Anda di halaman 1dari 72

K3

PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
DASAR HUKUM
dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan

a mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan


atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan;

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,

b diperdagangkan, diangkut, atau disimpan


bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
b mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran

C Mencegah dan mengurangi BAHAYA


PELEDAKAN
memberi kesempatan atau jalan

d menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

g mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, asap, uap dan gas
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
RUANG LINGKUP

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan


atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan sarana
proteksi kebakaran.
2. Personil yang bertanggung jawab dalam
K3 penanggulangan kebakaran.
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

KEPMENAKER 75/2002, K3 LISTRIK

PERMENAKER 02/89, PROTEKSI PETIR


PENGENDALIAN KEP. MENAKER KEP. 187/1999,
ENERGI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
PER. KHUSUS “EE”,
BAHAN MUDAH TERBAKAR
PER. KHUSUS “K”,
BAHAN MUDAH MELEDAK
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/80, APAR

PERMENAKER 02/83,
SARANA ALARM KEBAKARAN
PROTEKSI
KEBAKARAN INSTRUKSI MENAKER 11/1997
Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran :
•Pedoman Fire Rating
•Pedoman Springkler
•Standar Bangunan Indonesia
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/87, P2K3

PERATURAN PEMERINTAH
NO. 50/2012, SMK3
MANAJEMEN
K3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (1)

Pengurus atau pengusaha wajib


mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan
penanggulanggan kebakaran di
tempat kerja.
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

a. Pengendalian setiap bentuk


energi
b. Penyediaan sarana deteksi,
alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran
asap, panas dan gas
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

d. Pembentukan unit
penanggulangan kebakaran di
tempat kerja.
e. Penyelenggaraan latihan dan
gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

g. Memiliki buku rencana


penanggulangan keadaan
darurat kebakaran bagi tempat
kerja yang mempekerjakan lebih
dari 50 (lima puluh )orang tenaga
kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat
PENGERTIAN

Penanggulangan kebakaran adalah :


“segala upaya untuk mencegah timbulnya
kabakaran dengan berbagai upaya
pengendalan setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran”.
PENGERTIAN

Unit penanggulangan kebakaran ialah :


unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penanggulangan
kebakaran di tempat kerja yang meliputi
kegiatan administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem
proteksi kebakaran
PENGERTIAN

Regu penanggulangan kebakaran adalah :


satuan tugas yang mempunyai tugas khusus
fungsional di bidang penanggulangan
kebakaran.

Ahli K3 Spesialis Penanggulangan


Kebakaran adalah :
tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
Pembentukan Unit Penanggulangan
Kebakaran Memperhatikan :

➢ Jumlah Tenaga Kerja

➢ Klasifikasi Tingkat Bahaya


Kebakaran (ringan, sedang I, II, III
dan berat)

Ref. lampiran Kepmen 186/Men 1999


a PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI

??? SOURCE ENERGY ???

PRINSIP K3 Data Penyebab Kebakaran


• Listrik
PENANGGULANGAN
• Sambaran petir
KEBAKARAN
• Listrik Statis
UU NO 1 TH 1970 • puntung Rokok yang
masih menyala
mencegah, • Api terbuka
• Pemotongan/ pengelasan
mengurangi, dan • Permukaan panas
memadamkan • Bunga api pembakaran
kebakaran, • Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
PENGENDALIAN RESIKO
PRINSIP KERUGIAN

K3
????????

Data KERUGIAN Kebakaran


20% HABIS TOTAL
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN Kendala :
? Sistem proteksi;
UU NO 1 TH 1970 ? Kesiapan personel;
? Manajemen
mencegah,
? Akses bantuan
mengurangi, dan FIRE PROTECTION
memadamkan kebakaran, - PASSIVE
- ACTIVE
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.

Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis


Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik
manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak
dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus.
Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis
Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
Sistem proteksi kebakaran :

AKTIF :
Sistem proteksi kebakaran :

PASIF :
PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM,
b PEMADAM KEBAKARAN & SARANA
EVAKUASI

ALAT PEMADAM API


RINGAN
Portable Fire
Extinguisher

Permenaker
No Per-04/Men/1980
Isilah titik titik pada kolom klas kebakaran dengan V bila
sesuai dan tanda X bila tidak sesuai!
Dan isilah pula bagaimana cara pemadamannya!
Klas Cara
Media
Kebakaran A B C D Pemadaman
pemadaman

Selimut/kain/karung ......... ......... ......... ......... ...........................

