ELEKTROMAGNETIK”
MATA KULIAH : ELEKTRODINAMIKA
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. KARYA SINULINGGA,M.Si
Disusu Oleh :
1. AMELIA SITOMPUL ( 8226176009)
2. CINDI ELVANI ( 8226176001)
3. DITA TRISNA PANJAITAN (8226176009 )
Kami menyadari bahwa Laporan tugas atau makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu dengan kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat
memperbaiki tulisan ini dengan sebaik mungkin dikemudian hari.
Akhir kata, kami berharap tulisan ini dapat membawa manfaat kepada semua pembaca. Terima
kasih.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Difraksi
D. Aplikasi Difraksi
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Difraksi
Difraksi merupakan gejala pembelokan cahaya bila mengenai suatu celah
sempit. Semakin sempit celah yang dilalui cahaya, semakin dapat menghasilkan
perubahan arah penjalaran cahaya yang semakin lebar.
Penghalang ini hanya meneruskan sebagian kecil dari gelombang yang
dapat melalui lubang celah dapat terus, yang lainnya berhenti atau kembali.
Cahaya masuk melalui celah yang cukup lebar akan membentuk bayangan
geometris pada layar. Bagian yang terang persis sama lebar dengan panjang celah.
Di luar bagian yang terang adalah bayangan geometris. Sekarang bila celah
dipersempit, maka bagian yang terang pada layar akan melebar ke daerah
bayangan geometmetrisnya.
Difraksi pertama kali ditemukan oleh Francesco M. Grimaldi (1618-1663)
dan gejala ini juga diketahui oleh Huygens (1620-1695) dan Newton (1642-1727).
Akan tetapi Newton tidak melihat kebenaran tentang teori gelombang disisni,
sedangkan, Huygens yang percaya pada teori gelombang tidak percaya pntuk
menerangkan difraksiada difraksi.
Oleh karena itu, ia tetap menyatakan bahwa cahaya berjalan lurus. Frensel
(1788-1827) secara tepat menggunakan teori Huygens yang disebut prinsip
Huygens frensel, Berunyi :
“ Setiap titik muka gelombang di celah merupakan sumber cahaya titik dari
gelombang bola, sehingga muka gelombang neto pada titik-titik diluar celah
adalah hasil superposisi gelombang bola yang bersumber dari titik muka
gelombang muka dicelah”.
Difraksi terbagi menjadi dua jenis yaitu difraksi frounhofer dan fresnel.
1. Difraksi frounhofer
Difraksi Fraunhofer terjadi jika gelombang medan melalui celah atau kisi,
menyebabkan perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang
jauh. Gelombang-gelombang cahaya yang keluar dari celah atau kisi pada difraksi
Fraunhofer hampir sejajar. Difraksi fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh.
Sementara itu, topic yang meliputi difraksi franhoufer sebagai berikut:
1.1 Celah tunggal (single slit )
1.2 Lubang bulat (circular aperture )
1.3 Dua celah sempit
1.4 Kisi (celah banyak )
2. Difraksi Fresnel
Difraksi Fresnel terjadi jika gelombang cahaya melalui celah dan
terdifraksi pada daerah yang relatif dekat, menyebabkan setiap pola difraksi yang
teramati berbeda-beda bentuk dan ukurannnya, relatif terhadap jarak. Difraksi
Fresnel juga disebut difraksi medan dekat.
Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian
Huygens. Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber
gelombang sehingga cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan
cahaya dari bagian celah lainnya.
Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi, jika
gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase ½, atau lintasannya sebesar setengah
panjang gelombang.
Berdasarkan Gambar 2.1 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin
θ)/2.
d sin θ 1
ΔS = 2 dan ΔS = 2 λ,
d sin θ 1
=
Dengan demikian didapatkan, 2 2 λ, atau d sin θ = λ
Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya
menjadi
d sin θ
Δ S=
4 dan ΔS = ½ λ, jadi d sin θ = 2 λ.
d sin θ = mλ 2.1.1
dengan:
d = lebar celah
m = 1, 2, 3, . . .
1
λ
dikurangi dengan 2 sehingga beda fase keduanya mejadi 360°. Persamaan
1
d sinθ=λ (m− )
2
1
d sinθ=(2m−1) λ
2 2.1.3
1
d sinθ=(m− ) λ
2
1
(2 n+1) λ
lintasan antara cahaya yang datang dari A dan B adalah 2 , kemudian
akan terjadi garis gelap atau interferensi minimum jika selisih lintasannya adalah
1
(2 n) λ
2 .
Difraksi Cahaya Pada Celah Tunggal
1
d
lebarnya 2 . Kelompok cahaya dari bagian atas dan bawah akan
1
lintasannya 2 λ.
1 1 1
2 d sin θ = 2 λ atau d sin θ= 2 λ.
1
Apabila celah dibagi empat, maka garis gelap akan terjadi bila 4 d
1
sin θ = 2 λ atau d sin θ = 2λ.
1
Apabila celah dibagi 6, maka garis gelap akan terjadi bila 6 d sin θ
1
= 2 λ atau d sin θ = 3λ.
Jadi untuk garis gelap ke-n pada layar akan terbentuk jika d sin θ = n λ; n = 1, 2,
3, … dan seterusnya.
dp
=nλ
L
dengan :
Dengan cara yang sama di titik P akan terjadi garis terang jika :
dp
=( 2 n+1 )
L
C. Difraksi Kisi
Sistem kisi untuk difraksi dinamakan kisi difraksi transmisi yang dapat
digunakan untuk keperluan menganalisis sinar-sinar inframerah dekat, cahaya
tampak ataupun sinar ultraviolet. kisi difraksi cahaya ini terdiri dari beribu-ribu
celah tiap sentimeternya. Kisi dapat dibuat dengan menggoreskan sederetan garis-
garis sejajar pada filem trasparan. Garis-garis ini kemudian berfungsi sebgai ruang
diantara celah-celah, kisi difraksi disebut kisi refleksi, yaitukisi yang dibentuk
oleh sederetan garis-garis yang dibuat pada permukaan metal. Daerah antara dua
garis yang akan memantulkan cahaya membuat suatu pola difraksi.
Jika cahaya polikromatik jatuh pada kisi, tiap-tiap λ akan membentuk garis
maksimum pada sudut-sudut yang berbeda-beda kecuali pada orde m=0, sudut ini
sama untuk semua panjang gelombang. Maksima dari berkas tersebut pada suatu
orde akan merupakan spectrum. jadi ada spectrum orde ke 1,2,3dan seterusnya.
Makin besar nilai λ makin besar deviasi untuk suatu orde. berarti warna
merah di deviasi (perubahan arah dari jalan sinar) lebih besar dari pada
warnaviolet, hal ini kebalikan dari apa yang terjadi pada dispersi (peristiwa
penguraian warna dari suatu berkas campuran panjang gelombang) oleh prisma.
Dispersi kisi ditentukan oleh:
dθ
D= = dispersi sudut atau daya disperse
dλ
m
d sinθ=m λ atau sin θ= λ maka jika dideferensialkan diperoleh
d
m
cos θ= dλ
d
dθ m
=
Jadi dλ d cos θ
Sehingga
dθ m
=
D= dλ d cos θ
Semakin tinggi orde, daya disperse semakin tinggi artinya cahaya terus
semakin sempurna.
Kegunaan kisi adalah untuk spektroskopi.
Dampak penambahan celah yaitu :
Pada pola difraksi terlihat maksimum interperensi menyempit dan lebih tajam
(intensitas lebih besar). Jika jumlah celah banyak sekali. Pita-pita terang ini akan
berbentuk garis-garis saja.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Difraksi cahaya atau lenturan cahaya dapat terjadi karena pembelokkan arah
rambat cahaya oleh suatu penghalang. Penghalang yang dipergunakan biasanya
berupa kisi, yaitu celah sempit. Ada 2 macam difraksi, yaitu difraksi pada celah
tunggal dan difraksi pada celah ganda.
3. Kisi difraksi (Difraksi celah ganda) adalah alat optis yang terdiri dari banyak
celah yang identik, yang disusun sejajar, berjarak sama