Anda di halaman 1dari 42

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 4751/PER/RSI-SA/XII/2015

TANGGAL : 18 Desember 2015

PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB I
PENGERTIAN

A. PENGERTIAN
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan pekerjaan yang
dilakukan di tempat kerja.
2. Tempat kerja ialah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
3. Risk / resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang atau dapat diartikan sebagai suatu
keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat
menimbulkan suatu kerugian.
4. Asessment adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
5. Pre-Construction Risk Asessment adalah suatu cara pengumpulan data awal guna menilai potensi
resiko yang mungkin ditimbulkan sebelum dan waktu pelaksanaan kegiatan
pembangunan/renovasi.
6. Probability adalah Peluang atau Kemungkinan dari suatu kejadian, terjadi atau tidak dan seberapa
besar kemungkinan kejadian tersebut berpeluang untuk terjadi.
7. Severity adalah tingkat keparahan/ dampak apabila suatu resiko itu benar-benar terjadi.
8. Nilai resiko adalah hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu resiko untuk
menentukan kategori suatu resiko.
9. Gradding adalah Penialian nilai resiko menggunakan matriks atau table nilai resiko deengan
system pewarnaan.
10. Pengendalian adalah suatu upaya untuk menguranggi atau menghilangkan suatu potensi resiko
yang dimungkinkan terjadi pada suatu kegiatan.
11. Work permit adalah suatu ijin pekerjan yang dikeluarkan olegh suatu intansi / unit / komite guna
melaksanakan suatu kegiatan.
5. Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat
6. Bangunan gedung adalah Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di
bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian maupun
tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus.’
7. Fasilitas adalah Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut sarana, prasarana maupun
alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
8. Sarana adalah Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh
panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya) merupakan bagian
dari suuatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri
9. Prasarana adalah Benda maupun jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan
10. Pengurus ialah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan pada
konstruksi bangunan secara aman.
11. Perancah (Scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.
12. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta
prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi.
13. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan
gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung
tetap laik fungsi.
14. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya dan fungsi
khusus adalah ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis
bangunan gedung.
15. Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan
pemenuhan tingkat persyaratan administrasi dan persyaratan teknisnya.
16. Persyaratan teknis bangunan gedung adalah ketentuan mengenai persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan gedung.
17. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran bangunan gedung.
18. Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang
menurut hukum sah sebagai pemilik gedung.
19. Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung, dan/atau bukan pemilik angunan
gedung berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan gedung, yang menggunakan
dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang
ditetapkan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

a. Menjadi acuan penyelenggaraan bangunan gedung, dalam melaksanakan kegiatan


pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung agar selalu laik fungsi.
2. Tujuan Khusus

a. Terwujudnya pemanfaatan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan,


kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan
lingkungannya.
b. Terdapatnya acuan pengendalian resiko-resiko pada saat pembanggunan,renovasi atau
penghancuran bangunan.
c. Supaya proses pembangunan berjalan aman dan terkendali.

C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Undang –undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Permenkes 66 tahun 2016 tentang pedoman Keselamatan & Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
5. Permenkes 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
6. Permenkes 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Tehnis bangunan & Prasarana Rumah sakit
7. Permen PU nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan & Perawatan Bangunan
Gedung
8. PERMENKES No.24 tahun 2016 tentang standart tehnis bangunan dan prasarana rumah sakit.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam panduan kontruksi bangunan ini meliputi :


A. Standart bangunan
B. Pemeliharaan bangunan
a. keselamatan bangunan gedung
b. kesehatan bangunan gedung
c. kenyamanan bangunan gedung
d. kemudahan bangunan gedung.
C. Perawatan bangunan
a. Pemeliharaan dan maintenance bangunan
b. Penggantian / perbaikan bangunan
c. Perijinan bangunan
D. Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan
E. Sistem dan program pemeliharaan dan perawatan bangunan
F. Perlengkapan pemeliharaan dan perawatan bangunan
G. Peralatan pemeliharaan dan perawatan bangunan
H. Standar kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
I. Pembinaan pemeliharaan dan perawatan bangunan
J. Pre Contruction Risk Asessment (PCRA)
K. Work permit
L. Pelaporan
BAB III
TATALAKSANA

A. Standart bangunan
Standart Konstruksi Bangunan Rumah Sakit adalah

1. Lantai

a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna
terang, dan mudah dibersihkan.
b. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah
saluran pembuangan air limbah
c. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan

2. Dinding

Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur
serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat

3. Ventilasi

a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.
Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai, Bila ventilasi alamiah tidak dapat
menjamin adanya pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan
penghawaan buatan/mekanis.
b. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan.
4. Atap

a. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan
binatang pengganggu lainnya.
b. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.

5. Langit-langit

a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.


b. Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
c. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

6. Balkon

Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.

7. Pintu

Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan
binatang pengganggu lainnya.

8. Jaringan Instalasi

a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik, sistem
pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis
kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.
b. Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah dan tidak boleh
bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.

9. Lalu Lintas Antar Ruangan

a. Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa dan
dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan
komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi
b. Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana pencegahan
kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh
pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi ARD (Automatic Rexserve
Divide) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila listrik mati.
c. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran
atau kejadian darurat lainnya.

Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi
persyaratan kesehatan yaitu denganmengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya
penularan penyakit sebagai berikut :

1. Zona dengan Risiko Rendah

Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang
perpustakaan, ruang resepsionis,dan ruang pendidikan/pelatihan.

a. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang

b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang,
dan pertemuan antara lantaidengan dinding harus berbentuk konus.

c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang,
mudah dibersihkan, kerangkaharus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela
minimal 1,00 meter darilantai.

e. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila
ventilasi alamiah tidak menjaminadanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi
dengan penghawaan mekanis (exhauster) .

f. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

2. Zona dengan Risiko Sedang

Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti
pakaian, dan ruang tunggupasien. Persyaratan bangunan pada zona dengan risiko sedang sama
dengan persyaratan pada zona risiko rendah.

3. Zona dengan Risiko Tinggi


Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang
penginderaan medis (medicalimaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang jenazah dengan
ketentuan sebagai berikut :

a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.

b. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari lantai
dan sisanya dicat warnaterang.
c. Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan ketentuan dinding
disesuaikan dengan pancaransinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan
tersebut, tembok pembatas antara ruang Sinar Xdengan kamar gelap dilengkapi dengan
transfer cassette.

d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan
pertemuan antara lantaidengan dinding harus berbentuk konus

e. Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atu bahan yang kuat, warna terang, mudah
dibersihkan, kerangka harus kuat,dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

f. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela
minimal 1,00 meter darilantai.

g. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi

Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan gigi, ruang
gawat darurat, ruang bersalin,dan ruang patologi dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat dengan cat
tembok yang tidak luntur danaman, berwarna terang.

b. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal 2,70 meter dari
lantai.

c. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua pintu kamar harus
selalu dalam keadaan tertutup.

d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang.
e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja
double INP 20 yang dipasangsebelum pemasangan langit-langit

f. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai

g. Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri,
untuk setiap ruang operasiyang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2
meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi berasal dari
atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ
harusmenggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System

h. Tidak dibaenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat
ruang antara.

i. Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu dipasang
jendela kaca mati, hubungan keruang steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket
yang dapat diuka dan ditutup.

j. Pemasangan gas media secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di atas langit-
langit.

k. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.

