0
LADOKGI TNI AL YOS SUDARSO
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
I. Pendahuluan
organisasi yang sangat komplek karena padat modal, padat tehnologi, padat
karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko sehingga
tidak mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (KTD = adverse event) akan
sering terjadi dan akan berakibat pada terjadinya injuri atau kematian pada
pasien.
Fungsi utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan
tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali. Pelayanan
kesehatan di rumah sakit tak dapat dipisahkan dari manajemen dan keamanan
fasilitas. Upaya menjamin keamanan dan keselamatan bagi staf, pasien dan
standar keselamatan dan keamanan pasien, staf dan pengunjung rumah sakit.
Sudarso, kuantitas dan kualitas fasilitas yang ada ini baik untuk perawatan
1
II. Latar belakang
masyarakat baik dalam segi korban jiwa dan harta benda serta asset yang tidak
kebakaran setempat.
RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso merupakan salah satu tempat yang
kebakaran, oleh karena itu perlu juga dibuat suatu sistem rancangan tanggap
darurat terhadap bahaya kebakaran yang baik untuk dilakukan identifikasi dan
penyediaan peralatan tanggap darurat yang sesuai, serta melakukan uji coba
secara periodik. Gedung RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso yang menjadi
rumah sakit ini tentu berbeda dengan gedung bangunan lain, untuk itu perlu
dibuat suatu upaya atau prosedur rancangan tanggap darurat khusus karena
untuk menjaga keselamatan pasien harus tersedia selalu siap, untuk itu
2
III. Tujuan
tata letak (lay out) gedung, titik penempatan APAR, dll. Observasi dilakukan
3
labtekgi, radiologi, dll. spesifikasi bangunan gedung dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
N Struktur Keteranga
o Beton Bertulang
Bangunan n
1 Lantai Keramik Baik
2 Atap Kontruksi baja dengan penutup seng Baik
3 Dinding Bata dengan finishing plester dan cat Baik
4 Jendela Jendela kaca dengan kusen dari Baik
Alumunium
5 Pintu Pintu Kaca dengan kusen dari kayu Baik
a. Pada gedung ini belum dilakukan pengujian api terhadap material gedung atau
T.K.A (Tingkat Ketahanan Api) yang berguna untuk menentukan sifat bahan
Sistem pemadam kebakaran dalam gedung terdiri dari Alat Pemadam Api
berlaku.
4
2) Sistem pengendali kebakaran juga tidak tersedia pada seluruh ruangan.
resiko kebakaran yang dimiliki oleh gedung RSGM Ladokgi TNI AL Yos
(AC) sehingga pada saat kegiatan sehari-hari ruangan tidak dibuka. Tenaga
5
listrik yang ada bersumber dari PLN dan ditunjang oleh penyediaan tenaga
penananggulangan kebakaran
panduan atau pedoman tanggap darurat di gedung ini yang mengacu kepada
7) Untuk memastikan penghuni aman keluar gedung maka jalur keluar harus
gedung. Tangga dan anak tangga anti slip dan licin, ada pegangan anak
tangga, setiap tangga ada lantai datar untuk istirahat guna mencegah
8) Untuk melindungi penghuni dari bahaya kebakaran maka jalur keluar harus
pemadam kebakaran.
6
1 Tangga yang dipakai untuk
menghubungkan antar lantai
yang sudah memenuhi syarat
untuk seluruh gedung
Sistem Tanggap Darurat yg telah tersedia di Gedung ini, antara lain adalah :
keadaan kebakaran.
(e) Tempat berkumpul (assembly point) pada keadaan darurat juga sudah
7
(f) Organisasi keadaan darurat sudah terbentuk
VI. Kesimpulan
1. Dari hasil pemeriksaan sarana prasarana pencegahan dan
jakan Rumah sakit Gigi dan Mulut menggunakan standar Kep. Men. PU
2. Struktur bangunan dan bagian bangunan belum dilakukan uji TKA (Tahan
konstruksi beton bertulang. APAR sudah tersedia pada semua lantai ,Dari hasil
IPAL
Pengolahan air limbah RSGM
Ladokgi TNI AL Yos Sudarso
8
Area parkir Mobil Area parkir Motor
9
Penangkal petir
Server
ssssssDanil Sunarno
drg. Heri Herliana, Sp.BM., M.H.Kes. Letda Laut (S) NRP 22519/P
Mayor Laut (K) NRP 14597/P
10
Daftar Acuan
1. Kep.Men PU No.10/KPTS/2000, Tentang ketentuan teknis pengamanan
bahayakebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan, Kantor menteri negara
pekerjaan.
2. Kep.Men PU.No. 11/KPTS/2000, Ketentuan teknis manajemen penanggulangan
kebakaran di perkotaan.
3. Standar Nasional Indonesia, Panduan pemasangan sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung, SNI 03-3986-1995.
11
4. Standar Nasional Indonesia, Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
springkler otomatik untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan gedung,
SNI 03-3989-2000.
5. Standar Nasional Indonesia, Spesifikasi sistem pengolahan udara sebagai
pengendalian asap kebakaran dalam bangunan, SNI 03-6768-2002.
6. Standar Nasional Indonesia, Sistem pengendali asap kebakaran pada bangunan
gedung, SNI 03-6571-2001.
7. Standar Nasional Indonesia, Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, SNI
03-1745-2000.
12