DOSEN PENGAMPU :
I NYOMAN SUSANTA, ST., MERG.
IR. CIPTADI TRIMARIANTO, PHD.
IR. IDA BAGUS NGURAH BUPALA, MT.
IR. IDA BAGUS GDE PRIMAYATNA, MERG.
I WAYAN YUDA MANIK, ST., MT.
IR. EVERT EDWARD MONIAGA
NI MADE MITHA MAHASTUTI,ST.,MT.
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
NI PUTU DEBY KRISNANDI 1504205053
IDELFONSA SERINARTI 1504205054
PUTU DIAN KUSUMA DEWI 1504205058
I MADE BAGUS BASKARA ADI PUTRA 1504205059
I MADE DANANJAYA 1504205060
NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065
ANAK AGUNG MANIK GENDARININGSIH 1504205066
NI WAYAN FORTUNA NINGSIH 1504205071
KADEK WINDHU TOSHIO SAMI SUTAMA P 1504205072
IDA BAGUS INDRA WISNU WARDHANA 1504205078
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rakhmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Sistem
Transportasi Mekanis” tepat pada waktunya dan sesuai dengan harapan .
Makalah ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
seperti : dari media elektronik yaitu internet, serta media cetak berupa buku
referensi.
Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tentunya tidak
terlepas dari bantuan para dosen pengajar. Oleh karena itu kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dosen pengajar Mata Kuliah Sains
dan Utilitas 2. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih jauh dari
kesempurnaan, banyak terdapat kekurangannya baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca, guna menuju ke arah yang lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah Sistem Transportasi Mekanis ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari penulisan paper ini terbagi kedalam dua jenis tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa
mengenai materi sistem transportasi mekanis.
2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah
Sains dan Utilitas 2 kepada mahasiswa.
PEMBAHASAN
Suatu bangunan yang besar dan tinggi serta memiliki fungsi yang
kompleks memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk memberikan
suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan, baik bagi manusia
selaku pengguna bangunan itu sendiri maupun barang-barang yang ada pada
bangunan. Hal inilah yang kemudian mendasari munculnya sistem transportasi
bangunan baik berupa transportasi mekanis maupun non mekanis.
Sistem transportasi mekanis sendiri merupakan sistem yang memiliki
sifat berlawanan dengan sistem transportasi non mekanis yang mana sistem
transportasi jenis ini juga dikenal sebagai sistem transportasi dengan mesin
penggerak. Ada tiga macam sistem transportasi jenis mekanis ini, ialah
eskalator (tangga berjalan), elevator ( lift), dan conveyor (alat pembawa barang-
barang).
Persyaratan Struktural
Persyaratan Teknis
2. Kereta/car
Tinggi kereta dari lantai sampai langit – langit 2 m
Kereta harus tertutup rapat dan tidak berlubang dilengkapi
a. Lift Pit
Karena letaknya paling bawah. Lift pit harus dibuat dari
dinding yang tidak rembes air. Ukuran las dan kedalamannya
dipengaruhi oleh kecepatan lift dan tingginya bangunan.
Komponen di Car/ Kereta
1. Car/ Kereta
Adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun.
Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot pengimbang
(Counterweight) dengan tali baja lewat pully penggerak di
ruang mesin,
2. Car Door/ Pintu Kereta
Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door
sill, door panel dan door mekanisme yang mengatur buka
tutup pintu. Berfungsi untuk menutup kereta dari luar. Pada
pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman secara seri
dengan pintu pendaratan/ landing door sehingga apabila pintu
terbuka maka lift tidak dapat dijalankan.
7. Floor Indicator
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya
terletak disisi atas pintu kereta ( transom) atau pada COP.
8. Lampu Darurat atau Emergency Light
Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk menerangi
kereta dalam keadaan darurat (listrik mati) dengan sumber
baterai.
9. Saklar Pintu Darurat (Emergency Exit Switch)
Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk
memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat
b. Ruang Luncur
Suatu ruang luncur yang terbuat dari dinding beton atau bata
dengan rangka-rangka tertentu, kecuali untuk lift pemadam
kebakaran. Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta lift,
dapat diberi buakaan-bukaan untuk pintu lift. Pintu lift ini sangat
mempengaruhi harga lift. Mengingat jumlah pintu lift tergantung
dari kebutuhan.
