MAKALAH
Disusun Oleh:
1
Indri Permatasari, “ Sistem Manajemen Keadaan Darurat”, ( Jakarta: Australian Aid, 2016), 9.
1
darurat kebakaran untuk memperkecil dampak serta kerugian akibat kebakaran
apabila kebakaran tersebut terjadi.
Sistem Proteksi Kebakaran adalah program pencegahan terjadinya kebakaran
dengan berbagai Upaya terutama di tempat untuk bekerja, agar terhindar dari
potensi terjadinya Kebakaran maka harus memenuhi persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran Yaitu; akses dan pasokan air untuk pemadaman kebakaran,
sarana penyelamatan, Sistem proteksi kebakaran pasif, sistem proteksi kebakaran
aktif, utilitas bangunan Gedung, pencegahan kebakaran pada bangunan gedung,
pengelolaan sistem Proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan pengawasan
dan pengendalian.
Prinsip-prinsip dan Filosofi utama sistem manajemen kesiagaan dan tanggap
darurat adalah penerapan sistem manajemen yang logis melalui perencanaan,
pendokumentasian, dan pengkajian yang terus menerus secara profesional dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kunci dari sistem manejemen darurat
adalah menentukan peran dan tanggungjawab dengan membentuk tim yang
bekerja secara terfokus melalui koordinasi lintas institusi yang kuat.
Ruang lingkup dari pedoman pelaksanaan sistem manajemen keadaan darurat
mencakup; 1. Aspek kegiatan darurat, 2. Aspek respon darurat dalam kejadian
darurat, 3. Identifikasi dan pengelolaan sumber daya yang diperlukan. Pada tahap
kesiagaan darurat, persiapan yang baik sangat penting agar respon terhadap
keadaan darurat dapat dilakukan dengan efektif. Kesiagaan darurat meliputi
kegiatan penyusunan kebijakan, perencanaan, pedoman, dan prosedur, serta
identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mengelola respon keadaan darurat
yang efektif dan tepat waktu.
Aspek penting dalam kesiagaan darurat adalah sistem manajemen keadaan
darurat. Agar tanggap dapat terlaksana secara efektif, struktur organisasi beserta
alur manajemen dan komunikasinya harus dijabarkan dengan jelas. Struktur
organisasi harus menggambarkan peran dan tanggung jawab lembaga dan staf
dengan jelas. Rencana, pedoman, dan prosedur operasional serta sumber daya
yang memadai juga harus disiapkan dengan baik. Dengan berlandaskan pada
peraturan perundang-undangan, sistem manajemen keadaan darurat ini
2
menguraikan, 1) organisasi di tingkat pusat, 2) peran dan tanggung jawab
pemerintah secara keseluruhan, 3) jejaring laboratorium veteriner, 4) kebutuhan
peralatan2.
3
dengan area yang berpotensi bahaya kebakaran, akan tetapi tidak terlalu
dekat karena mampu rusak oleh sambaran api.
2) Hydrant
Hydrant termasuk alat yang merupakan terminal penghubung untuk
bantuan darurat saat terjadi suatu kejadian kebakaran. Hydrant juga
merupakan alat koneksi yang berupa alat berada di atas tanah yang mampu
menyediakan akses pasokan air untuk memadamkan suatu kejadian
kebakaran.
3) Sprinkler
Sprinkler merupakan alat yang bekerja secara otomatis yang mampu
memancarkan air bertekanan ke segala arah ruangan untuk memadamkan
suatu kejadian kebakaran dan untuk mencegah meluasnya kejadian
kebakaran.
4) Sistem deteksi
Menurut peraturan SNI 03 3985 2000 tentang sistem deteksi dan alarm
kebakaran, detektor kebakaran merupakan alat yang dirancang untuk dapat
mendeteksi adanya suatu kejadian kebakaran dan dapat mengawali suatu
tindakan. Sistem deteksi dibagi menjadi tiga yaitu alat pendeteksi asap ini
alat deteksi panas, serta alat deteksi nyala.
5) Alarm kebakaran
Alarm kebakaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberitahukan kepada setiap orang bahwa sedang terjadi kebakaran
pada suatu tempat. Persyaratan untuk untuk alarm kebakaran yaitu: a.
Alarm mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal
sebagai alarm kebakaran, dan b. Bunyi alarm mempunyai frekuensi kerja
antara 500 sampai 1000 hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65
DB.
6) Sistem pengendalian asap
Sistem pengendalian asap merupakan suatu sistem keteknikan yang
menggunakan suatu fan mekanik untuk menghasilkan sebuah perbedaan
tekanan di kedua sisi pada penghalang asap untuk mencegah aliran asap.
4
Semua kebakaran akan memproduksi asap yang jika ketika tidak dapat
dikendalikan asap akan menyebar ke seluruh ruangan bangunan atau pada
bagian bangunan yang akan berpotensi mengancam jiwa dan juga akan
mampu merusak harta benda. Sistem pengendalian asap merupakan sistem
yang dirancang untuk menghalangi aliran asap yang akan masuk ke dalam
sarana jalan keluar, aliran asap ke jalan terusan keluar, daerah tempat
berlindung dan daerah lain yang serupa4.
4
Mohammad Ardani, dkk. “ Penanggulangan bencana kebakaran”, ( Tohar Media, 2021), 18-25.
5
Ibid., 26-28
5
Daftar Rujukan
6
Script Simulasi Mengelola Keadaan Darurat
Tokoh:
1. Ricky Sebagai Pemadam kebakaran
2. Mia Sebagai Dokter
3. Ina Sebagai OB
Di ruang UGD ada arus pendek listrik yang menyebabkan kebakaran, Ina yang
akan membersihkan ruang UGD melihat kejadian tersebut, kemudian berteriak
sehingga dokter Mia bergegas keluar untuk mencari asal suara tersebut.
Dokter Mia ; “Ada apa?”
Ina : “Gini Dok, Ada arus listrik yang konslet sehingga menyebabkan kebakaran
di ruang UGD.”
Dokter Mia: “segera cari satpam untuk menghubungi tim pemadam.”
Ina: “Baik dok.”
Ina bergegas untuk mencari satpam yang sedang berjaga di luar untuk
memberitahukan kebakaran di UGD dan menyuruhnya untuk menghubungi tim
pemadam kebakaran.
Ina: “lapor pak, ada kebakaran di ruang UGD, dan saya minta tolong pada
bapakuntuk menghubungi tim pemadam kebakaran untuk segara mengatasinya.”
Satpam: “siap akan segera saya hubungi. (sambil membuka telepon untuk
menghubungi tim pemadam).”
10 menit setelah satpam menghubungi tim pemadam, tim pemaddam datang
langsung menuju ke tempat lokasi kebakaran. Dan tim pemadam segera
memadamkan api yang sudah berkobar besar di ruang UGD.
Setelah Api di padamkan, Seluruh Pihak Rumah sakit Memindahkan alat yang
Masih bisa diselamatkan .