Anda di halaman 1dari 104

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG

KESELAMATAN KONSTRUKSI

1
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. LATAR BELAKANG
DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN
1. LATAR BELAKANG
MATRIKS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
1. LATAR BELAKANG
SMKK SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN YANG TERINTEGRASI
1. LATAR BELAKANG : BUDAYA BERKESELAMATAN
PERBEDAAN BUDAYA BERKESELAMATAN DULU DAN SEKARANG
1. LATAR BELAKANG : BUDAYA BERKESELAMATAN
PERBEDAAN BUDAYA BERKESELAMATAN DULU DAN SEKARANG
1. LATAR BELAKANG
KASUS KECELAKAAN KERJA PADA SEKTOR KONSTRUKSI
1. LATAR BELAKANG
KEBIJAKAN PUPR TERKAIT SMKK
1. LATAR BELAKANG
PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI : Permen PUPR No 19 Tahun 2021
1. LATAR BELAKANG
Tenaga Kerja Konstruksi Ahli dan Terampil
1. LATAR BELAKANG
Data Tenaga Kerja Konstruksi Ahli dan Terampil
1. LATAR BELAKANG
Hubungan Investasi, Keselamatan dan Biaya Kecelakaan
1. LATAR BELAKANG
Dampak Positif Pemenuhan Standar K4 pada Sektor Konstruksi
1. LATAR BELAKANG
Dampak Negatif setelah terjadi Kecelakaan Konstruksi
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2017-2018
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2019
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2020
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2021
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kegagalan Bangunan
1. LATAR BELAKANG
Kejadian Kegagalan Bangunan
2. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Arah Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk pengembangan Industri
Konstruksi Bersaing
2. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Arah Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk pengembangan Industri
Konstruksi Bersaing
2. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Lima Masalah Strategis
2. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Transformasi Kebijakan
2. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Transformasi Kebijakan
2.A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR
2.A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
2.A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
2.A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
2.A. KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Konstruksi Aman pada setiap Tahapan Penyelenggaraan Konstruksi
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tugas Komisi-Komite pada Tahap Pra Konstruksi
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tugas dan Kewenangan Komite Keselamatan Konstruksi
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi pada proyek
Pembangunan Bendungan Karian, Banten
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi pada proyek
Pembangunan Jembatan Pulau Balang Kalimantan Timur
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi pada proyek
Pembangunan Rusun Pasar Rumput, Jakarta
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Lokasi Pemeriksaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
2.B. KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Lokasi Pemeriksaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
2.C. BIAYA KESELAMATAN KONSTRUKSI
2.D. ACTION PLAN SMKK
2.D. ACTION PLAN SMKK
2.D. ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
2.D. ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
2.D. ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
2.D. ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
2.D. ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
2.D. ACTION PLAN SMKK
Pelaksanaan Rencana Kerja Sama Pembinaan Jasa Konstruksi dengan
BUJB berdasarkan Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
2.E. PENERAPAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Di Masa Pandemi Covid-19 : Penanganan Covid-19
2.E. PENERAPAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Di Masa Pandemi Covid-19 : Penanganan Covid-19
PERATURAN PERUNDANGAN K3 Hal. 1 dari 3

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

64
TUJUAN
PENGAJARAN

Tujuan Umum:
Peserta mengetahui peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait pelaksanaan K3.

Tujuan Khusus:
Peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya terkait K3
dengan baik.
LATAR BELAKANG

Salah satu upaya dalam menanggulangi kecelakaan dan


penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan, antara lain melalui:
 Ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
 Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai
dengan peraturan perundangan berlaku pada tahap:
1. Pra konstruksi
2. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jaasa
3. Tahap Pelakasanaan Konstruksi
4. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
 Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung tempat kerja.

