Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ALAT-ALAT UKUR

ACTINOGRAPH DAN CAMPBEL STOKES

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IX

1. RENDI SEPTIAN (A1C319009)


2. ASMITA (A1C319018)
3. ENI SETIYA NINGSI NAPITU (A1C319027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1

1.2 TUJUAN...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 ACTINOGRAPH......................................................................................3
2.1.1 PENGERTIAN ACTINOGRAPH.............................................3
2.1.2 JENIS ACTINOGRAPH............................................................5
2.1.3 PRINSIP KERJA ACTINOGRAPH..........................................5
2.1.4 CARA PEMASANGAN ACTINOGRAPH..............................6
2.1.5 METODE OPERASI ACTINOGRAPH....................................6
2.1.6 DATA PENGAMATAN............................................................7
2.1.7 PEMBAHASAN........................................................................7
2.2 CAMPBELL STOKES.............................................................................9
2.2.1 PENGERTIAN CAMPBELL STOKES....................................9
2.2.2 PRINSIP KERJA CAMPBELL STOKES.................................9
2.2.3 METODE OPERASI CAMPBELL STOKES...........................10
2.2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN........................12
BAB III PENUTUP.....................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................16
3.2 SARAN.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat dalam periode
yang pendek. Iklim adalah rata-rata dari cuaca dalam periode yang panjang. Informasi
serta data-data mengenai cuaca dan iklim ini sangat diperlukan untuk perencanaan
yang didasarkan pada informasi cuaca dan iklim seperti ilmu pengetahuan alam,
penerbangan, pelayaran, pertanian, perkebunan, dan sebagainya.
Pengetahuan tentang cuaca dan iklim sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari. Data dan informasi cuaca yang diperoleh melalui analisa meteorologi dan
klimatologi akan memberikan penjelasan tentang gejala serta perilaku cuaca serta
keadaan iklim setempat, dan membuat usaha yang optimal dalam melakukan
aktivitasnya. Manusia saat ini sudah dapat mengetahui perkiraan cuaca sebagai usaha
untuk mendekatkan kehidupan manusia dengan keadaan iklim dan cuaca serta unsur-
unsurnya yang terdiri atas radiasi matahari, lama penyinaran matahari, suhu udara,
kelembaban udara, dan lain-lainnya untuk kebaikan bersama. Sinar matahari yang
jatuh ke permukaan bumi sangat berpengaruh pada aktifitas seharihari manusia.
Pengaruh yang ditimbulkan dari sinar matahari diantaranya, lama penyinaran matahari
serta intensitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi setiap harinya. Lama
penyinaran matahari dan intensitas radiasi matahari tersebut akan mempengaruhi iklim
dan cuaca di suatu daerah, apalagi disaat solstice atau posisi semu matahari tepat
diatas garis katulistiwa. Perbedaan panjang waktu malam dan siang mencapai
maksimum, ketika matahari berada di titik-titik solstice, sehingga penyinaran matahari
sangat panjang dan terik serta intensitas radiasi matahari yang besar. Pengaruh sinar
matahari saat solstice ini, mempengaruhi juga dengan lama penyinaran matahari, dan
intensitas radiasi matahari. Lama penyinaran matahari dapat direkam melalui kertas
pias di dalam alat bernama Campbell Stokes, sedangkan untuk intensitas radiasi
matahari dapat direkam melalui alat bernama Actinograph.

1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian Actinograph
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Actinograph
3. Untuk mengetahui cara penggunaan Actinograph
4. Untuk mengetahui prinsip kerja Actinograph
5. Untuk mengetahui cara mengukur Actinograph
6. Untuk mengetahui pengertian Campbell stokes
7. Untuk mengetahui prinsip kerja Campbell stokes
8. Untuk mengetahui metode operasi Campbell stokes
9. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan pada Campbell stokes

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Actinograph

2.1.1. Pengertian Actinograph

Alat untuk mengukur intensitas radiasi matahari bernama Actinograph atau


kadang dikenal dengan sebutan mechanical Pyranograph dipergunakan untuk
mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung, radiasi matahari yang
dipantulkan atmosfer dan radiasi difusi dari langit dalam satu hari yang dapat dihitung.

Penyinaran matahari mempunyai peran penting dalam bidang meteorologi.


Salah satu alat meteorology yang digunakan oleh pengamat cuaca untuk mengukur
intensitas radiasi matahari total adalah actinograph. Actinograph termasuk alat
pengukur intensitas radiasi matahari total yang mencatat sendiri berapa intensitas
radiasi yang dipancarkan. Actinograph merupakan dua buah logam bimetal sebagai
sensor. Logam akan bertambah panjang seiring dengan meningkatnya intensitas
radiasi matahari. Perbedaan panjang logam yang kecil akan diperbesar oleh sistem tuas
karena adanya pergerakan pena yang sebanding dengan perubahan intensitas radiasi
matahari.

