PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
UNDANG-UNDANG
PENDAHULUAN
Banyaknya kasus kebakaran di indonesia
yang dimana pada kasus tersebut ada
kasus kebakaran pada RS.
Departemen
Pedoman kesehatan
UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.
UU RI No 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
UU no 44 tahun 2009 tentaang RS.
PP RI 36 tahun 2005 tentang
peraturan pelaksanaan dari UU 28
TAHUN 2002 tentang bangunan
gedung
KepmenPU NO: 10/KPTS/2000
Tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Dan Lingkungan
KepMenPU no: 11/KPTS/2000
tentang ketentuan teknis
manajemen penanggulangan
kebakaran di perkotaan
KepMenPU no : 441/KPTS/1998
tentang persyaratan teknis
bangunan gedung
PermenPU no : 26/PRT/M/2008
tentang persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan
KepMenaker
RINo.KEP.186/MEN/1999 tentang
unit penanggulangan kebakaran
ditempat kerja
PERmenaker RI no :
PER.02/MEN/1983 tentang instalasi
alarm kebakaran automatik
PermenakerTrans No :
PER.04/MEN/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharan
alat pemadam api ringan
KEPMEN PU NO. 2 THN 1985
tentang ketentuang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran pada
bangunan gedung
PERMENKES RI NO. 24 TAHUN
2016 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Dan Prasarana Rumah
Sakit
Permenkes RI nomer 66 tahun 2016
tentang k3RS
Pedoman teknis prasarana RS tentang sistem
protektif kebakaran aktif DIREKTORAT BINA
UPAYA KESEHATAN KEMENKES RI tahun
2012
Pedoman teknis prasrana kelas C
DEPARTEMEN KESEHATAN RI thn 2007
DEFINISI API
DEFINISI KEBAKARAN
Berdasarkan NFPA penyebab kebakaran di RS adalah
BAHAYA KEBAKARAN PADA MANUSIA
1. Terbakar api secara langsung
Menyebabkan luka bakar
2. Terjebak asap yang ditimbulkan
Misal keracunan gas CO2, CO, dll
3. Bahaya lain akibat kebakaran
Misal kejatuhan benda akibat runtuhnya
konstruksi
4. Trauma psikologis akibat kebakaran
Misal panik pada saat kebakaran, trauma
psikologis post kebakaran.
PROSES PENJALARAN API
Proses penjalaran api hingga menimbulkan
kebakaran terjadi melalui 3 cara:
a. Secara konduksi
b. Secara konveksi
c. Secara radiasi
Kelas A: kebakaran akibat bahan bakar padat
bukan logam
Kelas B: kebakaran akibat bahan bakar
cair atau gas yang mudah terbakar
Kelas C: kebakaran akibat instalasi
listrik bertegangan
Kelas D: Kebakaran akibat bahan logam
(magnesium, tirtanium, zarcon)
Kelas K: kebakaran akibat minyak untuk
memasak
KLASIFIKASI KEBAKARAN (KEMENKES RI THN 2012 TTG
SISTEM PROTEKSI AKTIF)
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN (PERMENPU
NO.28/PRT/M/2008 ).
Sarana komunikasi :
Handly talky (HT)
Operator central (telepon)
FIRE ALARM
Ada 2 manual dan otomatis
DETEKTOR
PENEMPATAN DETEKTOR PADA
RUANGAN RS
LAJU LAIN-
PANAS KENAIKAT ASAP LAIN
TEMPERATUR
ASAP
LAJU KENAIKAN
PANAS TEMPERATUR
ASAP LAIN-LAIN
LAJU KENAIKAN LAIN-LAIN
PANAS TEMPERATUR
ASAP
LAJU KENAIKAN LAIN-
PANAS TEMPERATUR ASAP LAIN
SPRINKLE
HYDRANT
Dibutuhkan untuk pemadaman api dari luar ke dalam.
Komponennya terdiri dari:
BAGIAN-BAGIAN
APAR
TEKNIK PEMAKAIAN APAR
Perlindungan
Pengurusan
Pengungsi
TANGGAP DARURAT
• pencegahan dan minimalisir jatuhnya korban manusia
• penyelamatan jiwa/ perlindungan staf, pasien, pengunjung di RS/
orang yang berada disekitar terjadinya kebakaran
Aspek • pemindahan atau pengamanan SDM atau aset ke tempat yang
Kemanusiaan lebih aman
• pemberian pertolongan pengobatan kepada korban yang terluka
akibat terjadinya kebakaran.
TUJUAN
Natural hazard (Bencana Alamiah)
1. Banjir
2. Kekeringan
3. Angin topan
4. Gempa
5. Petir
Faktor Operasional
1. Kebocoran bahan kimia
2. Peristiwa Kebakaran
3. Gangguan operasi seperti kerusakan alat
Faktor Sosial
1. Rumor
2. Perselisihan
3. Sabotase
JENIS BENCANA
Keadaan Darurat Tingkat I Keadaan Darurat Tingkat II Keadaan Darurat
(Tier I) (Tier II) Tingkat III (Tier III)
• keadaan darurat yang • suatu kecelakaan besar • keadaan darurat
berpotensi mengancam dimana semua tenaga
bahaya manusia dan kerja yang bertugas
berupa malapetaka/
harta benda (asset) dibantu dengan peralatan bencana dahsyat
• yang dapat diatasi oleh dan material yang dengan akibat lebih
staf jaga dari suatu tersedia di RS tersebut, besar dibandingkan
instalasi/ ruangan tidak mampu dengan Tier II, dan
dengan menggunakkan mengendalikan keadaan memerlukan bantuan,
prosedur yang telah tsb. Bantuan tambahan koordinasi pada
dipersiapkan tanpa perlu masih berada pada area tingkat nasional
adanya regu bantuan RS tsb , pemerintah
yang di koordinir setempat dan masyarakat
sekitar
KATEGORI
ALUR TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Tanggap darurat awal (SIAGA 1)
Tanggap darurat lanjutan (SIAGA 2)
MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pencegahan kebakaran
adalah usaha yang
dilakukan agar tidak
terjadi timbulnya api yang
tidak terkendali.
Penanggulangan
kebakaran ialah upaya
untuk mencegah
timbulnya kebakaran
dengan berbagai
pengendalian, untuk
memberantas kebakaran
Manajemen pencegahan dan
penanggulangan kebakaran RS
adalah
bagiandari manajemen RS untuk
mengupayakan kesiapan pemilik/
pengguna RS, masyarakat sekitar
terhadap kegiatan
penanggulangan kebakaran pada
bangunan RS.
Staf terkait:
1. Tim tanggap darurat kebakaran
a) Helm merah (staf ruang anak/vk, koordinator ruangan)
b) Helm kuning (staf igd, koordinator ruangan)
c) Helm putih (staf ruang anak/ vk/ manajemen)
d) Helm biru (staf ruang anak/vk)
2. Security (satpam)
3. Dokter (dokter jaga IGD)
4. Operator (staf front office)
5. Instalasi listrik (sarpras dan dibantu oleh satpam)
6. Evakuasi pasien (staf lab, farmasi,CS)
KETUA TIM