B. Pengelolaan pemeliharaan dan perawatan

C. Pemeliharaan bangunan
1. keselamatan bangunan gedung
2. kesehatan bangunan gedung
3. kenyamanan bangunan gedung
4. kemudahan bangunan gedung
D. Perawatan bangunan
1. Pemeliharaan dan maintenance bangunan
Tatalaksana supervisi bangunan
a. Supervisi dilakukan seminggu dua (2) kali setiap hari Selasa dan Jumat
b. Petugas mencatat temuan keadaan gedung yang tidak sesuai dengan ketentuan
c. Petugas melaporkan ke bagian yang menangani
d. Bagian yang terkait menindaklanjuti hasil temuan
e. Petugas membuat pelaporan
f. Hasil supervisi direkap sebagai bahan laporan setiap satu (1) bulan sekali
g. Tindak lanjut hasil supervisi yang memerlukan penanganan khusus (anggaran besar,
merubah struktur bangunan) dilaporkan ke direktur dalam bentuk memo intern
2. Penggantian / perbaikan bangunan
3. Perijinan bangunan
E. Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan
Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi:
a. prosedur dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
b. program kerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
d. standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung.
F. Sistem dan program pemeliharaan dan perawatan bangunan
1. Tangga dan tangga rumah
a. Tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua
kaki tangga dengan kuat.
b. Tangga harus dibuat, dipelihara dan digunakan sebaik-baiknya sehingga dapat menjamin
keselamatan tenaga kerja.
c. Tangga yang dapat dipindah-pindahkan (portable stepladders) dan tangga kuda-kuda yang
dapat dipindah-pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan pengembangan
antara kaki depan dan kaki belakang harus diperkuat dengan pengaman.
d. Tangga bersambung dan tangga mekanik, panjangnya tidak boleh lebih dari 15 meter.
e. Tangga tetap harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan kondisi lainnya yang
panjangnya tidak boleh lebih dari 9 meter.
f. Tangga rumah harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan dengan aman bahan
yang harus dibawa melalui tangga tersebut, dan harus cukup besar untuk pemakaianya
secara aman.
2. Alat-alat angkat
a. Alat-alat angkat harus direncanakan dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
b. Derek (derricks) harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga terjamin
kestabilannya waktu bekerja.
c. Kaki rangka yang berbentuk segitiga harus dari bahan yang memenuhi syarat dan dibangun
sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya waktu mengangkatnya beban maksimum.
d. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasukidaerah lintas keran
jalan (travelling crane) untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.
e. Tiang derek (gin pales) harus dari bahan yang kuat dan harus dijangkarkan dan diperkuat
dengan kabel.
f. Penggunaan dongkrak harus pada posisi yang aman sehingga tidak memutar atau pindah
tempat.
g. Dongkrak harus dilengkapi dengan peralatan yang efektif untuk mencegah agar tidak
melebihi posisi maksimum (overtravel).
3. Kabel, Baja, Tambang, Rantai dan Peralatan Bantu
a. Semua tambang, rantai dan peralatan bantunya yang digunakan untuk mengangkat,
menurunkan atau menggantungkan harus terbuat dari bahan yang baik dan kuat dan harus
diperiksa dan diuji secara berkala untuk menjamin bahwa tambang, rantai dan peralatan
bantu tersebut kuat untuk menahan beban maksimum yang diizinkan dengan factor
keamanan yang mencukupi.
4. Mesin-mesin
a. Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman untuk
menjamin keselamatan kerja.
b. Alat-alat pengaman tersebut harus terpasang sewaktu mesin dijalankan.
c. Operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan
keselamatan kerja untuk mesin tersebut.
5. Peralatan Konstruksi Bangunan
a. Alat-alat penggalian tanah yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga terjamin
keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
b. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin kestabilan mesin penggali tanah
(power shovel) dan harus diusahakan agar orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk
ketempat kerja yang terdapat bahaya kejatuhan benda.
c. Sebelum meningkatkan bulldozer atau scraper, operator harus melakukan tindakan
pencegahan yang perlu untuk menjamn agar mesin-mesin tersebut tidak bergerak.
d. Mesin adukan beton (concrete mixer) yang digunakan harus dilengkapi dengan alat-alat
pengaman dan dijalankan serta dipelihara untuk menjamin agar tidak ada orang yang
mendapat kecelakaan disebabkan bagian-bagian mesin yang berputar atau bergerak atau
oleh karena kejatuhan bahan-bahan.
e. Mesin pemuat (loading machine) harus dilengkapi dengan kap (cab) yang kuat dan
dilengkapi dengan alat pengaman sehingga tenaga kerja tidak tergencet oleh bagian-bagian
mesin yang bergerak.
f. Mesin-mesin pekerjaan kayu yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga terjamin
keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
g. Alat-alat kerja tangan harus dari mutu yang cukup baik dan harusdijaga supaya selalu dalam
keadaan baik.
h. Penyimpangan dan pengangkutan alat-alat tajam harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak membahayakan.
i. Perencanaan dan pembuatan alat-alat kerja tangan harus cocok untuk keperluannya dan
tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan.
j. Alat-alat kerja tangan hanya boleh digunakan khusus untuk keperluannya yang telah
direncanakan.
k. Traktor dan truck yang digunakan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjamin agar
dapat menahan tekanan dan muatan maksimum yang diizinkan dan dapat dikemudikan serta
direm dengan aman dalam situasi bagaimanapun juga.
l. Traktor dan truck tersebut hanya boleh dijalankan oleh pengemudi yang terlatih.
m. Truck lif (lift truck) yang digunakan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjamin
kestabilannya.
6. Pekerjaan Memancang
a. Mesin pancang yang digunakan harus dipasang dan dirawat dengan baik sehingga terjamin
keselamatan dalam pemakaiannya.
b. Mesin pasang, dan peralatan yang dipakai, harus diperiksa dengan teliti secara berkala dan
tidak boleh digunakan kecuali sudah terjamin keamanannya.
c. Tenaga kerja yang tidak bertugas menjalankan mesin pancang dilarang berada di sekitar
mesin pancang yang sedang dijalankan.
7. Pembongkaran
a. Rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan
pembongkaran dimulai.
b. Semua instalasi, listrik, gas, air dan uap harus dimatikan kecuali apabila diperlukan sepanjang
tidak membahayakan.
c. Semua bagian-bagian kaca, bagian-bagian yang lepas, bagian-bagian yang mencuat harus
disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.
d. Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan tingkat demi tingkat dimulai dari atap dan
seterusnya kebawah.
e. Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan bahaya rubuhnya
bangunan.
f. Alat mekanik untuk pembongkaran digunakan terlebih dahulu harus ditetapkan daerah
berbahaya dimana tenaga kerja dilarang berada.
g. Sewaktu alat mekanik untuk pembongkaran digunakan, terlebih dahulu harus ditetapkan
daerah berbahaya dimana tenaga kerja dilarang berada.
h. Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang disebabkan oleh
kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang lebih tinggi harus dilengkapi dengan
penadah yang kuat atau daerah berbahaya tersebut harus dipagar.
i. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan yang berhamburan.
j. Apabila tenaga kerja yang sedang membongkar lantai harus tersedia papan yang kuat yang
ditumpu tersendiri bebas dan lantai yang sedang dibongkar.
k. Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan di daerah bawah lantai yang sedang dibongkar
dan daerah tersebut harus dipagar.
l. Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa sehingga terjamin
kestabilan konstruksi tersebut agar tidak membahayakan sewaktu dilepas.