Radiasi matahari adalah energi yang dikeluarkan, dipancarkan atau diterima


berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik. Berdasarkan asal atau
sumbernya radiasi dapat dibedakan ke dalam 3 klasifikasi yaitu:
1. Radiasi solar langsung yaitu radiasi yang dikeluarkan oleh matahari. Radiasi
yang menembus lapisan terendah atmosfer juga dibedakan dalam beberapa
kelas: :
a. Radiasi solar langsung yaitu radiasi solar yang datang dari sudut bulat
cakram dari matahari.
b. Radiasi  solar global yatu radiasi solar yang diterima oleh permukaan
horizontal berupa radiasi solar langsung dan radiasi yang dihamburkan
kearah bawah sewaktu melewati lapisan radiasi yaitu radiasi solar yang

3
dihamburkan ke arah bawah oleh lapisan atmosfer (bagian kedua dari
radiasi global).
c. Radiasi solar yang dipantulkan yaitu radiasi solar yang dipantulkan ke atas
oleh permukaan bumi dan dihamburkan oleh lapisan atmosfer antara
permukaan bumi dan titik pengamatan.
2. Radiasi Terrestrial adalah radiasi yang dikeluarkan oleh planet bumi termasuk
atmosfernya.
3.  Radiasi total adalah jumlah radiasi solar dan terrestrial.
Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang
langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.
Adapun Komponen-komponen utama dari Actinograph adalah sebagai berikut :

1. Sensor, terdiri dari masing-masing dua strip bimetal bercat putih dan hitam,
2. Glass dome,
3. Plat pengatur bimetal,
4. Mekanik pembesar,
5. Tangkai dan pena pencatat,
6. Drum clock,
7. Pengatur level (perata-rata air)
8. Kontainer silica-gel (penyerap uap air),
9. Bagian dasar,

4
10. Penutup/cover

2.1.2 Jenis Actinograph


1. Actinograph Bimetal
Actinograph bimetal adalah alat yang digunakan untuk mengukur radiasi
matahari dan lamanya penyinaran matahari (Hendayana, 2003). Alat ini mengunakan
sensor bimetal dengan satuan K Cal/cm2. Logam bimetal akan memuai apabila terjadi
perubahan suhu dan pena yang ada didalam Actinograph Bimetal akan bergerak dan
melukis kertas pias karena adanya perbedaan suhu. Keeping bimetal terdiri dari dua
lempeng logam yang memiliki perbedaan koefisien muai dan memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap perubahan suhu.
Prinsip kerja alat ini adalah bila kedua lempengan logam berada pada
temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Lempengan yang
berwarna hitam berukuran lebih panjang Karena menyerap panas apabila terkena
radiasi matahri. Diantara lempengan tersebut ada pena yang akan bergerak naik turun.
Besarnya intensitas radiasi matahari yang menguasai lempengan logam berbanding
lurus dengan perbedaan temperatur logam dari perbedaan panjang yang akan
menggerakkan pena.

2.1.3 Prinsip Kerja Actinograph

Actinograph bekerja dengan prinsip perbedaan temperatur antara dua strip


paralel bimetal bercat putih dan hitam. Perbedaan temperatur terjadi karena radiasi
matahari yang sampai ke bimetal bercat putih akan dipantulkan maka strip ini hanya
respon terhadap temperatur ambang sedangkan radiasi yang sampai ke bimetal hitam,
akan diserap atau diabsorbsi sehingga strip ini akan respon terhadap temperatur
ambang dan radiasi yang datang akibatnya terjadi distorsi atau menggeliat terhadap
strip bimetal putih. Masing-masing satu sisi strip putih dan strip hitam dihubungkan
dan sisi sisi dari bimetal putih dihubungkan ke peti instrumen serta sisi-sisi lain
bimetal hitam dihubungkan ke tangkai pena melalui sistem tuas sehingga masing-
masing akan saling meniadakan kondisi ambang dengan meninggalkan keluk

5
(curvature) yang merepresentasikan intensitas radiasi yang datang dan secara
proporsional ditunjukkan oleh posisi pena dan kertas pias.

