Anda di halaman 1dari 7

Lampiran Surat Keputusan Direktur

Rumah Sakit Umum Herna Tebing Tinggi


Nomor :
Tanggal 01 Januari 2016

KEBIJAKAN PELAYANAN KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


RUMAH SAKIT UMUM HERNA TEBING TINGGI

1. Untuk menjamin dan menjaga keselamatan dan kesehatan pasien, keluarga, pengunjung,
dan karyawan rumah sakit, maka dibentuk Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (Tim K3 RS).
2. Tim K3 diketuai oleh ahli K3RS atau minimal pendidikan S1 bidang kesehatan yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur
3. Tim K3 bertugas mengkoordinasi program dengan satuan kerja terkait keselamatan dan
keamanan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program serta melakukan pencatatan dan
pelaporan kegiatan
4. Program kerja Tim K3 mencakup :
4.1 Keselamatan; Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman dan
peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, keluarga
pengunjung dan staf
4.2 Keamanan; Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
4.3 Bahan berbahaya; Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan
bahan berbahaya, lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang
secara aman
4.4 Manajemen emergensi; Tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan
emergensi direncanakan dan efektif
4.5 Pengamanan kebakaran; Properti dan penghuninya terlindungi dari kebakaran dan
asap
4.6 Peralatan medis; Peralatan dimonitor, dipelihara, dikalibrasi dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi resiko.
4.7 Sistem utilitas; Listrik, air dan sistem pendukung lainnya dimonitor, dipelihara dan
dievaluasi untuk meminimalkan resiko kegagalan pengoperasian
4.8 Pendidikan dan Pelatihan K3
4.9 Pengumpulan, Pengolahan, Pelaporan Data dan evaluasi

