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi
pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah
dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut.
Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka
gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
a. Polarisasi Cahaya Karena Pemantulan
Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi)
dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar).
Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah
terpolarisasi. Cahaya juga menjadi terpolarisasi akibat pemantulan
dari kaca jendela dan permukaan air.
Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas antara
dua medium maka sebagian cahaya akandipantulkan. Ada tiga
kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang dipantulkan, yaitu :
1.Cahaya pantul tak terpolarisasi
2.Cahaya pantul terpolarisasi sebagian
3.Cahaya pantul terpolarisasi sempurna (seluruhnya)
b.
Polarisasi
Cahaya karena Pembiasan dan Pemantulan
Berkas
Sinar
alami
melalui
suatu
mediumkaca,akan
ketiga
kemungkinan
tersebut
bergantung
pada
Hukum
Brewster :
Tan b =
n2
n1
Sudut polarisasi (b) disebut juga sudut brewster. Sudut brewster
bergantung pada indeks bias bahan dari kedua sisi pemantul. Jika
cahaya datang dari udara (n1 = 1) menuju ke bahan dengan indeks
Tan b =
n
1 .
itu
memiliki
dua
nilai
indeks
bias
buah
polaroid, yaitu
Polarisator
dan
I = I Cos =
1
2 I Cos
Keterangan :
I : intensitas cahaya yang lewat analisator
I : intensitas cahaya yang lewat polarisator
I : intensitas awal sebelum masuk polarisator
oleh
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa cahaya
merupakan sejenis energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang
biasa dilihat dengan mata sehingga dengan cahaya kita dapat melihat semua
benda yang dapat membiaskan cahaya, dengan cahaya kehidupan dapat
berlangsung lebih baik, dan dengan adanya cahayadan berbagai penelitian
tentang cahaya dapat kita temukan berbagai alat-alat yang dapat mempermudah
kita dalam melakukan berbagai kegiatan kseharian kita menjadi lebih mudah.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari medan magnet
dan medan listrik yang saling tegak lurus. Cahaya bias mengalami difraksi,
interferensi, pemantulan, pembiasan, dan polarisasi.
SARAN