Anda di halaman 1dari 77

PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
UNDANG-UNDANG
PENDAHULUAN
 Banyaknya kasus kebakaran di indonesia
yang dimana pada kasus tersebut ada
kasus kebakaran pada RS.

 Berdasarkan data dari Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB)
tahun 2011- 2014 terdapat 926 kasus
kebakaran di Indonesia dan 1 kasus
kebakaran tersebut terjadi pada rumah
sakit.
 Menurut data dari pusat laboratorium
fisika forensik mabes POLRI
 tahun 1990- 1996 terdapat 2033 kasus
kebakaran yang dimana 80% terjadi pada
tempat kerja dan 20 % lainnya bukan pada
tempat kerja.
 tahun 1997- 2001 terdapat 1121 kasus
kebakaran dengan 76,1% terjadi pada
tempat kerja sedangkan 23,9% bukan pada
tempat kerja
 Beberapa kasu kebakaran rumah sakit di indonesia seperti:
1. Tahun 2010 kebakaran terjadi di RSU haji makasar
2. Tahun 2011 kebakaran terjadi di RSUD semarang
3. Tahun 2013 terjadi kebakaran pada RS QIM kota batang
dengan tidak ada korban jiwa.
4. Tahun 2016 kebakaran terjadi di RSAL mintoharjo, RSJ
zaitun meulaboh aceh barat, RSJ madani palu utara.
5. Tahun 2017 kebakaran terjadi di RS Aloei Saboe kota
gorontalo, RS bhayangkara kediri jawa timur, RS omni
cikarang
 Bangunan RS adalah: (NFPA)
 bangunan yang dipergunakan untuk
tujuan medis atau perawatan
 untuk seseorang yang menderita sakit
fisik ataupun mental
 menyediakan fasilitas istirahat bagi
penghuni, karena kondisinya tidak
mampu melayani diri sendiri
Kesehatan
UU RI
Tenaga kerja
dan
Peraturan transmigrasi
menteri
Dalam
negeri
Pencegahan
dan Keputusan Kesehatan
penanggulan menteri
gan
kebakaran Tenaga kerja
dan
transmigrasi
SNI Pekeerjaan
umum

Departemen
Pedoman kesehatan
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.
 UU RI No 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
 UU no 44 tahun 2009 tentaang RS.
 PP RI 36 tahun 2005 tentang
peraturan pelaksanaan dari UU 28
TAHUN 2002 tentang bangunan
gedung
 KepmenPU NO: 10/KPTS/2000
Tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Dan Lingkungan
 KepMenPU no: 11/KPTS/2000
tentang ketentuan teknis
manajemen penanggulangan
kebakaran di perkotaan
 KepMenPU no : 441/KPTS/1998
tentang persyaratan teknis
bangunan gedung
 PermenPU no : 26/PRT/M/2008
tentang persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan
 KepMenaker
RINo.KEP.186/MEN/1999 tentang
unit penanggulangan kebakaran
ditempat kerja
 PERmenaker RI no :
PER.02/MEN/1983 tentang instalasi
alarm kebakaran automatik
 PermenakerTrans No :
PER.04/MEN/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharan
alat pemadam api ringan
 KEPMEN PU NO. 2 THN 1985
tentang ketentuang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran pada
bangunan gedung
 PERMENKES RI NO. 24 TAHUN
2016 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Dan Prasarana Rumah
Sakit
 Permenkes RI nomer 66 tahun 2016
tentang k3RS
 Pedoman teknis prasarana RS tentang sistem
protektif kebakaran aktif DIREKTORAT BINA
UPAYA KESEHATAN KEMENKES RI tahun
2012
 Pedoman teknis prasrana kelas C
DEPARTEMEN KESEHATAN RI thn 2007
DEFINISI API

 Menurut NFPA (National Fire


Protection Association)
 api adalah
suatu massa zat yang sedang berpijar
yang dihasilkan dalam proses kimia
oksidasi
yang berlangsung dengan cepat

disertai pelepasan energi atau panas.


