Anda di halaman 1dari 41

OLEH

PENGAWAS SPESIALIS K3 LISTRIK


DISNAKER KOTA PALEMBANG
DASAR HUKUM
• Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
• Permenaker Nomor : Per.02/Men/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir.
• Permenaker Nomor : Per.03/Men/1999 tentang K3 Lift untuk
Pengangkutan Orang dan Barang.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep.186/Men/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
Kep.75/Men/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) No.SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Listrik 2000
(PUIL 2000) di Tempat Kerja.
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor : Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
• Keputusan Dirjen Binawas No.Kep.407/BW/2002 tentang Persyaratan,
Penunjukkan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
• Keputusan Dirjen Binwasnaker No.Kep.311/BW/2002 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi
Listrik.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
DI BIDANG LISTRIK DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran.
• Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan
diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya.
• Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, asap, uap, gas, dan
hembusan angin.
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
INSTALASI
PENYALUR PETIR
Instalasi Penyalur Petir ialah seluruh
susunan sarana Penyalur Petir terdiri
atas penerima (Air Terminal),
penghantar turunan (Down Conductor),
Elektroda Bumi (Earth Electrode)
termasuk perlengkapan lainnya yang
merupakan satu kesatuan berfungsi
untuk memangkap muatan petir dan
menyalurkannya ke bumi.
Syarat-syarat Instalasi
Penyalur Petir
• Instalasi Penyalur Petir harus direncanakan, dibuat,
dipasang dan dipelihara sesuai ketentuan (Permenaker
Nomor : Per.02/Men/1989) dan standar yang diakui.
• Instalasi Penyalur Petir secara umum harus memenuhi
persyaratan :
a. Kemampuan perlindungan secara teknis.
b. Ketahanan Mekanis.
c. Ketahanan terhadap korosi.
• Bahan dan Konstruksi Instalasi Penyalur Petir harus
memenuhi syarat.
• Bagian-bagian Instalasi Penyalur Petir harus memiliki
tanda hasil pengujian dan atau sertifikat yang diakui.
BAHAYA-BAHAYA YANG
DITIMBULKAN OLEH
SAMBARAN PETIR
• BAHAYA KEBAKARAN
• KERUSAKAN PADA BANGUNAN
• KERUSAKAN PADA ALAT-ALAT
ELEKTRONIK.
• HILANGNYA NYAWA KARENA
SAMBARAN LANGSUNG PETIR.
TEMPAT-TEMPAT KERJA YANG HARUS
DILINDUNGI DARI SAMBARAN PETIR
• Bangunan yang lebih tinggi dari bangunan lain yang
berada disekitarnya seperti Gedung bertingkat,Menara,
Cerobong, Antena Pemancar, Monumen, Mercu Suar dll.
• Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan
bahan yang mudah meledak, seperti Pabrik Amunisi,
Gudang Penyimpanan Bahan Peledak dll.
• Bangunan-bangunan yang menyimpan barang-barang
berharga seperti Museum, Perpustakaan, Gudang Arsip
dll.
• Daerah-daerah terbuka seperti Perkebunan, Padang
Golf, Stadion Olahraga dll.
PEMASANGAN INSTALASI
PENYALUR PETIR
Pemasangan Instalasi Penyalur Petir
harus dilakukan oleh Instalatir yang telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau
Pejabat yang ditunjuknya.
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN ADALAH SEGALA
DAYA UPAYA UNTUK
MENCEGAH DAN
MEMBERANTAS KEBAKARAN.
TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
• BAHAYA KEBAKARAN RINGAN
• BAHAYA KEBAKARAN SEDANG
- BAHAYA KEBAKARAN SEDANG
KELOMPOK I
- BAHAYA KEBAKARAN SEDANG
KELOMPOK II
- BAHAYA KEBAKARAN SEDANG
KELOMPOK III
- BAHAKAYA KEBAKARAN BERAT
BAHAYA KEBAKARAN
RINGAN
Ialah jenis hunian yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar
rendah, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah, sehingga
menjalarnya api lambat
BAHAYA KEBAKARAN
SEDANG KELOMPOK I
Ialah jenis hunian yg mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar
sedang, penimbunan bahan mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari
2,5 meter dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang
sehingga menjalar api sedang,
sehingga menjalar api sedang.
BAHAYA KEBAKARAN
SEDANG KELOMPOK II
Ialah jenis hunian yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sedang
penimbunan bahan mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter,
dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang , sehingga
menjalarnya api sedang.
BAHAYA KEBAKARAN
SEDANG KELOMPOK III
Ialah Jenis Hunian yang
mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan
apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi,
sehingga menjalarnya api cepat
BAHAYA KEBAKARAN
BERAT
Ialah Jenis Hunian yang
mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sangat
tinggi, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas
sangat tinggi, sehingga
menjalarnya api sangat cepat,
seperti peledakan.
JENIS-JENIS SUMBER
PENYEBAB KEBAKARAN
• LISTRIK
• ROKOK
• GESEKAN MEKANIK
• PEMANASAN LEBIH
• API TERBUKA
• PERMUKAAN PANAS
• LETIKAN BARA PEMBAKARAN
• MECHANICAL SPARK (GERINDA)
• PENGELASAN
• LISTRIK STATIS
• SAMBARAN PETIR
• REAKSI KIMIA
• RADIASI
• BROEING (PENANGASAN/SPONTANEOUS COMBUSTION
UPAYA PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
• Mengendalikan setiap perwujudan energi panas dengan
mengadakan pengawasan, pemeriksaan dan pengujian secara
teratur.
• Mengendalikan keamanan setiap penanggulangan dan
penyimpananbahan-bahan mudah terbakar dan meledak.
• Mengatur kompartemenasi ruangan untuk mengendalikan
penyebaran/penjalaran api, panas, asap dan gas.
• Menerapkan sistem deteksi dini dan alarm.
• Menyediakan sarana pemadam kebakaran yang handal
• Menyediakan sarana evakuasi yang aman.
• Membentuk regu/petugas penanggulangan kebakaran.
• Melaksanakan latihan-latihan penangulangan kebakaran
• Mengadakan inspeksi, pengujian, perawatan terhadap sistem
proteksi kebakaran secara tertentu.
FASILITAS TANGGAP DARURAT
PADA SAAT EVAKUASI
• TANGGA DARURAT, PINTU DARURAT,
PELUNCUR, TANDA EXIT DI GEDUNG
BERTINGKAT.
• PERSONIL ; PETUGAS/TIM
KESEHATAN, TIM PENOLONG
• KLINIK ; P3K, TANDU, MASKER,
TABUNG OKSIGEN.
• DLL
UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
DI TEMPAT KERJA
PEMBENTUKAN UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
MEMPERHATIKAN JUMLAH TENAGA
KERJA DAN ATAU KALISIFIKASI
TINGKAT POTENSI BAHAYA
KEBAKARAN.
TUGAS UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• Mengidentifikasi dan melaporkan faktor
yang menimbulkan bahaya kebakaran.
• Memadamkan kebakaran pada tahap
awal.
• Mengarahkan Evakuasi orang dan barang.
• Mengadakan Koordinasi dengan Instansi
terkait.
• Mengamankan lokasi kebakaran.
UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN TERDIRI DARI :
• PETUGAS PERAN KEBAKARAN.
• REGU PENANGGULANGAN
KEBAKARAN.
• KOORDINATOR UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN.
• AHLI K3 SPESIALIS
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB
TEKNIS.
PERENCANAAN SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN
• Setiap Perencanaan Tempat Kerja harus
mempertimbangkan syarat2 dan ketentuan upaya
penanggulangan kebakaran.
• Perencanaan Instalasi Proteksi Kebakaran harus
mengacu pada Peraturan dan Standar yang berlaku.
• Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang ditunjuk
sebagai Pengawas Spesialis bidang Penanggulangan
Kebakaran bertugas memeriksa berkas perencanaan
sistem proteksi kebakaran dan berwenang menetapkan
syarat-syarat perubahan atau perbaikan yang dipandang
perlu.
• Berkas Rencana Sistem Proteksi Kebakaran meliputi :
a. Uraian Kriteria Desain.
b. Gambar Perencanaan.
c. Spesifikasi Teknis.
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
PROTEKSI KEBAKARAN
• PETUNJUK UMUM.
Tugas-tugas Pembinaan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang
Penanggulangan Kebakaran harus
dilakukan secara Profesional.
PEMASANGAN SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN
• Pemasangan harus sesuai Gambar yang disahkan dan
dilaksanakan oleh Instalatir.
• Semua Perlengkapan Instalasi harus sesuai spsifikasi
teknis.
• Pekerjaan Pemasangan Instalasi selesai dilaksanakan
harus diadakan pemeriksaan dan pengujian.
• Setelah Pemeriksaan dan Pengujian harus diadakan
Evaluasi.
• Gambar Purna Bangun harus dibuat lengkap beserta
Berita Acara Hasil Pemeriksaan dan Pengujian.
• Pemilik, Pengurus, Kontraktor atau Instalatir
bertanggung jawab terhadap pemenuhan syarat-syarat
yang ditetapkan sesuai Kesepakatan Kontrak.
OBYEK-OBYEK PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN PROTEKSI KEBAKARAN
• Klasifikasi Hunian.
• Sumber Ignition/Sumber Pemicu Kebakaran.
• Bahan-bahan mudah terbakar/meledak.
• Kompartemen/Penyebaran api, Panas, Asap.
• Pintu Darurat.
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
• Instalasi Alarm Kebakaran.
• Instalasi Hydrant dan Sprinkler.
• Instalasi Khusus.
SYARAT-SYARAT K3 LIFT UNTUK
PENGANGKUTAN ORANG
DAN BARANG
• Kapasitas angkut Lift harus dicantumkan dan
dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam
jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan
yang diangkut dalam Kilogram (Kg).
• Kapasitas Angkut harus sesuai dengan
kapasitas angkut yang dinyatakan dalam Izin
Pemakaian Lift.
• Penetapan Jumlah Orang yang dapat diangkut
berdasarkan PUIL 2000.
SYARAT-SYARAT BAGIAN LIFT
DAN PEMASANGANNYA
Bagian-bagian Lift harus kuat, tidak cacat, aman
dan memenuhi syarat K3.
Yang termasuk Bagian-bagian Lift adalah :
Mesin, Kamar Mesin, Tali Baja, tromol,
Bangunan Ruang Luncur, Lekuk dasar, Kereta,
Governor, Perlengkapan Pengaman, Bobot
Imbang, Rel pemandu, Peredam atau
penyangga, dan Instalasi Listrik.
PERSYARATAN, PENUNJUKKAN, HAK
DAN KEWAJIBAN TEKNISI LIFT
• KLASIFIKASI TEKNISI LIFT :
A. PENYELIA/PENGAWAS
PEMASANGAN LIFT.
B. TEKNISI PERAWATAN DAN ATAU
PERBAIKAN LIFT.
C. TEKNISI PENYETEL (ADJUSTER)
LIFT.
D. PEYELIA/PENGAWAS OPERASI LIFT.
TEKNISI LIFT
HARUS MEMILIKI SURAT IZIN
OPERASI/KERJA DARI
MENAKERTRANS ATAU
PEJABAT YANG DITUNJUK.
HAK TEKNISI LIFT
• Memasuki tempat kerja yang
memasang,memperbaiki, merawat atau
mengoperasikan Lift.
• Memasang, memperbaiki, merawat dan
mengoperasikan Lift.
• Mengambil tindakan dalam upaya pengamanan
terhadap keadaan darurat operasi Lift.
• Memeriksa, menguji, menyetel dan
mengevaluasi keadaan Lift.
• Menetapkan Kelayakan Lift.
KEWAJIBAN TEKNISI LIFT
• MENTAATI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN K3.
• MELAPORKAN KONDISI LIFT YANG MENJADI
TANGGUNG JAWAB JIKA TIDAK AMAN ATAU
TIDAK LAYAK KEPADA ATASAN LANGSUNG.
• BERTANGGUNG JAWAB ATAS HASIL
PEMASANGAN, PERBAIKAN, PERAWATAN
DAN PENGOPERASIAN LIFT.
• MEMBANTU PEGAWAI PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN DALAM
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN LIFT.
K3 LISTRIK