Setiap pintu lift diberi tombol-tombol untuk pemberhentian
kereta lift dan di dalam kereta lift terdapat tombol-tombol yang
berhubungandengan pintu luar. Setiap raungan kereta lift secara
standar telah ditentukan macam, bentuk, dan warnanya.pemakai
yang memilih bentuk, macam, dan warna yang berbeda dengan
standar atau memberi tambahan dan perubahan-perubahan, akan
Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set
untuk beban pengimbang/ counterweight. Berfungsi untuk
meredam tenaga kinetik kereta dan bobot pengimbang pada saat
jatuh.
6. Governor Tensioner
2. Saklar Parkir
Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai ( hall
button) berfungsi untuk mematikan dan menjalankan lift.
3. Saklar Kebakaran/ Fireman Switch
Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi
untuk mengaktifkan fungsi fireman control/ fireman operation.
4. Hall Indicator atau Penunjuk Lantai
Biasanya terletak di transom atau hall button pada masing-masing
lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.
tidak terganggu.
weight.
5. Rheostatic control, kontrol tenaga listrik yang terdpat pada
motor pengangkat.
6. Operating Device alat pengontrol dalam operasi-operasi lain
7. Hoistway, lorong jalur car dan counter weight, dapat berupa
core ataupun saft baja yang tidak mempunyai kaitan langsung
dengan struktur bangunan.
8. Geared Traction Machines
Geared Traction Machines digerakkan oleh motor listrik
AC atau DC. Mesin pengarah menggunakan roda gigi cacing
untuk mengontrol pergerakan sangkar mekanis lift dengan
menggulung tali baja lebih dari satu alur pengarah yang
terpasang pada gearbox dan digerakkan oleh motor dengan
kecepatan tinggi.
M/ Mm Mm Mm Mm
KG
s W D H W H W D W D H
450 1150 1100 2100 800 2000 1800 1800 1500 1800 2200
630 1400 1100 2200 800 2100 2100 1800 1500 1800 2200
800 1400 1350 2200 800 2100 2100 1900 1500 1900 2200
1000 1500 1600 2200 900 2100 2200 2100 1500 2100 2200
1250 1800 1600 2200 1000 2100 2600 2100 1500 2100 2200
1600 2000 1700 2200 1100 2100 2800 2200 1500 2200 2200
2. Akselerasi
0,25s/m2 dan rata rata 15-20 mg, tentunya nilai ini berbeda beda
setiap manufaktur.
Bangunan PHC BP
=
h = daya angkat kereta dalam waktu 5 menit
RT = waktu yang diperlukan kereta dari dasar sampai ke puncak
dan kembali ke dasar.
Sehingga:
140- 2,97 N = 36,37N
N = 3,55 -4
Contoh lain:
Persamaan :
L2 = h2
Sumber : beritateknologi.com
Lift ini akan menjadi yang tercepat di dunia dengan kecepatan sebesar
45 mph atau sekitar 72 kilometer per jam.
Dengan kecepatan tersebut, lift ini mampu menempuh jarak dari
lantai pertama hingga lantai ke-95 pada gedung tersebut hanya dalam
waktu 43 detik. Gedung ini akan memiliki dua unit lift yang mampu
mencapai kecepatan 72 kilometer per jam tersebut. Selain itu, terdapat
pula 93 lift lainnya yang sanggup mencapai kecepatan 22 mph atau 35
kilometer per jam.
Sebagai langkah pengamanan, Hitachi menempatkan sistem
pengereman dan pengaturan di masing-masing lantai. Dengan
2.2.2 Eskalator
2.2.2.1 Pengertian Eskalator
1. Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau
dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah
floor plates. Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis
dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah
agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak
38 | Sistem Transportasi Mekanis
tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan
cleat.
2. Landasan Penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang
menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan
penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari
3. Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk
mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui
loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka
anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk
roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer).
Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak
tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk
membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan
penopang.
2. Rel (rail)
Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan luncuran roda
rantai penggerak anak tangga ( step chain roller) dan roda anak
tangga (step roller). Rel harus dipasang dan disetel dengan benar
agar gerakan roda anak tangga dan roda rantai penggerak anak
tangga halus dan lurus, didalam pengoperasiannya rel ini harus
diberi pelumas, material untuk rel ini umumnya besi siku.
9. Ruang Mesin
Ruang mesin harus mempunyai kelonggaran yang cukup
untuk seseorang melakukan perbaikan atau perawatan bagian –
bagian mekanis dari penggerak escalator. Ventilasi yang tersedia
harus cukup agar panas radiasi dari mesin dapat segera keluar.
Pencahayaan juga harus ada pada ruang mesin, lampu – lampunya
harus dilindungi agar tidak mudah pecah terkena alat – alat atau
gerak – gerak mekanis komponen mesin. Pintu – pintu untuk
perawatan dan perbaikan harus mempunyai kunci yang hanya dapat
dibuka oleh orang yang berkepentingan saja sehingga tidak
sembarang orang dapat membukanya.
10.Pencahayaan (lighting)
Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat
dengan kaki, pencahayaan pada dinding balustrade, dan
pencahayaan pada ruang mesin harus terpisah dari jaringan listrik
b) Kontak pengaman
Escalator dilengkapi dengan kontak – kontak pengaman,
baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada penumpang,
maupun untuk mencegah kerusakan escalator itu sendiri.
Ada dua jenis kontak pengaman:
Reset secara otomatis ( automatic reset)
Reset secara manual (manual reset)
Adapun beberapa kontak pengaman yang umum dipasang
49 | Sistem Transportasi Mekanis
Handrail inlet safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila terdapat benda
asing yang menahan gerakan pegangan tangan (handrail),
ada 4 (empat) buah kontak pengaman yang dipasang: kanan
atas, kiri atas, kanan bawah, kiri bawah, namun dilihat dari
arah gerak escalator hanya 2 buah yang berfungsi:
reset.
Step travel safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada gerakan
anak tanggayang tidak normal. Kontak tidak otomatis reset.
Dilengkapi dengan railing,
Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator,
dan
Sebaiknya didesain secara otomatis.
Sejajar / paralel
Silang (crossing)
Konfigurasi silang merupakan pilihan terbaik untuk
- Memakai suku cadang yang tepat dan asli ( correct genuine parts)
- Dilaksanakan secara sistematis
Umur rata – rata eskalator yang wajar, jika dirawat secara teratur,
sistematis periodik, dapat mencapai labih dari 40 tahun. Setelah
berumur 30 sampai 40 tahun terserah kepada pemiliknya atau pengelola
gedung.
Eskalator yang tidak dirawat akan rusak dalam waktu kurang
lebih 5 – 6 tahun. Bila dirawat sekedarnya akan rusak pada umur 8 – 10
tahun. Sebagai contoh perbandingan biaya perawatan escalator setelah
40 tahun, dengan perawatan sama dengan 40 x 3 % = 120 % dari harga
– harga awal. Sedangkan tanpa perawatan akan mengalami 4 atau 5 kali
ganti baru atau 3 kali lipat lebih mahal.
Sistem Perawatan
kelalaian keterlambatan
mengganti part
b. Balustrade
c. Safety device
d. Indle – sheave
e. Landing step dan decking
C D Ds
S I 2
2 2 2
320
200
L
300
S
Stp =
L
Dimana :
Stp = Jumlah step
S = Total jarak yang ditempuh (m)
L step
= Panjang diagonal (m)
Dimana :
Wtotal = Berat total step (N)
- Wp = Wp1 + Wp2
Dimana :
Wp2 = Berat setiap step 2 orang dewasa (@75 kg) (kg)
Frame
SP5 SP4
motor
SP6 SP3
SP2
SP1
Fr
30
W
F
2
Dimana :
F = Gaya masing-masing rantai (N)
W = Berat beban (N)
Fr = F sin 600
Wv
P=
Dimana :
P = Daya motor (W)
Dengan :
W = berat total x kerugian-kerugian (15 %) + berat total
Rem
P 9.74 10 5
T=
n
Dimana :
T = Torsi (Nm)
P = Daya yang hendak di rem (Watt)
N = Putaran poros (rpm)
Atau
T= xQxD
Dimana :
T = Torsi (Nm)
= Koefisien gesek
Maka :
H = D sin (/2)
A = sudut kontak biasanya antara 50 0 s/d 700, diambil = 600
Q
p=
bh
Diameter rol
Jarak untai
Lebar
Jarak puncak, p
Dimana :
Tr = Momen puntir rencana (Nm)
Pd = Daya rencana (W)
nR = Putaran reducer (rpm)
3. Tegangan ijin a :
b
a =
S f1 S f 2
5. Poros sprocket:
1/ 3
5,1
Ds = K L Cb T1
a
6. Diameter sprocket:
- Diameter lingkaran jarak bagi :
Poros Reducer
B
6
0
1
T
A C
100
120
fs N/mm2
sf 1 sf 2
Dimana:
sf1 = faktor pengaruh massa dan baja paduan dipilih 6.0
D
M F
2
d. Twisting momen:
Te T 2 M 2
Te = fs d 3
16
e. Tegangan geser:
b
fs =
sf
F3 FC FD
B T C D
A E
b
ft =
K t Cb
c. Torsi:
P 4500
TB =
2 nb
Gaya tangensial FB
TB
FB
DB
2
Torsi TC = TB
Gaya tangensial Fc
TC
FC DC
2
Torsi:
P 4500
TD =
2 nb
Gaya tangensial FD
TD
FD
DD
2
W = 2 Dsp1 t BJ
2
4
b. Berat total terhadap poros adalah:
F+W
A C
RA RC
I = 1.6 x D
RA
P=
I d
Z n 1 zn
3K K
p 3 p
33 Z n d
= k
1010 p c
H g WV V d n (m/min)
J 100
d. Bucket Elevator
3. Screw Conveyor
4. Pneumatic Conveyor
5. Roller konveyor
1. Belt Conveyor
baik yang berupa unit load atau bulk material secara mendatar
ataupun miring. Yang dimaksud dengan unit load adalah benda yang
biasanya dapat dihitung jumlahnya satu per satu, misalnya kotak,
kantong, balok dan lain-lain. Sedangkan Bulk Material adalah
material yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir,
semen dan lain-lain.
2. Idler
Berfungsi untuk menahan atau menyangga belt.
3. Centering Device
Berfungsi Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari
rollernya.
6. Pengumpan (feeder)
Adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan
kecepatan teratur.
7. Trippers
Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat
tertentu.
9. Skirt
Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada
tempat pemuatan (loading point) yang terbuat dari logam atau
kayu dan dapat dipasang tegak atau miring yang gunanya
untuk mencegah terjadinya ceceran.
10. Holdback
Adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang
membawa muatan keatas tidak berputar kembali kebawah
jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan.
2. Chain Conveyor
b) Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas
dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek.
Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang
dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan
dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat
tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan
conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama
dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain
digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat
baja untuk mengangkut bahan yang berat.
d) Bucket Elevator
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material
3. Screw Conveyor
Ujung dari wadah konveyor disebut box ends. Umumnya box ends
awal berbeda konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal
memiliki roda gigi (gears) bevel untuk memutar poros konveyor.
4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang
ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran
udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam
bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara. Pada konveyor ini
banyak alat dipakai, antara lain:
92 | Sistem Transportasi Mekanis
1. Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.
2. Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
3. Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.
5. Roller Conveyor
2. Tiang Penyangga
Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk pondasi kerangka
badan sistem roller conveyor. Kerangka badan ini didesain
sebagai tumpuan roller conveyor terhadap tanah yang dilalui
oleh sistem conveyor.
3. Motor Pengerak
Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan
drive roller agar selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan operator. Motor penggerak ini pada umumnya
4. Roller
Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah barang
yang akan ditransportasikan. Saat roller berputar diupayakan
tidak bergetar agar tidak merusak barang yang
ditransportasikan. Dimensi roller juga harus sama agar barang
yang diangkut tidak tersendat dan roller dapat menumpu
barang dengan sempurna.
5. Sistem Transmisi
Sistem transmisi mempunyai fungsi untuk
mentranmisikan daya pada penggerak ke sistem conveyor.
Transmisi pada sister roller conveyor terbagi menjadi 2
bagian, yaitu transmisi antara motor penggerak dengan drive
roller dan transmisi antara drive roller dengan roller lain.
c. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja roller conveyor secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah
terpasang sistem transmisi menuju drive roller.
2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller
melalui sistem transmisi yang telah dirancang khusus untuk
sistem roller conveyor.
3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut
berputar karena daya yang disalurkan oleh sistem transmisi.
4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain
dengan tranmisi rantai.
101 | Sistem Transportasi Mekanis
5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan
perbandingan transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller
mempunyai kecepatan yang sama.
6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller
paling terakhir.
b. Sistem Transmisi
Sistem transmisi memakai mekanisme roda gigi lurus.
Adapun perbandingan transmisi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Z = Jumlah gigi
Maka :
atau
harga Ft dapat dicari dengan
b = lebar gigi(mm)
m = modul gigi
z z
10 0,201 25 0,339
11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
14 0,276 38 0,383
15 0,289 43 0,396
16 0,295 50 0,408
17 0,302 60 0,421
18 0,308 75 0,434
Besarnya beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi Fb'
Dimana harga
Km = 1,5 (Untuk beban momen lentur yang tetap)
Dimana :
Gambar 2.67. Defleksi yang Salah Satu Ujungnya Ditumpuh dan Diberi
Momen
e. Pasak
Pasak adalah suatu elemen yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan
lain-lain pada poros. momen diteruskan dari poros kenaaf atau tari
naaf ke poros.
Ukuran dan bentuk standart pasak diberikan dalam tabel
2.10. Untuk pasak umumnya dipilih bahan yang memiliki kekuatan
2
tari lebih dari 60 (Kg/mm ), lebih kuat dari pada porosnya.
Kadang-kadang sengaja dipilih bahan yang lemah, sehingga pasak
akan lebih mudah rusak dari pada poros. Ini disebabkan harga
Dimana :
Sfk1 = Faktor keamanan (umumnya diambil 6)
Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas
permukaan samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah :
Dimana :
P = tekanan permukaan (kg/mm2)
l2 = panjang pasak (mm)
t1 atau t2 = kedalaman alur pasak pada poros atau naf (mm)
f. Screw Konveyor
Untuk gaya dorong screw terhadap nut dan fiber dapat dihitung
dengan rumus :
g. Bantalan
Tujuan merencanakan bantalan adalah untuk mendapatkan
umur bantalan. Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga
memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh
beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut beban ekivalen
dinamis. Misalkan sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg)
dan beban aksial Fa (kg), maka beban ekivalen dinamis P (kg)
adalah :
Faktor umur :
dorong (trolley).
Kelemahan penggunaan travelator:
1. Membutuhkan biaya perawatan yang tinggi,
2. Jika terjadi kerusakan akan membutuhkan waktu yang lama
untuk memperbaikinya,
3. Tidak boleh beroperasi jika terjadi gangguan elektrik pada
travelator.
1. Rangka konstruksi
Rangka konstruksi travelator terbentuk dari batang-batang baja
yang di cat tahan karat.
tangga.
4. Anak tangga
Terbuat dari die cast aluminium allov yang dibentuk dengan
alur-alur khusus.
5. Moving handrails
Terbuat dari campuran karet khusus.
6. Balustrade
Biasanya terbuat dari transparant tempered glass.
7. Pengaman
- Current overload, hand rail and step chain safety switch
- Emergency stop button
- Over / under speed control switch
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem transportasi mekanis merupakan salah satu bagian dari utilitas
bangunan yang sangat penting dan memberi peran yang besar pada suatu
perancangan bangunan khususnya pada bangunan tinggi dan besar.
Sistem transportasi mekanis ada empat macam yaitu eskalator (tangga
berjalan), elevator (lift), conveyor dan travelator. Eskalator merupakan tangga
berjalan sebagai alat angkut orang ataupun barang dalam arah miring seperti
tangga biasanya, conveyor hampir mirip dengan eskalator hanya saja dipasang
dalam keadaan datar ataupun miring kurang dari 10 derajat. Travelator
merupakan alat angkut manusia dan barang dapat dipasang miring seperti
eskalator ataupun dalam keadaan datar. Elevator atau yang biasa disebut dengan
lift merupakan alat angkut orang dan barang yang bergerak vertikal, biasanya
ada pada bangunan yang lebih dari 4 lantai.
Sistem transportasi mekanis dapat memudahkan aktivitas pengguna
bangunan. Sistem transportasi mekanis yang buruk pada suatu bangunan akan
menghambat kinerja atau aktivitas dalam bangunan barsangkutan. Jadi, sudah
seharusnya seorang arsitek dalam merancang bangunan memperhatikan sistem
transportasi mekanis bangunan yang dirancang demi kenyamanan pengguna
bangunan dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian
hari.
3.2 Saran