Anda di halaman 1dari 4

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA


NOMOR /A-1/DIR/X/2020

TENTANG
PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Menimbang : a. Bahwa pelaksanaan manajemen keselamatan di Rumah Sakit dan fasilitas


pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau
mencegah terjadinya resiko kecelakaan dan penyakit pada pasien, petugas,
dan pengunjung, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit
b. Bahwa Rumah Sakit menetapkan dan melaksanakan program untuk
meminimalkan resiko akibat dari kebakaran
c. Bahwa Rumah Sakit melakukan pencegahan pencegahan kebakaran melalui
pengurangan resiko, memperhatikan penyimpanan, dan penanganan bahan
mudah terbakar secara aman, penanganan bahaya terkait kontruksi serta
penyediaan APAR

Mengingat : 1. Undang-UndangNomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-UndangNomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-UndangNomor. 44 Tahun 2009 tentang RS
4. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
Tahun 2002

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS. ISLAM SURAKARTA TENTANG
PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN RUMAH SAKIT ISLAM
SURAKARTA
Kedua : Menetapkan dan Mengesahkan Keputusan Ditrektur tentang Panduan Proteksi
Kebakaran Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketiga : Memberlakukan Keputusan Direktur Tentang Panduan Proteksi Kebakaran
Rumah Sakit Islam Surakarta
Keempat : Semua biaya operasional yang timbul akibat dari keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Rumah Sakit Islam Surakarta
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan
diadakan perbaikan kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sukoharjo
Padatanggal :
RumahSakit Islam Surakarta
dr. AgusAtmanto, MPH
Direktur

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebakaran mengakibatkan banyak kerugian baik moril, materil bahkan sering kali juga
keselamatan manusia. Kebakaran yang terjadi di Rumah Sakit dapat menimbulkan kerugian
yang besar karena Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas publik. Rumah Sakit merupakan
suatu institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayana n kesehatan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Sistem proteksi kebakaran adalah salah satu faktor penting yang harus ada untuk
menjamin keandalan bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran. Sistem proteksi kebakaran
wajib diadakan untuk bangunan Rumah Sakit dimana sebagian besar penghuninya adalah pasien
dalam kondisi lemah sehingga tidak dapat menyelamatkan dirinya dari bahaya kebakaran.

B. PENGERTIAN
Proteksi kebakaran adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjamin keandalan dan
keamanan suatu bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran.

BAB II

RUANG LINGKUP

1. Pencegahan kebakaran adalah memisahkan hubungan langsung dari ketiga unsur penyebab
kebakran (bahan bakar, panas dan oksigen).
2. Penanggulangan kebakaran adalah segala daya upaya untuk mencegah dan memberantas
terjadinya kebakaran.
3. Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan bakar, oksigen dan
panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan sampai
kematian.
4. Sistem “Deteksi” dan “Alarm Kebakaran”
Instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran, meliputi 2 jenis :
a. Sistem alarm kebakaran manual, terdiri dari :
1) Panel Alarm
2) Titik panggil manual.
3) Signal alarm (alarm bel/buzzer/lampu).
b. Sistem deteksi dan alarm kebakaran otomatis, terdiri dari :
1) Panel alarm.
2) Detektor panas dan asap.
3) Titik panggil manual.
4) Signal alarm (alarm bel/buzzer/lampu).
5. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
a. Kebakaran dibagi dalam 5 kelas bedasarkan terutama kepada benda yang terbakar.
Klasifikasi ini menolong asesmen bahaya dan penentuan jenis media pemadam yang
paling efektif. Juga digunakan untuk klasifikasi, ukuran, dan pengujian APAR.
b. Ketentuan penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1) Jarak tempuh penempatan alat pemadam api ringan dari setiap tempat atau titik
dalam bangunan Rumah Sakit harus tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) meter.
2) Setiap ruangan tertutup dalam bangunan Rumah Sakit dengan luas tidak lebih dari
250 m2, harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya sebuah alat pemadam api
ringan berukuran minimal 2 kg sesuai klasifikasi isi ruangan.
3) Setiap luas tempat parkir yang luasnya tidak melebihi 270 m2 harus ditempatkan
minimal dua buah alat pemadam api ringan kimia berukuran minimal 2 kg, yang
ditempatkan antara tempat parkir kendaraan dan gedung, pada tempat yang mudah
dilihat dan dicapai.
c. Lokasi Alat pemadam api ringan (APAR)
1) Sehingga mudah terlihat, termasuk instruksi pengoperasiannya dan tanda
identifikasinya.
2) Sehingga mudah dicapai (APAR harus tidak terhalang oleh peralatan atau material-
material).
3) Di atau dekat koridor atau lorong yang menuju exit.
4) Dekat dengan area yang berpotensi bahaya kebakaran, akan tetapi tidak terlalu dekat
karena bisa rusak oleh sambaran api.
5) Di mana orang tidak menggunakan APAR untuk risiko yang tidak semestinya,
misalnya menggunakan APAR jenis gas pada area yang tidak berventilasi.
6) Di mana APAR tidak akan rusak karena terkorosi oleh proses kimia.
7) Sehingga APAR terlindungi dari kerusakan jika ditempatkan di luar ruangan.
d. Dalam area khusus
Apabila bahan yang disimpan mudah terbakarnya tinggi di dalam ruangan yang lebih
kecil atau tertutup, tempatkan APAR di luar ruangan.
e. Untuk ruangan yang berisi peralatan listrik
1) Tempatkan APAR di dalam atau dekat ruangan.
2) Pada kendaraan atau di area dimana APAR ditempatkan di area yang bising atau
bergetar, pasang APAR dengan pengikat yang dirancang untuk tahan terhadap
getaran.
6. Sistem Pipa Tegak dan Kotak Slang Kebakaran
Sistem pipa tegak dalam bangunan Rumah Sakit terdiri dari :
a. Sistem pipa tegak kering.
b. Sistem pipa tegak basah.
c. Kombinasi pipa tegak kering dan pipa tegak basah.
7. Sistem Springkler Otomatik.
8. Instalasi Pompa Kebakaran.
9. Sistem Pengendalian Asap Kebakaran.
10. Pembentukan Tim Tanggap Darurat Kebakaran
11. Melakukan identifikasi daerah paling berisiko terjadi kebakaran
12. Tindakan Pencegahan Kebakaran Melalui Pengurangan Risiko
13. Pembuatan Jalur Evakuasi
14. Aktivasi sistem saat terjadi kebakaran

Anda mungkin juga menyukai