Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

KLINIK MABARROT MUSLIMAT


NU MENGANTI
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI KLINIK MABARROT MUSLIMAT NU MENGANTI

Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan Panduan Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran serta limbahnya Klinik Mabarrot Muslimat NU Menganti
pada hari Jumat tanggal 24 Agustus 2023.

Penanggung Jawabdr. Herly Pontjo Waskitho


Klinik

Halaman | 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Panduan Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran Klinik Pratama Menganti dapat kami selesaikan sebagai
dasar acuan pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Klinik
Pratama Menganti.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui
dalam panduan ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik
yang bermanfaat / membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan panduan ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draft, uji coba
sampai ditetapkannya standar ini.

Gresik, 24 Agustus 2023

penyunting

Halaman | 2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
A. DEFINISI 4
B. RUANG LINGKUP 4
C. TATA LAKSANA 7
D. DOKUMENTASI 8

Halaman | 3
A. DEFINISI
Klinik Mabarrot Muslimat NU Menganti telah memiliki instalasi dan sistem
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terintegrasi untuk mendeteksi,
mencegah, dan melaksanakan penanggulangan kebakaran di lingkungan Klinik dan
perkantoran.
Berdasarkan regulasi dan Permenkes tentang Bangunan Klinik bahwa Klinik
harus memilki dan menerapkan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran; yang
terdiri dari Pencehagan dan Penanggulangan Pasif dan Pencehagan dan
Penanggulangan Aktif.
Penerapan sistem proteksi pasif didasarkan pada fungsi / klasifikasi
risiko kebakaran, geometri ruang, bahan bangunan terpasang, dan / atau jumlah dan
kondisi penghuni dalam Bangunan Klinik. Sedangkan Sistem Proteksi Aktif meliputi:
sistem pemadam kebakaran; sistem deteksi dan alarm kebakaran; dan sistem
pengendalian asap kebakaran.
Bahaya Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dapat menimbulkan kerugian
finansial yang tinggi, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa; sehingga deteksi,
pencegahan dan penanggulangan kebakaran di sebuah instalasi Klinik sangat
penting. Klinik dapat dikategorikan tempat umum dan dihuni oleh orang sakit yang
kemampuannya terbatas; sehingga deteksi, pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dapat mencegah atau mengurangi jumlah korban.
Untuk upaya proteksi pasif, Klinik Mabarrot Muslimat NU Menganti dibangun
permanen menggunakan bangunan beton, di setiap ruangan dilengkapi dengan jalur
evakuasi. Banyak ruang terbuka dan telah ditetapkan Assembly Point di halaman
terbuka sebagai tempat berkumpul dan evakuasi pertama kali untuk kondisi darurat
termasuk kejadian kebakaran.

B. RUANG LINGKUP
1. Upaya Pencegahan Pasif
a. Pintu Darurat (Emergency)
Pemasangan pintu darurat pada ruangan yang dinilai berbahaya.
Pintu darurat tebuat dari bahan yang tahan api dan mudah diakses. Pintu
darurat diletakkan pada tempat-tempat strategis dan dekat dengan jalur
keluar. Pintu keluar tidak hanya berfungsi sebagai jalan keluar darurat
namun juga dapat digunakan untuk memperlambat laju penyebaran
kebakaran.

Halaman | 4
b. Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi mutlak dibutuhkan agar para penghuni gedung tidak
kebingungan saat terjadi kebakaran. Jalur evakuasi dibuat berdasarkan
perencanaan yang matang dan menggiring ke luar gedung atau area
aman. Sepanjang jalur evakuasi juga harus dilengkapai dengan petunjuk
(arah panah) yang jelas dan tidak membingungkan.

c. Assembly Point (Area Aman).


Area aman evakuasi adalah area aman dari bahaya kebakaran. Area
ini jauh dari gedung dan cukup untuk menampung seluruh penghuni.
Selain itu sebisa mungkin mudah diakses dari segala penjuru.

2. Upaya Proteksi Aktif


a. Lampu Darurat (Emergency)
Ketika terjadi kebakaran, otomatis listrik akan padam agar tidak
semakin berbahaya. Keadaan tanpa listrik akan membuat keadaan
semakin gelap dan mencekam. Maka dari itu perlu lampu darurat di setiap
ruangan dan jalan searah dengan jalur evakuasi.

b. Pemasangan Smoke Detector


Smoke Detector adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya gumpalan asap. Smoke detector biasanya dipasang pada area
yang terdapat mesin di dalamnya, gudang dan panel listrik. Sehingga jika
terjadi terusakan pada mesin atau konsleting pada listrik dan
menimbulkan asap dapat diantisipasi secara langsung. Selain itu, Smoke
Detector juga dpasanga di ruangan yang bebas asap, seperti ruang
meeting, ruangan kantor yg bertuliskan "NO Smoking".

c. Heat Detector
Hampir sama dengan smoke detector, heat detector adalah sensor
yang digunakan untuk mendeteksi adanya peningkatan suhu (panas)
dalam ruangan. Heat detector digunakan untuk mengantisipasi terjadinya
kebakaran dengan variabel panas. Panas akibat pembakaran akan

Halaman | 5
terdeteksi oleh heat detector yang selanjutnya mengirim sinyal pada panel
sehingga langsung dapat diketahui lokasi kebakaran. Penempatannya
biasanya di area parkir, koridor, ruang panel, ruang genset, dapur dan
ruang service.

d. Fire Alarm System


Fire alarm digunakan sebagai penanda terjadinya kebakaran. Jika
fire alarm diaktifkan maka alarm akan berbunyi nyaring sebagai tanda
terjadinya kebakaran di lokasi terdekat. Dengan pemberitahuan dari fire
alarm ini kemudian seluruh manusia dapat diungsikan menjauhi lokasi dan
dengan segera kebakaran dapat diatasi oleh tim pemadam kebakaran.
Fire alarm secara terintegrasi dihubungkan dengan panel yang dapat
memperlihatkan lokasi terjadinya kebakaran.

e. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Pemasangan APAR dibeberapa tempat strategis sesuai dengan
kondisi tempat dan ruangan. APAR atau Alat Pemadan Api Ringan adalah
alat pemadaman yang bisa dibawa / dijinjing dan digunakan / dioperasikan
oleh satu orang dan berdiri sendiri. Apar merupakan alat pemadam api
yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahkan
pada posisi dimana api berada. Apar dikenal sebagai alat pemadam api
portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk
awal kebakaran, selain itu karena bentuknya yang portable dan ringan
sehingga mudah mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan fungsinya
untuk penanganan dini, peletakan APAR-pun harus ditempatkan di
tempat-tempat tertentu sehingga memudahkan didalam penggunaannya.

f. Hydrant
Hydrant atau Hidran pemadam kebakaran adalah alat yang
dihubungkan dengan sumber air melalui jaringan pipa yang gunanya
untuk mengalirkan air yang dibutuhkan untuk pemadaman kebakaran.
Hidrant diletakkan dibeberapa lokasi strategis yang berpotensi
menimbulkan kebakaran; dan mengakomodasi seluruh ruangan yang ada.

Halaman | 6
g. Sprinkler
Sprinkler adalah alat yang berfungsi untuk untuk memadamkan
apisecara otomatisdan alat ini merupakan bagian dari Fire System yang
akan mengeluarkan debit air ketika terdeteksi ada api, atau ketika telah
melampaui suhu yang telah ditentukan/ setting.

h. Pelatihan Fire Safety


Pelaksanaan Fire Safety dan Drill Pemadam Kebakaran untuk
seluruh karyawan; agar jika terjadi kebakaran karyawan tidak panik dan
memahami apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi kebakaran.

i. Sistem Manajemen Fire Safety


Untuk sistem manajemen dalam deteksi, pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; maka disusun Pedoman, SOP (Standard
Operasting Prosedure); dan sosialisasi pelaksanaannya.

C. TATA LAKSANA
Dalam hal pencegahan bahaya kebakaran, Klinik Pratama Menganti juga
telah berkoordinasi dengan pihak Pemadam Kebakaran Dinas Kebakaran Kabupaten
Gresik. Keamanan dan jaminan keamanan bagi pasien dan pengunjung dari Bahaya
Kebakaran menjadi prioritas. Namun demikian, hal yang lebih penting adalah
kesadaran mental seluruh karyawan/ti dan insan di Klinik untuk senantiasa selalu
memelihara dan waspada terhadap Bahaya Kebakaran.
Langkah Langkah yang dilakukan dalam pencegahan dan penanganan
kebakaran di Klinik Pratama Menganti adalah sebagai berikut :
1) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan
dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk
gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien
3) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila
terjadi kebakaran;
4) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap,

Halaman | 7
alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols)
5) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadam api (chemical suppressants), atau sistem sprinkler.
6) Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Klinik Pratama Menganti
menyiapkan:
a) Klinik mempunyai program proteksi kebakaran (fire safety) yang
memastikan bahwa semua penghuni klinik selamat dari bahaya api,
asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya meliputi 1
sampai 5. Dibuktikan dengan program tentang pencegahan
kebakaran
b) Klinik telah melakukan asesmen risiko kebakaran yang tertulis,
termasuk saat terdapat proyek pembangunan di dalam atau
berdekatan dengan fasilitas klinik. Dibuktikan dengan hasil asesmen
risiko kebakaran/fire safety risk assessment (FSRA) antara lain
berupa ceklis asesmen risiko kebakaran
c) Klinik telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko kebakaran.
Dibuktikan dengan tindak lanjut asesmen risiko kebakaran/fire
safety risk assessment (FSRA)
d) Klinik mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan heat
detector) dan alarm kebakaran sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas
sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm
kebakaran
e) Klinik mempunyai sistem kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle,
APAR, hidran dan pompa kebakaran sesuai peraturan perundang-
undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas sistem
kebakaran aktif antara lain: sprinkle, APAR.
f) Klinik mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas hambatan
bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran.
Dibuktikan dengan adanya jalur evakuasi.

Halaman | 8
D. DOKUMENTASI
Seluruh dokumen terkait pencegahan dan penanganan kebakaran, di
sokumentasikan di per arsipan dokumen, berupa Pedoman, Panduan, SOP,
daftar risiko, analisis risiko dan tindak lanjutnya.

Halaman | 9

Anda mungkin juga menyukai