Tepung kimia ......... ......... ......... ......... ...........................

AIR ......... ......... ......... ......... ...........................

Pasir ......... ......... ......... ......... ...........................

Gas CO2 ......... ......... ......... ......... ...........................

Busa ......... ......... ......... ......... ...........................


INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN

E PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA


DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
DASAR HUKUM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI


NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
HYDRAN

1 1/2 Inc

2 1/2 Inc

2 1/2 Inc
Out door

RESERVOAR
PERENCANAAN HYDRANT

KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran

Resiko Ringan Resiko Sedang Resiko Berat

Luas Luas Luas


1000-2000 m² 800-1600 m² 600-1200 m²
2 titik hydran, 2 titik hydran,
2 titik hydran,
tambahan 1 titik tambahan 1 titik
tambahan 1 titik Tiap 800 m² Tiap 600 m²
Tiap 1000 m²
SISTEM PIPA TEGAK DAN SLANG KEBAKARAN
(standpipe & hose)

Tekanan Laju aliran Ukuran


► Tujuan : Menyediakan air minimum minimum minimum
Bar / psi Liter/mnt pipa tegak
bertekanan yang digunakan secara
manual untuk memadamkan
Klas I 6,9 bar 1893 liter 102 mm (4
kebakaran dengan prinsip (100 psi) per menit inch)
(2,5 inch)
pendinginan (water cooling) di titik (500 gpm)
terjauh
► Jenis sistem : Klas I (dengan
ukuran sambungan selang 2,5 Klas II 4,5 bar 379 liter
(65 psi) per menit
inch; Klas II (uk.samb.selang 1,5 (1,5 inch)
di titik (100 gpm)
inch) dan Klas III (gabungan) terjauh
► Tekanan dan laju aliran minimum
lihat tabel berikut
► Laju aliran minimum untuk pipa Gabu- 1893 liter 102 mm (4
Klas III
tegak tambahan untuk Klas I dan (2,5 dan ngan per menit inch
Klas III harus 946 //menit (250 1,5 inch) keduanya (500 gpm)
gpm) untuk setiap pipa tegak yg
jumlahnya tidak melampaui 4731
l/mnt 91250 gpm)
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


1 nozle teringgi & terjauh :
2 mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2
3 2
min. (H3) = 4.5 kg/cm

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
1. Nozle terjauh
Q = US GPM 2. Nozle pertengahan
3. Nozleterdekat

34
Tim Pemadam Lokal Zona
Berhasil menguasai kebakaran Flash
Over

Spingkler
APAR
Alarm

Deteksi

Start

0 1 2 3 4
SISTEM PROTEKSI AKTIF JIKA GAGAL !!!!
Lengkap, memenuhi syarat Membesar dan MELUAS →
Responses cepat ……………………….. Tak terkendali

Alarm Flash
Detektor Over

Start
Spingkler
HYDRAN
APAR

0 1 2 3 4 5 6 7 8
 FIRE MAN

RESPONSE TIME ???


Kesiapan petugas ? Alarm
Data input :
Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III,
Berat
Khusus

Variabel : Peruntukan bangunan


Jumlah dan sifat penghuni
Konstruksi bangunan
Flammability dan Quantity Material
(Fire loads)

Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler


37
Kepadatan pancaran
High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR
38
Sistem sprinkler otomatis :
2/8/2022 Created by ganjar budiarto 40
2/8/2022 Created by ganjar budiarto 41
KONSEP DESAIN SPRINKLER

Q = a x V (l/men)

Dasar perencanaan sprinkler


Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh
Kepadatan pancaran Yaitu :
Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler
dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api)
yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala
sprinkler
Kepadatan Pancaran =

Kepadatan Pancaran = mm/menit

Dalam table 3, “Panduan Pemasangan Sistem


Springkler untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung“, 1987,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta,
untuk bahaya kebakaran ringan Q = 300 lt/menit
53o C
141o C

68o C
182o C

79o C

201o C
260o C
93o C

44
PERENCANAAN SPRINGKLER
Kepadatan pancaran

Resiko Ringan 2,25 mm/men


Luas mak. 84 m2

Resiko Sedang 5 mm/men


I 72 m2
II 144 m2
III 360 m2

Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men


Luas mak. 260 m2
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan : 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in

Kapasitas aliran
Q , gpm

Tekanan
Kepala Springkler
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
EVAKUASI