5. Rumah Sakit memperhatikan kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung dan petugas
dengan menetapkan sistem tanggap darurat bencana :
5.1. Menyediakan sarana komunikasi internal dan eksternal meliputi : telepon, HT, nurse
call.
5.2. Memfasilitasi kemudahan sistem komunikasi dengan sambungan langsung tanpa
melalui operator pada beberapa bagian khusus seperti Tempat Pendaftaran Pasien
(TPP) dan Instalasi Gawat Darurat (IGD).
5.3. Membentuk organisasi/tim penanggulangan bencana internal & eksternal, serta tim
pencegahan dan penanggulangan kebakaran
5.4. Mempunyai program dan pedoman penanggulangan bencana internal & eksternal,
termasuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
5.5. Memantau tempat-tempat beresiko dan berbahaya
5.6. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat bencana, termasuk sarana
pencegahan dan penanggulangan bencana dan kebakaran.
5.7. Memelihara semua sarana, prasarana dan peralatan tanggap darurat bencana.
5.8. Memfasilitasi kemudahan evakuasi saat terjadi bencana dengan memberikan rambu-
rambu arah dan tanda-tanda keselamatan yang jelas
5.9. Memastikan seluruh petugas mengerti dan memahami sistem tanggap darurat
bencana
6. Rumah Sakit memperhatikan kesehatan dan keselamatan karyawan, dengan mengadakan
pemeriksaan kesehatan :
6.1 Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum calon tenaga
kerja diterima untuk melakukan pekerjaan, yang ditujukan agar tenaga kerja yang
diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi – tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerjanya dan cocok untuk pekerjaan
yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat terjamin.
6.2 Pemeriksaan kesehatan berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja
yang dilakukan oleh dokter, yang dimaksudkan untuk mempertahankan derajat
kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
6.3 Pemeriksaan kesehatan khusus
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu, yang dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau jenis tenaga kerja tertentu.
7. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku
didalam RSU. Herna Tebing Tinggi :
7.1. Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja diatur oleh Bagian Personalia, yang meliputi
pemeriksaan mental, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Laboratorium, pemeriksaan
radiologi
7.2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala dilakukan setiap tahun, sesuai dengan program kerja
yang telah direncanakan
7.3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang
dibuat berdasarkan aturan Pemerintah yang berlaku
7.4. Pemeriksaan Kesehatan karyawan dilakukan oleh Dokter yang telah ditunjuk oleh
Direktur RSU. Herna Tebing Tinggi
7.5. Setiap karyawan RSU. Herna Tebing Tinggi wajib ikut serta dalam pemeriksaan
kesehatan yang telah ditentukan.
8. Rumah sakit memperhatikan kesehatan dan keselamatan karyawan dengan :
8.1. Memberikan perlindungan spesifik melalui vaksinasi kepada karyawan sebelum
ditempatkan pada bagian yang beresiko terjadi penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksinasi
8.2. Memberikan akses pengobatan, perawatan serta rehabilitasi bagi seluruh karyawan
8.3. Memberikan akses penanganan/pengobatan bagi karyawan terpajan
8.4. Memberikan makanan dan minuman bergizi :
a. Penyediaan air minum yang cukup disemua lokasi kerja
b. Makanan ringan bagi seluruh petugas shift pagi dan siang
c. Makanan tambahan bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih
d. Makanan dan minuman tambahan bagi petugas shift malam
e. Makanan dan minuman tambahan bagi petugas radiologi, laboratorium, IPAL
8.5. Menyediakan peralatan Keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD)
8.6. Menyiapkan bel/sirine yang dapat dibunyikan ketika ada bencana.
9. Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan larangan merokok
9.1. Kawasan Tanpa Rokok dimulai dari pintu gerbang masuk sampai pintu gerbang keluar
rumah sakit yang meliputi ruang : rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
operasi/tindakan, radiologi, laboratorium, farmasi, kantor dan administrasi,
pendidikan dan latihan, tunggu, dapur, laundry, bengkel, taman, parkiran,
pengelolahan sampah, dsbnya,
9.2. Larangan merokok ini disebarluaskan agar diketahui dan berlaku bagi seluruh pasien,
keluarga, staf dan pengunjung rumah sakit
9.3. Rumah sakit memberlakukan sanksi bagi karyawan yang melanggar ketentuan
Kawasan Tanpa Rokok yang dituangkan dalam peraturan kepegawaian
9.4. Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok diawasi oleh Satuan
Pengamanan/Kabid/Karu/Koordinator dan seluruh staf yang bekerja di Rumah Sakit
10. Rumah Sakit mengindentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan limbahnya sesuai rencana. Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya
tersebut meliputi bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah radiologi, gas dan uap
berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain sesuai ketentuan :
10.1. Pengadaan jasa, bahan beracun dan berbahaya harus dibuat ketentuan tertulis yang
mengacu pada standar MSDS.
10.2. Setiap kontrak pengadaan jasa, bahan beracun dan berbahaya harus menyertakan
MSDS
10.3. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan beracun dan berbahaya harus
berdasarkan MSDS dan ketentuan yang berlaku
10.4. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya
10.5. Pembuangan limbah berbahaya yang benar
10.6. Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada
tumpahan atau paparan
10.7. Pendokumentasi, meliputi setiap izin dan perizinan/ketentuan persyaratan lainnya
10.8. Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya
11. Rumah Sakit membina dan mengawasi lingkungan kerja dengan :
11.1. Menyiapkan lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomic
dan psikososial.
11.2. Memantau faktor-faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial secara rutin
dan berkala.
11.3. Memelihara, mengawasi sarana dan prasarana sanitasi, yang memenuhi syarat
meliputi:
11.3.1 Penyehatan makanan dan minuman
11.3.1.1 Penerimaan bahan makanan yaitu bahan makanan yang diterima
berkualitas baik diukur dengan uji organoleptik yang dilaksanakan
setiap hari oleh petugas lingkungan dan gizi.
11.3.1.2 Penyimpanan bahan makanan yaitu bahan makanan agar tidak
berubah kualitasnya dengan cara kontrol suhu yang dilaksanakan
setiap hari oleh petugas kesehatan lingkungan dan gizi
11.3.1.3 Penyimpanan peralatan yaitu menjaga kebersihan alat dimana alat
mengering secara alami dan disimpan ditempat tertutup bebas
dari serangga dan tikus yang dilaksanakan setiap hari oleh
petugas gizi RSU. Herna Tebing Tinggi
11.3.1.4 Pencucian yaitu bahan makanan terbebas dari mikroorganisme
pathogen dimana bahan makanan dicuci dengan air yang
mengalir. Pencucian alat pengolahan makanan yaitu menggunakan
air panas (suhu 820C). Untuk merendam panci atau alat masak
lainnya selama 2 (dua) menit atau dengan air bersuhu 100 0C
selama 1 (satu) menit yang dilaksanakan setiap hari oleh petugas
gizi RSU. Herna Tebing Tinggi
11.3.1.5 Peracikan/pengolahan, penyajian makanan yaitu tidak terjadi
Cross Infection dan makanan racikan bersih, petugas penjamah
bebas dari penyakit infeksi, penyakit kulit, bisul, luka terbuka,
tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek, bebas
kosmetik, perilaku hygienis, pakaian kerja dalam keadaan bersih,
rambut pendek dan tubuh bebas dari perhiasan yang dilaksanakan
setiap hari oleh petugas gizi RSU. Herna Tebing Tinggi
11.3.1.6 Jadwal Pemberian Makan Pasien
Pemberian makan pasien dilakukan pada
- pukul 06.30-07.00 (makan pagi)
- pukul 10.00-10.30 (snack)
- pukul 11.30-12.00 (makan siang)
- pukul 17.00-17.30 (makan malam)
11.3.2 Penyehatan air
Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan dengan mengirim sampel ke
laboratorium BLH secara rutin 6 (enam) bulan sekali oleh petugas kesehatan
lingkungan RSU. Herna Tebing Tinggi
11.3.3 Penyehatan tempat pencucian
Suhu air panas untuk pencucian 700C dalam waktu 25 menit atau 950C dalam
waktu 10 menit, penggunaan jenis detergen dan desinfektan untuk proses
pencucian yang ramah lingkungan, agar limbah cair yang dihasilkan mudah
terurai oleh lingkungan. Tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan
aliran yang memadai. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah yang
dialirkan ke IPAL. Laundry harus disediakan ruang–ruang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu : Ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk
perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, kamar mandi petugas
yang bertugas dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian
kerja khusus alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan
berkala
11.3.4 Penanganan sampah dan limbah
11.3.4.1 Pengelolaan sampah non medis/domestik
Memelihara kebersihan dan mencegah pencemaran dan
timbulnya penyakit dengan cara pemisahan, pengumpulan,
pengangkutan, pembuangan dan pengawasan yang dilakukan oleh
petugas–petugas ruangan/perawat, kesehatan lingkungan. Wadah
sampah yang digunakan adalah kantong plastik hitam.
11.3.4.2 Sampah medis
Dilakukan dengan pemisahan/pengumpulan, dan pengangkutan
ke TPS untuk dilakukan pembakaran di incinerator, hal ini untuk
mencegah terjadinya infeksi nasokomial, mencegah terjadinya
pencemaran dan timbulnya vector. Dilaksanakan oleh petugas
ruangan dan kesehatan lingkungan setiap hari. Wadah sampah
yang digunakan adalah kuat, anti bocor, dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning
11.3.4.3 Sampah medis farmasi
Dilakukan untuk mencegah pemakaian obat kadaluarsa dan
mencegah terjadinya pencemaran dengan cara mengembalikan
obat kadaluarsa tersebut kepada distributor yang dilaksanakan
oleh petugas farmasi dan kesehatan lingkungan setiap hari sesuai
permintaan farmasi
11.3.4.4 Pengelolaan limbah cair Rumah Sakit
Pengolahan air limbah Rumah Sakit dilakukan secara terpadu pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSU. Herna Tebing Tinggi
yang dilaksanakan setiap hari oleh petugas IPAL RS.
11.3.4.5 Jadwal Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis
Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis dilakukan setiap hari
setiap pukul 14.00 WIB. Sampah medis dibuang ke TPS (Tempat
Penampungan Sementara) sementara sampah non medis dibuang
ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
11.3.5 Pengendalian serangga dan tikus
Dilaksanakan untuk menanggulangi permasalahan serangga dan binatang
pengganggu yang ada di RSU. Herna Tebing Tinggi
11.3.6 Sterilisasi dan desinfeksi
Dilakukan oleh unit CSSD pada ruang yang diperlukan steril.
11.3.7 Perlindungan radiasi
Dilaksanakan oleh bagian radiologi dengan memakai alat pelindung diri pada
setiap melakukan kegiatan
11.3.8 Upaya penyuluhan penyehatan lingkungan

12. Rumah Sakit berupaya membagi dan mengawasi area untuk Managemen Resiko (Risk
Assesment) yang meliputi :
11.1. Zona I untuk area Instalasi Gawat Darurat, Rekam Medis, Farmasi, Kantor

Administrasi, Radiologi, Poli Rawat Jalan


12.2 Zona II untuk area Kamar Operasi, Recovery Room, Perinatology, Kebidanan, Gudang
Obat, Administrasi BPJS
12.3 Zona III untuk area Rawat Inap, Laundry, Instalasi Gizi, Kamar Jenazah, Maintenance,
Asrama
13. Rumah Sakit memberi skala prioritas untuk menggukur resiko bahaya dalam manajemen
resiko dengan menggunakan matrik tingkat resiko :
13.1 Nilai resiko > 12 (High) : Tidak dapat diterima
13.2 Nilai resiko 3-11(Medium): Harus dilakukan pengendalian tambahan untuk
menurunkan tingkat resiko
13.3 Nilai resiko 1-2 (Low) : Tidak perlu pengendalian tambahan

Anda mungkin juga menyukai