Anda di halaman 1dari 12

LITERATUR REVIEW: PENGARUH TATA RUANG KANTOR

(OFFICE LAYOUT) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI


PERUSAHAAN
Produktivitas suatu perusahaan berkaitan erat dengan kinerja karyawan, dimana
kinerja karyawan sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan, hal ini tidak
lepas dari seberapa mampu perusahaan membuat kondisi kerja terutama tata letak kantor ini
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Tata ruang kantor atau (Office Layout) adalah salah satu penunjang sistem kerja yang
harus diperhatikan dalam perkantoran. Di Indonesia, banyak sekali terdapat perkantoran
dengan skala produktivitas yang besar, menengah maupun kecil dengan memiliki sistem tata
ruang yang sangat bervariasi, dimana masing-masing sistem saling berhubungan dalam
menunjang proses kerja.
Perusahaan harus mampu memfasilitasi karyawannya agar kinerjanya sesuai dengan
yang diharapkan oleh perusahaan, seperti tata letak yang mendukung secara tidak langsung
akan memberikan dampak positif terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil kinerja karyawan
yang baik maka akan memberikan kontribusi yang baik juga terhadap keberlangsungan
kegiatan dan produktivitas perusahaan kedepannya dari segi produksi ataupun organisasi.
Kondisi tata ruang kantor dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil kerja
karyawan disuatu perusahaan yang nantinya akan memberikan dampak tersendiri pada
perusahaan tersebut, seperti hal kenyamanan karyawan yang akan berpengaruh terhadap
kinerjanya, ruangan yang nyaman dan kondusif untuk karyawan, waktu tempuh antar rantai
pekerjaan yang efektif atau pun kondisi lingkungan disekitarnya.
Kantor yang menyenangkan adalah tempat yang tidak akan membosankan dan dapat
menambah gairah kerja terhadap pegawai dalam rangka mendukung peningkatan mutu
kegiatan perkantoran dan tercapainya tujuan organisasi, maka secara tidak langsung
suasana kantor sangat mendukung efektifitas kerja pegawai yang bekerja di kantor tersebut.
Oleh karena itu, setiap organisasi perlu menciptakan suasana kantor yang mendukung
kelancaran pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya terutama pada perusahaan
manufacture dimana banyaknya proses produksi yang bisa memberi dampak negatif terhadap
staf kantor, dan salah satunya dengan melakukan penataan ruang kantor yang baik
Hal ini dapat menjadi suatu permasalahan yang sulit dihindari apabila perusahaan
tidak segera merubah sistem dan menjadikannya lebih baik lagi agar dapat menunjang kinerja
karyawan. Dan tata ruang kantor yang baik dan efisien tidak tercipta dengan sendirinya,
melainkan hasil dari perencanan yang tepat dari seseorang atau tim yang bertanggungjawab
dalam merancang ruang kantor yang mendukung untuk proses yang berjalan terus dan
berkelanjutan mengikuti beragam kebutuhan dan tuntutan pekerjaan semua karyawan
KERANGKA DASAR TEORI
TATA RUANG KANTOR (OFFICE LAYOUT)
Istilah tata ruang kantor yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu Office Layout. Tata
ruang kantor adalah bisa dikatakan pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya di dalam
ruangan yang telah tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor, yang
di antaranya:
Menurut Ida Nuraida (2007 : 142), tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor beserta
alat-alat dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk
memberikan sarana bagi pegawai.

