Anda di halaman 1dari 43

Peraturan Perundangan

UUD 1945 Psl. 27 (2)


Psl.86 dan 87
UU No. 13/2003
UU No. 14/1969 Psl.9 dan 10

Veleigheids
Regleiment 1910 UU Uap
stbl.406 UU No. 1/1970 Stoom Ordonantie
12-1-1970 1930

• PP
Peraturan khusus : • Perpres Stoom
AA P3K • Permen/Kepmen Verordening = PP
DD bejana tekan • Perda

SE, SI
PERATURAN
PERUNDANGAN K3

Mulai berlaku dan diundangkan tanggal 12 Januari


1970 sebagai pengganti dari

Undang-undang ini adalah sebagai undang-undang


pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara
yang berada di bawah kekuasan hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
PERATURAN
PERUNDANGAN K3

TUJUAN UU KESELAMATAN KERJA, yaitu bahwa :


Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas
PERATURAN
PERUNDANGAN K3

Setiap tempat kerja sebagaimana dirumuskan dalam


ketentuan pasal 2 ayat (2) dimana di dalamnya
terdapat bahaya kerja yang berhubungan dengan :
Keadaan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan lain
sebagainya
Lingkungan
kerja Sifat
pekerjaan Cara
kerja, dan
Proses
PERATURAN
PERUNDANGAN K3

Dalam pasal 3 ayat (1) ditetapkan syarat-syarat keselamatan


kerja. Ketentun tersebu berisikan arah dan sasaran yang
akan dicapai melalui Undang-undang Keselamatan Kerja
No.1 Tahun 1970.
Sedangkan ayat berikutnya merupakan escape clausul
sebagaiman dengan yang diatur dalam pasal 2 ayat (3).
Dengan ketentuan tersebut dapat dirubah rincian yang
ada dalam pasal 3 ayat (1) sesuai dengan perkembang
ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta penemuan-
penemuan di kemudian hari.
8 Bidang K3 di Indonesia
Penanggulangan Kebakaran
Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Kesehatan Kerja
Hygiene/Lingkungan Kerja
Mekanik (pswt. angkat angkut, pswt. tenaga dan
produksi)
Konstruksi Bangunan
Listrik (lift, instalasi listrik, penyalur petir)
Kelembagaan dan SMK3
PENGUSAHA
PENGURUS
KEWAJIBAN PENGURUS
KEWAJIBAN PENGURUS
KEWAJIBAN PENGURUS
KEWAJIBAN PENGURUS
KEWAJIBAN TENAGA KERJA

1. Memberikan keterangan yang benar bila dimintai oleh


pegawai pengawas dan Ahli K3.
2. Memakai Alat Perlindungan Diri (APD) yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
4. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-
syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja apabila syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta Alat Perlindungan
Diri (APD) yang diwajibkan diragukan olehnya. Kecuali
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang
masih dapat dipertanggung jawabkan.
K3 PESAWAT UAP
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• (UU Uap Tahun 1930)
• (Peraturan Uap Tahun 1930)
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. Per.02/Men/1982 ttg kwalifikasi Juru
las
b) No. Per.01/Men/1988 ttg kwalifikasi dan
syarat-syarat Operator Pesawat Uap
K3 BEJANA TEKAN

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. Per.01/Men/1982 ttg Bejana Tekan
b) No. Per.02/Men/1982 ttg kwalifikasi Juru
las
K3 PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No.Per.05/Men/1985 ttg Pesawat Angkat
dan Angkut
b) No.Per.09/Men/2010 ttg Operator dan
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
K3 PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Permenaker No.Per.04/Men/1985 ttg Pesawat
Tenaga dan Produksi
• SE Dirjen Binwasnaker No.01/DJPPK/VI/2009
ttgJuknis Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengujian Lisensi K3 bagi petugas dan
operator pesawat uap, pesawat tenaga dan
produksi, pesawat angkat dan angkut
K3 LISTRIK
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. 12 Tahun 2015 ttg Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
b) No. 33 Tahun 2015 ttg Perubahan atas Permenaker
No. 12 Tahun 2015 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja listrik di tempat kerja
• Kepdirjen PHI dan Wasnaker No. KEP.311/BW/2002 ttg
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Teknisi Listrik
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. PER.02/MEN/1989 ttg Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir
b) No. 31 Tahun 2015 ttg Perubahan atas
Permenaker No. PER.02/MEN/1989 ttg
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
K3 LIFT
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. PER.03/MEN/1999 ttg Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift
Untuk
Pengangkutan Orang dan Barang
b) No. 32 Tahun 2015 ttg Perubahan atas
Permenaker No. PER.03/MEN/1999 ttg Syarat-
syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift
Untuk Pengangkutan Orang dan Barang
• Kepmenaker No Kep 407/M/BW/1999, tentang
Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi
Lift
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Peraturan khusus EE tentang Penyimpanan dan penanganan bahan
mudah terbakar
• Peraturan khusus K tentang Penyimpanan dan penanganan bahan
mudah meledak.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. PER.02/MEN/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
b) No. PER.04/MEN/1980 ttg Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep 186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja No Inst 11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.01/MEN/1980 ttg Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi Bangunan
• Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum No.Kep.174/Men/1986 dan
No.104/Kpts/1986 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi
K3 LINGKUNGAN KERJA

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• Undang-undang No.3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO
No. 120 tahun 1964 mengenai Higiene dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor Peraturan khusus K tentang Penyimpanan dan
penanganan bahan mudah meledak.
• Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang Syarat-
syarat Kesehatan Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep 186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51 Tahun 1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
K3 BAHAN KIMIA BERBAHAYA
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. Per.03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes
b) No. Per 03/MEN/1986 Tentang Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Di Tempat Kerja yang mengelola Pestisida
• Keputusan Menteri Tenaga kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
• Surat Edaran Menakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan kerja di
Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Instalation)
KESEHATAN KERJA
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
b) No. Per-01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan
c) No. Per-01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis
Perusahaan
d) No. Per-02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
e) No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
• Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
• Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
KELEMBAGAAN DAN SMK3

• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


• PP No. 50 Tahun 2012 ttg Penerapan Sistem Manajeman K3
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a) No. Per.04/Men/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja (Ahli K3)
b) No. Per-02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
c) No. Per-04/Men/1995 Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
d) No. Per-26/Men/2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen K3
SMK3

• SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen


perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
TUJUAN SMK3

a.meningkatkan efektifitas perlindungan


keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b.mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta
c.menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,
dan efisien untuk mendorong produktivitas.
KEWAJIBAN SMK3
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

SMK3 MELIPUTI
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
P2K3 dan ahli k3
LATAR BELAKANG
KETENTUAN UMUM
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu
pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3.
Keanggotaan P2K3 bersifat Bipartit terdiri dari unsur
pengusaha & pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan anggota.
Ketua P2K3 adalah Pemimpin Perusahaan.
Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 dari perusahaan yang
bersangkutan.
P2K3 dibentuk oleh pengusaha atau pengurus dan disahkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.
Menyampaikan laporan kegiatan P2K3
sekurang-kurangnya 3 bulan sekali kepada Menteri.
Tempat Kerja yang wajib P2K3
■ Jumlah tenaga kerja > 100 orang, maka jumlah anggota
sekurang-kurangnya 12 orang, terdiri 6 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 6 orang mewakili tenaga kerja.

■ Jumlah tenaga kerja antara 50 100 orang, maka


jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri dari
3 orang mewakili pengusaha/pengurus dan 3 orang
mewakili tenaga kerja.
■ Jumlah tenaga kerja < 50 orang dengan tingkat
bahaya besar, maka jumlah anggota
sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili tenaga
kerja.

■ Jumlah tenaga kerja < 50 orang dalam kelompok


individu kecil, maka jumlah anggota
sekurang-kurangnya 6 orang yaitu mewakili
perusahaan.
Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3
kepada pengusaha/pengurus tempat kerja (diminta
maupun tidak)

Menghimpun dan mengolah data K3


Mendorong peningkatan
Penyuluhan K3
Inspeksi K3
Latihan K3
Penelitian K3 dalam bidang keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan lingkungan
kerja
Membantu pimpinan menyusun kebijakan K3
AHLI K3

Ahli Keselamatan dan Kesehatan


Kerja adalah tenaga teknik
berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang Keselamatan Kerja
◊ Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional.

◊ Memfollow up rekomendasi atau saran dan


perkembangan yang telah disepakati kedua
belah pihak di lini struktural.
KEWAJIBAN AHLI
K3

- Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan


perundang-undangan K3 sesuai dengan bidang
yang ditentukan.
- Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk sesuai keputusan penunjukannya
yaitu tiap 3 bulan atau ditentukan lain bagi Ahli
K3 Umum serta setiap selesai memberikan jasa
bagi Ahli K3 yang berada pada perusahaan jasa.
- Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang di dapat berhubungan
dengan jabatannya.
WEWENANG AHLI
K3
- Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
- Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan
syarat-syarat K3 di tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
- Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi:
• Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
• Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta
peralatan lainnya
• Penanganan bahan-bahan
• Proses produksi
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
• Lingkungan kerja
▶ Safety meeting
▶ Inventarisasi permasalahan K3

▶ Identifikasi dan inventarisasi sumber


bahaya
▶ Penerapan norma K3

▶ Inspeksi secara rutin dan teratur

▶ Penyelidikan dan analisa kecelakaan

▶ Prosedur dan tata cara evakuasi

▶ Catatan dan data K3

▶ Laporan pertanggungjawaban

▶ Penelitian
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai