Anda di halaman 1dari 9

MENGAMATI GEDUNG KAMPUS UNIKOM BARU

MATA KULIAH : PRANATA BANGUNAN


DOSEN : DR. ANDI HARAPAN

DISUSUN OLEH :
SITI SEPTI NURAENI
10413024
SITI MUTMAINAH S
10413028

FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
2013

ANALISA GEDUNG BARU UNIKOM


Bangunan kampung UNIKOM merupakan bangunan baru tingkat tinggi 16 lantai,
pada bangunan tingkat tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yang tinggi juga untuk
mendukung menciptakan kenyamanan tinggi bagi pengguna, salah satunya adalah
sistem utilitas dan peraturan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada.
Menjadikan satu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya
unsur-unsur kenyamanan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas
dalam pembangunan.

Sistem bangunan tinkat tinggi

Gedung kampus UNIKOM baru

1. Sistem keselamatan pada bangunan


a. Sarana proteksi pasif
Membatasi bahan-bahan mudah
terbakar
Struktur tahan api dan batu bata
gips, kaca tahan api dan beton.
Penyedian sarana efakuasi untuk
penghuni berupa tangga darurat
Penyediaan kelengkapan
penunjang efakuasi
Kondiri halaman bangunan dan
akses pemadam kebakaran
Akses dan penyedia sarana
evakuasi
Jarak bangunan /space

tangga darurat hanya terdapat disebelah


kiri Lift didekat tangga yg menghubungkan
gedung baru dan gedung lama unikom.

Di pintu tangga darurat terdapat tanda jalur


evakuasi

Pada bagian depan bangunan terdapat


RTH yang dimana pada setiap bangunan
gedung di Bandung harus memiliki RTH

b. Sarana proteksi aktif


Sistem deteksi dan alarn
kebakaran berdasarkan SNI
03-3985-2000 pasal 4.2
klasifikasi detector kebakaran
otomatik diklasifikasikan
sesuai jenisnya seperti:
1. Detector panas
2. Detector asap
3. Detectore nyala api
4. Detectore gas kebakaran
5. Detector kebakaran
lainnya.
Alat pemadam api ringan
(APAR) :
Spinkle system
Hydrant
Hose-reel

terdapat hydrant si
setiap sudut
bangunan, terdapat
4 hydrant di setiap
lantai
Terdapat beberapa
detector yang
ditanam di gedung
baru ini, antar lain
detector asap, dan
kebakaran.

Terdapat pula Spinkle system yang bekerja


otomatis apabila sudah terdeteksi adanya
api didalam gedung.

2. Sistem kenyamanan pada bangunan

a. Perancangan plambing dan


sanitasi
Sistem penyediaan air bersih dan
sistem pembuangan air kotor
yang saling berkaitan serta
merupakan panduan yang
memenuhi syarat, dan berupa
peraturan dan perundangan,
pedoman pelaksanaan, standar
tentang peralatan dan
instalasinya.
Sanitasi berhubungan langsung
dengan beberapa aspek:
1. Kesehatan
2. Penggunaan air
3. Penggunaan dan pengolahan air
limbah

Shaf air atau


plambing
terdapat di
dalam toilet tang
tersusun
dengan rapi.

pada sanitasi di bangunan ini bersih dan


rapi sehingga memberikan kenyamanan
bagi penggunanya,

a.

Perancangan
pengudaraan/penghawaan
Pada iklim tropis dengan
udaranya yang panas dan
kelembapan
udaranya
yang
tinggi, maka diperlukan usaha
untuk mendapatkan udara segar
dari aliran udara alam maupun
buatan.
Perencanaan
atau
penghawaan
adalah
perencanaan
untuk
mendapatkan aliran udara yang
penghawaan alami di gedung ini cukup
tepat
untuk
ruangan
serta
minim, hanya dengan menggandalkan
pengontrolnya.
jendela-jendela yang tersebar di sekitar
tangga dan koridor saja.

pada bagian ruangan kelas penghawaan


yang digunakan sebagan besar
menggunakan AC Central.

b. Perencanaan
penerangan/pencahayaan
Pada perencanaan
penerangan dan pencahayaan
gedung dimaksudkan agar bangunan
tersebut mendapat pencahayaan dan
penerangan yang baik pada siang
hari maupun pada malam hari.
Pemanfaatan pencahayaan
digunakan sumber alami dan telah
diatur berdasarkan SNI 03-23962001 tentang tata cara perancangan
sistem pencahayaan alami pada
bangunan .
Selain itu dalam perencanaan
penerangan atau pencahayaan
buatan pada bangunan gedung.

gedung baru ini sebagian besar


menggunakan material Kac, sehingga
pencahayaan yang masuk kedalam
ruangan cukup denagn pencahayaan
alami. Namun pada bagian ruangan yang
lebih dalam tetap harus menggunakan
bantuan dari pencahayaan buatan seperti
Lampu.

4. Sistem Keamanan pada bangunan

Sistem keamanan pada gedung


merupakan standarisasi yang harus
diterapkan sebagai fasilitas
keamanan dan kenyamanan pemakai
gedung. Kebutuhan keamanan dapat
dipenuhi salah satunya dengan
menggunakan Closed Circuit
Television (CCTV).
a. Perencanaan
CCTV dan sekuriti
sistem
CCTV (closed circuit television)
terdapat cctv di setiap lantai bangunan,
berfungsi untuk memonitor suatu
namun pada peletakkannya tidak
ruangan melalui layar televisi atau
diletakkan di sudut atau tersembunyi
monitor, yang di pasang di setiap sudut
ruangan.

4. Sistem kemudahan pada bangunan

Dalam gedung
baru unikom ini
terdapat 5 buah
Lift, 2 yang
digunakan untuk
mahasiswa dan
umum, 1 untuk
dosen & staff, 1
untuk barang dan
1 Lift khusus
Rektor.
Lift mahasiswa

a. Perancangan transfortasi dalam


bangunan

dapat menampung
untuk 21 orang
dengan berat
maksimal 1600kg

Alat transfortasi mempunyai sifat


berdasarkan arah geraknya sebagai
alat angkut dalam bentuk vertikal
berupa elevator, arah horizontal
berupa konveyor, arah digital berupa
eskalator.
Terdapat pula 4
tangga pada
bangunan ini, 1
tangga didepan
lobby, 1 tangga
yang
menghubungkan
gedung baru dan
gedung lama
unikom, dan 2
tangga yang
diggunakan
mahasiswa
apabila Lift
penuh.

Anda mungkin juga menyukai