BERPEDOMAN PADA
PERSYARATAN UMUM
INSTALASI LISTRIK (PUIL) 2000
OBYEK-OBYEK PENGAWASAN
K3 LISTRIK
• Tempat-tempat dimana listrik
dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan.
• Tempat-tempat dilakukan pemancaran,
penyiaran, atau penerimaan gelobang
elektro magnetik.
• Tempat-tempat dimana terdapat
pemancaran sinar atau radiasi.
POTENSI-POTENSI BAHAYA
PADA INSTALASI LISTRIK
• PEMASANGAN INSTALASI YG TIDAK SESUAI
STANDAR.
• USIA INSTALASI.
• ARUS PENDEK.
• PEMAKAIAN LISTRIK YG TIDAK AMAN.
• TEKNISI LISTRIK YANG TIDAK
BERPENGALAMAN DAN BELUM MEMILIKI
SERTIFIKAT KOMPETENSI K3 LISTRIK.
• CARA KERJA YG TIDAK AMAN
UPAYA PENEGENDALIAN
SUMBER BAHAYA LISTRIK
• Terhadap obyek, mengadakan inspeksi
awal, berkala, dan khusus perawatan
berkala, penggantian komponen sesuai
masa pemakaian.
• Terhadap manusia, pendidikan dan uji
ketrampilan, uji kesehatan dan
kesejahteraan.
PERENCANAAN, PEMASANGAN,
PENGGUNAAN, PEMERIKSAAN
DAN PENGUJIAN INSTALASI
LISTRIK DI TEMPAT KERJA
HARUS SESUAI DENGAN SNI 04-
0225-2000 (PUIL 200)
SERTIFIKASI KOMPETENSI
K3 TEKNISI LISTRIK
SETIAP TEKNISI YANG DISERAHI
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DALAM PEKERJAAN PEMASANGAN,
PENGOPERASIAN, PEMELIHARAAN,
PEMERIKSAAN, PENGUJIAN DAN
PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK
HARUS MEMENUHI SYARAT
KOMPETENSI K3 LISTRIK YANG
DIBUKTIKAN DENGAN SERTIFIKAT
DAN LISENSI K3 LISTRIK
KOMPETENSI SERTIFIKASI K3
TEKNISI LISTRIK
SECARA UMUM

Dapat melakukan pekerjaan


pemasangan, pengoperasian, dan
pemeliharaan Instalasi Listrik secara benar
dan aman bagi dirinya, orang lain,peralatan
dan aman dalam pengoperasiannya.
KOMPETENSI SERTFIKASI K3 TEKNISI
LISTRIK SECARA AKADEMIK MEMAHAMI
SECARA BAIK HAL-HAL BERIKUT INI :
• POTENSI BAHAYA LISTRIK.
• CARA PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
• PROSEDUR KERJA SELAMAT
• MEMBACA GAMBAR.
• MEMERIKSA DAN MENGUJI INSTALASI
LISTRIK.
• DASAR-DASAR TEKNIK KELISTRIKAN.
• PERATURAN DAN STANDAR KELISTRIKAN.
KOMPETENSI SERTIFIKASI K3
TEKNISI LISTRIK TENTANG
KETRAMPILAN TEKNIK
• Melaksanakan pekerjaan pemasangan Instalasi
Listrik.
• Melaksanakan pekerjaan perawatan Instalasi
Listrik.
• Mempergunakan alat ukur listrik.
• Mengoperasikan Instalasi Listrik.
• Mengidentifikasi dan mendeteksi bahaya listrik.
• Melakukan tindakan pertolongan pertama
kecelakaan listrik.

Anda mungkin juga menyukai