TEORI API
UNSUR KE EMPAT YANG DISEBUT REAKSI RANTAI
KIMIA YANG MEMBUAT API TERUS MENYALA
Kebakaran adalah
 suatu nyala api, baik kecil atau besar
 pada tempat yang tidak kita
inginkan
 merugikan
 pada umumnya sukar dikendalikan

DEFINISI KEBAKARAN
 Berdasarkan NFPA penyebab kebakaran di RS adalah
BAHAYA KEBAKARAN PADA MANUSIA
1. Terbakar api secara langsung
 Menyebabkan luka bakar
2. Terjebak asap yang ditimbulkan
 Misal keracunan gas CO2, CO, dll
3. Bahaya lain akibat kebakaran
 Misal kejatuhan benda akibat runtuhnya
konstruksi
4. Trauma psikologis akibat kebakaran
 Misal panik pada saat kebakaran, trauma
psikologis post kebakaran.
PROSES PENJALARAN API
 Proses penjalaran api hingga menimbulkan
kebakaran terjadi melalui 3 cara:
a. Secara konduksi
b. Secara konveksi
c. Secara radiasi
 Kelas A: kebakaran akibat bahan bakar padat
bukan logam
 Kelas B: kebakaran akibat bahan bakar
cair atau gas yang mudah terbakar
 Kelas C: kebakaran akibat instalasi
listrik bertegangan
 Kelas D: Kebakaran akibat bahan logam
(magnesium, tirtanium, zarcon)
 Kelas K: kebakaran akibat minyak untuk
memasak
KLASIFIKASI KEBAKARAN (KEMENKES RI THN 2012 TTG
SISTEM PROTEKSI AKTIF)
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN (PERMENPU
NO.28/PRT/M/2008 ).

 Sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan


dan sarana, yang terpasang
 terbangun pada bangunan

 digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi


aktif
 Untuk sistem proteksi pasif

 Maupun cara pengelolaan dalam rangka


melindungi bangunan dan lingkungan terhadap
bahaya kebakaran.
Sistemproteksi kebakaran ada 2
macam, yaitu:
a. Proteksi kebakaran pasif
b. Proteksi kebakaran aktif
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
PASIF(DEPKES RI THN 2007 TTG PEDOMAN SARANA DAN
PRASARANA RS KELAS C)

 adalah sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran

yang berdasarkan pada pengaturan terhadap struktur

bangunan RS sehingga dapat melindungi penghuni dan

benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.


 Tujuan sistem proteksi pasif (permenpu
no.26/prt/m/2008), yaitu:

1. melindungi bangunan dari keruntuhan


serentak akibat kebakaran
2. Meminimalisasi intensitas kebakaran
3. Menjamin keberlangsungan fungsi gedung
namun tetap aman
4. Melindungi keselamatan petugas
keselamatan pemadam kebakaran saat
operasi penyelamatan dan pemadaman.
 Syarat bahan bangunan dan
konstruksi :
1. Ketahanan api dan stabilitas
(bahan dari baja, gypsum, kaca
tempered glas, dll)
2. Kompartemenisasi dan
pemisahan (fire stop, fire
retardant, fire damper)
3. Perlindungan pada bukaan
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

sistem proteksi kebakaran


berupa alat ataupun instalasi
disiapkan untuk mendeteksi dan
atau memadamkan kebakaran
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
AKTIF ( 2012
KEMENKES RI THN PEDOMAN TEKNIS PRASARANA RS SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF)

Pipa tegak kering


 Proteksi aktif kebakaran:
 Fire alarm
 detektor
 Sprinkle
 APAR.
Pd bangunan 10-<40 m
 Hydrant
Pipa tegak basah
 Pipa tegak dan selang kebakaran
Dipasang pada
 Sistem pencahayaan darurat (lampu bangunan >40
emergency) m

 Tanda arah (exit, evakuasi)


 Sarana penyelamatan:
 Selimut basah
 Baju tahan API
 Pengendali asap

 Sarana komunikasi :
 Handly talky (HT)
 Operator central (telepon)
FIRE ALARM
Ada 2 manual dan otomatis
DETEKTOR
PENEMPATAN DETEKTOR PADA
RUANGAN RS
LAJU LAIN-
PANAS KENAIKAT ASAP LAIN
TEMPERATUR

ASAP
LAJU KENAIKAN
PANAS TEMPERATUR
ASAP LAIN-LAIN
LAJU KENAIKAN LAIN-LAIN
PANAS TEMPERATUR
ASAP
LAJU KENAIKAN LAIN-
PANAS TEMPERATUR ASAP LAIN
SPRINKLE
HYDRANT
 Dibutuhkan untuk pemadaman api dari luar ke dalam.
 Komponennya terdiri dari:

1. Unit tangki penampung/ reservoir.


2. Jockey pump unit
3. Electric pump unit
4. Diesel pump unit
5. Instalasi hydrant unit
6. Unit penurun tekanan
7. Hydrant box unit
TANDA ARAH
 Huruf besar minimal 25 mm
 Warna kontras

 Minimal pemasangan 150 cm diatas pintu exit

 Minimal 15 cm dan tidak boleh melebihi 20 cm


jika menuju jalan keluar
 Penulisan huruf exit dengan panjang min 15 cm,
tebal huruf min 2 cm
LAMPU EMERGENCY
APAR Jarak tiap apar
tidak boleh melebihi
25 meter
Tinggi dari dasar
lantai 120 cm

Kecuali jenis CO2


dan POWDER min
15 cm dari lantai
Jangan dipasang
pada ruangan
dengan suhu > 49
dan < 4 derajat C
KETENTUAN APAR
BAGIAN APAR

BAGIAN-BAGIAN
APAR
TEKNIK PEMAKAIAN APAR

CARA PENGGUNAAN APAR


JENIS APAR
 Apar jenis berbahan kimia basah
 Efektif untuk kebakaran tipe K
 Bagus untuk mengatasi kebakaran akibat
minyak dan yang mengandung lemak
 Cocok digunakan pada area dapur
 Tidak efektif untuk kebakaran tipe B,C, D
TABEL
JANGAN SALAH DALAM
MENGUNAKAN APAR DAN
MENILAI JENIS KEBAKARAN
!!!!
 MenurutUU no 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana
 serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian
 untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, meliputi;
 kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban
 harta benda

 pemenuhan kebutuhan dasar

 Perlindungan

 Pengurusan

 Pengungsi

 penyelamatan serta pemulihan saran dan prasarana.

TANGGAP DARURAT
• pencegahan dan minimalisir jatuhnya korban manusia
• penyelamatan jiwa/ perlindungan staf, pasien, pengunjung di RS/
orang yang berada disekitar terjadinya kebakaran
Aspek • pemindahan atau pengamanan SDM atau aset ke tempat yang
Kemanusiaan lebih aman
• pemberian pertolongan pengobatan kepada korban yang terluka
akibat terjadinya kebakaran.

• meminimalisir kerugian terhadap aset RS dan lingkungan sekitar.


• mencegah menjalarnya keadaan darurat
Aspek • meminimalisir bahaya yang timbul akibat keadaan kebakaran
Pencegahan tersebut
Kerugian

• penjaminan kelangsungan operasional RS agar kegiatan pelayanan


tidak terhenti
Aspek Komersial
• memberikan informasi kepada seluruh penghuni RS tentang cara
penanggulangan jika terdapat api

TUJUAN
Natural hazard (Bencana Alamiah)
1. Banjir
2. Kekeringan
3. Angin topan
4. Gempa
5. Petir
Faktor Operasional
1. Kebocoran bahan kimia
2. Peristiwa Kebakaran
3. Gangguan operasi seperti kerusakan alat
Faktor Sosial
1. Rumor
2. Perselisihan
3. Sabotase

JENIS BENCANA
Keadaan Darurat Tingkat I Keadaan Darurat Tingkat II Keadaan Darurat
(Tier I) (Tier II) Tingkat III (Tier III)
• keadaan darurat yang • suatu kecelakaan besar • keadaan darurat
berpotensi mengancam dimana semua tenaga
bahaya manusia dan kerja yang bertugas
berupa malapetaka/
harta benda (asset) dibantu dengan peralatan bencana dahsyat
• yang dapat diatasi oleh dan material yang dengan akibat lebih
staf jaga dari suatu tersedia di RS tersebut, besar dibandingkan
instalasi/ ruangan tidak mampu dengan Tier II, dan
dengan menggunakkan mengendalikan keadaan memerlukan bantuan,
prosedur yang telah tsb. Bantuan tambahan koordinasi pada
dipersiapkan tanpa perlu masih berada pada area tingkat nasional
adanya regu bantuan RS tsb , pemerintah
yang di koordinir setempat dan masyarakat
sekitar

KATEGORI
ALUR TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
 Tanggap darurat awal (SIAGA 1)
 Tanggap darurat lanjutan (SIAGA 2)
MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Pencegahan kebakaran
adalah usaha yang
dilakukan agar tidak
terjadi timbulnya api yang
tidak terkendali.
Penanggulangan
kebakaran ialah upaya
untuk mencegah
timbulnya kebakaran
dengan berbagai
pengendalian, untuk
memberantas kebakaran
Manajemen pencegahan dan
penanggulangan kebakaran RS
adalah
 bagiandari manajemen RS untuk
mengupayakan kesiapan pemilik/
pengguna RS, masyarakat sekitar
terhadap kegiatan
penanggulangan kebakaran pada
bangunan RS.
 Staf terkait:
1. Tim tanggap darurat kebakaran
a) Helm merah (staf ruang anak/vk, koordinator ruangan)
b) Helm kuning (staf igd, koordinator ruangan)
c) Helm putih (staf ruang anak/ vk/ manajemen)
d) Helm biru (staf ruang anak/vk)
2. Security (satpam)
3. Dokter (dokter jaga IGD)
4. Operator (staf front office)
5. Instalasi listrik (sarpras dan dibantu oleh satpam)
6. Evakuasi pasien (staf lab, farmasi,CS)
KETUA TIM

 Menentukan prioritas dan melakukan evakuasi


 Melaporkan:
 Jumlah korban
 Kondisi korban
 Kondisi lingkungan sekitar kepada direktur
TIM TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
 Helm merah: membantu dalam proses
pemadaman kebakaran sambil menunggu tim
PMK
 Helm kuning: membawa peralatan medis yang
dibutuhkan dalam proses penanganan korban di
titik kumpul
 Helm biru: mengamankan dan memberitahukan
jalur evakuasi
 Helm putih: menyelamatkan dokumen2 penting
RS (IMB, ijin listrik, RM pasien, dll)
DOKTER
 Tugas dari dokter IGD
 Mengendalikan penanganan korban hidup

 Mengendalikan penanganan korban mati

 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas


pelaksanaan tugas tim medik
 Melaporkan proses penanganan korban hidup
dan mati kepada yanmed
 Mengkoordinir proses evakuasi korban ke luar
RS
INSTALASI LISTRIK
 Tugas dilakukan oleh sarpras pada shift pagi dan
sore, dibantu dengan satpam pada shift malam.
 Mematikan aliran listrik jika terjadi darurat
kebakaran
 Melakukan pengecekan terhadap aliran listrik
pada saat setelah kondisi darurat telah
dikatakan aman
OPERATOR
 Tugas dilakukan oleh staf front office
 Melakukan panggilan terhadap direktur, wadir
terkait darurat bencana kebakaran
 Memberitahukan kepada seluruh staf dan tim
darurat prihal darurat kebakaran
SECURITY
 Tugas oleh satpam
 Melakukan pengamanan terkait darurat
kebakaran
 Memberikan jalur yang aman menuju titik
kumpul
 Melakukan koordinasi dengan polisi jika polisi
telah datang
EVAKUASI PASIEN
 Tugas dari staf laboratorium, farmasi, cs, staf
lainnya yang pada saat itu berjaga.
 Membantu pasien menuju titik kumpul

 Menyelamatkan pasien menuju titik kumpul


KOMPONEN- KOMPONEN
 Peta zona area resiko kebakaran
 Peta lokasi area kumpul (titik kumpul)

 Sarana pemadam kebakaran

 Rambu exit, rambu evakuasi


SIKAP SAAT TERJADI KEBAKARAN
 Tidak panik, tetap tenang, pastikan diri aman
 Upayakan pemadaman sampai bantuan datang

 Kenali daerah/ jalur evakuasi

 Perhatikan arah angin dengan melihat arah


kobaran api
 Membelakangi arah kobaran api.

 Tentukan jenis bahan yang terbakar.


UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN
 Pasang tanda larangan merokok
 Patroli rokok di gedung RS

 Memberitahukan kepada keluarga pasien/


pengunjung dan staf untuk tidak merokok di
dalam gedung RS
 Rapikan/ atur kabel- kabel di RS

 Ganti kabel yang rusak

 Pasang alarm kebakaran


UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Pemeriksaan rutin pada utilitas, peralatan medis
yang resiko terjadi kebakaran
 Pemeriksaan rutin sarana pemadam kebakaran
dan alarm.
 Simulasi tanggap darurat kebakaran oleh staf
tiap tahunnya.
 Telusur respon time tim tanggap darurat tiap 1-3
bulan sekali untuk menghitung kecepatan tim
datang ke tempat kejadian dan dalam
penanggulangan kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai