Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah: LITURGI

OLEH:

1. SELVI OKTOVIA TAKENE (21110052) (B/III)


2. ANIS KONDA BETU (211100) (A/III)

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG


Gereja selalu erat kaitannya dengan jemaat, karena istilah Gereja menurut Paulus
adalah jemaat yang berkumpul untuk merayakan Ekaristi. Mereka menjadi “jemaat”
atau“Gereja” karena iman mereka akan Yesus Kristus, khususnya akan wafat dan
kebangkitan- Nya. Gereja adalah “jemaat Allah yang dikuduskan dalam Kristus Yesus”.
Karena berkaitan dengan jemaat tentu Gereja juga akan dilingkupi oleh kebudayaan.
Karena jemaat tidak terpisahkan dari kebudayaan, entah budaya yang masih bersifat
tradisional maupun budaya modern. Dengan kata lain Gereja tentu saja tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan. Karena Gereja berada di tengah realitas kehidupan, yang
menyangkut seluruh aspek dalam hidup manusia termasuk kebudayaan. Gereja memiliki
nilai-nilai yang harus diwarisi yakni nilai-nilai Injil, sedangkan budaya juga memiliki nilai
yang harus diwarisi yakni, nilai-nilai yang telah diwariskan oleh nenek moyang atau para
pendahulu. Banyak upaya yang dilakukan Gereja guna mengakarkan diri dalam budaya umat
setempat atau sering disebut dengan “inkulturasi”. Inkulturasi adalah proses yang
berlangsung terus menerus dimana Injil diungkapkan di dalam situasi sosio-politik dan
religius-budaya sedemikian rupa sehingga ia tidak hanya diwartakan melalui unsur-unsur
situasi tersebut, tetapi menjadi suatu daya yang menjiwai dan mengolah budaya tersebut,
sekaligus budaya tersebut memperkaya Gereja universal. Inkulturasi memang bukan suatu
yang baru bagi Gereja, proses Inkulturasi sudah terjadi sejak awal kemunculan Gereja.
Karena awal mula terbentuknya Gereja dikalangan bangsa Yahudi, maka dapat dikatakan
bahwa dari sanalah inkulturasi dimulai. Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya, adat dan pola
pikir Yahudi mempengaruhi liturgi jemaat Kristiani saat itu. Proses inkulturasi sudah terjadi
sejak zaman jemaat perdana, dimana mereka mencari jati diri dan cara pengungkapan serta
pewartaan iman mereka berdasarkan pengalaman paskah. Gereja perdana tidak serta merta
mengambil liturgi Yahudi dan menginkluturasikannya menjadi liturgi Kristiani, tetapi
menggunakan unsur dan bentuk liturgi Yahudi itu dalam Terang Misteri Paskah Kristus.

Indonesia terdiri atas begitu banyak Suku, Budaya, Agama, dan masih banyak lagi.
Khususnya di NTT ada begitu banyak Budaya baik Rote, Sumba, Sabu, Timor, Alor, Flores,
dan sebagainya dengan begitu banyak perbedaan yang dimiliki mulai dari Bahasa, Adat-
Istiadat, Tari-tarian, Rumah Adat, Makanan Khas, dan lain-lain. Dan karena Perbedaan itu
maka Gereja harus berusaha agar mempererat persaudaraan dan membangun hubungan yang
baik dan saling mengasihi antara setiap budaya tersebut diatas segala perbedaan yang ada.
Oleh karena itu GMIT mengangkat dan menetap bulan MEI sebagai bulan “Budaya Bahasa”
dengan maksud Gereja yaitu untuk setiap orang dapat belajar mencintai memahami dan
memaknai nilai-nilai budaya tidak hanya mencintai budaya mereka tetapi juga menghargai
budaya orang lain. Dengan mengangkat bulan budaya dan Bahasa pada liturgi ibadah tentu
gereja berharap agar nilai-nilai budaya tetap dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu
kita.

Di dalam penyusunan Liturgi Ibadah dalam memaknai Bulan Budaya Bahasa akan
disusun dengan sedemikian rupa agar terlihat berbeda. Misalnya di minggu pertama kita
merayakan bulan budaya Bahasa sesuai Etnis Timor, maka diminggu itu kita akan diminta
untuk menggunakan pakaian adat Timor. Lagu-lagu yang akan dinyanyikan juga sudah
diterjemahkan kedalam Bahasa Timor. Ada juga “Natoni” yang di lakukan sebagai suatu
tradisi dari Budaya Timor.

Contoh Liturgi

Tata Ibadah Bulan Bahasa dan Budaya GMIT


Etnis Timor
Minggu Paskah VI

MENGUBAH KEBIASAAN DUNIA

PERSIAPAN
 Saat teduh, doa konsistori dan prawarta
 Pelayan dan semua Petugas Liturgi berada di pintu depan gereja

ATRAKSI PEMBUKA IBADAH


Memahani Nama Allah dalam Budaya Atoin Meto
Seorang laki-laki berpakian adat sehari-hari, masuk ruang ibadah,
meniup nafiri sambil koa (berteriak) gaya orang Timor, sambil dengan
keras berkata:
Suara 1 : Aim he Alakit Pules ma Mari kita memuji dan
Tabes Neu Uis Neno! menyembah Tuhan!
Gong Timor: Gong pertama dibunyikan. Tiga orang masuk membawa
arang dalam periuk tanah; tanaman hidup: pisang/kelapa/ubi dalam bakul
dan hasil alam: jagung/labu/kacang/padi dalam nyiru. Mereka berjalan
dan berhenti tepat di Meja Sakramen, sambil mereka menghadap jemaat
dan mengangkat benda yang dibawa sambil bertutur.
Penutur 1 : Uis Neno: Apinat ma Aklaat. Atoin Meto memahami bahwa Kekuatan
api/panas dan cahaya Allah, tidak dapat ditandingi oleh kekuatan panas atau
cahaya manapun. Uis Neno adalah api yang panas; matahari dan cahaya Ilahi.
Penutur 2 : Uis Neno: Amoet ma Apakaet. Atoin Meto memahami bahwa Uis Neno
adalah Tuhan Pencipta alam semesta beserta segala isinya. Ia adalah
penyebab segala sesuatu. Dia adalah penguasa langit dan bumi dan segala
makhluk harus tunduk kepada-Nya. Selain Pencipta, Uis Neno menjadi
Pemelihara kelangsungan hidup segala sesuatu.
Penutur 3 : Uis Neno: Alikin ma Apean. Uis Neno adalah Pembuka jalan dan Pengatur
kehidupan. Dialah yang memulai segala sesuatu dan mengantur seluruh
perjalanan hidup manusia.
Penatua 1 : Karena itu, bersama-sama dengan semua Atoin meto bi pah Meto, marilah
kita menyembah Tuhan dalam Bulan Bahasa dan Budaya GMIT, Minggu
Paskah VI – 26 Mei 2019.
Gong dua dan tiga bersama tambur dibunyikan, penutur 1-3 meletakkan
benda yang di bawah di sekitar meja khusus yang disiapkan; sambil penari
Maekat mengantar pelayan bersama petugas ibadah memasuki ruang
ibadah. Kelompok Natoni menyambut pelayanan dengan Natoni
Penerimaan.
Manapinat neon ne (alklahat)
Ho ate ma usi kai, ma tua kai, ma ama kaim ne (Ma ena kai)
Nok maneka Uis Neno, ma takun ne (Uis Neno)
Uis Neno nlek man lul, neno hiut neu too Uis Neno Funam natef,
ta nonom ne (Natef)
Henas nas nako’ in mepu, in kuli ne (In namit)
He niub non, mbi o’ of Uis Neno tilu ne (Uis Neno)
Hen eut neu ama Uis Neno, tan onen neu ne (Ama Uis Neno)
Mes Uis Neno Lek man lu, ta’uf mansia,
he na ait on neu Nuaf Uis neno ma tubu ne (Uis Neno)
Es anlek man lul, hai ate Uis Neno, ha ‘ek lek-lekom na ni bon ne (Lek-leok)
Ho tok knino, funam natef ta nonom ne (Natef)
Sium kit lek-lekom nataim kit ne (Leok-leok)
He na mu ait ‘om neu nuaf Uis Neno, ma tubu ne (Uis Neno)
He nam eut plenat Uis Neno, A ‘an ne (Uis Neno)
Neu Ho tok knino, Funan natef, ta nonom ne (Natef)
Es mi usi on le i , mi tua ne (on le i)
Yoo ma na pinat neo ne (aklahat)
Penatua 1 : Jemaat dimohon berdiri, Marilah kita Nekaf Mese, Ansao Mese, memuliakan
Allah dalam ibadah ini.
Nyanyian : KJ. 3. Kami Puji Dengan Riang

1. Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;


Bagai bunga t'rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t'lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b'ri sinarMu menyerap
2. Kau memb'ri, Kau mengampuni, kau limpahkan rahmatMu
Sumber air hidup ria, lautan kasih dan restu.
Yang mau hidup dalam kasih Kau jadikan milikMu
Agar kami menyayangi, meneladan kasihMu.
VOTUM DAN SALAM
Pelayan : Marilah kita beribadah: Marilah kita beribadah:
Babat ma tun takus neu kit és Pertolongan kita dalam
Abal-balat Usif Néno, ameup ibadah ini adalah dari Tuhan,
Néno tunan ma pah pinan In Pencipta langit dan bumi,
Kanan, lé’natau In manékan yang memelihara kesetian-
na’ki’ nabal-bal ma kana’ Nya sampai selama-lamanya.
saitan fa sa’ lé’ In mepu neki Tuhan menyertai saudara
Ini’ mau Niman. So’ Abal- sekalian.
balat nokan ki’ ala ki.
Jemaat : Ma nokan ko amsa’, Amin. Dan menyertaimu juga. Amin

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Dalam Tema “Mengubah Kebiasaan Dunia”
kita beribadah saat ini. Tema ini mengadung
pesan, kita hidup di dunia ini, tetapi baiklah kita
tidak serupa dengan dunia. Firman-Nya dalam
Roma 12:2, berkata:
Pelayan : Dalam Tema “Mengubah Kebiasaan Dunia” kita beribadah
saat ini. Tema ini mengadung pesan, kita hidup di dunia ini,
tetapi baiklah kita tidak serupa dengan dunia. Firman-Nya dalam
Roma 12:2, berkata:
Jemaat : Kais hi mituin pah pinan in Janganlah kamu menjadi
lomin. So hi mite'un hi nekam, serupa dengan dunia ini, tetapi
he nati' hi mihin Uisneno In berubahlah oleh pembaharuan
lomin esle' me. Sa' le alekot, le budimu, sehingga kamu dapat
Uisneno anlomi ma teme kun. membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang
baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Nyanyian : PKJ 200 ‘’Ku Diubah-Nya’.

1. Ku diubahNya saat ‘ku berserah,


berserah kepada Yesus.
‘Ku diubahNya hingga jadi baru
dan menjadi milikNya.
Kegemaran lama t’lah lenyap
dan yang baru lebih berkenan.
‘Ku diubahNya saat ‘ku berserah
dan menjadi milikNya!

MERINTIH BERSAMA ATOIN METO BI PAH METO


Nafiri ditiup dalam irama duka, feku ditiup mengiring
perempuan peratap bertutur.
(seorang perempuan masuk membawa tanah dalam gengaman
sambil meratap)
Suara 2 : Au pah namleu; Au pah ka Tanahku telah rusak; tanahku
namas fa hen; Au pah ka telah kehilangan keindahan;
nomobib kau fa hen; Au pah tanahku tidak
in masan nam neuk; Au pah menghidupkanku lagi;
nesan namleu; au nekak an tanahku telah kehilangan
tut; au nekak an kul ma an kekayaannya; hatiku sedih;
kae; Usi, ho et ko me? hatiku meratap dan menangis.
Tuhan di manakah Engkau?
Perempuan peratap merebahkan diri ke tanah
Diaken 1 : Marilah kita berdoa: Usi e.., Usi...., Engkau telah
menghidupkan kami di Pah Meto. Pah dengan keunikan dan
kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kami dihidupkan
dengan maksud agar kami menjadi terang bagi pah ini. Kami
dihidupkan untuk mengubah kebiasan-kebiasan buruk di pah
ini. Tapi, kami sadar, seringkali gagal menjalankan rencana-
Mu. Kami jatuh dalam rayuan pah tua. Kami berlaku sama
dengan dunia. Pah Meto menjadi hancur dalam tangan kami
serakah. Kasihilan kami yang berdosa ini. Di dalam nama
Yesus Kristus, kami memohon, amin.
Nyanyian : PKJ 43:1 ‘Tuhan, Kami Berlumuran Dosa’
do=f 4/4 MM ± 64

U - si, hai mo-nim na heun nok sa - nat

U - si, po-lin mai koit main hai sa - nat.

KABAR SUKACITA
Tambur Timor dipukul dengan irama cepat.
Seorang anak masuk dalam ruang ibadah sambil membawa
pelita/lampu gas.

Pelayan turun dari mimbar, menerima pelita/lampu gas dan


bersama-sama dengan anak tersebut menjemput perempuan
peratap berdiri, menyerahkan lampu gas, sambil berkata:
Pelayan : Dengarkanlah ini, hai kamu yang merintih: “Malapetaka tidak akan
menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;
sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu
untuk menjaga engkau di segala jalanmu” (Mazmur 91:10-11).
Dalam Firman ini, saya memberitakan kabar pengampunan dosa
dari Allah untuk segenap ciptaan-Nya. Pergilah ke dalam dunia,
dan jadilah terang.
Jemaat : Haim pules Uis Neno, tal Kami memuji nama-Mu,
nabal-bal, amin. Tuhan, sampai selama-
lamanya, Amin
Perempuan peratap dan anak kembali ke tempat duduk dan
Pelayan kembali ke mimbar.
Nyanyian : KJ 392 ‘’Ku Berbahagia’ do=d 9/8 MM ± 162 (3x54)
Au neka nmalin, ufnek amneot ‘Ku berbahagia, yakin teguh:
Nak neno Anak nfani au ini’ Yesus abadi kepunyaanku!
In ini es kau, an soi nan kau Aku waris-Nya, ‘ku ditebus,
Smanan knino es nafe’un kau ciptaan baru Rohulkudus.
Refr: Au si ma’ pules nok Refr: Aku bernyanyi bahagia
malinat, Au pules Yesus memuji Yesus
tal nabal-bal selamanya.
Au si ma’ pules nok Aku bernyanyi bahagia
malinat, Au pules Yesus memuji Yesus
tal nabal-bal selamanya.

PUJI-PUJIAN (dalam bentuk Natoni)


Pemazmur : Jemaat dipersilahkan berdiri. Kelompok bonet dipersilahkan
membentuk lingkaran. Marilah kita bermazmur bagi Tuhan dengan
Bonet versi Mollo “Koel Neu Sa”.

Pemazmu : Ampules Uis Neno! Ampules Pujilah Tuhan! Pujilah


r Uis Neno, hoi neno tunan nok Tuhan, hai langit dan segala
in nesan! Ale sin le na'maika' isinya; yang berdiam di
anbi bale amnanut, so tempat Yang Mahatinggi,
ampules In! pujilah Tuhan!
Jemaat : Ampules In, hoi ale In ahake Pujilah Dia, semua di bumi;
neno ki, ampules In, hoi ale pujilah Dia hai para
meo pukan neno tunan! penguasa.
Nyanyian : ‘Au sant Sin’
Afi au sek, bi mes okan; Au smanak in, Na unu kun
Mes Yesus Nem An topu kau; Au soba am neot es in
In es an soi, hit sanat sin; Kais at nikan, In manekan
Au bi susal in halin kau; Au soba am neot es in.
PS/VG
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua 2 : (Berdoa dan membaca Alkitab dari ‘Matius 5:38-48’,
diakhiri dengan berkata:)
Demikianlah Firman Tuhan.
Pelayan : Ua alékot neu sekau lé nén’ Berbahagialah mereka yang
ma natnin A'an Uis Néno, so’ mendengar Firman Tuhan dan
namnau an bi manas-fai. melakukannya dalam
hidupnya siang dan malam
Nyanyian : KJ 349 ‘Haleluya’ (Tebes On Le Nan) do=g 4/4 MM ± 96
Tebes on le nan! Haleluya!
Pules Ama Uis Neno. Pujilah Tuhanmu!
Tebes ma on le nan! Haleluya!
Pules Ama Uis Neno Pujilah Tuhanmu!
Haleluya Amin! Haleluya! Amin.
Haleluya Amin! Haleluya! Amin.
Haleluya Amin! Haleluya! Amin.
Khotbah : “Mengubah Kebiasaan Dunia”
PS/VG
PENGAKUAN IMAN
Pengajar : Jemaat dimohon berdiri, kita bersama mengaku iman kita dengan
nyanyian “Au Nekak Nateb” (Ragam KJ 280, do=g 2/4 MM ± 72
Au nekak nateb Ama Usi neno,
Mahine’ naonok a’an knino
Amepu Nenotunan pahpinan,
nek ma namnaunis ate mansian
Au nekak nateb neu Neno Anan,
ma kus’a nbi tubu Golgota

Anfena nfani ma neki mnisat,


neu son apinat nenotunan
Au nekak na’teb neu Smana Knino,
Le Nmoni nok kit tal nabal-bal
Au nekak na teb nonot aknino,
au fani knino bi in nanan.

PERSEMBAHAN SYUKUR
Diaken 2 : Uis Neno amnanut, alalan, Tuhan yang kekal dan
ma akuasat, ameput neno berkuasa atas seluruh langit
tunan ma pah pinan ma in dan bumi ini, Engkaulah yang
nesan, mu lileb oe mina ma berkenan memberikan segala
oe menu, hem poni ma hem yang manis dan yang pahit,
nae, ho pah ma ho nifu, nok untuk dunia ini. Engkau yang
ho lene: mu etat ho to an telah mengaruniakan
meno ma es ma’neat. Natuin segalanya. Engkau telah
mnahat nabayont anfani tol menunjukkan kuasa-Mu
maka ma lal maka; mnahat dengan memberikan kami:
nabayont anfani tol atoni ma makanan dan minuman,
nal atoni; mnahat nabayont ternak dalam kandang dan
anfani tilun ma o’of; mnahat padang, emas dan perak dan
nabayont anfani mnatu ma pakaian untuk dipakai.
noin muti; mnahat nabayont Sebagai tanda syukur dan
anfani pake ma tainusat; Koi hormat kami kepada-Mu, atas
Usi, neno i hai eim mi’tola segala yang kami terima,
mnahat (pena) nok manum kami datang dan memberikan
kolo, susal ma malinat, hai persembahan kami. Kami
mi’neb tom eim, nok nek menyerahkannya dalam
alinat, meki fua tulu, natuin kerendahan hati. Kira Engkau
hai ma usi matua kai, nbi menerima persembahan
kuasat ameput neno tunan ma syukur dan tanda hormat
pah pinan, nbi Yesus Kristus kami. Di dalam nama Yesus,
fain fua tulu pupuf ma korban persembahan yang
smanan knino in kanan heim hidup, kami berdoa. Amin
onen. Amin
Nyanyian : Tebarkan Pukatmu 6 ‘Nyanyian Syukur’ MM ± 74

3. Ka- mi da-tang, ka - mi memba-wa


4. Ka- mi da-tang, ka - mi memba-wa
5. Ka- mi da-tang, ka - mi memba-wa

3. s’ga-la ber-kat yang ka - mi t’ri-ma


4. per-sem-bah-an yang tak ber- ni - lai
5. ke - hi - dup-an dan se - mua nik-mat
3. A - jar ka - mi s’la-lu mem-be- ri
4. Pandang ka- mi, ya Tu-han Ye-sus,
5. A - jar ka - mi s’la-lu ber- ba- gi

3. dengan ju- jur, se- tu - lus ha- ti,


4. biar berkat-Mu se- la - lu ba - ru,
5. sambut ber-kat se- ti - ap ha - ri,

Setelah persembahan dijalankan, Penari Maekat mengantar


Pembawa kantong persembahan ke meja persembahan, untuk
diserahkan kepada Petugas yang menerima.
WARTA JEMAAT
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN & BERKAT
Gong satu Timor dibunyikan, dilanjutkan dengan feku. Penutur
berdiri di tengah-tengah jemaat.
Penutur : Dunia adalah tempat kita hidup dan bernafas. Dunia adalah tempat
kita berkarya dan melayani. Dunia adalah tempat kita menabur dan
menuai. Dalam melakukan tugas ini, jadilah terang.
Jemaat : Kami siap menjadi pembawa terang-Mu.
Pelayan : Jemaat dimohon berdiri. Pergilah ke dalam dunia.
Nyanyian : KJ. 426. Kita Harus Membawa Berita
1. Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap
tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap,
dan damai yang menetap.

Reff:
Karna g'lap jadi remang pagi,
dan remang jadi siang t'rang.
Kuasa Kristus 'kan nyatalah,
rahmani dan cemerlang.

2. Kita harus membawa berita: Allah itu kasih belas.


Dib'rikan Putra tunggalNya, supaya kita lepas,
supaya kita lepas.
Pelayan : Him fani nai néu hi monit ma Pulanglah ke dalam tugas dan
hi mnamit néno-néno, meki pekerjaan setiap hari dan
tetus athoé néno na’ko Usif terimalah berkat yang
Tunan: berlimpah dari Allah Maha
“FUN USIF YESUS Tinggi:
KRISTUS IN HALINAT “Kasih karunia dan damai
AKNINO’ MA AMA’ UIS sejahtera dari Allah Bapa,
NÉNO IN MANEKAN MA di dalam Nama Yesus
NEKAF MESE ANBI Kristus, di dalam nama Roh
SMANAN KNINO’ NÉU Kudus, menyertaimu dari
KI ALAKI, NAKO TABU’I sekarang sampai selama-
TALANTIA NABAL-BAL” lamanya. Amin
Nyanyian : KJ 478a ‘Amin, Amin, Amin’

Rombongan Natonis menyampaikan Natoni Penutup (Versi


Mollo)
Tabe Neu Uis Kinim ma (Tuakini)
Tabe Neu Ain Kinim ma (Am kini)
Es onanet misanut hai ama nako netu knino ai tubu ne (Knino)
Es mi Usit On lei mi tuat ne (On le i)
Tuk tuka ma (pal pala)
Gong dan tambur dibunyikan, penari Maekat menjemput
pelayan dari mimbar

PENJELASAN LITURGI

1. Liturgi ini dapat digunakan dengan 3 kemungkinan, yaitu:


a. Bagi Jemaat yang berbahasa Timor, menggunakan yang berbahasa
Timor. Itu berarti: tabel yang digunakan sebelah kiri, sedangkan tabel
kanannya tidak usah digunakan (di-delete).
b. Bagi Jemaat yang hanya berbahasa Indonesia, menggunakan yang
berbahasa Indonesia. Itu berarti: tabel yang digunakan sebelah kanan,
sedangkan tabel sebelah kiri tidak usah digunakan (di-delete).
c. Bagi Jemaat yang anggotanya ada yang berbahasa Timor, tetapi ada juga
yang tidak bisa berbahasa Timor, maka digunakan semuanya, sehingga
ketika digunakan bahasa Timor, yang berbahasa Indonesia bisa melihat
bahasa Indonesianya di sebelah kanan.
2. Kalimat Penutur 1, 2 dan 3 dalam Atraksi Pembuka disadur dari tulisan
Kristo Ukat, “Pemahaman Tuhan dari Tanah Timor, Sebuah kebijaksanaan
tentang Allah dari Masyarakat Petani Suku Dawan”.
3. Kalimat votum dan salam, merupakan terjemahan dari votum dan salam
dalam liturgi model 2 GMIT.
4. Merintih bersama Atoin Meto Bi Pah Meto adalah akta pengakuan dosa
bersama. Kata-kata yang dibaca oleh sang penutur perempuan mengandung
arti bahwa tanah di Timor sudah rusak dan tidak memberikan kehidupan
kepada manusia.
5. Lampu gas/pelita dalam berita anugerah, berarti terang dan cahaya
pengharapan.
6. Bonet merupakan nyanyian bersahutan yang dinyanyikan oleh orang Timor
pada saat ada peristiwa sukacita. Syair Bonet yang ada pada bagian puji-
pujian mengingatkan tentang memelihara kebiasaan dalam terang Injil.
7. Doa persembahan bercerita tentang berkat yang diterima di tanah Timor
berasal dari Tuhan, dan karena itu dipakai juga untuk menyembah Tuhan.
8. Nafiri, gong, tambur dan feku (suling bambu berukur kecil) adalah alat
musik tradisonal yang banyak kali dipakai oleh orangtua sebagai pengiring
dalam acara-acara adat.

Itulah contoh liturgi dan penjelasannya sesuai dengan tradisi orang Timor.

Anda mungkin juga menyukai