2.1.4 Cara Pemasangan Actinograph

Cara pemasangan alat perkam intensitas radiasi matahari Actinograph :

1. Meletakkan Actinograph pada permukaan datar atau rata diatas permukaan tanah.
Lokasi pemasangan harus bebas dari pohon maupun bangunan yang dapat
menghalangi sinar matahari ke arah alat dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
memantulkan sinar kuat ke arah alat.
2. Mengatur posisi bimetal persegi-persegi searah utara-selatan dan kaca jendela
kearah timur,
3. Mengatur leveling alat melalui kaki-kaki yang dapat diatur atau diputar,
4. Kebersihan alat harus selalu diperhatikan terutama bagian glass dome
5. Silika gel harus diganti secara periodik sesuai iklim dimana alat ditempatkan
6. Seal karet yang terletak pada bagian dasar secara periodik juga harus diganti
terutama jika sudah kurang elastis atau rusak.

2.1.5 Metode operasi actinograph

Metode operasi actinograph adalah

1. Awal operasi dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat (saat matahari belum
belum bersinar)
2. Buka cover/penutup alat

3. Lepaskan drumclock dari shafnya

4. Pasang kertas pias, sissi pias tepat terhimpit di penjepit drumclock.

5. Hidupkan system drumclock .

6. Pasang drumclock kembali pada tempatnya

7. Putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal pengukuran

6
8. Tutup kembali cover/penutup

9. Setelah matahari terbenam selama 1,5 jam, pias harus diambil

10. Pada hari berikutnya, ulangi langkah 1 s/d 9

2.1.6 Data pengamatan

Persentase lama penyinaran matahari bulan Juni dan September 2005-2007


kota Semarang.

No Tahun Persentase %
Juni September
1 2005 66 70
2 2006 67 70
3 2007 73,5 90,6

2.1.7 Pembahasan

Lama penyinaran matahari kota Semarang bulan September tahun 2005-2007


Berdasarkan grafik lama penyinaran matahari kota Semarang bulan Juni dan
September tahun 2005-2007, persentase lama penyinarannya rata-rata mencapai lebih
dari 60%. Matahari dapat dikatakan bersinar penuh ke bumi apabila lama
penyinarannya mencapai rata-rata 60% (Tukidi,2004:31). Bulan Juni dan September
di kota Semarang terjadi kenaikan jumlah persentase lama penyinarannya dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2007, bahkan nilai rata-rata hariannya juga mengalami
kenaikan. Paling menarik bulan September rata-rata harian lama penyinaran matahari
mencapai rekor tertinggi di tahun 2007. Terlihat pada tanggal 1, 6, 8, 9 ,10, 11, 13, 15,
21, 22, 26, 28, 29, 30, lama penyinarannya mencapai 100%. Lama penyinaran
matahari dipengaruhi oleh posisi atau letak matahari ke bumi. Bulan Juni dan
September atau dikenal solstice, dimana posisi matahari berada tepat diatas daerah di
katulistiwa, sehingga mempengaruhi baik lama penyinaran serta intensitas radiasi
matahari (Simatupang,2004:8). Posisi matahari yang tepat diatas katulistiwa
berpengaruh pula pada sudut datang sinar matahari ke permukaan bumi. Pada bulan

7
tertentu yaitu bulan Juni dan September, sudut datang sinar matahari tepat tegak lurus
ke bumi, sehingga lama penyinarannya semakin besar (Tukidi,2004:32).

Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang
langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.

Prinsip kerja alat  tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan
temperatur.   Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua
lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan
angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan –
lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih
banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam
berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas.(1)

Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi


perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng
logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin
besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar
pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur
semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi.

Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara mekanis. Pena bergerak
naik turun pada pias yang yang digulung pada silinder jam sehingga dapat membuat
jejak (grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada silinder yang berputar. Kertas
pias tersebut terdapat skala waktu dan satuan luas dari kertas pias tersebut dapat kita
peroleh hasil rekaman intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu
tertentu ( harian atau mingguan).

8
2.2. Campbel Stokes

2.2.1. Pengertian Campbel Stokes

Campbell stokes secara khusus dipergunakan untuk mengukur waktu dan


lama  matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell
stokes adalah alat untuk mengukur matahari terbit, dengan satuan persen. Pengamatan
dilakukan dari jam 8.00 s / d 16.00 LT (selama 8 jam / True Solar Day ), sehingga
penyinaran matahari diminta 100% saat matahari terbit selama 8 jam sehari.
Campbell stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu:
 Bola kaca pejal ( umumnya berdiameter 96 mm).
 Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah – celah sebagai
tempat kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala
dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi .
 Bagian Pendiri (stand),
 Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.
 Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari

2.2.2. Prinsip Kerja Campbell Stokes

9
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar
sesuai posisi matahari saat itu. . Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai
alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika
matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Jumlah
kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar
dalam satu hari (satuan jam/menit).