G. Perlengkapan pemeliharaan dan perawatan bangunan


Penggunaan Perlengkapan Penyelamatan dan Perlindungan Diri
a. Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang
dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.
b. Alat-alat termaksud harus selalu memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditentukan.
c. Alat-alat tersebut harus digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh setiap tenaga kerja dan
orang lain yang memasuki tempat kerja.
d. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan alat-alat
tersebut.

H. Peralatan pemeliharaan dan perawatan bangunan


I. Standar kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
J. Pembinaan pemeliharaan dan perawatan bangunan
K. Pre Contruction Risk Asessment (PCRA)

Pekerjaan renovasi, konstruksi, pembongkaran dan beberapa kegiatan pemeliharaan maupun


perbaikan memiliki potensi yang dapat memberikan dampak pada proses perawatan pasien di
lingkungan rumah sakit. Sehingga untuk meminimalisir risiko yang ada di Rumah Sakit perlu adanya
proses penilaian risiko Pra-Konstruksi atau sebelum konstruksi tersebut berlangsung. Penilaian risiko
Pra – Konstruksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko yang bisa timbul dari kegiatan
renovasi, konstruksi, pembongkaran dan lain sebagainya yang berdampak pada pelayanan di rumah
sakit dan mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk meminimalkan risiko. Elemen penilaian yang
harus dipertimbangkan dalam proses ini termasuk :
1. Keselamatan Keamanan Konstruksi
2. Kualitas Udara
3. Pengendalian Infeksi (ICRA)
4. Utilitas
5. Kebisingan
6. Getaran
7. B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
8. Pelayanan Kedaruratan
9. Risiko-risiko lain yang memengaruhi perawatan, penyembuhan, dan pelayanan.
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang digunakan untuk
menilai proses pre construction. Pada akhir proses penilaian risiko akan menghasilkan rekomendasi
mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang menyelesaikan pekerjaan
dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek. Penanggungjawab dari proses ini adalah :
1. Tim Pelaksana
2. Tim Pengawas
3. Tim Perencana
4. Tim Teknis Rumah Sakit
5. Tim K3 (RS dan Tim Pelaksana)
6. Tim PPI
7. Bagian Sanitasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
8. Unit Kerja yang terkena dampak proses konstruksi
Sebelum sebuah pekerjaan pembangunan berlangsung perlu mengisi form identitas dan lokasi
pekerjaan

Data Identitas Pekerjaan

Nama Pekerjaan :

Waktu Pelaksanaan : Konsultan Perencana :

Tenaga Kerja : Kontraktor Pelaksana :

No Dokumen : Konsultan Pengawas :

Lokasi Pekerjaan

Gedung :

Lantai :

No. Kamar/ Ruang :


Risk Level

Tipe Konstruksi

1. Elemen Penilaian Risiko pada pembangunan

a. Keselamatan Keamanan Konstruksi


Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan apakah kategori
tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.

No Elemen Penilaian Keselamatan Keamanan Identifikasi langkah-langkah sementara


Konstruksi yang harus diambil
1 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki jalur keluar aman ?
minimal 2 jalur keluar aman
Ya  Tidak
2 Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki potensi bahayayang
mempengaruhi aksesjalur keluar aman yang
telah ditentukan ?
Ya  Tidak
3 Jalur Keluar Aman
Apakah jalur keluar aman proyek dapat
digunakan oleh orang lain selain pekerja
konstruksi ?
Ya  Tidak
4 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak
pada sistem deteksi kebakaran di rumah
sakit?
Ya  Tidak
5 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan
dampak terhadap sistem penanggulangan
kebakaran di rumah sakit?
Ya  Tidak
6 Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan
fasilitas atau peralatan pemadaman
kebakaran yang tersedia di area proyek ?
Ya  Tidak
7 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan
seluruh staf untuk mendapatkan pelatihan
mengenai langkah pemadaman kebakaran?
Ya  Tidak
8 Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah
pernah melakukan pelatihan / simulasi
penanggulangan kebakaran ?
Ya  Tidak
9 Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat
penyimpanan khusus untuk Bahan Berbahaya
dan Beracun ?
Ya  Tidak
10 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan
asap sementara ? Partisi tersebut harus
bebas asap dan terbuat dari material yang
tidak mudah terbakar
Ya  Tidak
11 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi
struktur bangunan rumah sakit dan
berdampak pada proteksi kebakaran seperti
pintu dan dinding ?
Ya  Tidak
12 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan
peningkatan terhadap inspeksi dan
pengawasan bahaya terhadap aktifitas proyek
Ya  Tidak
Frekuensi berkala:
_____Harian
_____Mingguan
_____Bulanan
13 Hot Work
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat
menimbulkan panas dan percikan api selama
proses proyek berlangsung ?
Ya  Tidak

14 Area Posting
Apakah terdapat media informasi terkait
standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang tertempel di area proyek ?
Ya  Tidak

b. Pengendalian Infeksi dan Kualitas Udara


TIPE KONSTRUKSI

TIPE A TIPE B

Proses Inspeksi (non-invasif). Termasuk kegiatan Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan durasi
yang tidak menghasilkan debu atau pekerjaan pendek, yang hanya akan membuat debu
yang tidak memerlukan pemotongan dinding, minimal.Termasuk, namun tidak terbatas pada:
pengeboran, pengamplasan atau akses ke langit-
a. Pemasangan instalasi telepon dan jaringan
langit selain untuk inspeksi visual seperti:
komputer
b. Melakukan pembongkaran dinding atau
a. Memindahkan plafon untuk inspeksi visual
langit – langit dimana debu masih dapat
(batasan < 5 m2)
b. Pengecatan (bukan pengamplasan) dikontrol
c. Pekerjaan jaringan elektrik c. Memperbaiki area kecil pada dinding
d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara pipa d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
air ≤ 15 menit di area tertentu) suplai air ≤ 30 menit dilebih dari 1 area
e. Perbaikan pipa kecil tanpa solder dan bor
perawatan)
f. Kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau
e. Maksimal 4 plafon pengganti genteng
membutuhkan pembongkaran dinding atau
dalam 50 kaki persegi
langit – langit selain untuk inspeksi visual f. Melakukan pemotongan/ pengelasan
g. Kerja dengan kebutuhan listrik kecil
dengan durasi pendek, pengeboran, atau
h. Perbaikan Hardware pintu dan jendela pengamplasan dari daerah yang sangat
i. Perbaikan penggantian
kecil di mana dapat menciptakan debu
j. Melukis dinding
kecil dan dapat dikendalikan
g. Perbaikan mekanik kecil.
TIPE C TIPE D