66
Dasar Hukum
• UUD 1945 Hal. 1 dari 5

• UU No. 3 tahun 1969 – Persetujuan Konvensi ILO No.120


Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
• UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
• UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
• UU No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sos.
• UU No. 2/2017 Tentang Jasa Konstruksi
• UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung
• UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

67
Dasar Hukum
• Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Hal. 2 dari 5

Konstruksi Bangunan.
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
• Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986
dan 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
• Permen PU No. 05/2014 Tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang PU

68
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan
Surat Edaran Menteri Hal. 3 dari 5

• PP No. 28/2000 beserta perubahannyaTentang Peran Masyarakat Jasa Konstruksi


• PP No. 29/2000 beserta perubahannya Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• PP No. 30/2000 beserta perubahannyaTentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi
• Perpres No 54/2010 beserta perubahannyaTentang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
• PP No. 50/2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja (SMK3)
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1987 tentang Tata cara Pembentukan P2K3
dan Pengangkatan Ahli K3.

69
Dasar Hukum
Hal. 4 dari 5

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/2011


Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
• Permenegara Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis Rencana Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal
• Permen PU No 07/PRT/M/2011 beserta perubahanya Tentang Standar dan
Pedoman Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pek. Konstruksi dan Jasa Konstruksi
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 ,
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
• Kepmennaker No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor Fisika di Tempat Kerja
• Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Tempat Kerja
Dasar Hukum
Hal. 5 dari 5

• SE Menaker No. SE- 1 tahun 1997 – Faktor Kimia di Udara Lingk. Kerja
• SE Menter PU No. 13/SE/M/2012 Ttg. Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU
• SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tgl 24 Agustus 2004 Perihal
Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
• SE Menteri PU No. 02/SE/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah Yang Mempersyaratkan Penyedia
Jasa Kualifikasi Besar Wajib Memiliki Sertifikat SMK3
• Instruksi Menaker No.2/M/BW/BK/1984 ttg Pengesahan APD
Kaitan Antara UU, PP &
Permen PU SMK3

UU No.02 /2017 UU No.1 /1970 UU No.13/2003

PP No.28 /2000 & Perubahannya


PP No.50 /2012
PP No.29 /2000 & Perubahannya
PP No.30 /2000

Permen PU
No.05/PRT/M/2014

72
UUD 45

Pasal 27 ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28. d:
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
penghidupan dan kepastian hokum yg adil serta
perlakuan yg sama di depan hukum.

BIMTEK SMK3 2014 73


UU No. 14/1969
Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja

Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja


Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja

74
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 1 dari 3
Bab I Tentang Istilah-istilah
• Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang diperinci
dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
• Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
• Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
ini.

75
BIMTEK SMK3 2014
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 2 dari 3

Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi


Pasal 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah,
permukaan air, di dalam air, maupun di udara dalam
wilayah RI
Psl 2 (2) . c
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan dibawah tanah
dan sebagainya atau dimana dilakukan
pekerjaan persiapan.
76
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 3 dari 3
Pasal 14 Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan semua syarat
keselamatan kerja (UU & semua peraturan
pelaksanaan yg berlaku)
b. Memasang gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja.

77
UU No. 23/1992
Tentang Kesehatan

Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

78
UNDANG UNDANG NO. 24 TAHUN 2011
TENTANG BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program
Jaminan Sosial.

79
UU No 2 Thn 2017 ttg JASA
KONSTRUKSI
Hal. 1 dari 2

• Ketentuan umum
“Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan
Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan,
keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan
perlindungan sosial tenaga kerja serta tata lingkungan
setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi”

80
U U No 2 Thn 2017 ttg
JASA KONSTRUKSI
Hal. 2 dari 2

Pasal 47 : Kontrak kerja Konstruksi


Ayat (l) : Kontrak Kerja Konstruksi paling sedikit harus
mencakup uraian mengenai: “Perlindungan pekerja yang
memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta jaminan
sosial”

Pasal 51 : Pengelolaan Jasa Konstruksi


Ayat (b) : Penyedia Jasa dan Subpenyedia Jasa dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan;

81
UU No 28 Th 2002 Tentang
BANGUNAN GEDUNG

KETENTUAN UMUM
• “Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan
kesehatan serta kenyamanan gedung ”

PELAKSANAAN TEKNIS K3
• Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
• Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
• Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
• Kelengkapan sarana pengolahan limbah
• Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
82
UU NO.13 THN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Hal. 1 dari 2

Pasal 86:
Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.