EXIT
EMERGENC EXIT
Y EXIT
SYARAT SARANA EVAKUASI :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
SYARAT SARANA EVAKUASI

1 Aman sementara, terjamin kedap asap & panas;


2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda apapun;
3 Memiliki lampu darurat;
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek
mungkin)
6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan
gelap.
C PENGENDALIAN PENYEBARAN
ASAP, PANAS DAN GAS

NFPA 204
Standard for
Smoke and Heat
Venting

edisi 2000
PEMBENTUKAN UNIT
d PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Petugas Peran Kebakaran 1

Regu Penanggulangan Kebakaran 2

Koordinator Unit Penanggulangan 3


Kebakaran

Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran 4


sebagai penanggungjawab teknis
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS A
UTAMANYA

TUGAS:
membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang penanggulangan
kebakaran;
memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan atau instansi yang didapat
berhubungan dengan jabatannya;;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS A
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS B
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS C
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi
kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan
kebakaran pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap
darurat penanggulangan kebakaran;
KELAS C

TUGAS:

e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instansi
terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan;
i. mengamankan seluruh lokasi tempet kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas
peran kebakaran.
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS D
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
e. mengamankan lokasi kebakaran.
PEDOMAN KERJA ANGGOTA REGU
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Dalam menjalankan tugas operasionalnya harus
berlandaskan pada :

Peraturan perundangan 1
yang berlaku

Standar dan pedoman yang 2


berlaku
3
SOP yang telah ditetapkan
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

1/300(ringan/sedang I)
DEVISI
1/<300(sedang II,III, berat)
FIRE
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100
1/100(ringan/sedang I)
PERAN 1/<100(sedang II,III, berat)
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
STRUKTUR
PENANGGUNG JAWAB UMUM ORGANISASI
(PENGURUS/MANAJEMEN) K3

DEPARTEMEN K3/P2K3
(Ahli K3)

PENANGGUNG JAWAB (Klas A)


UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN (C)
KOORDINATOR SUB UNIT (B)
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS (D)
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PENANGGUNG JAWAB
A TEKNIK K3 PK

Tingkat Ahli Madya


B KOORDINATOR UNIT PK
Tingkat Ahli Pratama
C REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN

D Tingkat Dasar II
PETUGAS PERAN KEBAKARAN
Tingkat Dasar I

Ref. Kepmennaker No 186/1999


e PENYELENGGARAAN LATIHAN DAN GLADI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN SECARA BERKALA
Sosialisasi
f BUKU RENCANA PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT KEBAKARAN

Berisi Mengenai :
1 • Informasi tentang sumber potensi bahaya
kebakaran & cara penanggulanganya/
pencegahannya.
2 • Jenis, cara pemeliharaan & penggunaan.
sarana proteksi kebakaran di tempat kerja
3 • Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan pencegahan bahaya kebakaran.
4 • Prosedur dalam menghadapi keadaan
darurat kebakaran.
STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGULANGAN SITUASI DARURAT

Penanggung Jawab

KOORDINATOR
WAKIL

KT Inti
K Unit

WKL WKTI

KPK KPD KE KP3K TPK TPD TRS TP3K TME TPL UU

Keterangan :
Keterangan : KTInti : Koordinator Tim Inti
WKTI : Wakil Koordinator Tim Inti
K Unit : Kepala Peran Unit
TPK : Tim Pemadam Kebakaran
WKL : Wakil K. Unit TPD : Tim Pengaman Dokumen
KPK : Kelompok Pemadam Kebakaran TRS : Tim Rescue
KPD : Kelompok Pengaman Dokumen TP3K : Tim P3K
KE : Kelompok Evakuasi TME : Unit Mecanical, Electrical & Plumbing
TPL : Unit Pengamanan Lokasi
TP3K : Kelompok P3K
Contoh skema keadaan darurat

60
JAWABAN :

Klas Cara
Media
Kebakaran A B C D Pemadaman
pemadaman

Selimut/kain/karung V V X X Smothering

Tepung kimia V V V V Breaking chain

AIR V V X X Cooling/smothering

Pasir X V X X Smothering

Busa X V X X Cooling/smothering
Dilution/cooling/smo
Gas CO2 V V V X thering
SYARAT SARANA EVAKUASI

1 Aman sementara, terjamin kedap asap & panas;


2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda apapun;
3 Memiliki lampu darurat;
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek
mungkin)
6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan
gelap.

Anda mungkin juga menyukai