Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) MEDIS

RSIA NUN SURABAYA


2019-2021

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


0 3/ 3
TUBERKULOSIS (TB) PARU

Definisi Penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman


mycobacterium tuberculosis.
Anamnesis 1. Gejala pernafasan :
a. Batuk produktif selama 2 minggu
b. Batuk berdarah
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
2. Gejala sistemik :
a. Demam
b. Tidak nafsu makan
c. Penurunan berat badan selama 2-3 bulan tanpa sebab
yang jelas
d. Keringat pada malam hari
e. Mudah lelah
Pemeriksaan fisik Pada auskultasi paru ditemukan :
a.Suara nafas bronkial/ amforik/ ronkhi basah/ suara nafas
melemah di apex paru.
b.Tanda-tanda penarikan paru/ mediastinum dan diafragma.
Kriteria Diagnosis 1. Diagnosis pasti dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (sputum BTA untuk dewasa,
tuberkulin tes untuk anak).
2. Standar diagnosis berdasarkan ISTC 2014 (International
Standarts fot Tuberculosis Care):
a. Diagnosis awal dengan melakukan evaluasi klinis dan
pemeriksaan diagnostik yang tepat pada mereka dengan
gejala TB.
b. Batuk produktif (berdahak) ≥ 2 minggu yang tidak jelas
penyebabnya.
c. Pasien diduga TB dan mampu mengeluarkan dahak
diperiksa sputum BTA minimal 2 kali/ 1 dahak dengan
pemeriksaan MTB/ RIF* untuk lab dengan kualitas
terjamin pada spesimen pagi
Diagnosa Kerja Tuberkulosis (TB) Paru
Diagnosa Banding Bronchitis, PPOK , Kanker Paru
Pemeriksaan Penunjang 1. Sputum BTA S-P/S-S(sewaktu- pagi/sewaktu- sewaktu).
(rujuk ke puskesmas/ laboratorium/ RS jejaring). Darah
lengkap: Limfositosis/ monositosis, LED meningkat, Hb
turun.
2. Foto thorax PA/ lateral/ top lordotik: pada apex paru terdapat
gambaran bercak awan dengan batas yang tidak jelas, bila
batas jelas membentuk tuberkuloma, gambaran lain yaitu
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) MEDIS
RSIA NUN SURABAYA
2019-2021

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


0 3/ 3
TUBERKULOSIS (TB) PARU

kavitas (bayangan berupa dinding tipis), pleuritis (penebalan


pleura), efusi pleura (sudur kostofrenikus tumpul). (rujuk ke
puskesmas/ laboratorium/ RS jejaring).
3. TCM (Tes Cepat Molekuler)
4. TB non paru: spesimen dari bilas lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura dan biopsi jaringan. (rujuk ke
puskesmas/ laboratorium/ RS jejaring).
5. Tes tuberkulin (mantoux tes) pada anak. (Rujuk ke RS
jejaring).
Tata Laksana 1. Dosis OAT KTD/ FDC
Berat Fase intensif Fase
badan lanjutan
Harian 3x/
minggu
R/H/Z/E R/H
150/75/400/275 150/15
0
30-37 2 2
38-54 3 3
55-70 4 4
>71 5 5
2. Dosis OAT berdasarkan berat badan
Rekomendasi dosis dalam mg/ kg BB
Obat Harian 3 x seminggu
Isoniazid (INH) 5 (4-6) max 300 10 (8-12) max 900
mg/ hari mg/ dosis
Rifampisin (RIF) 10 (8-12) max 600 10 (8-12) ma 600
mg/ hari mg/ dosis
Pirazinamid (PZA) 25 (20-30) max 35 (30-40) max
1600 mg/ hari 2400 mg/ dosis
Etambutol (EMB) 15 (15-20) max 30 (25-35) max
1600 mg/ hari 2400 mg/ dosis
3. Obat lini pertama :
a. Kategori 1 : 2 HRZE / 4 H3R3
i. Diberikan pada pasien baru selama 6 bulan.
ii. Tahap awal pengobatan (HRZE) diberikan tiap hari
selama 2 bulan.
iii. Tahap lanjutan (HR) diberikan selama 4 bulan tiap 3 x
dalam 1 minggu.
b. Kategori 2 : 2 HRZES / HRZE / 5 H3R3E3
i. Diberikan pada TB paru pengobatan ulang selama 8
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) MEDIS
RSIA NUN SURABAYA
2019-2021

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


0 3/ 3
TUBERKULOSIS (TB) PARU

bulan.
ii. Tahap awal selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan RHZE
dan 1 bulan suntikan streptomisin + 1 bulan RHZE
diberikan setiap hari.
iii. Tahap lanjutan HRE 3 x seminggu selama 5 bulan
4. Konseling dan edukasi.
Edukasi (Hospital 1. Tentang penyakitnya, cara penularan dan komplikasi yang
Health Promotion) dapat dihadapi.
2. Tentang keteraturan minum obat TB dan bahaya jika tidak
atau terlambat meminumnya.
3. Tentang rutin kontrol tiap bulannya.
Prognosis Dubia ad bonam jika tidak ada komplikasi, teratur minum obat
dan tidak resistensi terhadap obat TB.
Tingkat Evidens 1
Tingkat Rekomendasi 1
Penelaah Kritis -
Indikator rujukan Rujuk ke RS rujukan TB jika positif TB dari hasil diagnosis
anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium.
Kepustakaan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015. Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Jakarta: 2015.
Ketua Komite Medik Ketua Tim TB DOTS

(Danu Maryoto Teguh, dr., Sp., OG., (K).) (dr. Edward nurzali )

Direktur RSIA NUN

(Numbi Mediatmapratia, dr., M., Kes.)

Anda mungkin juga menyukai