Anda di halaman 1dari 2

TUJUAN

D. Memperdaya para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan kawasan


permukiman.
Pada tujuan ini memiliki hubungan dengan salah satu asasnya yaitu Asas Kemintraan. Hal ini
semakin jelas dalam bab terkait penyelenggaran perumahan dan kawasan permukiman (Bab III
sampai Bab XII), khususnya pada bab XI tentang hak dan kewajiban dan Bab XII tentang peran
masyarakat. Terkait dengan hak dan kewajiban yang menggunakan frasa “setiap orang” berhak
dan berkewajiban dan seterusnya. Terkait dengan peran masyarakat dikatakan bahwa
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakuan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat dalam hal memberi masukan dalam tahapan
penyusunan rencana, pelaksanaan pemangunan, pemanfaatan, pemeliharaan,perbaikan, dan
pengendalian. Bahkan lebih jauh lagi keterlibatan masyarakat diwadahi dalam suatu forum
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang anggotanya baik dari pemerintah
maupun dari para pemangku kepentingan yang lainnya (pasal 132).
PASAL 131
1. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang dilakukan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat
2. Peran masyarakat sebagaiamana di maksud dalam (1) dilakukan untuk memberikan
masukan dalam :
a. Penyusunan rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
b. Pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
c. Pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman
d. Pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan permukiman
e. Pengendalian penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
3. Peran masyarakat sebagimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan membentuk
forum pengembangan perumhan dan kawasan permukiman.

B. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran pendudukan yang


proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuia dengan
tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR.
Pada tahun 2010 sekitar 8 juta rumah tangga di Indonesia yang belum menempati rumah layak
huni. Walaupun tidak tersedia data yang valid, tetapi sewajarnya jika kemungkinan sebagian
besar dari jumlah tersebut adalah MBR. Hai ini disadari sepenuhnya oleh penyusun undang-
undang sehingga terlihat jelas keberpihakan terhadap MBR sekaligus menjawab kritikan dan
kekhawatiran banyak orang.
Kebutuhan masyarakat Indonesia akan hunian yang layak semakin tinggi. Namun, hal tersebut
tidak dibarengi dengan pertumbuhan fisik rumah terutama bagi MBR ( Masyarakat
berpengasilan rendah) dalam pasal 126 ayat (1) UU No.1 Tahun 2011 menyatakan “pemerintah
dan pemerintah daerah memberikan kemudahan atau bantuan pembiayaan untuk pembangunan
dan perolehan rumah umum maupun rumah swadaya bagi MBR. Memberikan dan fasilitasi
penyediaan perumahan dan permukiman bagi MBR dimana pemerintah menyediakan tanah
untuk pembangunan perumahan bagi MBR yang dikoordinasikan langsung oleng pemerintah
provinsi termasuk perizinan yang juga dipermudah sehingga ada badan hokum yang mengajukan
perizinan bagi pembangunan perumahan MBR menjadi kewajiban begi pemerintah daerah untuk
memberikan kemudahan hal tersebut dapat dilihat dalam UU No.1 Tahun 2011 pasal 54
Pasal 54

1. Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagia MBR.


2. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemerintah atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan
perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara
bertahap.
3. Kemudahan atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagiaman di
maksud pada auyat (2) dapat berupa :
a. Subsidi perolehan rumah
b. Stimulant rumah swadaya
c. Insentifperpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
d. Perizinan.
e. Asuransi dan penjaminan.
f. Penyediaan tanah.
g. Setifikasi tanah
h. Prasarana, sarana, dan utilitas umum.
Dalam pasa 54 dinyatakan secara tegas bahwa pemerintah wajib memnuhi kebutuhah ruamh bagi
MBR. Walaupun tidak berarti pemerintah membangunkan secara langsung tetapi pemerintah
dapat memberi kemudahan atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR.

Selain itu Dalam PP No.14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Yang dimana Menurut PP ini, Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi
MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah melalui kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program
perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai