Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM ALAT ALAT UKUR

PENGUKURAN PENCAHAYAAN

Disusun oleh:
Nama : Asmita
Nim : A1C319018

Kelompok VI :
1. Suci Widia Ningsih (A1C319014)
2. Diana Tampubolon (A1C319016)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Pengukuran Pencahayaan
II. Hari / Tanggal : Sabtu / 25 April 2020
III. Tujuan :
1. Dapat mengetahui alat ukur pencahayaan
2. Dapat menjelaskan prinsip kerja alat ukur pencahayan
3. Dapat memahami fungsi dilakukannya pengukuran pencahayaan

IV. Landasan Teori


Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja diatur dalam SNI 16-
7062-2004. Menurut standar tersebut, pengukuran tingkat pencahayaan dalam
satuan lux harus dilakukan dengan menggunakan luxmeter. Luxmeter merupakan
alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik dalam bentuk arus
digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital, energy lidtrik
diubah menjadi angka ynag dapat dibaca pada layar monitor. Salah satu luxmeter
yang umum digunakan adalah keluaran Extech Model 401025. Luxmeter ini
memiliki rentang pengukuran untuk intensitas cahaya dari 0 hingga 50.000 lux
yang terbagi dalam 3 rentang yaitu 0-2.000 lux, 0-20.000, dan 0-50.000 lux.
Selain itu luxmeter ini memiliki rentang pengukuran untuk foot-candle dari 0
hingga 5.000 fc yang juga terbagi menjadi 3 rentang yaitu 0-200 fc, 0-2.000 fc.
Dan 0-5.000 fc ( Utami, 2018 : 58-61).
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan yang kuat
dapat menyebabkan ruangan memantulkan kembali cahayanya, sehingga dapat
berdampak kesilauan penglihatan. Pengertian kesilauan adalah terang yang
berlebihan pada mata, karena cahaya langsung atau cahya pantulan maupun
keduanya. Pencahayaan yang terlalu rendah dapat berakibat mata berakomodasi
kuat, sehingga cepat lelah. Pengukuran pencahayaan pada bidang kerja tertentu
dapat menggunakan luxmeter. Luxmeter dilakukan kalibrasi dengan cara
menghidupkan luxmeter, tutup foto sel/sensor, lihat layar display, bila
menunjukkan angka 0 berarti alat OK. Hidupkanlah luxmeter yang telah
dikalibrasi, buka penutup sensor, bawa luxmeter ketitik pengukuran yang telah
ditentukan.biarkan luxmeter terpapar cahaya beberapa saat, kemudian lihat layar
display, catat angka yang stabil/sering muncul. Perlu diperhatikan tinggi luxmeter
± 85 cm dari lantai atau diletakkan pada meja kerja, jarak dengan operator 60-90
cm. pakaian pengukur berwarna gelap untuk menghindari adanya pantulan. Untuk
pengukuran pencahayaan ruang, diukur di beberapa titik yang membentuk
diagram diagonal dengan bagian tengah sebagai titik pusatnya, kemudian hasilnya
diratakan (Cahyono, 2017 : 101-105).

Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor untuk


memberikan kondisi penglihatan yang baik. Dengan tingkat penerangan yang baik
akan memberikan kemudahan bagi seorang operator dalam melihat dan
memahami display, simbol-simbol dan benda kerja secara baik pula. Indera yang
yang berhubungan dengan pencahayaan adalah mata. Karakteristik dan batasan
daya lihat menusia penting untuk dipahami oleh seorang desainer display.
Pencahayaan yang memadai menjadi faktor yang cukup penting sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan. Pencahayaan yang cukup baik untuk suatu
pekerjaan belum tentu sesuai digunakan untuk jenis pekerjaan lainnya. Jenis
kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan akan menentukan tingkat iluminasi
yang dibutuhkan karena jenis kegiatan yang berbeda akan memerlukan tingkat
iluminasi yang berbeda. Sesuai dengan tingkat iluminasi yang dipersyaratkan pada
kuat penerangan, maka kebutuhan tingkat kuat penerangan (iluminasi) pada area
produksi dengan jenis pekerjaan rutin adalah 300 lux ( Putra, 2017 : 116).

Menurut Parera (2018 : 62) Luminansi adalah suatu ukuran untuk terang
suatu benda. Luminansi yang terlalu besar akan menyilaukan mata. Luminansi
suatu sumber cahaya atau permukaan yang memantulkan cahaya yaitu intensitas
cahayanya dibagi luas semu permukaan. Yang dimaksud dengan luas semu
permukaan adalah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak
lurus pada arah pandang, dan bukan luas permukaan seeluruhnya. Faktor refleksi
suatu permukaan ikut menetukan luminansi terhadap terang suatu benda yang
diterangi oleh lampu.

L= cd / m2
Fluks cahaya adalah jumlah cahaya yang jatuh pada setiap sudut ruangan. Satu
watt cahaya kira-kira sama dengan 680 lumen. Angka perbandingan 680 ini
dinamakan ekivalen pancaran foto metris. Persamaan fluks cahaya dilambangkan
Φ dengan satuan lumen (lm). Intensitas penerangan atau luminansi disuatu bidang
kerja, yaitu fluks cahaya yang jatuh Pada dari bidang itu. Satuan untuk intesitas
penerangan adalah lux, dengan lambang E, maka 1 lux = 1 lumen per . Jika suatu
bidang yang mempunyai luas A m2 Persamaan intesitas penerangan adalah :

E rata rata = lux

According to Jan (2007: 275-276) said that, A luxmeter is a portable


device for measuring illuminance E (the SI unit is lux, lx) at industrial sites,
offices, hospitals, schools etc to check the light intensity of illuminated devices or
workplaces, in order to fit valid standards. We have used the luxmeter UNITEST
93408 (figure 1). The equipment consists of a basic measuring device and a
measuring sensor. The measuring sensor contains a silicon photodiode with
cosine correction. The measuring range of illuminance is up to 200 000 lx in four
switch selected ranges (resolution display: 0.1 lx, 1 lx, 10 lx, 100 lx). There are
several advantages of this type of luxmeter, e.g., measured values can be clearly
seen in the digital display, measurement of low illumination intensities, correction
of the spectral sensitivity of the eye, and correction of the cosine dependence of
the inclined landing of light. The luxmeter is calibrated in compliance with the
PTB standard using a standard illuminant lamp of 2856 K.

V. Alat dan Komponen


1. Fitting lampu
2. Lampu
3. Sistem tertutup
4. Kabel
5. Aplikasi luxmeter / lightmeter

VI. Prosedur Kerja


1. Disiapkan sistem sehingga tidak ada cahaya yang masuk ke dalam sistem.
2. Disiapkan luxmeter di dalam sistem tertutup.
3. Dipasang lampu pada fittingnya, letakkan pada sistem tertutup yang telah
disiapkan kemudian hubungkan pada sumber tegangan.
4. Dicatat hasil pengukuran dan diulangi percobaan sebanyak 3 kali.
5. Dilakukan percobaan dengan daya lampu yang berbeda.

VII. Data Hasil

No. Jarak Intensitas Cahaya Iluminasi

353 Lux 2,5 × 10-3 cm-2


1. 20 cm
353 Lux 2,5 × 10-3 cm-2

332 Lux 1 × 10-3 cm-2


2. 30 cm
332 Lux 1 × 10-3 cm-2

VIII. Pembahasan
Percobaan praktikum kali ini adalah percobaan pengukuran pencahayaan.
Dimana setiap ruangan memiliki kebutuhan pencahayaan yang terkadang berbeda
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Pencahayaan yang baik adalah
pencahayaan yang memungkinkan kita dapat melihat objek yang dikerjakan
secara jelas. Besarnya intensitas cahaya perlu diketahui karena pada dasarnya
manusia memerlukan pencahayaan yang cukup. Alat yang digunakan untuk untuk
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat adalah Lux Meter.
Luxmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat
penerangan pada suatu daerah atau area tertentu. Alat ini terdiri dari rangka,
tombol ON / OFF, layar panel, tombol range, tombol hold, dan sebuah sensor
cahaya. Tombol ON / OFF untuk menyalakan dan mematikan alat, layar panel
digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran, tombol range untuk
menunjukkan kisaran ukuran, tombol hold untuk menghentikan sementara
pengukuran agar bisa dicatat, dan sensor cahaya yang merupakan bagian yang
sangat penting yang berfungsi sebagai sensor penangkap dan pendeteksi cahaya
yang masuk ke dalam sensor. Sensor dilengkapi dengan sel foto dan diletakkan
pada sumber cahaya yang ingin di ukur intensitas cahayanya.
Luxmeter bekerja dengan mengubah energi foton menjadi elektron.
Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Saat sensor telah
diletakkan pada sumber cahaya. Pada saat itu cahaya tersebut akan menyinari sel
foto lalu akan ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto
menjadi arus listrik. Di dalam perangkat luxmeter terdapat suatu penguat yang
berfungsi memperkuat arus yang masuk sehingga arus dapat terbaca. Tanpa
penguat arus tersebut arus yang dihasilkan oleh cahaya tidak akan terbaca karena
arus yang dihasilkan sangat kecil. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel,
arus yang dihasilkan pun akan menjadi lebih besar. Luxmeter tidak digunakan
pada ruangan terbuka karena akan menyebabkan hasil yang tidak akurat. Hal ini
dipengaruhi oleh cahaya lainnya yaitu cahaya dari matahari. Oleh sebab itu,
luxmeter digunakan pada ruangan yang tertutup.
Pada percobaan ini langkah pertama yang kami lakukan adalah
menyiapkan dan melengkapi alat dan komponen yang dibutuhkan. Adapun alat
dan komponen tersebut adalah lampu, kabel, penggaris, dan aplikasi luxmeter.
Langkah kedua kami membuat area pengukuran dengan jarak yang berbeda-beda.
Lalu mengamati nilai intensitas cahaya pada layar aplikasi luxmeter. Dan
melakukan pengulangan pengukuran sebanyak 2 kali pengukuran. Hal itu
diperlukan untuk menghasilkan keakuratan hasil dan alat yang digunakan,
Pada percobaan pertama pada jarak r1. Lampu diletakkan pada posisinya.
Kemudian aplikasi luxmeter diletakkan sejauh 20 cm dari lampu. Lalu aplikasi
luxmeter dinyalakan. Hasil pengukuran yang tertera pada layar adalah pada saat
pengukuran pertama intensitas cahaya sebesar 353 lux dan pada pengukuran
kedua intensitas cahaya terlihat sama yaitu sebesar 353 lux.
Pada percobaan kedua pada jarak r2. Lampu diletakkan pada posisinya.
Kemudian aplikasi luxmeter diletakkan sejauh 30 cm dari lampu. Lalu aplikasi
luxmeter dinyalakan. Hasil pengukuran yang tertera pada layar adalah pada saat
pengukuran pertama intensitas cahaya sebesar 332 lux dan pada pengukuran
kedua intensitas cahaya terlihat sama juga sebesar 332 lux.
Setelah melakukan pengukuran intensitas cahaya, selanjutnya kami
menghitung luminasi pada setiap percobaan. Untuk menghitung iluminasi totalnya
digunakan rumus:
E=

Percobaan pertama pada jarak r1 = 20 cm. Pada pengukuran didapatkan


iluminasi sebesar 2,5 × 10-3 cm-2 . Percobaan kedua pada jarak r2 = 30 cm. pada
pengukuran didapatkan iluminasi sebesar 1 × 10-3 cm-2.
Berdasarkan pengamatan dapat diketahui faktor yang mempengaruhi
besarnya intensitas cahaya pada suatu pencahayaan di dalam suatu tempat. Jarak
sangat mempengaruhi intensitas cahaya, semakin kecil jarak yang dgunakan maka
semakin besar intensitas cahaya yang dihasilkan.
Pada praktikum yang kami lakukan hanya jarak yang mempengaruhi
intensitas cahaya. Karena kami hanya menggunakan jarak yang bervariasi sebagai
faktor pembedanya. Akan tetapi berdasarkan praktikum yang lain terdapat
beberapa faktor lain yang mempengaruhi intensitas cahaya yaitu jenis lampu
misalnya pada jenis lampu LED dan jenis lampu pijar. Jenis lampu LED lebih
besar intensitas cahayanya dari pada lampu pijar. Ini disebabkan prinsip kerja dari
kedua lampu itu berbeda. Jenis lampu LED langsung mengubah energi listrik
menjadi energi cahaya, sedangkan pada lampu pijar energi cahaya diubah dulu
menjadi energi panas dan energi panas menghasilkan cahaya. Selanjutnya, daya
lampu juga mempegaruhi intensitas cahaya atau kuat penerangannya. Semakin
besar daya lampu maka akan membuat arus listrik akan semakin besar artinya
nyala lampu akan semakin terang. Dari pernyatan ini dapat dikatakan bahwa daya
lampu berbanding lurus dengan arus listrik atau dapat dinyatakan dengan rumus :
P=VxI
IX. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan kali ini, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Luxmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat
penerangan pada suatu daerah atau area tertentu.
2. Prinsip kerja dari luxmeter yaitu cahaya akan menyinari sel foto lalu akan
ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi
arus listrik. Dan arus listrik tersebut ditampilkan pada layar luxmeter.
Semakin banyak cahaya yang diserap oleh sel maka arus yang dihasilkan
pun semakin besar.
3. Pengukuran cahaya dilakukan untuk mengetahui besarnya intensitas
cahaya, karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang
cukup. Dan dengan mengukur cahaya, manusia mengetahui intensitas
penerangan yang cukup dan mendapatkan pencahayaan yang baik yang
memungkinkan kita dapat melihat objek yang dikerjakan secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Tri. (2017). Penyehatan Udara. Yogyakarta : Penerbit Andi. Jan,

Degro. (2007). School Experiments With A Luxmeter. Journal Physics


Education. 42 (3). 275-280.

Parera, Lory Marcus, dkk. (2018). Pengaruh Intensitas Penerangan pada

Laboratorium dan Bengkel Jurusan Teknik Elektro. Jurnal Simetrik. 8 (1).


60-67.

Putra, Bobby Guntur Adi., & Madyono, Gunawan. (2017). Analisis Intensitas

Cahaya Pada Area Produksi Terhadap Keselamatan Dan Kenyamanan


Kerja Sesuai Dengan Standar Pencahayaan (Studi Kasus Di PT. Lendis
Cipta Media Jaya). Jurnal Optimasi Sistem Industri. 10(2). 115-124.

Utami, Sentagi Sesotya, Dkk. (2018). Menelusuri Jejak Implementasi Konsep

Bangunan Hijau Dan Pintar Di Kampus Biru. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.
LAMPIRAN

I. Lampiran Hitung

1. Pada jarak r1 = 20 cm
▪ Iluminasi
E=

E=

E=

E = 2,5 × 10-3 cm-2


▪ Intensitas cahaya = 353 lux

2. Pada jarak r2 = 30 cm
▪ Iluminasi
E=

E=

E=

E = 1 × 10-3 cm-2
▪ Intensitas Cahaya = 332 lux
II. Lampiran Gambar

Pada jarak 20 cm Pada jarak 20 cm

Pada jarak 30 cm Pada jarak 30 cm


SUMBER

Anda mungkin juga menyukai