Setiap pekerjaan yang menghasilkan tingkat Kegiatan yang menghasilkan banyak debu dan
debu dengan jumlah sedang - banyak. Dansetiap termasuk juga kegiatan pembongkaran besar /
pekerjaan yang membutuhkan pembongkaran re-konstruksi serta konstruksi mayor. Termasuk
atau penghapusan komponen bangunan tetap pekerjaan :
atau rakitan, pekerjaan dengan perekat, cat,
a. Kegiatan yang membutuhkan pekerjaan
pelarut, pengencer dan pembersih yang kuat,
shift berturut – turut (lebih dari 1 sift)
pekerjaan yang mengambil lebih dari satu shift b. Membutuhkan pembongkaran berat
(8 jam perhari) untuk menyelesaikan. Termasuk, c. Memindahkan seluruh area langit – langit /
jenis pekerjaan : plafon
d. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
a. Pengamplasan dinding untuk pengecatan suplai air > 1 jam dan dilebih dari 1 area
dinding perawatan pasien)
b. Pembongkaran ubin pada lantai dan langit – e. Pembongkaran Major
f. Konstruksi mayor yang membutuhkan
langit ruangan dengan luas 20% dari total
waktu selama beberapa hari
luas
g. Konstruksi baru
c. Pembangunan dinding, lantai dan langit –
langit yang baru
d. Pekerjaan elektrik diatas langit – langit
(minor) dan pekerjaan pemasangan kabel
(mayor).
e. Pekerjaan pipa air (memutus sementara
suplai air 30 – 60 menit di lebih dari 1 area
perawatan)
f. Setiap pekerjaan pengeboran dengan waktu
yang lama
g. Setiap proses pengelasan atau pemotongan
di ruang area perawatan

AREA KONSTRUKSI BEDASARKAN TINGKAT RISIKO


GROUP 1 – Risiko GROUP 2 - Risiko GROUP 3 –Risiko GROUP 4 - Risiko
Rendah Medium Medium-tinggi tertinggi

a. Area Perkantoran, a. Pediatrics a. IGD a. Kamar Operasi


b. Unit perawatan b. Radiologi / MRI / b. ICU
lobi, koridor non-
c. Cath. Laboratorium
pasien tidak Kedokteran
pasien d. CSSD
b. Support Facility terdaftar di Grup 3 Nuklir / Echo e. VK
c. Onkologi f. R. Isolasi
(misal : Ruang atau 4
d. IPAL & TPS g. Ruang Kemoterapi
c. Penerimaan &
Mesin, Ruang e. Laboratorium h. Ruang Tindakan
Tempat umum f. Ruang PBRT
Housekeeping, gigi
d. Lobi & Koridor g. Unit Hemodialisis
i. Depo Farmasi
Area Laundry & h. Endocsopy
Perawatan Pasien j. Daerah lain di
i. Ruang Anak
Linen Kotor, Area e. Cafeteria / Kitchen
j. Ruang Neonatus mana prosedur
f. Klinik Rawat Jalan
Umum, dll) k. Ruang Geriatri
bedah invasif
c. Area perawatan (Kecuali onkologi l. Ruang Fisioterapi
dapat dilakukan
Non-pasien yang dan bedah)
g. Ruang Tunggu
tidak termasuk
Pasien
dalam Grup 2, 3
h. Ruang Pendaftaran
atau 4. i. Kamar Jenazah

Tipe dan Group Pekerjaan Konstruksi digunakan untuk menetapkan kelas risiko dan
memutuskan upaya penanganan
Risk Level Type A Type B Type C Type D

Group 1 Class I II II III/IV

Group 2 I II III IV

Group 3 I II III/IV IV

Group 4 III III/IV III/IV IV

Kegiatan konstruksi ini termasuk dalam kelas risiko: ………………………………………..


KELAS 1

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Selesai

1. PCM (Pre Construction 1. Melakukan pekerjaan 1.Membersihkan area


Meeting) untuk dengan meminimalisir konstruksi dari sisa material
mengkomunikasikan langkah adanya debu selama atau pembongkaran
pekerjaan secara detail konstruksi berjalan
2.Menghilangkan debu yang
2. Menutup lokasi proyek 2. Segera menutup kembali
masih tersisa selama proses
dengan pembatas sehingga plafon atau langit – langit
konstruksi sebelum
menghindari kontaminasi setelah dilakukan
meninggalkan area konstruksi
debu pembongkaran
3. Memberi tanda petunjuk / 3. Akses keluar masuk pekerja
peringatan yang jelas bebas dari puing – puing
4. Rute transportasi barang
bangunan
bersih tidak dekat dengan 4. Alat angkut material harus
material yang terkontaminasi tertutup
5. Pintu keluar masuk proyek
selalu tertutup
6. Mempertahankan
lingkungan pekerjaan tetap
kering
7. Memastikan barang –
barang yang mendukung
pertumbuhan kuman tidak
digunakan

KELAS 2

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Selesai


Berlangsung

1. PCM (Pre Construction 1. Ketika sedang proses 1. Mengelap permukaan


Meeting) untuk pemotongan, semprotkan dengan desinfektan.
mengkomunikasikan sedikit air agar debu tidak 2. Membersihkan permukaan
langkah pekerjaan secara berterbangan dengan kain pel basah atau
2. Ketika mengangkut material
detail vacuum sebelum
2. Menutup pintu, jendela dan dan sampah sisa
meninggalkan area
ventilasi yang tidak pembangunan
konstruksi
digunakan untuk menggunakan container 3. Membuka kembali ventilasi,
menghindari debu yang tertutup jendela dan pintu yang
3. Menutup lokasi proyek 3. Segera menutup kembali
sebelumnya tertutup
dengan pembatas sehingga plafon atau langit – langit
menghindari kontaminasi setelah dilakukan
debu pembongkaran
4. Menyediakan filtrasi pada 4. Akses keluar masuk pekerja
local exhaust bebas dari puing – puing
5. Menggunakan isolasi system
bangunan
HVAC di area konstruksi 5. Pintu keluar masuk proyek
untuk mencegah selalu tertutup
6. Bagian kebersihan, harus
kontaminasi pada sistem
melakukan pembersihan
salurannya
6. memasang unit udara lebih sering disekitar area
negative portable, yang yang berdekatandengan
harus dioperasikan selama area konstruksi
7. Memonitoring filter selama
masa konstruksi
7. memperhatikan akses untuk konstruksi berlangsung
pekerja proyek dengan
material dan sisa
pembongkaran, sebaiknya
dibedakan
8. membedakan akses antara
pekerja proyek dengan
pasien dan pekerja rumah
sakit
9. Memberi tanda petunjuk /
peringatan yang jelas
10. Rute transportasi barang
bersih tidak dekat dengan
material yang
terkontaminasi

KELAS 3 (Tambahan dari kelas I dan II )


PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Selesai

1. PCM (Pre Construction 1. Ketika sedang proses 1.


Meeting) untuk pemotongan, semprotkan SSistem ventilasi harus
mengkomunikasikan langkah sedikit air agar debu tidak dibersihkan setelah
pekerjaan secara detail berterbangan konstruksi selesai
2. Menutup pintu, jendela dan 2. Udara didalam gedung yang 2. MMengalirkan air di area
ventilasi yang tidak digunakan dilakukan renovasi akan konstruksi dan
untuk menghindari debu disirkulasikan keluar secara sekitarnya sebelum
3. Menutup lokasi proyek dengan
berkala dengan sistem HEPA ditempati
pembatas minimal 2 lapis atau 3. MMengecek ulang suhu
Filter
menggunakan papan hingga 3. Ada sumber listrik alternatif sebelum ditempati
4. JJangan melepas
langit - langit sehingga yang dapat digunakan apabila
penghalang debu
menghindari kontaminasi debu terjadi listrik mati
4. Menyediakan filtrasi pada local 4. Kontraktor wajib mengirimkan terlebih dahulu sebelum
exhaust lembar kerja ICRA, daftar pekerjaan proyek selesai
5. Membuat isolasi system HVAC
kontrol dan kontak informasi dan dilakukan
di area konstruksi untuk
di tempat kerja pembersihan area
mencegah kontaminasi pada 5. Mempertahankan tekanan
proyek secara
system salurannya udara negatif di tempat kerja
menyeluruh dan siap
6. memasang unit udara negative
minimal 0,01 "WG
untuk digunakan.
portable, yang harus 6. Ketika mengangkut material
5. MMeninjau ulang
dioperasikan selama masa dan sampah sisa
kondisi area proyek
konstruksi pembangunan menggunakan
dengan Tim PPI sebelum
7. memperhatikan akses untuk
container yang tertutup
melepas pengahalang
pekerja proyek dengan 7. Akses keluar masuk pekerja
debu
material dan sisa bebas dari puing – puing
6. MMelepaskan
pembongkaran, sebaiknya bangunan
penghalang debu
8. Frekuensi penggantian filter
dibedakan
dengan hati – hati untuk
8. Membedakan akses antara udara ditingkatkan
9. Pintu keluar masuk proyek meminimalkan debu dan
pekerja proyek dengan pasien
selalu tertutup kotoran dari pekerjaan
dan pekerja rumah sakit
10. Segera menutup kembali
9. Memberi tanda petunjuk / konstruksi
plafon atau langit – langit
peringatan yang jelas
10. Rute transportasi barang setelah dilakukan
bersih tidak dekat dengan pembongkaran
11. Bagian kebersihan, harus
material yang terkontaminasi
11. Terdapat anteroom melakukan pembersihan lebih
sering disekitar area yang
berdekatandengan area
konstruksi
12. Membersihkan sampah sisa
konstruksi sebelum
KELAS IV(Tambahan dari kelas I, II dan III)

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Selesai

1. Memberikan fasilitas anteroom


dan meminta untuk setaip
pekerja yang masuk dan keluar
area proyek melewati anteroom.
Anteroom tersebut berguna
untuk sebagai ruang antara area
proyek dengan area non proyek,
atau daerah sekitar proyek
2. Pekerja konstruksi akan
membersihkan area anteroom
sebelum pekerjaan konstruksi
diserah terimakan ke pihak rumah
sakit
3. Pekerja menggunakan apron atau
baju khusus ketika memasuki
area proyek dan melepasnya
ketika menggialkan area proyek
4. Setiap pekerja yang masuk area
proyek wajib menggunakan
penutup sepatu.

c. Kerusakan Utilitas dan Dampak

Selama kegiatan proyek adalah salah satu dari kemungkinan berikut yang akan terganggu atau terkena
dampak di area manapun di luar area kerja?

Ya Tdk NA
   Ketersediaan Air Water Supply

   Saluran Irigasi

   Sistem drainase atap

   Ketersediaan listrik

   Ketersediaan sumber listrik alternatif

   Sistem Ventilasi

   Oxygen

   Gas Medis

   Vakum Gas Medis

   Gas Medis Lainnya ; ____________________

 Room number that the sprinkler valve serving the area is located in:
_________________________________________________________________________

Apabila ada beberapa yang mengalami gangguan, mohon dijelaskan langkah – langkah yang harus
diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan tersebut

_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Tuliskan tindakan pencegahan yang akan dilakukan untuk memastikan bila terjadi gangguan yang tidak
diinginkan tidak terjadi

_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

d. Penilaian Kebisingan dan Getaran

Tuliskan setiap kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan / atau getaran yang cenderung
mengganggu:

Aktifitas :
_____________________________________________________________________________________
________________________________________________

Waktu dan Durasi : ___________________________________

e. Strategi Mitigasi:

_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Aktifitas:

_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Waktu dan Durasi : ________________________________________________________

Strategi Mitigasi:

_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________

Penilaian Lingkungan :

 Siapa yang bertanggungjawab setaip hari untuk kebersihan di area proyek ?


___________________________________________________________________

 Apakah setiap hari dilakukan pembersihan di lokasi proyek sebelum pekererjaan


selesai ? _____________________________________________________________
 Jika Iya, siapa yang bertanggungjawab akan hal tersebut ?
___________________________________________________________________
 Apakah ada kebutuhan khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan area proyek setiap
harinya ? ______________________________________________________
 Jika Iya, Apa saja daftar kebutuhan khusus tersebut ?
__________________________________________________________________________________

Tata laksana Pembangunan


1. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada Direktur
atau Pejabat yang ditunjuknya.
2. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau dikurangi terjadinya
kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerja dengan cara penyusunan jab safety
analisis (JSA) dari rincian kegiatan yang akan dilakukan antara pemberi kerja dan penerima kerja
serta penyusunan PCRA untuk melihat dampak bersama unit –unit terkait.
3. Sewaktu pekerjaan akan dimulai harus disertai dengan work permit / ijin kerja kepada pelaksana
dengan di tandatangani oleh semua pihak dan segera disusun suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja dan hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja.
4. Pelaksana pekerjaan wajib mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja meliputi usaha-usaha
pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan
pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan dan alat pelindung serta symbol atau
rambu-rambu.
5. Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada Direktur
atau Pejabat yang ditunjuknya.
6. Serah terima pekerjaan bila telah selesai harus diperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
para petugas dan pengguna serta aspek syariah dalam bangunan tersebut.
7. Pada penyusunan DED bangunan baru harus memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan
serta aspek syariah diantaranya :
a. Jalur penyelamatan dan fasilitas penanggulangan bila terjadi bencana.
b. Bahan bangunan yang akan digunakan harus tahan api.
c. Pemisahan gender atau jenis kelamin pada ruang perawatan.
d. Toilet sesuai dengan gender dan kapasitas yang memenuhi.
e. Penyediaan sarana ibadah bagi petugas, pasien dan pengunjung dan petugas kontruksi.
f. Penyediaan fasilitas ibadah pengganti apabila dilakukan pembokaran atau renovasi maupun
pembangunan baru.
g. Kepastian arah kiblat harus dilakukan dengan lembaga resmi atau berwenang.

Tata laksana Penyusunan PCRA


1. Komite K3,PPI dan unit terkait bertemu dengan pelaksana pekerjaan.
2. Pelaksana pekerjaan mengisi data data identitas dan lokasi pekerjaan.
3. Pelaksana pekerjaan memberikan informasi data tahapan kegiatan pekerjaan
4. Bersama-sama melakukan identifikasi bahaya/aspek dampak lingkungan dengan melihat 9
elemen penilaian yang harus dipertimbangkan.
5. Melakukan penilaian resiko tiap kegiatan menggunakan skala scoring angka dengan standart
yang telah disepakati bersama.
6. Menilai skala severity/tingkat kepaharan dampak dari kegiatan dengan melihat standart.
7. Menilai skala probability/kemungkinan dampak kegiatan itu terjadi dengan melihat standart.
8. Menilai resiko akhir dengan mengalikan probability dan severity.
9. Membuat langkah/jenis pengendaliannya berdasarkan 5 hirarkhi tahapan pengendalian.
10. Menghitung kembali nilai resiko setelah dilakukan upaya pengendalian mempunyai penurunan
sampai berapa besar.
11. Menentukan PIC/orang yang melakukan pengawasan terhadap upaya pengendalian yang
ditentukan.
12. Menentukan target waktu penyelesaian pengendalian.
13. Menentukan status/tipe kegiatan kontruksi.
14. Menentukan kelas kegiatan kontruksi.
15. Menentukan area-area yang terdampat pembangunan.
16. Menanadatanggi bersama form assessment penilaian resiko pembangunan.
17. Komite bersama unit terkait membuat laporan dan rekomendasi kepada manajemen terkait hal-
hal yang ahrus dipatuhi saat pelaksaaan pembangunan.

Tata laksana laporan dan rekomendasi


1. Komite K3 mengumpulkan berkas undangan, absensi dan notulensi pertemuan, kalau ada foto
pertemuan.
2. Komite membuat surat kepada manajemen terkait hasil pertemuan beserta rekomendasinya.
3. Komite menyerahkan kepada bagian tata usaha.
4. Tata usaha mendisposisikan kepada direktur bidang.
5. Direktur menerima disposisi.
6. Bila disetujui maka disposisi untuk ditindaklanjuti unit terkait.
7. Bila tidak maka surat diarsip bagian tatausaha.

L. Work permit
Suatu ijin kerja yang diberikan kepada pelaksana pekerjaan untuk dapat memulai pekerjaan dengan
memberikan syarat-syarat yang harus dipatuhi ketika pembangunan berlangsung.
Prosedur Ijin Kerja disusun dengan tujuan untuk memberi perlindungan bagi pekerja terhadap
kecelakaan dan atau kerusakan properti sebagai akibat suatu proses kerja yang mengandung resiko
tinggi.
Tatalaksana work permit

M. Pelaporan

BAB IV
DOKUMENTASI

Daftar Alat Pelindung Diri (APD)

ALAT PELINDUNG
DIRI TERHADAP PEKERJA
(APD)
HELM (SAFETY
HELMET) Pelindung kepala dari benda jatuh yang bisa mengenai kepala baik
secara langsung maupun tidak langsung

SEPATU Mencegah kaki dari benda tajam atau terjepit benda berat (misalnya
KESELAMATAN mencegah dari menginjak benda tajam atau kejatuhan alat) dan
(SAFETY SHOES) sengatan arus listrik

Melindungi tangan dari benda-benda tajam, goresan, bahan-bahan


SARUNG TANGAN kimia, benda panas/dingin, ataupun kontak arus listrik dan melindungi
dari cidera

Pelindung mata dari partikel-partikel kecil, debu, radiasi atau sinar yang
KACA MATA menyilaukan ketika bekerja
PENGAMAN

MASKER Penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara yang buruk (berdebu, beracun)
Melindungi mata atau muka dari percikan bahan kimia
PELINDUNG
WAJAH / PERISAI
MUKA
Pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising karena dapat
PELINDUNG DAN mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga, dipakai
PENUTUP TELINGA pada tingkat kebisingan 85 dBA ke atas
Form Penilaian PCRA

PRA-CONTRUCTION RISK ASSESSMENT (PCRA)


unit : Lokasi Pekerjaan : Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Jadwal Pekerjaan :
No Area-area Kegiatan Identifikasi Konsekuen Penilaian Resiko Langkah Jenis Setelah PIC Tanggal
bahaya/Aspe si/Dampak perbaika Pegendalia perbaikan Penyelesaia Status
k Lingkungan Lingkungan n n Risiko n
S P NR S P NR
1.
FORM PRE CONSTRUCTION RIISK ASSESSMENT (PCRA)
PADA PROSES PEMBONGKARAN, RENOVASI DAN
KONSTRUKSI / PEMBANGUNAN GEDUNG

I. IDENTITAS PEKERJAAN

Nama pekerjaan:
Waktu pelaksanaan: Konsultan perencana:
Jumlah Naker : Kontraktor pelaksana:
No. Dokumen : Konsultan pengawas:

II. HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT

Tipe konstruksi : A / B / C / D
(Konstruksi / Renovasi / Pembongkaran
Tingkat Risiko : rendah / sedang / tinggi / sangat tinggi
Kelas Pengendalian : I / II / III / IV
Persyaratan K3 pada saat proses pembongkaran, renovasi dan konstruksi / pembangunan
gedung:
1. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area perawatan di RS. Pagar dipasang setinggi
minimal 2m dengan bahan tahan lama
2. Terpasang rambu-rambu dan signase berupa:
a. Papan nama proyek
b.Simbol dan lambang K3
c. Tanda larangan merokok
d.Tanda area / daerah dengan akses terbatas
3. Lokasi proye, minimal mempunyai 2 akses utama keluar yang mudah teridentifikasi sebagai
jalur evakuasi dan pintu keluar masuk area proyek
4. Terdapat akses pasien sementara yang memadai selama proses konstruksi berlangsung
5. Area proyek harus menerapkan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)
6. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
7. Terdapat kamar mandi sementara untuk pekerja proyek
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifikasi (ID card/seragam) dan menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dan disediakan oleh kontraktor pelaksana
9. APD yang digunakan di lokasi proyek minimal helm proyek, ear plug, sepatu safety dan
sarung tangan
10. Kontraktor menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) yang siap digunakan di lokasi
proyek
11. Kontraktor menyediakan kotak P3K yang memadai dan siap digunakan (minimal tersedia
perban steril, iodin, antiseptik, plester, gunting)
12. Proyek diharapkan memiliki kegiatan rapat rutin dan safety talk/briefing untuk pekerja
13. Kontraktor memastikan keamanan sumber listrik yang digunakan dalam proses konstruksi
14. Area RS bebas dari asap rokok dan api
15. Pengukuran fisik pada area proyek dan lingkungan sekitar proyek sesuai dengan
persyaratan:
a. Kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB: 85 dB)
b.Getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan
pekerja tidak melebihi 4m/det2
c. Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh tidak
melebihi 0,5 m/det2
d.Kandungan debu maksimal di dalam udara area lokasi proyek dan lingkungan sekitarnya
tiidak melebihi 0,5 mg/m3
16. Pada proyek yang menggunakan B3 (bahan berbahaya dan beracun) harus melakukan
pengelolaan B3 sesuai dengan standard prosedur operasional sebagai berikut:
a. Tempat penyimpanan B3 harus terpisah dari bahan laindan dirancang sesuai
karakteristikB3
b.Tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi sistem tanggap darurat.
c. B3 yang disimpan harus memiliki MSDS (material safety data sheet)
d.B3 yang disimpan dapat diidentifikasi jenis dan karakteristiknya
e. Apabila kegiatan proyek memiliki limbah B3, maka tempat pembuangannya harus
terpisah dari limbah lain dan berkoordinasi dengan bagian sanitasi
f. Apabila proyek menggunakan B3 atau menghasilkan limbah B3 wajib melapor ke Tim K3
17. Kontraktor pelaksana melakukan sosialisasi pada seluruh pekerja proyek mengenai:
a. Prosedur evakuasi pada saat terjadi bencana
b.Lokasi APAR
c. Lokasi titik kumpul aman
d.Prosedur penanggulangan kebakaran
e. Kode-kode emergensi yang diterapkan RS:
Kode merah / red code: kebakaran
Kode biru / blue code: henti jantung
Kode kuning / yellow code: bencana interna
Kode coklat / brown code: bencana eksternal
Kode orange / orange code: evakuasi
Kode ungu / purple code: ancaman bom
Kode hitam / black code: ancaman personal / penculikan bayi
18. Bangunan yang direnovasi sesuai standard K3 antara lain:
a. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses keluar sebagai jalur evakuasi
b.Setiap pinyu harus mengarah/mengayun keluar
c. Kamar mandi sesuai dengan ketentuan, pintu harus mengarah/mengayun keluar,
menggunakan kunci K3 terdapat handrail dan dilengkapi dengan nurse call
d.Setiap stop kontak dilengkapi dengan proteksi (child protection) minimal di area anak-
anak
e. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran seperti instalasi fire alarm,
smoke detector, hydran, sprinkler
f. Instalasi gas medis mudah teridentifikasi, terdapat penandaan pada valve dan box panel
harus terdapat sistem penguncian
19. Kontraktor wajib melaporkan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja ke Tim
K3 RS
Pihak pelaksana Pihak Pengawas Pihak Perencana Ka. Tim K3RS

............................ ............................. ............................. .......................

CHECKLIST INSPEKSI K3 PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG

PRE CONSTRUCTION

No. Obyek Ya Tdk NA Keterangan


1. Kontraktor pelaksana telah melapor kepada
depnaker sesuai pasal 2 Per 01/Men/1980
2. Kontraktor memiliki data lengkap setiap pekerja
serta sistem kerjanya
3. Semua pekerja harian lepas/borongan telah
mendapat perlindungan jaminan kesehatan (pada
pekerjaan dengan jangka waktu 6 bl)
4. Proyek mempunyai petugas K3 yang bersertifikat
5. Setiap bangunan mempunyai minimal 2 akses
keluar utama sebagai jalur evakuasi
Setiap pintu harus mengayun kearah luar
6. Setiap pintu harus mengayun keluar
7. Pada saat pintu dibuka harus menyisihkan ruang
tudak terhalangi minimal ½ lebar koridor
8. Pintu tangga darurat dapat tertutup rapat
(dengan door closer, arah ayun menuju tangga
darurat
9. Kamar mandi dilengkapi dengan:
 Pintu ke arah luar
 Menggunakan kunci K3
 Hand rail
 Nurse call
10. Stop contact dilengkapi dengan proteksi (child
protection)
11. Bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi
kebakaran:
 Instalasi fire alarm
 Instalasi smoke detector
 Sprinkler
 Hydran gedung/luar gedung
12. Lain-lain

CHECKLIST INSPEKSI K3PADA RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG

CONSTRUCTION

No. Obyek Ya Tdk NA Keterangan


1. Semua pekerja harian lepas/borongan telah
mendapat perlindungan jaminan kesehatan (pada
pekerjaan dengan jangka waktu 6 bl)
2. Proyek mempunyai petugas K3 yang bersertifikat
3. Proyek memiliki kegiatan-kegiatan:
Rapat rutin
Safety talk/briefing
4. Terdapat ruang pertemuan di lokasi proyek
5. Terdapat pagar pembatas proyek dengan area RS.
Pagar berupa seng/bahan lain yang tahan lama,
aman dan mampu menghalangi debu/material
proyek. Dipasang tinggi minimal 2m
6. Terdapat jalan dan pintu keluar masuk proyek
yang jelas dan tidak terhalang
7. Terpasang rambu-rambu dan signage sebagai
berikut:
Papan nama proyek
Simbol dan lambang K3
Tanda larangan merokok
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
8. Pekerja konstruksi dapat teridentifiikasi
9. Area proyek bersih, tertata dan tidak
menghalangi proyek yang jelas dan tidak
terhalang akses pekerja
10. Area proyek dan RS bebas dari asap dan puntung
rokok
11. Kontraktor menyediakan APD sesuai jenis
pekerjaan dan jumlah pekerja
12. Pekerja menggunakan APD sesuia jenis
pekerjaannya
13. Kontraktor pelaksana menyediakan APAR yang
siap digunakan di lokasi proyek
14. Kebisingan tidak melebihi nilai ambang batas
(NAB) yang berlaku (85 dB)
15. Tersedia kotak P3K yang memadai dan siap pakai.
Minimal tersedia perban steril, iodin, antiseptik,
plester, gunting.
16. Bahan berbahya dan beracun (B3) yang
digunakan di proyek disimpan secara terpisah dan
digunakan sesuai MSDS
17. Pelaksana memberikan laporan tentang kegiatan
K3 di konstruksi
18. Lain-lain

FORM EVALUASI RENOVASI DAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG

Evaluasi

Saran-saran: Target Penyelesaian:

Disetujui Tanggal pemeriksaan


Pihak proyek (Kontraktor) Diperiksa oleh: K3 RS......................