Hal diatas ini memaparkan bahwa segala bentuk perabotan beserta tata letaknya akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan, lalu selanjutnya menurut The Liang Gie
(2007 : 186), tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan
tentang penggunaan secara terperinci dari suatu ruang untuk menyiapkan suatu susunan yang
praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
dengan biaya yang layak.
Serta menurut Sedarmayanti (2009 : 125) menyebutkan bahwa tata ruang kantor adalah
pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot
kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa
dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja.
Tujuan tata ruang kantor
Adapun beberapa tujuan dari penataan ruang kantor sendiri adalah sebagai berikut:
1. Arus pekerjaan yang efektif.
2. Ruang yang luas, tetapi dipergunakan dengan baik.
3. Kesenangan dan rasa puas pegawai.
4. Memudahkan pengawasan.
5. Kesan yang baik bagi para langganan dan tamu.
6. Fleksibilitas yang besar untuk kebutuhan-kebutuhan yang berlainan.
7. Memberikan keamanan dan keleluasaan pribadi.
8. Memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras, gaduh, dan mengganggu dari pekerjaan
yang sunyi dan tidak mengganggu.
Prinsip-prinsip Tata Ruang Kantor
Untuk mencapai tujuan pokok tata ruang kantor, pemimpin-pemimpin kantor dapat
memberikan sumbangan yang besar kepada efisiensi pelaksanaan. Banyak bantuan berupa
pernyataan-pernyataan mengenai prinsip-prinsip demikian adalah pada penggunaannya
sebagai alat kontrol dalam hubungannya dengan situasi yang sesungguhnya.
Prinsip-prinsip tata ruang kantor adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan harus mengalir secara terus-menerus, sedapat-dapatnya dalam garis yang lurus.
b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang mempunyai fungsi-fungsi yang sama dan yang
berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi waktu bepergian.
c. Kelompok-kelompok pelayanan pusat seperti pusat-pusat stenografi dan ruang-ruang
arsip harus ditempatkan dekat dengan bagian-bagian dan pegawai-pegawai yang
menggunakannya.
d. Perkakas dan perlengkapan kantor harus diatur secara simetris dan dalam garis yang lurus
dengan penempatan beberapa meja dan kursi yang menyudut untuk pegawai-pegawai
yang mengadakan pengawasan.
e. Penambahan ruang harus cukup untuk kebutuhan pekerjaan dan kesenangan pegawai.
f. Perkakas dan perlengkapan dengan ukuran yang seragam memperbesar fleksibilitas dan
rupa yang lebih serasi.
g. Ruangan-ruangan harus cukup luas, sehingga orang-orang yang berjalan tidak menyentuh
bangku pegawai.
h. Pegawai-pegawai pada umumnya harus menghadap pada arah yang sama dan para
pengawas ditempatkan di belakang kelompok-kelompok pekerjaan.
i. Meja-meja harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa
menghadap pada sumber cahaya yang tidak disukai.
Asas-asas pokok tata ruang kantor

Menurut Muther dalam Sedarmayanti (2009 : 102), tata ruang kantor memiliki 4
(empat) asas pokok yang berguna bagi organisasi sebagai pedoman dalam penataan ruang
kantor.
1. Asas Rangkaian Kerja
Kriteria Tata ruang kantor yang baik adalah yang mampu menempatkan para pegawai
dan alat-alat kantornya menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan
peyelesaian pekerjaan yang saling bersangkutan.
2. Asas Jarak Terpendek
Suatu tata ruang kantor yang baik adalah yang memungkinkan proses penyelesaian
suatu pekerjaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin.
3. Asas Penggunaan Segenap Ruang
Tata ruang kantor yang baik adalah yang mampu mempergunakan sepenuhnya semua
ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar)
melainkan juga ruang yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi, tidak ada ruang
yang dibiarkan tidak terpakai atau menganggur.
4. Asas Perubahan Susunan Tempat Kerja
Tata ruang kantor nyang baik adalah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan
tidak terlampau sulit atau rumit dan tidak memakan biaya yang besar atau mahal.
Bentuk tata ruang kantor

Para ahli membagi tata ruang kantor secara garis besar kedalam 4(empat) bagian, yaitu :
1. Konsep tata ruang kantor tertutup (private offices) yaitu tata ruang kantor dengan
penempatan ruang kantor yang dipisah/dibagi ke dalam ruang-ruang kerja. Biasanya untuk
pekerjaan dengan kerahasiaan yang tinggi (high confidential).
Keuntungannya : pegawai dapat berkonsentrasi dengan baik, kerahasiaan terjamin,
menciptakan kewibawaan bagi pejabat, rasa bertanggung jawab terhadap ruangan dan
pimpinan lebih tenang mengerjakan tugasnya karena tidak terganggu oleh pegawai.
Kerugian : komunikasi langsung antar karyawan tidak lancar, membutuhkan biaya
pemeliharaan dan kebersihan ruangan yang lebih besar, pemakaian ruangan kurang
fleksibel bila terjadi perubahan ruangan, serta sulit mengawasi pegawai karena terhalang
oleh sekat.
Konsep ini banyak dipakai di kantor-kantor pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
kementrian-kementrian termasuk Kementrian Agama.
2. Konsep tata ruang kantor terbuka (open-plan-offices) yaitu tata ruang kantor dengan
ruangan yang besar dan ditempati beberapa pegawai tanpa dipisah.
Keuntungan : memudahkan dalam pengawasan, komunikasi antar pegawai lebih cepat,
memperlancar arus pekerjaan dari satu meja ke meja lainnya tanpa harus mondar mandir,
pengaturan cahaya, udara, warna dan dekorasi, dan memudahkan untuk melakukan
perubahan atau renovasi ruangan dengan biaya yang tidak mahal.
Kerugian : timbul kegaduhan bagi pekerjaan yang rahasia kurang terjamin, tumpukantumpukan kertas dan peralatan kerja menimbulkan pemandangan yang kurang menarik dan
ketenangan kerja pimpinan lebih terganggu dibanding dengan ruang tertutup.
Kedua konsep atau bentuk tata ruang ini banyak dipakai oleh kantor-kantor pemerintah
pusat maupun daerah.
3. Konsep tata ruang kantor berpanorama (landscape offices): yaitu ruang kantor yang dihiasi
dekorasi taman. Ruangan diupayakan agar memiliki pemandangan alam terbuka dan benarbenar merupakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.

4.

Keuntungan: pegawai merasa nyaman dan betak bekerja dalam ruangan yang demikian,
ketegangan urat syarag menjadi berkurang dan menambah udara segar karena siang hari
tanaman mengeluarkan oksigen.
Kekurangan: biaya yang dikeluarkan untuk membuat dekorasi yang demikian mahal dan
menggunakan tenaga ahli.
Konsep ini banyak dipakai di kantor-kantor Bank, BUMN dan kantor-kantor perusahaan
swasta.
Konsep tata ruang kantor bersekat/terpisah (cellular offices). (Mills dan Standingford, 1984)
yaitu tata ruang kantor yang diberi sekat-sekat dengan ukuran yang bervariatif untuk suatu
bidang, bagian, subbagian atau seksi atau beberapa pegawai dengan ruang yang terpisah.
Masih berkaitan dengan konsep tata ruang kantor diatas, apabila ditinjau dari ruang lingkup
kantor, maka tata ruang kantor dapat dibedakan dalam beberapa bagian, sebagai berikut :
a. Tata ruang pribadi (private office):
Tata ruang pribadi digunakan untuk berbagai alasan seperti prestis dan status. Misalnya
ruang atasan. Selain itu, pegawai memerlukan private office apabila membutuhkan
ruangan yang sepi untuk berkonsentrasi dalam pekerjaan atau pegawai yang bekerja
dengan menggunakan alat-alat atau material yang mahal sehingga memerlukan ruangan
tersendiri.
b. Tata ruang antar bagian yang terdiri dari:
1. General office area
General office area lebih banyak disukai daripada private office area. Hal tersebut
dilakukan jika:
a. Biaya membuat private area dirasakan lebih mahal.
b. Membutuhkan kemudahan dalam pengawasan secara langsung terhadap
bawahan.
c. Suatu saat dimungkinkan adanya perubahan lay out.
d. Tidak ingin disulitkan oleh pengaturan penerangan, sirkulasi udara, alat
komunikasi, meubel, furniture.
e. Keterkaitan pekerjaan pelayanan terhadap administrasi tinggi.
f. Adanya asas kebersamaan yang cukup tinggi dan memudahkan bottom up
decision making.
2. Private office area
Misalnya ruang rapat atau ruang konferensi, ruang tamu, ruang pelayanan dan
sebagainya.
3. Service area
Biasanya merupakan tempat yang kotor atau berisik. Misalnya : ruang dapur, cafe,
ruang foto kopi, ruang percetakan, dan toilet.
4. Storage area, digunakan untuk penyimpanan barang-barang, misalnya ruang
penyimpanan bahan mentah, barang setengah jadi dan ruang arsip.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tata Ruang


Ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi suatu kantor, yaitu : lingkungan fisik dan
lingkungan budaya. Sedangkan lingkungan fisik suatu kantor terdiri dari : gedung kantor,
perlengakapan, peralatan dan mesin-mesin kantor dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
: cahaya, warna, udara, dan suara. Faktor-faktor ini merupakan sebagian dari penentu ergonomic
tidaknya suatu kantor :

1.

2.

3.

4.

5.

Cahaya
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan kantor dan perlu diperhatikan adalah
cahaya. Cahaya merupakan gelombang yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya
(matahari, lilin, lampu) memancar dan menyebar keseluruh ruangan. Pencahayaan pada
ruangan kerja di kantor merupakan salah satu faktor terpenting yang perlu diperhatikan oleh
pihak manajemen. Dengan pencahayaan yang baik akan meningkatkan ketelitian kerja,
kecermatan hasil dan meningkatkan keselamatan kerja (menurunkan resiko rusaknya
peralatan dan kecelakaan pada diri pegawai, seperti : terkena listrik, terpotong oleh cutter
atau gunting, dan lain sebagainya)
Warna
Warna dapat merangsang emosi dan otak manusia. Warna yang tepat untuk dekorasi dan
ruang kerja akan menimbulkan kenyamanan serta peningkatan produktivitas kerja. Sebagai
contoh ruang pengadilan lebih cenderung menggunakan warna biru, orang yang sedang
ceria cenderung menggunakan warna merah mudah, lembaga pemasyarakatan cendrung
menggunakan warna hitam, dan sebagainya. Kenapa demikian? Ini karena warna-warna
tertentu mempunyai efek tertentu pada emosi dan rangsangan pada otak.
Udara
Aliran udara yang segar (banyak mengandung oksigen) secara terus menerus di kantor
akan dapat mengurangi keletihan dan menimbulkan kesegaran bagi pegawai. Udara adalah
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik (daya tahan) orang bekerja. Udara
juga merupakan salah satu faktor yang dapat menciptakan kenyamanan (ergonomic) suatu
kantor Mills, Standingford dan Appley menyatakan bahwa udara adalah suatu syarat untuk
berkonsentrasi. Udara yang terlalu panas, dingin, pengab akan mengganggu peredaran
darah, yang akhirnya mengganggu konsentrasi dan kerja otak manusia, bahkan diduga
kekurangan udara merupakan pemicu orang stress. Suhu udara yang cukup sehat untuk
bekerja berkisar antara 20C - 25C. Oleh karena itu udara perlu dikendalikan. Beberapa
cara untuk mengendalikan udara antara lain :
a. Buatlah ventilasi udara, sehingga udara bisa masuk dan keluar melalui ventilasi yang
berbeda.
b. Gunakan kipas angin untuk membantu sirkulasi udara ruangan.
c. Pasanglah alat pendingan ruangan (AC), atau alat pemanas ruangan.
d. Pakailah pakaian kerja yang tepat, misal bila dingan gunakan pakaian kerja yang agak
tebal, syal, jas dan lain sebagainya.
Suara
Suara yang gaduh akan mengganggu pekerjaan, terutama pekerjaan yang membutuhkan
konsentrasi (kerja otak) tinggi, seperti pembuatan konsep-konsep, perencanaan,
penghitungan dan lain sebagainya. Bila situasi gaduh ini dibiarkan terus akan dapat
mengakibatkan kekacauan dan kesalahan pada hasil kerja pegawai yang bersangkutan.
Oleh karena itu suasana ini perlu dikendalikan.
Budaya
Yaitu kebiasaan yang telah menjadi perilaku, tindak tanduk di dalam bekerja, berkomunikasi,
dan berhubungan dengan sesama dan pihak luar. Misal : ramah, masu tepat waktu, rapih
dalam bekerja dan sebagainya. Budaya ini biasanya dibentuk oleh kebersamaan/kelompok,
tetapi dapat juga berawal dari pimpinan yang didukung oleh stafnya.

KINERJA KARYAWAN

Kata kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Definisi kinerja karyawan yang
dikemukakan Babnag Kusriyanto (1991 : 3) adalah: perbandingan hasil yang dicapai dengan
peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).
Faustino Cardosa Gomes (1995: 195) mengemukakan definisi kinerja karyawan sebagai:
Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas.
Selanjutnya, definisi kinerja karyawan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunergara (2000: 67)
bahwa Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi
kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)


dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam A.A.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 67) yang merumuskan bahwa:
Human Performance
: Ability x Motivation
Motivation
: Attitude x Situation
Ability
: Knowledge x Skill
Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi
menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut:
1.Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki suatu integritas
yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fsiknya (jasmaniah). Dengan adanya
integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya, maka individu tersebut memiliki
konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan sebuah modal utama
individu manusia untuk mampu mengelola dan mengunakan dengan baik potensi dirinya
secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam
mencapai tujuan organisasi.
2.Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang dan berpengaruh bagi individu
dalam mencapai prestasi kerjanya. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara
lain adalah uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang
menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek
dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika
faktor lingkungan organisasi kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki
tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia
tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi
itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu
(pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya.
Indikator kinerja karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu
(Robbins, 2006:260)

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.

Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit
dalam penggunaan sumber daya.
Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan
fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai
komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN


Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes (2003 : 134) adalah sebagaiberikut :
Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :
Quantity of work : yaitu sumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.
Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
Job Knowledge : Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
Creativeness : Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang timbul atau ada.
Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggotaorganisasi)
Dependability : Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada
waktunya.
Initiative : Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
Personal Qualities : Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan,dan integritas pribadi.
Kalau ukuran dalam pencapaian kinerja sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur
kinerja adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut dari seseorang selama
periode tertentu. Dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang telah dibuat oleh periode waktu
yang bersangkutan, akan didapatkan tingkat kinerja dari seorang pegawai. Secara ringkasnya dapatlah
dikatakan bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai tergantung kepada jenis pekerjaanya dan tujuan dari
organisasi yang bersangkutan.

Langkah-langkah dalam menyususn tata ruang kantor


Penyusunan tata ruang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Buat denah kantor dalam ukuran skala, pintu masuk, jendela dan pilar gedung.
Pelajari pekerjaan (jenis, proses, urutan pekerjaan) yang tercakup dalam lingkungan kantor
itu sendiri.
Tentukan letak sebuah meja kerja, lemari, mesin kantor dan fasilitas kantor lainnya dengan
berpedoman pada teknik penataan meja kerja.
Pindah atau hapus dan gambarkan kembali meja kerja, lemari, mesin kantor dan fasilitas
lainnya masing-masingnya dan letakkan pada tempat yang dapat memenuhi prinsip dan asas
tata ruang yang baik
PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan fisik maupun non fisik. Lingkungan Fisik
perusahaan meliputi kedaaan penerangan, keadaan sirkulasi udara dan Tata Ruang.
Sedangkan lingkungan non fisik meliputi suasana kerja, keamanan dan lain-lain. Dengan

lingkungan kerja yang baik dapat membuat karyawan merasa nyaman dan betah dalam
bekerja,sehingga mendorong karyawan bersemangat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
terutama di perusahaan manufacture yang dimana ada proses produksi yang membutukan
alat-alat atau mesin-mesin berat yang secara tidak langsung dapat mengganggu staf kantor.
Begitu juga sebaliknya lingkungan kerja yang tidak layak dan tidak sesuai dapat mengganggu
karyawan dalam bekerja seperti dekat dengan kebisingan mesin dan resiko produksi lainnya
yang dekat dengan tata ruang kantor juga termasuk didalam lingkungan kerja. Tata ruang
yang baik mendukung suatu metode untuk membenahi dan menyusun alat-alat perkantoran
dan perlengkapan didalam ruangan yang bertujuan untuk memberikan sarana bagi karyawan.
Tata ruang kantor merupakan suatu segi yang paling dekat dengan pelaksanaan kerja
karyawan sehari-hari. Adanya lingkungan kerja yang nyaman, khususnya tata ruang kantor
yang baikakan memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan untuk lebih berprestasi terhadap pencapaian
tujuan.
Ruang kerja yang jauh dari kebisingan sangat penting agar konsentrasi karyawan terjaga dan
jauh dari resiko produksi pun sangat penting karena didalam kantor terdapat arsip-arsip
kantor yang sangat penting tentang kegiatan perusahaan maka dari itu jauh dari ruang
produkis umtuk meminimalkan resiko sangat penting.
Terlebih dari tata letak kantor yang harus nyaman karena perusahaan manufacture terdapat
banyak mesin akan memungkinkan untuk timbul udara atau siklus yang tidak baik maka dari
itu ruangan perlu ditata selain dari segi polusi suara juga dari segi segi siklus udara. Letak
kantor pun harus strategis agar bisa dijangkau oleh semua pihak.
Selain perencanaan suara dan siklus udara, tata letak kantor pun perlu dibuat semenarik
mungkin agar pegawai nyaman dan dapat meningkatkan kinerjanya. Letak ruangan manajer
pun harus dekat atau strategis dari para staf agar dapat mengawasi secara leluasa dan lebih
mudah

KESIMPULAN
Perusahaan manufacture harus mempertimbangkan tata letak kantor yang baik dan merencanakan
sesuai dengan langkah-langkah yang baik agar para karyawan dapat bisa berkonsentrasi dari kebisingan
produksi. Tata letak kantor yang direncanakan dengan baik secara tidak langsung berdampak positif
terhadap kinerja karyawan Perusahaan dalam menyusun tata ruang kantor harus memperhatikan

jenis pekerjaan, jumlah karyawan, arus kerja dan kebutuhan setiap karyawan karenasemua
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan berkelanjutan.
Kondisi lingkungan kerja yang baik dapat memberikan pengaruh positif
terhadap psikologis karyawan sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerjanya dan berpres
tasi dalam melakukan pekerjaannya
SARAN
Perusahan perlu mempertimbangkan kenyamanan para pegawai maka perusahaan harys
membuat perencanaan dan mengatur system tata ruang kantor agar karyawan dapat
meningatkan kinerja, dengan kinerja karyawan yang baik dan positif ini dapat mendukung
keberlangsungan kegiatan perusahaan kearah positif.
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan berbagai resijko yang akan didapat pegawai jika
terlalu dekat dekat pusat kebisingan seperti dekat dengan proses produksi. Serta perusahaan

harus membuat karyawan senyaman mungkin didalam ruangan dengan dukungan fasilitas
yang menunjang.

Pembagian Ruang
Berikut table kelompok ruang yang
No
1

(m2)

Jenis ruang
Unit ruang kantor yang
disewakan

10.332

Total luas kantor sewa

10.332

Program Ruang dan besaran ruang kantor Pengelola


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13.1
14
15.1
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Jenis Ruang
Ruang Manajer
Ruang Wakil manajer
Ruang Sekretaris
Ruang ka div. Tenancy
Ruang ka div. Engginring
Ruang ka div. SUM
Ruang ka div. Keamanan
Ruang ka div. Akuntansi
Ruang ka div. Housekiping
Ruang spy civil & plumbing
Ruang spy Mekanikal
Ruang spy Elektrikal
Ruang spy housemen
Ruang spy clening
Ruan. so v' arden
Ruang kerja ka ahli civil &
plumbing
Ruang kerja ka ahli
mekanikal
Ruang kerja ka ahli elektrik
Ruang kerja leader (div
houseekiping)
Ruang kerja staf div tenancy
Ruang kerja staf div SDM
Ruang kerja staf div
akuntansi
Ruang rapat
Ruang fotocopy
Ruang tunggu tamu
Ruang makan dan istirahat
pekerja
Dapur

Gudang
Ruang Joker & ruang ganti
Ruang P3K
Private toilet
Lavatory pria
Lavatory wanita
Jumlah
Jumlah total luas Kantor

(m2)

15
12
8
12
12
12
12
12
12
8
8
8
6
6
6
14
21
14
12
24
16
16
23,7
4,8
4,6
54
27
18
13,45
11,2
3,6
12,9
9,4
448,65
538

Pengelola

Program Ruang dan besaran ruang Fasilitas Penunjang


No.
Jenis Ruang
Fasilitas konferensi
1
Ruang pertemuan (ruang
serba guna)
2
Ruang perjamuan
3
Hall
4
Ruang tuggu dan istirahat
5
Lavatory pria
6
Lavatory wanita
7
Ruang panel kontrol
8
Gudang
9
Dapur
10
Ruang kantor
11
Ruang manajer
12
Gudang kantor
13
Ruang makan dan istirahat
pekerja
14
Toilet servis & ruang ganti
Jumlah
Jumlah total luas Restoran
Restoran
No.
Jenis Ruang
1
Ruang makan restoran
2
Dapur produksi
3
Gudang penyimpanan
4
Gudang pendingin
5
Ruang cuci piring
6
Kasir dan counter
7
Lavatory pria
8
Lavatory wanita
9
Loker &ruang istirahat
10.
Jumlah
Jumlah total luas Restoran
Cajetaria
No.
Jenis Ruang
1
Ruang makan cafetaria
2
Ruang makan counter &
kasir
3
Dapur pengolahan
4
Gudang penyimpanan
5
Gudang freezer
6
Ruang cuci piring,
7
Ruang loker & ruang
istirahat
Jumlah
Jumlah total luas Cafetaria
No.
Jenis Ruang
1
Sales area
2
Gudang penyimpanan
3
Kasir & couter
4
Kantor pengelola
5
Toilet & ruang, ganti

(m2)

305
97
53,5
8,6
17,22
15,92
12
25
30
42
14
6
9
3,6
1.504,9
1.958
(m2)

83,5
46,45
9
5,88
4,5
4,86
9,15
8,54
14,2
3,6
189,68
228.
(m2)

150,3
21,08
74,3
9
9.8
4,5
14,2
286,78
344.
(m2)

60
15
3,15
7
1,8

6
Loker dan ruang istirahat
Jumlah
Jumlah total luas Minimarket
No.
Jenis Ruang
1
Hall & ruang tunggu
2
Kasir dan counter pelayan
3
Kamar bicara
4
Ruang kerja staf pos
5
Gudan penyimpanan benda
pos
Toilet
Jumlah
Sirkulasi 20 %
Jumlah total luas Warpostel
Total luas fasilitas penunjang

3,8
90,75
109
(m2)

9,3
22,75
5,4
7
4
1.8
55,25
11,05
66,30
1.751

Program Ruang dan besaran Fasilitas Pelengkap


No
Jenis Ruang
Ruang tunggu sopir
1
Ruang tunggu
2
Lavatories
3
Kantin
4
Dapur
5
Ruang pengawasan &
Jumlah
Jumlah
1
Musholla
Jumlah
Sirkulasi 20 %
Total luas Musholla

(m2)

18,6
5,1
8,3
4,5
11,5
145.
245
40
40
8
+ 48

Power house room


No
Jenis Ruang
1
Ruang genset
2
Ruang underground tank
3
Ruang panel PLN
4
Ruang kontrol panel BAS
5
Workshop
6
Gudang
7
Loker
8
Pantry
9
Lavatory
Jumlah
Sirkulasi 20 %
Total luas Power house room
Jumlah total fasilitas pelengkap

Fasilitas area parkir


No.
Jervis Ruang
I.
Parkir mobil
2
Parker Motor

(m2)

40
38,
5,8
18
47
7,8
16,7
6,6
9,48
229,8
45
275,7
810.1

(m2)

1800
600

Jumlah
Jumlah total bias Ruang area
parkir

2400
3120

Rekapitulasi Luas kebutuhan Ruang


No.
Kelompok Ruang
1
Kantor Sewa
2
Kantor Pengelola
3
Fasilitas penunjang
4
Fasilitas pelengkap
5
Area parkir
Jumlah luas total

Luas (m2)
10.332
538
1.751
810.1
3.120
16.551

DAFTAR PUSTAKA
Hameed, Amina. 2009. Jurnal "Impact of Office Design on Employees 'Productivity: A Case
study of Banking Organization of Abbottabad, Pakistan" Volume 3, Issue 1, 2009
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung : CV Akbar Limas
Perkasa
Komaruddin. 1993. Menejemen Kantor Teori dan Praktek. Bandung: PT Trigenda Karya
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT Refika Aditama
Moekijat. 2002. Tata Laksana Kantor Manajemen Perkantoran. Bandung : CV. Mandar Maju
The Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogjakarta: Liberty

Anda mungkin juga menyukai