83
UU NO.13 THN 2003
Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif: Hal. 2 dari 2

Ketentuan Pidana:
➢ Barang siapa yang melakukan pelanggaran yang diatur dalam undang-
undang ketenagakerjaan dikenakan sanksi pidana penjara antara 1 (satu)
bulan sampai 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(lima juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Sanksi Admistrasi:
➢ Sanksi Administrasi atas pelanggaran ketentuan-ketentuan berupa:
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
f. Pencabutan ijin

84
PP No 28 Tahun 2000 beserta perubahannya
tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

Pasal 10 ayat (1): Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:

a. kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang


pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum
dan harta benda;
b. kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan
umum, harta benda, dan jiwa manusia;
c. kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan
umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan.
85
PP No. 29/2000 beserta perubahannya
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

• Pasal 15 : Kewajiban dan Hak Pengguna Jasa


Memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan termasuk kondisi dan
bahaya yg dpt timbul dlm pek konstruksi dan mengadakan peninjauan
lapangan apabila diperlukan.
• Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa
Menyusun dok penawaran yg memuat renc. Dan metode kerja,renc
usulan biaya, tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dan anggaran K3.
• Pasal 23 : Kontrak Kerja Konstruksi
Memuat hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.
• Pasal 30 : Jaminan Terwujudnya Tertib Penyelenggraan Pek. Konstruksi
Keteknikan meliputi keselamatan umum; Keamanan keselamatan tempat
kerja; Perlindungan sosial tenaga kerja; Tata Lingkungan setempat
86
PP No. 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jakon
Pasal 6 ayat (4):
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna
tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan Jasa Konst.
mengenai al.: ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja,
keselamatan umum, keselamatan ketenagakerjaan dan lingkungan.
Pasal 8:
Pembinaan jasa konstruksi thd pengguna jasa dilakukan unt
menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban
pengguna jasa dlm pengikatan dan penyelenggaraan pek. konstruksi
Pasal 10 :
Pembinaan jasa jonstruksi thd Masyarakat dilakukan unt
menumbuhkan pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dlm
pembangunan nasional, keadaran akan hak dan kewajiban guna
mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan pemanfaatan
87
Perpres No. 54 Tahun 2010
beserta perubahannya Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Penjelasan Atas Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010


tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pasal 66 ayat (5) huruf (b):


• Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk biaya overhead
yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan
kerja, keuntungan dan beban pajak.
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3
Terdapat 6 BAB, 22 Pasal dan 3 lampiran
Hal. 1 dari 2

 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang-


Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 4:
Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman
penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pd ayat (1) sesuai dgn
kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan Per-UU.
Pasal 5:
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Pasal 19:
Instansi pembina sektor usaha dpt melakukan pengawasan SMK3
thd pelaksanaan penerapan SMK3 yg dikembangkan sesuaia dgn
ketentuan peraturan Per-UU
89
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3
Hal. 2 dari 2

Lampiran I:
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Lampiran II:
Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
Lampiran III:
Formulir Laporan Audit SMK

90
PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Pasal 1
Ayat 1, Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah
manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan
pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja.
Ayat 6, Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.
Pasal 4
Ayat 1, Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan
dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SKB MENAKER dan MENTERI PU
No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 1 dari 3

Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas


kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan,
penerapan teknologi dan tenaga kerja, dapat
merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja serta
pertimbangan bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan
konstruksi selaku sumber daya yang membutuhkan
bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap
ancaman kecelakaan kerja;
92
SKB MENAKER dan MENTERI PU
No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

