Anda di halaman 1dari 50

“Pengurusan SKK dan SLF”

• SKK = Sertifikat Keselamatan Kebakaran


• SLF = Sertifikat Laik Fungsi (Bangunan Gedung)

Jakarta – 14 Januari 2023

Ir Ganis Ramadhany MSc PMV


ganisitb76@gmail.com / 0821 7676 3334 ( WA )
Disclaimer / Syarat Pembatas

1. Presentasi ini ditujukan semata-mata untuk edukasi dan sharing


pengalaman, dan bukan sebagai rujukan dalil karena bukan semata-
mata keseluruhan karya pribadi saya, tetapi berdasar atas apa2 yang
saya alami dan dari yang saya pelajari.

2. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan, maka hal tersebut adalah


atas kesalahan pemahaman saya, bukan pada referensi yang saya
gunakan

3. Pada diskusi kali ini, kita niatkan yang baik, “Innamal A’malu Binniyat”,
sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya.

4. Silahkan untuk dishare, tidak ada “property right”, asal bukan ditujukan
untuk kegiatan komersial

5. Saya berlepas diri jika dilakukan penyuntingan bagian2 dari


foto/gambar dan ilustrasi terhadap hak intelektual yang ada
didalamnya
AGENDA

• Kewajiban SLF dan SKK


• Prosedur Pengajuan SLF dan SKK
• Rewiew Peraturan2
• Catatan2 Penting Bagi Pengkaji Teknis / Petugas
• Diskusi
Kewajiban SLF dan SKK
Kewajiban SLF dan SKK

Bangunan Gedung Seperti Apa Yang Wajib


Harus Memiliki SLF dan SKK ?
Kewajiban SLF
Kewajiban SLF
Kewajiban SLF
Kewajiban SLF
Kewajiban SLF dan SKK
Kewajiban SKK
Kewajiban SKK
Mengapa Ada Kerancuan Atas
Tipe/jenis Gedung Yang Diwajibkan ??
UU No 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung

Ir Ganis Ramadhani MSc PMV


ganisitb76@gmail.com / 0821 7676 3334
UU No 28/2002
tentang BANGUNAN GEDUNG

▪ Definisi Bangunan Gedung :


• Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya untuk :
✓ Hunian atau tempat tinggal
✓ Kegiatan Keagamaan
✓ Kegiatan usaha
✓ Kegiatan Sosial / budaya
✓ Kegiatan khusus
UU No 28/2002
tentang BANGUNAN GEDUNG

▪ Keandalan Teknis Bangunan Gedung :


• Keselamatan
• Kesehatan
• Kenyamanan
• Kemudahan
Keselamatan :
• Kemampuan untuk mendukung beban muatan
• Kemampuan pencegahan / penanggulangan bahaya
kebakaran & petir
UU No 28/2002
tentang BANGUNAN GEDUNG

GEDUNG
UU No 28/2002
tentang BANGUNAN GEDUNG

Kesehatan :
▪ Persyaratan penghawaan
▪ Pencahayaan
▪ Sanitasi
▪ Penggunaan bahan bangunan gedung

▪ Kenyamanan :
▪ Kenyamanan ruang gerak & hubungan antar ruang
▪ Pandangan
▪ Tingkat getaran
▪ Tingkat kebisingan
UU No 28/2002
tentang BANGUNAN GEDUNG

Kemudahan :
▪ Kemudahan hubungan ke, dari dan di dalam bangunan gedung :
✓ > 5 lantai harus ada lift
✓ Penyediaan tangga, ram

▪ Kelengkapan prasarana dan sarana sesuai pemanfaatannya :


✓ Termasuk untuk penyandang cacat
✓ Untuk kepentingan umum harus ada ruang ibadah, ruang ganti,
ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, fasilitas
komunikasi & informasi yang cukup.
UU No 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
UU No 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

??

??

??
Perubahan PP No 36/2005 menjadi PP
No 16/2021 ttg PerLaks UU No 28/2002
UU No 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Pasal 34
PP 36/2005 tentang Perlaks UU No 28/2002
PP 36/2005 tentang Perlaks UU No 28/2002
PERGUB DKI NO 143/2016
Tentang Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung dan
Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• BAB I, KETENTUAN UMUM, Pasal 1 :


o 16. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung yang selanjutnya, disingkat MKKG
adalah bagian dari manajemen gedung untuk mewujudkan keselamatan penghuni
bangunan gedung dari kebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi
proteksikebakaran agar kinerjanya selalu baik dan siap pakai.

o 17. Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan yang selanjutnya disingkat


MKKL adalah badan pengelola yang mengelola beberapa bangunan dalam satu
lingkungan yang mempunyai potensi bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan
berat dengan jumlah penghuni paling sedikit 50 (lima puluh) orang.

• 22. Fire Safety Manager adalah orang yang memimpin dan mengatur pelaksanaan
MKKG dan MKKL.
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• BAB I, KETENTUAN UMUM, Pasal 1 :


o 23. Bahaya Kebakaran Ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran
melepaskan panas rendah, sehingga penjalaran api lambat.

o 24. Bahaya Kebakaran Sedang I adalah ancaman bahaya kebakaran yang


mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m (dua koma lima
meter) dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
penjalaran api sedang.

o 25. Bahaya Kebakaran Sedang II adalah ancaman bahaya kebakaran yang


mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m (empat meter) dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api
sedang.
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• BAB I, KETENTUAN UMUM, Pasal 1 :


o 26. Bahaya Kebakaran Sedang III adalah ancaman bahaya kebakaran
yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi,
menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat
apabila terjadi kebakaran.

o 27. Bahaya Kebakaran Berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang


mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas
tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.

