Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN RISIKO

LINGKUNGAN DI
RUMAH SAKIT
Kelompok 3
LATAR BELAKANG
◦ Terjadinya kebakaran pada bangunan gedung maupun hunian dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu penyebab kebakaran adalah
korsleting listrik, dimana 60% kebakaran disebabkan oleh kesalahan pada
pemasangan instalasi listrik, dan 30% disebabkan dari pemasangan kabel,
sedangkan penyebab lainnya disebabkan dari adanya kesalahan sambungan
listrik, beban yang tidak sesuai, stop kontak tidak layak atau rusak,
pengamanan listrik yang tidak tepat dan meteran listrik yang tidak sesuai
dengan standar (Subagyo, 2016).
◦ Berdasarkan data dari NFPA Research, penyebab utama terjadinya
kebakaran di tempat fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2011- 2015
yaitu peralatan dapur (66%); distibusi listik dan perlataan penerangan (6%);
kesengajaan (6%); alat pemanas (5%); bahan mudah terbakar (5%), putung
rokok (5%), dan penggunaan alat bersumber panas (2%) (Campbell, 2017).
Tujuan Umum Tujuan Khusus

◦ Untuk mengetahui manajemen risiko ◦ Untuk mengetahui


kebakaran di rumah sakit. pengertian dari
kebakaran
◦ Untuk mengetahui
pengertian rumah
sakit
◦ Untuk mengetahui
manajemen kebakaran
di rumah sakit.
PEMBAHASAN
Pengertian Kebakaran
◦ Kebakaran merupakan salah satu bencana yang mungkin terjadi di Rumah Sakit.
Dimana akibat yang ditimbulkannya akan berdampak buruk sangat luas dan
menyeluruh bagi pelayanan, operasional, sarana dan prasarana pendukung lainnya,
dimana didalamnya juga terdapat pasien, keluarga, pekerja dan pengunjung
lainnya.
Pengertian Rumah Sakit
◦ Rumah sakit merupakan gedung atau bangunan yang digunakan 24 jam sebagai
dasar pengobatan medis, penyakit jiwa, kebidanan, ataupun perawatan
bedah.1WHO menanggapi bahwa perlu untuk membangun rumah sakit yang
aman, terutama pada situasi bencana dan keadaan darurat, yang mana rumah sakit
tersebut harus mampu untuk menyelamatkan jiwa dan dapat terus menyediakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Manajemen Kebakaran Di Rs
Identifikasi Bahaya Kebakaran Pembinaan dan Pelatihan

Inspeksi dan Pemeliharaan Sarana


Program Pencegahan Proteksi Kebakaran
dan Pengendalian Kebakaran

Tanggap Darurat
Organisasi dan Uraian Kerja

Pencatatan dan Pelaporan


Sistem Proteksi Kebakaran

Audit Kebakaran
HASIL PENELUSURAN
Identifikasi Area Berisiko Bahaya Pemetaan Area Berisiko Tinggi
Kebakaran dan Ledakan Kebakaran dan Ledakan

◦ Mengetahui potensi bahaya kebakaran ◦ Peta area risiko tinggi ledakkan dan
yang ada di tempat kerja kebakaran
◦ Mengetahui lokasi dan area potensi ◦ Peta keberadaan alat proteksi kebakaran
kebakaran secara spesifik aktif (APAR,hydrant)
◦ Inventarisasi dan pengecekan sarana ◦ Peta jalur evakuasi dan titik kumpul
proteksi kebakaran pasif dan aktif aman
◦ Denah lokasi di setiap gedung
Pengurangan Risiko Bahaya Pengendalian Kebakaran
Kebakaran dan Ledakan

◦ Sistim peringatan dini; ◦ Alat pemadam api ringan


◦ Tanda-tanda dan/ atau rambu evakuasi; ◦ Deteksi asap dan api
◦ Akses keluar, akses evakuasi, dan area tempat titik kumpulaman; ◦ Sistim alarm kebakaran
◦ Penyediaan alat evakuasi untuk gedung bertingkat; ◦ Penyemprot air otomatis (sprinkler)
◦ penempatan bahan mudah terbakar aman dari api danpanas; ◦ Pintu darurat
◦ Pengaturan konstruksi gedung sesuai dengan prinsipkeselamatan ◦ Jalur evakuasi
dan Kesehatan Kerja, sesuai ketentuanperaturan perundang-
undangan; ◦ Tangga darurat
◦ Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yangmudah ◦ Pengendali asap
terbakar dan gas medis; ◦ Tempat titik kumpul aman
◦ Pelarangan bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,pasien, ◦ Penyemprot air manual (Hydrant)
pendamping pasien, dan pengunjung yang dapatmenimbulkan
◦ Pembentukan tim penanggulangan kebakaran :
kebakaran (peralatan masak-memasak);
◦ Tim Penanggulangan Kebakaran Tingkat
◦ Larangan merokok.
RS
◦ Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala
◦ Tim Penanggulangan Kebakaran Tingkat
◦ Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO terkait keselamatan
Unit RS
kebakaran
◦ Pelatihan dan sosialisasi
Simulasi Kebakaran Sarana Proteksi Aktif

◦ Minimal dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap ◦ Sistem deteksi dan alarm kebakaran
gedung. ◦ Merupakan sistem yang terdiri dari detektorpanas, detektor asap,
detektor nyala dan
◦ detektor ion yang tersambung dengan manual control fire alarm.
◦ Alat pemadam api ringan
◦ Sistem pemadam berbasis bahan kimia dan ringan
◦ Automatic sprinkler system, hydrant, hose-reel
◦ Sistem pemadam berbasis air yang digunakanuntuk
penanggulangan kebakaran.
◦ Pemadam api khusus pada area ruang server, gizi,gudang obat
dan disesuaikan dengan peraturandan ketentuan yang berlaku.
◦ Bisa ditempatkan pada area atau lokasi khusus
◦ Sarana bantu
◦ Sarana penunjang operasi dari sistem aktif yang harus selalu
tersedia dan siap pakai.
Sistem Proteksi Pasif Fire Safety Management

◦ Sarana jalan ke luar dan komponen-komponennyaterdiri ◦ Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan


atas tanda keluar proteksi kebakaran
◦ Sistem pengendalian dan manajemen asap.
◦ Pembentukan tim fire dan emergency
◦ Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengendalikan
asap saat terjadinya kebakaran terutama untuk area yang
◦ Pembinaan dan pelatihan tim fire dan
berada di tanggadarurat, atau ruang bertekanan lainnya. emergency
◦ Kondisi halaman bangunan dan akses pemadam Halaman ◦ Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP)
bangunan biasanya digunakan sebagai titik kumpul aman yang merupakan pedoman bagi area atau
dengan dilengkapi rambu dan hal lainnya yang lokasi tersebut dalam upayanya mencegah
diperlukan seperti lampu penerangan darurat, dapat dan pengendalian kebakaran
dijadikan tempat penampungan sementara atau
penanganan awal pada korban. Selain itu juga pada ◦ Penyusunan SPO pelaksanaan kerja yang
halaman atau jalan yang ada dibangunan harus aman atau yang terkait dampak kebakaran
diperhatikan akses atau manuver dari kendaraan dinas
pemadam kebakaran.
◦ Sistem proteksi pasif harus dilakukan dan dibuat adanya
perencanaan dan perancangan
KESIMPULAN
◦ Manajemen risiko kebakaran di rumah sakit harus ditempatkan sebagai
prioritas utama untuk melindungi nyawa pasien, staf medis, dan aset fisik,
upaya pencegahan, seperti identifikasi risiko, pelatihan, perencanaan, dan
pemeliharaan peralatan, lebih baik daripada penanganan situasi kebakaran
yang sudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai