Anda di halaman 1dari 8

MENGELOLA KEADAAN DARURAT

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kehumasan yang Diampu Oleh
Sinta oktafiana, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ricky Dwi Agus Bachtiar 21381071059


Namiyatun Zamilah 21381072026
Zainatul Mutmainnah 21381072038

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
SEPTEMBER 2022
A. Definisi Keadaan Darurat
Keadaan darurat adalah rangkaian peristiwa yang dapat mengancam dan
Mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
Faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan
Timbulnya korban manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak Psikologis1. Keadaan Darurat adalah situasi atau kondisi atau kejadian
yang tidak normal, terjadi tiba-tiba, mengganggu kegiatan atau organisasi dan
perlu segera ditanggulangi. Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana yang
mengakibatkan banyak korban atau kerusakan.
Menurut Geotshch, kebakaran merupakan kondisi dimana api tersebut tumbuh
dan berkembang dengan tiga elemen yang diperlukan untuk memulai dan
mendukung terjadinya suatu api yaitu oksigen, bahan bakar, serta panas.
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi Eksotermik yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai Dengan timbulnya api atau penyalaaan.
Sistem Penanggulangan kebakaran harus direncanakan dari awal pembangunan
konstruksi Gedung, khususnya untuk sistem proteksi kebakaran pasif yang
meliputi jenis bahan Bangunan yang digunakan, kompartemenisasi ruangan dan
unsur lainnya seperti Tata letak penempatan gedung, jalan lingkungan, konstruksi
jalan keluar, Penempatan hidran.
Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kebakaran itu
melibatkan tiga unsur yang biasa disebut dengan segitiga api, tiga unsur penting
dalam kebakaran antara lain :
1. Bahan bakar dalam jumlah yang cukup
2. Zat pengoksidasi atau oksigen dalam jumlah yang cukup
3. Sumber nyala yang cukup untuk menyebabkan kebakaran
Dengan prosedur penanganan kebakaran, kita bisa memperkecil kerugian,
pencegahan kebakaran tidak menghilangkan kebakaran kebakaran, tapi
memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran sekecil-kecilnya. Artinya masih
ada kemungkinan terjadinya kebakaran. Maka perlu adanya prosedur penanganan

1
Indri Permatasari, “ Sistem Manajemen Keadaan Darurat”, ( Jakarta: Australian Aid, 2016), 9.

1
darurat kebakaran untuk memperkecil dampak serta kerugian akibat kebakaran
apabila kebakaran tersebut terjadi.
Sistem Proteksi Kebakaran adalah program pencegahan terjadinya kebakaran
dengan berbagai Upaya terutama di tempat untuk bekerja, agar terhindar dari
potensi terjadinya Kebakaran maka harus memenuhi persyaratan teknis sistem
proteksi kebakaran Yaitu; akses dan pasokan air untuk pemadaman kebakaran,
sarana penyelamatan, Sistem proteksi kebakaran pasif, sistem proteksi kebakaran
aktif, utilitas bangunan Gedung, pencegahan kebakaran pada bangunan gedung,
pengelolaan sistem Proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan pengawasan
dan pengendalian.
Prinsip-prinsip dan Filosofi utama sistem manajemen kesiagaan dan tanggap
darurat adalah penerapan sistem manajemen yang logis melalui perencanaan,
pendokumentasian, dan pengkajian yang terus menerus secara profesional dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kunci dari sistem manejemen darurat
adalah menentukan peran dan tanggungjawab dengan membentuk tim yang
bekerja secara terfokus melalui koordinasi lintas institusi yang kuat.
Ruang lingkup dari pedoman pelaksanaan sistem manajemen keadaan darurat
mencakup; 1. Aspek kegiatan darurat, 2. Aspek respon darurat dalam kejadian
darurat, 3. Identifikasi dan pengelolaan sumber daya yang diperlukan. Pada tahap
kesiagaan darurat, persiapan yang baik sangat penting agar respon terhadap
keadaan darurat dapat dilakukan dengan efektif. Kesiagaan darurat meliputi
kegiatan penyusunan kebijakan, perencanaan, pedoman, dan prosedur, serta
identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mengelola respon keadaan darurat
yang efektif dan tepat waktu.
Aspek penting dalam kesiagaan darurat adalah sistem manajemen keadaan
darurat. Agar tanggap dapat terlaksana secara efektif, struktur organisasi beserta
alur manajemen dan komunikasinya harus dijabarkan dengan jelas. Struktur
organisasi harus menggambarkan peran dan tanggung jawab lembaga dan staf
dengan jelas. Rencana, pedoman, dan prosedur operasional serta sumber daya
yang memadai juga harus disiapkan dengan baik. Dengan berlandaskan pada
peraturan perundang-undangan, sistem manajemen keadaan darurat ini

2
menguraikan, 1) organisasi di tingkat pusat, 2) peran dan tanggung jawab
pemerintah secara keseluruhan, 3) jejaring laboratorium veteriner, 4) kebutuhan
peralatan2.

B. Cara Menanggulangi Keadaan Darurat Kebakaran


1. Padamkan api sebisa mungkin menggunakan goni atau atau kain basah.
Pada dasarnya, ada tiga unsur konsep kebakaran, yaitu benda, udara, dan
panas. Menutup api dengan goni atau kain basah berarti menghilangkan
unsur udara dengan menutup pori-pori sehingga udara tidak dapat masuk.
2. Jangan sekali-kali menyiramkan air ke kompor yang terbakar. Cara ini
tidak memadamkan api tetapi justru memperluas kebakaran.
3. Apabila kebakaran disebabkan oleh listrik, putuskan aliran listrik
secepatnya dan padamkan percikan api.
4. Bila api tak kunjung padam, utamakan keselamatan diri. Segera hubungi
dinas pemadam kebakaran Dengan menelpon nomor 113.
5. Usahakan memberi informasi yang jelas kepada petugas mengenai apa
yang terbakar dan di mana kebakaran terjadi3.
C. Sarana Proteksi Kebakaran
Sarana Proteksi Aktif
Menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 52 Tahun 2018
sistem proteksi aktif terdiri dari APAR, Sprinkler, Detektor panas dan Smoke
detektor.
1) Alat Pemadam Api ringan ( APAR )
Alat pemadam api ringan merupakan alat pemadam api ringan yang bisa
diangkut, diangkat dan dioperasikan oleh satu orang. Menurut peraturan
menteri kesehatan nomor 52 tahun 2018, pemasangan apar harus
memenuhi persyaratan yaitu: a. jarak tempuh suatu penempatan APAR
dari setiap tempat atau titik dalam bangunan harus tidak lebih dari jarak 25
meter, b. APAR mudah terlihat, termasuk mudah terlihat instruksi
pengoperasian dan tanda identifikasinya, dan c. APAR diletakkan dekat
2
https:/ dmsppid. Bantenprov. Go. Id.”tanggap darurat bahaya kebakaran”
3
Mulyadi, dkk. “ Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta “. (Grasindo), 32.

3
dengan area yang berpotensi bahaya kebakaran, akan tetapi tidak terlalu
dekat karena mampu rusak oleh sambaran api.
2) Hydrant
Hydrant termasuk alat yang merupakan terminal penghubung untuk
bantuan darurat saat terjadi suatu kejadian kebakaran. Hydrant juga
merupakan alat koneksi yang berupa alat berada di atas tanah yang mampu
menyediakan akses pasokan air untuk memadamkan suatu kejadian
kebakaran.
3) Sprinkler
Sprinkler merupakan alat yang bekerja secara otomatis yang mampu
memancarkan air bertekanan ke segala arah ruangan untuk memadamkan
suatu kejadian kebakaran dan untuk mencegah meluasnya kejadian
kebakaran.
4) Sistem deteksi
Menurut peraturan SNI 03 3985 2000 tentang sistem deteksi dan alarm
kebakaran, detektor kebakaran merupakan alat yang dirancang untuk dapat
mendeteksi adanya suatu kejadian kebakaran dan dapat mengawali suatu
tindakan. Sistem deteksi dibagi menjadi tiga yaitu alat pendeteksi asap ini
alat deteksi panas, serta alat deteksi nyala.
5) Alarm kebakaran
Alarm kebakaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberitahukan kepada setiap orang bahwa sedang terjadi kebakaran
pada suatu tempat. Persyaratan untuk untuk alarm kebakaran yaitu: a.
Alarm mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal
sebagai alarm kebakaran, dan b. Bunyi alarm mempunyai frekuensi kerja
antara 500 sampai 1000 hz dengan tingkat kekerasan suara minimal 65
DB.
6) Sistem pengendalian asap
Sistem pengendalian asap merupakan suatu sistem keteknikan yang
menggunakan suatu fan mekanik untuk menghasilkan sebuah perbedaan
tekanan di kedua sisi pada penghalang asap untuk mencegah aliran asap.

4
Semua kebakaran akan memproduksi asap yang jika ketika tidak dapat
dikendalikan asap akan menyebar ke seluruh ruangan bangunan atau pada
bagian bangunan yang akan berpotensi mengancam jiwa dan juga akan
mampu merusak harta benda. Sistem pengendalian asap merupakan sistem
yang dirancang untuk menghalangi aliran asap yang akan masuk ke dalam
sarana jalan keluar, aliran asap ke jalan terusan keluar, daerah tempat
berlindung dan daerah lain yang serupa4.

Sarana Proteksi Pasif


Menurut peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 52 tahun
2018 sarana proteksi kebakaran pasif terdiri dari jalur evakuasi, pintu darurat,
Tangga darurat, dan tempat titik kumpul aman.
1) Tangga Darurat
2) Pintu Darurat
Pintu darurat merupakan pintu yang langsung menuju ke tangga
kebakaran dan hanya dapat dipergunakan pada saat terjadi
kebakaran .
3) Titik Kumpul
Titik kumpul merupakan tempat yang di area sekitar dan diluar
lokasi yang dijadikan sebagai tempat berhimpun atau berkumpul
setelah evakuasi dan titik kumpul yang merupakan tempat yang
digunakan untuk Melakukan perhitungan saat terjadi kebakaran.
4) Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi merupakan suatu jalur khusus yang menghubungkan
semua area ke area Titik kumpul5.

4
Mohammad Ardani, dkk. “ Penanggulangan bencana kebakaran”, ( Tohar Media, 2021), 18-25.
5
Ibid., 26-28

5
Daftar Rujukan

Permatasari, Indah. Sistem Manajemen Keadaan Darurat. Jakarta: Australian Aid,


2016.

https:/ dmsppid. Bantenprov. Go. Id.”tanggap darurat bahaya kebakaran

Mulyadi, dkk. Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Grasindo.

Mohammad, Ardani. dkk. Penanggulangan bencana kebakaran. Tohar Media,


2021.

6
Script Simulasi Mengelola Keadaan Darurat

Tokoh:
1. Ricky Sebagai Pemadam kebakaran
2. Mia Sebagai Dokter
3. Ina Sebagai OB
Di ruang UGD ada arus pendek listrik yang menyebabkan kebakaran, Ina yang
akan membersihkan ruang UGD melihat kejadian tersebut, kemudian berteriak
sehingga dokter Mia bergegas keluar untuk mencari asal suara tersebut.
Dokter Mia ; “Ada apa?”
Ina : “Gini Dok, Ada arus listrik yang konslet sehingga menyebabkan kebakaran
di ruang UGD.”
Dokter Mia: “segera cari satpam untuk menghubungi tim pemadam.”
Ina: “Baik dok.”
Ina bergegas untuk mencari satpam yang sedang berjaga di luar untuk
memberitahukan kebakaran di UGD dan menyuruhnya untuk menghubungi tim
pemadam kebakaran.
Ina: “lapor pak, ada kebakaran di ruang UGD, dan saya minta tolong pada
bapakuntuk menghubungi tim pemadam kebakaran untuk segara mengatasinya.”
Satpam: “siap akan segera saya hubungi. (sambil membuka telepon untuk
menghubungi tim pemadam).”
10 menit setelah satpam menghubungi tim pemadam, tim pemaddam datang
langsung menuju ke tempat lokasi kebakaran. Dan tim pemadam segera
memadamkan api yang sudah berkobar besar di ruang UGD.
Setelah Api di padamkan, Seluruh Pihak Rumah sakit Memindahkan alat yang
Masih bisa diselamatkan .

Anda mungkin juga menyukai