Anda di halaman 1dari 33

PERATURAN

PERUNDANGAN K3
1

BIMTEK SMK3 2012


LATAR BELAKANG

ILO
Salah satu upaya dlm menanggulangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dg
penerapan peraturan perundangan, antara lain melalui:
1. Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yg selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
2. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
3. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung tempat kerja.

BIMTEK SMK3 2012


Dasar Hukum
3
 UUD 1945
 UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
 UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
 UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
 UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
 UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
 UU No. 28/2002 Tengang Bangunan Gedung
 UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

BIMTEK SMK3 2012


UUD 45
4

Pasal 27 ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BIMTEK SMK3 2012


UU No. 14/1969
Ketentuan Pokok Mengenai
5 Tenaga Kerja
Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja
Pasal 9: Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moril kerja serta perlakukan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10: Pemerintah membina perlindungan kerja yang
mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja

BIMTEK SMK3 2012


UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
6

Bab I Tentang Istilah-istilah


 Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atas lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya yang diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.
 Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya
yang berdiri sendiri.
 Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang ini.
BIMTEK SMK3 2012
Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi
7
Psl 2 (1)
• K3 disegala tempat kerja di darat, di dalam tanah,
permukaan air, didalam air, maupun di udara
dalam wilayah RI
Ket. Psl 2 (2) . c
• dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan lainnya termasuk bangunan2
pengairan, saluran atau persiapan
• Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, di atas
permukaan tanah atau perairan.
BIMTEK SMK3 2012
Bab X Kewajiban Pengurus
8
Psl 14 Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan semua syarat
keselamatan kerja (UU & semua peraturan
pelaksanaan yg berlaku)
b. Memasang gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua
perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja.

BIMTEK SMK3 2012


UU No. 23/1992
Tentang Kesehatan
9

Bagian keenam
Kesehatan Kerja
Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

BIMTEK SMK3 2012


UNDANG UNDANG NO. 3 TAHUN 1992
TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
10

Pasal 3 ayat 2:
Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga
kerja.

Pasal 6 ayat (1)


Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam
Undang-undang ini meliputi :
a) Jaminan Kecelakaan kerja
b) Jaminan Kematian
c) Jaminan Hari Tua
d) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

BIMTEK SMK3 2012


UNDANG UNDANG NO. 3 TAHUN 1992
TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
11

Pasal 8 ayat 1:
Tenaga Kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak
menerima jaminan kecelakaan kerja.

Pasal 10 ayat 1:
Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang
menimpa tenaga kerja kepada Kantor Departemen Tenaga
Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih
dari 2 kali 24 jam.

BIMTEK SMK3 2012


UUUUNo
No18
18Th
Th1999
1999ttg
ttgJASA
JASAKONSTRUKSI
KONSTRUKSI

BINTEK K3 2012
U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI

BINTEK K3 2012
U U No 28 Th 2002 Tentang
14 BANGUNAN GEDUNG

KETENTUAN UMUM
“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan
kesehatan serta kenyamanan gedung ”

PELAKSANAAN TEKNIS K3
 Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
 Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
 Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
 Kelengkapan sarana pengolahan limbah
 Kelengkapan sarana kenyamanan gedung

BIMTEK SMK3 2012


UU NO.13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
15

Pasal 86:
Pekerja / buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
BIMTEK SMK3 2012
ANCAMAN PIDANA ATAS
PELANGGARAN
16

1. HUKUMAN KURUNGAN (dari 1 bln sampai 15


th)

2. DENDA (dari Rp 100.000,- sampai Rp 500.000.000,-)

BIMTEK SMK3 2012


KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
PP 29-2000 – pasal 17

a. Menyusun dokumen penawaran yang memuat


rencana dan metode kerja, rencana usulan biaya,
tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dan
anggaran keselamatan dan kesehatan kerja, dan
peralatan
b. Menyerahkan Jaminan penawaran
c. Menandatangani kontrak kerja konstruksi dalam
batas waktu yang ditentukan dalam dokumen
lelang

BINTEK K3 2012
PP 29/2000 – pasal 30
1. Unt menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi, penyelenggara wajib memenuhi ketentuan tentang :
a. Ketehnikan meliputi persyaratan keselamatan umum
konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan
atau komponen bangunan dan mutu peralatan
b. Keamanan, keselamatan dan kesehatan tempat kerja
konstruksi sesuai peraturan perundangan yg berlaku
c. Perlindungan sosial tenaga kerja
d. Tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan
hidup.

2. Ketentuan ketehnikan diatur oleh Menteri tehnis yang


bersangkutan
3. Ketentuan pembinaan dan pengendalian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ditempat kegiatan konstruksi diatur lebih lanjut
oleh Menteri dan menteri tehnis terkait

BINTEK K3 2012
PP NO. 50 TAHUN 2012
TENTANG PENERAPAN SMK3

Pasal 4
(1) Kebijakann nasional tentang SMK3
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
sebagai pedoman perusahaan dalam
menerapkan SMK3.
(2) Instansi pembina sektor usaha dapat
mengembangkan pedoman penerapan
SMK3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BINTEK K3 2012
PERPRES N0. 70/2012 PERUBAHAN KEDUA
ATAS PERPRES NO. 54/ 2010 PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH

PENJELASAN ATAS PERPRES NO. 70/2012


Pasal 66 ayat (5) huruf b
Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk
biaya overhead yg meliputi antara lain biaya
keselamatan dan kesehatan kerja ,
keuntungan dan beban pajak.

BINTEK K3 2012
PERMEN PU NO. 09/PRT/M/2008
PEDOMAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU

Peraturan Menteri PU ini mengatur


tentang tugas, tanggung jawab dan
wewenang Pengguna Jasa Maupun
Penyedia Jasa dalam penerapan .

BINTEK K3 2012
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA
MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No.
174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN
PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUSKSI

• PASAL 2 KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3


• PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN UMUM MEMBERI SANKSI
ADMINISTRASI
• PASAL 4 KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN PEKERJAAN UMUM
• PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI
• PASAL 6 PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM

PEDOMAN :
BAB I ADMINISTRASI  KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3
TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL.
 PETUGAS K3 FULL TIME < 100 ORANG
TK > 100 ORANG  MEMBENTUK (P2K3)
BAB II S/D XIV (TEKNIS)
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI TENAGA KERJA dan MENTERI PEKERJAAN UMUM
Nomor : KEP 174/MEN/1986
Nomor 104/KPTS/1986
Tentang K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI

PERSYARATAN ADMINISTRATIF
1. Ruang lingkup berlakunya peraturan ini
1.1 Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan di dlm Surat
Keputusan Bersama ini , maka thd semua tmp kegiatan
konstruksi berlaku semua ketentuan hukum mengenai K3 yg
berlaku di Ind.
2. Kewajiban Umum
2.1 Pengurus atau kontraktor berkewajiban unt mengusahakan agar
tmp kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerj diatur
sedemikian rupa shg tenaga kerja terlindung dari risiko
kecelakaan
KEPUTUSAN BERSAMA
2.2 Pengurus atau kontraktor harus menjamin bahwa mesin-
mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yg akan
digunakan atau dibutuhkan sesuai dg peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tsb harus
dpt digunaka secara aman.
2.3 Pengurus atau kontraktor harus turut mengadakan
pengawasan thd tenaga kerja, agar tenaga kerja tsb dpt
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.

3. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.1 Petugas K3 harus bekerja secara penuh unt mengurus dan
menyelenggarakan K3
3.2 Pengurus dan kontraktor yg mengelola pekerjaan dg
mempekerjakan pekerja dg jumlah min 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, wajib
membentuk unit Pembina Keselamatan dan kesehatan
Kerja
KEPUTUSAN BERSAMA
4. Laporan Kecelakaan

4.1 Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yg


berbahaya harus dilaporkan kepada Depnaker dan
Departemen Pekerjaan Umum

5. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan

5.1 Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya


a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa
kerja pertama kali (pemeriksaan kesehatan sebelum
masuk kerja dg penekanan pada kesehatan fisik dan
kesehatan individu)
b) Secara berkala, sesuai dg risiko-risiko yg ada pada
pekerjaan tsb.
KEPUTUSAN BERSAMA
BAB II PERSYARATAN TEKNIS
Tempat Kerja dan Peralatan

1. Pintu Masuk dan Pintu Keluar


1.1 Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat –
tempat kerja
2. Lampu/penerangan
2.1 Lampu-lampu harus aman dan terang
3. Ventilasi
3.1 Di tempat kerja yg tertutup harus dibuat ventilasi yg
sesuai unt mendapat udar segar
4. Kebersihan
4.1 Bahan-bahan yg tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi
harus dipindahkan ke tempat yg aman
KEPUTUSAN BERSAMA
PERSYARATAN TEKNIS

5. Pencegahan kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran


5.1 Di temapt-tempat kerja, tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia:
a) Alat pemadam kebakaran
b) Saluran air yg cukup dg tekanan yg besar
5.2 Alat pemadam kebakaraqn harus diperiksa pada jangka
waktu tertentu oleh orang yg berwenang dan dipelihara
sebaimana mestinya

6. Perlindungan terhadap benda jatuh dan bagian bangunan


yang roboh
6.1 Untuk mencegah bahaya, jaring/jala (alat penampung) yg
cukup kuat harus disediakan atau pencegahan lain yg efektif
harus dilakukan unt menjaga agar tenaga kerja terhindar dari
kejatuhan benda
KEPUTUSAN BERSAMA
PERSYARATAN TEKNIS
7. Perlindungan agar orang tidak jatuh/ Pegangan dan pinggir
pengaman
7.1 Semua terali pengaman dan pagar pengaman unt
memagar lantai yg terbuka, dinding yg terbuka, gang
tempat kerja yg ditinggikan dan tempat-tempat lainnya
harus dari bahan yg baik/kuat

8. Kebisingan dan Getaran (Vibrasi)


8.1 Kebisingan dan getaran yg membahayakan bagi tenaga
kerja harus dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas
8.2 Jika kebisingan tidak dapat di atasi maka tenaga kerja
harus memakai alat pelindung telinga

9. Penghindaran terhadap orang yang tidak berwenang


9.1 Di daerah konstruksi yg sedang dilaksankan dan
disamping jalan raya harus dipagari
KEPUTUSAN BERSAMA

PERSYARATAN TEKNIS

10. Struktur bangunan dan Peralatan

10.1 Struktur Bangunan (misalnya perancah, gang, menara


dan peralatan (misal: mesin-mesin alat angkat, bejana
tekan dan kendaraan-kendaraan, yg digunakan di
daerah konstruksi harus terdiri dari bahan yg
berkualitas baik dan bebas dari kerusakan)
KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 22 TAHUN 1993
Tentang Penyakit yg Timbul Karena Hubungan
Kerja
 Pasal 1:

Penyakit yg timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yg


disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungankerja
Pasal 2:
Setiap tenaga kerja yg menderit penyakit yg timbul karena
hubungan kerja berhak mdp Jaminan Kecelakaan kerja baik
pada saat masih dlm hubungan kerja maupun setelah hub kerja
berakhir.
Pasal 3:
(1) hak atas jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja yg
hubungan kerjanya telah berakhir sbgm dimaksud psl 2
diberikan, apabila menurut diagnosa dokter yg merawat
penyakit tsb diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja ybs
masuk dlm hubungan kerja..
PERMENAKERTRANS NO.Per.02/Men/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
 Pasal 2:
(1) Pemeriksaan kesehatan sblm bekerja ditujukan agar tenaga
kerja yg diterima berada dlm kondisi kesehatan yg
setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yg
akan mengenai tenaga kerja lainya, dan cocok unt pek yg
akan dilakukan shg keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja yg bersangkutan dan tenaga kerja lain dpt dijamin.
Pasal 3:
(6) Dalam hal ditemikan kelainan-kelainan atau gangguan-
gangguan kesehatan pd tenaga kerja saat pemeriksaan,
berkala pengurus wajib mengadakan tindak lanjut unt
memperbaiki kelainan-kelainan tsb dan sebab-sebabnya
unt menjamin terselenggaranya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
PERMENAKERTRANS No.03/MEN/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
 Pasal 3:
(1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Keja
(2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan
Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
SEKIAN DAN SEMOGA
SUKSES
33

BIMTEK SMK3 2012

Anda mungkin juga menyukai