o 28. Bahaya Kebakaran Berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang


mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan
panas sangat tinggi serta penjalaran api sangat cepat apabila terjadi
kebakaran.
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• BAB I, KETENTUAN UMUM, Pasal 1 :


o 29. Rencana Tindak Darurat Kebakaran yang selanjutnya disingkat
RTDK adalah suatu rencana atau plan yang memuat prosedur yang
mengatur siapa harus berbuat apa pada saat terjadi keadaan darurat
dalam satu bangunan gedung dalam hal ini kebakaran, dimana tiap
bangunan akan berbeda bentuk RTDK nya sesuai dengan situasi dan
kondisi masing-masing.

o 31. Pengkaji Teknis adalah orang perorangan atau badan hukum yang
mempunyai sertifikat keahlian untuk melaksanakan pengkajian teknis atas
kelaikan fungsi bangunan gedung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• BAB III, MKKG, Pasal 5 :


1) Pemilik, pengguna dan/ atau badan pengelola yang mengelola bangunan
gedung yang mempunyai potensi bahaya kebakaran ringan atau sedang I
dengan jumlah penghuni paling sedikit 500 (lima ratus) orang wajib
membentuk MKKG.

3) Fire Safety Manager sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus memiliki
sertifikat kompetensi yang diperoleh dari lembaga sertifikasi profesi dan
terdaftar di Dinas.
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• PP No 36 tahun 2005, Pasal 34, ayat 4 :


o Setiap bangunan gedung dengan fungsi, klasifikasi, luas, jumlah lantai,
dan/atau dengan jumlah penghuni tertentu harus memiliki unit
manajemen pengamanan kebakaran.
( MKKG / FSM )

• Penjelasan PP No 36 tahun 2005, Pasal 34, ayat 4 :


o Ayat (4)
▪ Bangunan gedung dengan fungsi, klasifikasi, luas, jumlah lantai, dan/atau
dengan jumlah penghuni tertentu, antara lain:
✓ Bangunan umum dengan penghuni minimal 500 orang, atau yang memiliki
luas lantai minimal 5.000 m², dan/atau mempunyai ketinggian lebih dari 8
lantai;
PerGub DKI No 143 tahun 2016

• Penjelasan PP No 36 tahun 2005, Pasal 34, ayat 4 :


( lanjutan )
o Bangunan industri dengan jumlah penghuni minimal 500 orang, atau
yang memiliki luas lantai minimal 5.000 m², atau luas site/areal lebih
dari 5.000 m², dan/atau terdapat bahan berbahaya yang mudah
terbakar; dan

o Bangunan gedung fungsi khusus.


Prosedur Pengajuan Ijin SLF dan SKK
Prosedur Pengajuan SLF dan SKK
Secara Online
Catatan2 Penting Untuk Pengkaji
Teknis Bangunan Gedung / Petugas
380/400
V

380/400
V
KATEGORI ADANYA “OVERHEATING”

Perbedaan temperatur
Keterangan
terhadap lingkungan kerja

D. T Lebih besar dari 40 oC Overheating Akut

C. T antara 21oC - 40oC Overheating Serius

B. T antara 11oC - 20oC Overheating Sedang

Normal, atau hanya indikasi


A. T Lebih kecil dari 10oC
awal overheating
LISTRIK dalam GEDUNG atau Rumah

Daya listrik 1 fasa ( 1 phase ) :


• Maksimum daya 11.000 VA ( ~
11.000 Watt )

Daya listrik 3 fasa ( 3 phase ) :


• Minimum daya 6.600 VA ( ~ 6.600
Watt )
• Maksimum daya 3.150 kVA ( ~
3.150.000 Watt )

Konversi VA ke Watt :
• Tergantung dari besarnya “power
factor”
• Antara 0 s/d 1
• Untuk tegangan 220 V, biasa
diambil = 0,8 Warna yang tetap :
• Netral warna biru
• Grounded / arde warna hijau-
kunig
▪ Gambaran secara umum dari keandalan gedung,
sebagai berikut :
1) Bidang Struktur.
o Pondasi Gedung
Merujuk pada teori Terzaghi tentang Daya Dukung Pondasi, bahwa
pondasi gedung belum mengalami adanya penurunan, secara
menyeluruh ataupun sebagian.
o Penurunan Pondasi Gedung

Gedung yang mengalami penurunan pondasi


Reaksi Gedung akibat Getaran / Gaya2
SNI 1726 tahun 2019 Vs 2012

Tambahan pada SNI 1726 - 2019


?

F1 = f1(m1 x a1)

F2 = f2(m2 x a2)

F3 = f3(m3 x a3)
F1 + F2 + F3

Gerakan Tanah
Akibat Gempa

Base shear

Mekanisme gedung dalam merespon gaya gempa :


• Gaya Geser ditahan oleh Shear Wall
• Gaya momen ditahan oleh Portal
Karena pola gerak antara shear wall & portal berbeda, maka akan terjadi kontraksi pada titik
pertemuannya, yang menghasilkan gaya2 dalam yang cukup besar ( titik kritis )
Gaya – gaya dan Getaran yang bekerja sewaktu Gempa
Kondisi Lift / Elevator
waktu Terjadi Gempa
Lift pada Bangunan Gedung
Lift pada Bangunan Gedung

Rel Rel
Manfaat Pemasangan Sensor Gempa
pada Gedung

I. Untuk penyelamatan Lift, supaya tidak terjepit Rel ( MMI ), lalu ada
modifikasi untuk meredam gerakan Bandul dari Car
II. Untuk penyelamatan kebakaran pada Instalasi Gas yang mudah terbakar
( MMI )
III. Untuk early warning system bagi Peneliti dan Pemerintah
IV. Untuk keperluan analisa struktur bagi teknik Sipil ( Passive Seismic /
Microtremor )
Terima
Kasih..

Anda mungkin juga menyukai