2.2.3. Metode Operasi Campbell Stokes


1. Setting –up
a. Pilih tempat dimana sinar matahari sepanjang hari bebas ke-arah alat.
b. Permukaan dasar alat ditempatkan harus Stabil, Temp. Humidity, Angin
dan vibrasi tidak mempengaruhi leveling. (disarankan pondasi terbuat dari
beton/metal).
c. Bagian terbuka mangkuk logam harus mengarah equator, yaitu : Bila alat
ditempatkan pada belahan bumi Utara, mangkuk ke-arah Selatan atau
sebaliknya.
d. Leveling dapat dilakukan dengan mengatur posisi 3 buah mur.

2. Memasang Pias

10
a. Pias terdiri dari 3 jenis yaitu : Pias lurus dipasang pada pasangan celah
yang ada ditengah mangkuk. Pias pendek pada pasangan celah bagian atas
dan Pias panjang pada pasangan celah bagian bawah.
b. Pias pendek dipergunakan dari pertengahan Oktober s/d akhir Pebruari.
Pias Lurus dari awal Maret s/d pertengahan April dan awal September s/d
pertengahan Oktober. Pias panjang dari pertengahan April s/d akhir
Agustus.
c. Pias dimasukkan ke-celah, sehingga garis tanda jam 12.00 benar-benar
tepat dengan tanda jam 12.00 pada mangkuk.
d. Pada titik tertentu (kira-2. garis jam 14.00 & 10.00) mangkuk dilengkapi 3
lubang. Masukkan pin logam yang tergantung dengan rantai dari sisi luar
kedalam salah satu lubang tersebut (sesuai pias), agar pias tidak berubah
posisi.

Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu:

 Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober - 28/29 Pebruari.


 Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April - 31 Agustus.

 Pias lurus diinstal antar tanggal 1 Maret - 10 April dan 1 September - 10


Oktober.

11
3. Pengaturan Utara – Selatan Dan Leveling
a. Atur agar skala derajat lintang pada alat menunjukkan lintang tempat alat
ditempatkan.
b. Perhatikan jejak pembakaran pada pias, bila pengaturan Utara-Selatan dan
leveling tepat maka jejak ini harus sejajar dengan garis tengah pias.
c. Jejak pembakaran yang tepat jatuh pada titik pusat pias (tengah hari), harus
sama dengan nilai True Solar Time, yaitu waktu matahari tepat berada pada
titik nadir/puncak.
d. Cara Menentukan True Solar Time (True Local Time).
Medium local time = Standard time ± (λs – λ) . 4 min.

True Local Time    = Medium local  time  -  Equation of time

Dimana :  
Standard time = pukul -12
+                     = bila alat ditempatkan disebelah Barat meridian (bujur) waktu.
 -                     = bila alat ditempatkan disebelah Timur meridian (bujur) waktu
 λs                   = Bujur standard waktu terdekat pada lokasi
λ                      = Bujur lokasi alat dipasang.

2.2.6. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi Campbell-stokes :

1. Posisi alat harus benar-benar rata udara, hal ini dapat dilihat dari waterpass
yang ada pada alat.

2. Salah satu kaki Campbell-stokes harus menghadap utara, agar pias melintang
Barat-Timur.

4. Kaki campbell-stokes harus dibaut kuat agar tidak bergeser.

12
5. Kemiringan Bola Pejal harus sesuai dengan posisi stasiun lintang. Hal ini
dapat dilihat dari posisi kemiringan yang berada di bawah campbell-stokes.

6. Ketinggian alat adalah 1,2 meter dengan tiang yang kokoh.

7. Pias harus sesuai dengan bulan pengamatan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan yaitu


sebagai berikut.

1. Alat untuk mengukur intensitas radiasi matahari bernama Actinograph atau


kadang dikenal dengan sebutan mechanical Pyranograph dipergunakan untuk
mengukur total intensitas dari radiasi mathari langsung, radiasi matahari yang
dipantulkan atmosfer dan radiasi difusi dari langit dalam satu hari yang dapat
dihitung.

2. Prinsip kerja alat  tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan
temperatur.   Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua
lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan
menunjukkan angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang
mengenai lempengan – lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam
akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih
panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang
menyerap panas.

3. Campbell stokes secara khusus dipergunakan untuk mengukur waktu dan


lama  matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang.

4. Prinsip kerja Campbell stokes adalah Sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola

14
kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah
dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi
matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut
sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).

15
DAFTAR PUSTAKA

BMG. 2006. Alat-alat Meteorologi di Stasiun Klimatologi Semarang : Semarang.

Hael. 1986. Actinograph and Solar Effect. Sydney : United Nations Framework
Convention on Climate Change

Tukidi. 2004. Matahari. Jakarta : Gramedia

16

Anda mungkin juga menyukai