Nama:______________________ Nama:_________________________
Form Work Permit/ ijin kerja

URAIAN PEKERJAAN

Tanggal permintaaan: 25
Nama kontraktor: Bakrie Nama pemohon: Hendro
Februari 2016

Area: Gedung D Gedung: Eks OK jamkesmas Tag perlengkapan: Scalfolding, pagar pembatas

Lama kerja: 2 tahun Tanggal dan jam mulai: 25 Februari 2016 Tanggal dan jam selesai (perkiraan):

Sifat pekerjaan:Perombakan dan pembokaran

Jumlah pekerja intervener : 4 orang Nama penanggung jawab intervensi: Willy

Nama dan nama keluarga pekerja intervener:

Jika YA Kemudian lihat terpasang ISOLASI SERTIFIKAT


menyebutkan semua referensi dan rincian. Formulir ini
PERALATAN YANG HARUS DIKUNCI YA TIDAK
harus ditandatangani oleh penanggungjawab LOTO dan
pengawas sebelum menandatangan iIjin Kerja.

AKTIVITAS TAMBAHAN YA TIDAK

Jika resiko dari aktivitas tambahan dengan departemen atau perusahaan lain, menunjukkan tindakan keselamatan tambahan atau melampirkan
dokumen yang menentukan langkah-langkah:

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO

Jatuh dari tingkat sama Pengangkatan beban Terbakar (kimia / kimia) Radiasi ion

Jatuh dari ketinggian Kelistrikan (arus dan / atau statis) Kerja dibawah permukaan Pneumatik
(peralatan,
Benda jatuh Biologis Api dan bunga api energi, ...)

Bagian bergerak Kebisingan ATEX (ledakan) Suhuekstrim

Penghancuran Penggalian Tekanan (uap / hidrolik / peralatan) Polusi air

Sesak napas (CO / N2 /…) Sirkulasi (tabrakan dengan mobil) Kimia (bekerjadenganataudekatproduk) Polusiudara

Keracunan (H2S / Cl2 / O3 /.) Kabel atau pipa (tertanam/ tergantung) Polusitanah

Lainnya:

MATERIAL DIBUTUHKAN UNTUK KERJA

Truck (> 3,5 t)


Hand tools
Blowtorch Individual rolling platform Energy:
Alatpengangkat: bebanmaks=
Peralatan (elektrik /
Welding machine Mobile platform (nacelle) Fluid:
pneumatik)
Beratbeban:
Scaffolding High Pressure Cleaner Other:
Kompresor
Ketahanan sling/kabel:

IJIN KHUSUS UNTUK MELAKUKAN YA TIDAK


Bekerja di
Fire Permit / hotspots Excavation permits Entry Permit / confined spaces
ketinggian

Radiography
ATEX area Underwater works Lockouts (electric / mechanical / hydraulic)
permit
PERALATAN PENCEGAHAN DAN PELINDUNG Peralatan ‘‘wajib’’

Ventilasipaksa

Inerting………
Lampu ATEX ……
Pakaian pelindung panas
Helmet
Full face maskdgncartridge
Very low voltage lighting Life jacket
Pakaian pelindung kimia
Safety shoes
Breathing apparatus
APAR Rambu-rambu
Sepatu-rompi anti air/waders
Safety glass situs konstruksi
Self rescuer apparatus
Penyebaran air berkelanjutan
Safety boots
PPA Screen / Cover
Pelindungtelinga
System of alarm/alert
Sepatu boot kimia
Rompi Peralatan untuk
Sarungtangan kulit handling
Talkie-walkie kerja kelistrikan
Safety harness
KacamataUV
Sarungtangan resiko kimia
Kontak Ruang kontrol Tanda situs
Gas detector
Face shield konstruksi
Sarungtangan resiko biologi
Penutu panjalan (siang/malam)
Tripod / hoist
Face shield Las
Sarungtangan resiko panas
komunikasi proteksi pekerja Penjaga luar
Stop fall
Masker debu tunggal permanen
Pakaian pelindung debu
(P1/P2/P3)
Lifeline
Material ATEX Kehadiran safety
officer

lainnya:

TINDAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PengelolaanLimbah Pengelolaanketidaknormalan(straining, kebocoran ...)

Pengumpul limbah tersedia di situsLokasi:______________ Adanya penyerap (peralatan antipolusi) Shutter (pemutus)

Pemulihan limbah oleh subkontraktor Adanya tangki retensi lainnya:

Lainnya: Straining bins

Nama: Hendro Nama: Willy Nama: Ir.Sumirin Nama:

Perusahaan: Bakrie Perusahaan: Bakrie Perusahaan: YBWSA Perusahaan:

Tanggal: 25 Februari 2016 Tanggal: 25 Februari 2016 Tanggal: Tanggal: Jam:


Jam: 10.00 WIB Jam: 10.00 WIB
Jam: Tandatangan:
Tandatangan: Tandatangan:
Tandatangan:

PEMBARUAN IZIN KERJA * itu mengingat bahwa menit stop (intervensi control keselamatan) harus diperhatikan
sebelum mulai bekerja

Tanggal pertama: Tahun 2 Tahun 3 tahun 4 Tahun 5 Tahun 6

Tandatangan Bertanggung jawab atas Intervensi/

Tandatangan Manager installation /

AKHIR KERJA

Bertanggung jawab atas Intervensi Pemohon izin kerja Manager Installation Stakeholder

Pekerjaan selesai? YA TIDAK Ijin ditutup. Pekerjaanselesai? YA Nama:


TIDAK
Semua orang di bawah perintah saya Nama: Department:
meninggalkan zona kerja. Tempat dirapikan, Pekerjaan diterima dan saya
dibersihkan dan limbah dievakuasi. Perlindungan Perusahaan: secara pribadi memeriksa Saya
mencatat
kolektif diletakkan kembali pada tempatnya. Tanggal: status area kerja penutupan iiin
dan reklamasi
Nama: Perusahaan: Jam: Nama: area kerja
Perusahaan:
Tanggal: Jam: Tandatangan : Tanggal:
Tanggal: Jam: Jam:
Tandatangan:
Tandatangan : Tandatangan:

Form checklist Pemantauan bangunan

Bulan : ……………………….

Uraian

Bofen/kaca KM
Atap/Genteng

No Tanggal Ruangan Ket.

Keramik KM
Dinding KM

Bak Air KM
Pintu KM
Keramik
Dinding

Plafond

Jendela
Pintu
Ket. :
V : Baik
X : Tidak baik

Mengetahui, Semarang, …………………………..


Ka. IPSRS Petugas :

1. ………………. ……………….

………………………..
2. ……………….. ……………….

Form Laporan Hasil Pemantauan bangunan

LAPORAN HASIL SUPERVISI KONSTRUKSI BANGUNAN


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Bulan :

No Tanggal Ruangan Uraian Ket.


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Mengetahui, Semarang,
Ka. IPSRS Petugas : TTD

1. …………………….

............................................... 2. …………………….

BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan bangunan ini kami buat sebagai peganggan dalam melaksanakan pekerjaan dalam
sehari-hari, apabila terdapat kekurangan kita minta masukkan dan perbaikan semoga kedepan akan lebih
baik dalam pemeliharaan bangunan agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh
penghuni gedung.

Semarang, 19 Juni 2018

Bejo Utomo,SKM
Kainst Sarpras

Anda mungkin juga menyukai