Hal. 2 dari 3

➢ PASAL 2, KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3


➢ PASAL 3, MENTERI PU MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI
➢ PASAL 4, KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN MENTER PU
➢ PASAL 5, AHLI K3 KONSTRUKSI
➢ PASAL 6, PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM

93
SKB MENAKER DAN MENTERI PU
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 3 dari 3

PEDOMAN :
• BAB I ADMINISTRASI → KEWAJIBAN KONTRAKTOR THD K3 TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL.
→ PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG
TK > 100 ORANG, MEMBENTUK (P2K3)
• BAB II S/D XIV : PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI
• Bab III : Perancah (Scaffolding)
• Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara
• Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
• Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya
• Bab VII : Permesinan
• Bab VIII: Peralatan
• Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah
• Bab X : Penggalian –penggalian
• Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang
• Bab XII : Pengerjaan Beton
• Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung
• Bab XIV : Pembongkaran (Demolition)
94
Permenaker No. 1/1980
Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.

Pasal 3:
1. Pada setiap pek konstruksi banguanan harus diusahakan
pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit
akibat kerja thd. tenaga kerjanya.
2. Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit
K3, hal tsb harus diberitahu kpd setiap tenaga kerja.
3. Unit K3 tsb meliputi usaha-usaha terhadap: kecelakaan,
peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pd
kecelakaan dan usah-usah penyelamatan.
Permenaker No. 4/1987
tentang Tata Cara Pembentukan P2K3
dan Pengangkatan Ahli K3.
Pasal 2:
Setiap tempat kerja dg kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3

Pasal 3:
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan kesehatan Kerja dari
perusahaan yg bersangkutan
Permen PU No 07/PRT/M/2011
beserta perubahannya
Tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi

Dalam Peraturan Menteri ini disampaikan hal-hal yang


berkaitan dengan K3, yaitu antara lain termuat dalam:
• Dokumen Pemilihan;
• Dokumen Penawaran;
• Syarat-Syarat Umum Kontrak;
• Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

97
Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU

Pasal 2: Hal. 1 dari 2

Ayat (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sbg acuan bagi


Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dlm penerapan SMK3
Konstruksi Bidang PU.

Ayat (2) Tujuan diberlakukanya Permen PU ini agar SMK3K


Bidang PU dpt diterapkan secara konsisten untuk:
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 yg terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi.
b. Dapat mencegah dan mengurangi K3
c. Menciptakan tmp kerja yg aman, nyaman dan efisien, untk
mendorong produktifitas.
Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU

Pasal 3: Hal. 2 dari 2

Ruang lingkup Permen PU meliputi:


a. Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU
b. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang, dan
c. Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Pasal 4:
(1) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib menerapkan
SMK3 Konstruksi Bidang PU
(2) SMK3 Konstruksi Bid. PU diterapkan pada tahapan:
a. Tahap Pra Konstruksi
b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012
tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU

• Maksud: untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan


penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada proyek-
proyek konstruksi bersumber dana APBN.
• Tujuan: agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan umum
dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan upaya yang
standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015
tentang
Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 1 dari 2

Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi meliputi:


• 1. Penyiapan RK3K;
• 2. Sosialisasi dan Promosi K3:
• 3. Alat pelindung kerja;
• 4. Alat pelindung diri:
• 5. Asuransi dan perijinan;
• 6. Personrl K3;
• 7. Fasilitas sarana kesehatan;
• 8, Rambu- rambu; dan
• 9, Iain lain terkair pen8endalie risiko I<3,
Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015
tentang
Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 2 dari 2

• Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3


Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dialokasikan dalam “biaya umum” dan
dihitung berdasarkan tingkat risiko K3 sesuai
rincian kegiatan Penyelengaraan SMK3
Konstruksi.
PERSYARATAN
LAINNYA
 Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
• Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.

 SNI:
– SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland
– SNI 07-2052-2002 : Persyaratan Umum Bahan Besi Beton
– SKSNI T15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
– SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
– SNI 03-1729-1989 : Bangunan Baja Untuk Rumah dan Gedung
– SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan
Gedung 103
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai