KONSTRUKSI
DINAS PERINDUSTRIAN PROVINSI SULAWEI SELATAN
Pasal 2
Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara
Pasal 3
Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K
Pasal 4
Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan
Pasal 5
Perlindungan Lokasi Pekerjaan
PASAL 2
PENENTUAN LETAK BANGUNAN ( SETTING OUT )
2. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Perencana.
3. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan
lahan atau berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Owner.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan
Seeting Out dan disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan
Supervisi.
PASAL 3
PEMASANGAN BOUWPLANK
PASAL 2
URUGAN GALIAN PONDASI
1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi
selesai dikerjakan.
2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi
atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
3. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat
Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi
4. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap
lapisanya adalah 30 cm.
5. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
PASAL 3
GALIAN PIPA DAN INSTALASI LISTRIK
1. Yang dimaksud dengan galian pipa adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan Instalasi Air Kotor, Instalasi Air Bersih, dan
Instalasi Limbah Kimia.
2. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek.
3. Kedalaman galian pipa minimal 40 cm dari muka tanah dasar kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Bestek.
4. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan
lain yang ada disekitarnya.
PASAL 4
TIMBUNAN TANAH
1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana harus
memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak
belukar, dan tanah humus.
2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak
berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan
hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut.
3. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.
4. Untuk penimbunan dalam bangunan tidak boleh dilakukan dengan alat
berat.
5. Timbunan harus dipadatkan dengan alat Stemper, Mini Tendem Roller
atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi lapis berlapis
dengan ketebalan tiap lapis minimal 30 cm.
6. Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah harus mencapai 95% dari
standar proctor laboratorium pada kadar air optimum dengan
pemeriksaan kepadatan standar.
7. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
PASAL 5
PASIR URUG
1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas
pekerjaan Lantai Kerja Beton ( Line Concrete ).
2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.
4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai
air bersih yang dapat diminum.
5. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos (Ø 12, Ø 13, Ø 16
dan Ø 19) dan behel Ø10, dan Ø8. Mutu baja yang digunakan adalah
U-24 ( tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2 ).
Diameter besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan
mendapat persetujuan dari Konsultanpengawas. Daya lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya, jika besi tulangan yang diorder tidak ada label
spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan Uji Tarik, biaya
ditanggung kontraktor.
8. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi, apabila tidak ditentukan
didalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer) 4 cm
- Balok sloof 4 cm
- Balok 4cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 3cm
9. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc' =
21,7 Mpa (K-225). Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus
ada perhitungan mix disain untuk komposisi campuran mutu beton
yang akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton tersebut.
10. Lain-lain
Pada bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan
stek besi sepanjang 40 x diameter besi atau menurut petunjuk
direksi (pengawas Lapangan).
A. Standar
a. Bahan Struktur atau Konstruksi
1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-
kisi untuk tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja
karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara
dan harus mendapat persetujuan MK.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi
dengan las harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type
E atau S.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan
tidak ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum
semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata
dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas
: papan. Seluruh pekerjaan baja setelah
selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja
dan dicat zincromate 2 (dua) kali.
f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya
Kontraktor.
g. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa
pekerjaan fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh
minimum y = 2.400 kg/cm2.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan
ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk
dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan
gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pemborong tidak
diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas,
untuk hal-hal berikut :
- Dimensi layout dalam metrik.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat
setiap unit konstruksi.
j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain,
digurinda dahulu sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh
bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa atau material las
yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.
Contoh Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material, baja profil, kawat las, cat dasar atau akhir
dan lain-lain untuk mendapat persetujuan MK.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai
standar atau pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh material yang telah disetujui di bengkel MK.
Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata.
Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan brander atau
gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak
diperkenankan.
Pelaksanaan
Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification,
baru dapat dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan
mesin las listrik.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang
setaraf.
c. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
d. Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada beban bajanya.
e. Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang
dapat tetap menjamin komposisi dan sifat-sifat dari electrode
selama masa penyimpanan.
f. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan
electrode tersebut.
g. Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus
memperlihatkan mutu dan kualtias dari las yang dikerjakan.
h. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran
yang memberi pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang
akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda
dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
i. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal
lebih rendah 0F. Pada temperatur 0F, permukaan las dari titik
dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga dijaga temperaturnya
sampai dengan waktu pengelasan.
j. Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau berbengkok.
k. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan
lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya
lapis terdahulu harus dibersihkan dari kerak-kerak las atau slag dan
percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
Sambungan.
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-
gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan
untuk menahan lenturan batang.
b. Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu)
bentang. Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang
komponen batang baja dimana hanya ujung-ujungnya terdapat
sambungan dengan menggunakan bolt.
c. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul atau full penetration butt weld.
Lubang-lubang Baut
a. Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang
baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
b. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi
yang tipis (maksimum 10 mm), boleh memakai mesin pons.
Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
c. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
d. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar perencanaan.
e. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan momen
torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang
baut yang khusus dengan momentorsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut.
g. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
h. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.
i. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-
baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus
dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan
sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit atau
solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan
dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar
pertama sudah harus dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam
beton tidak boleh dicat.
c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan
kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk
aplikasi dari semua bahan cat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di
Workshop dengan menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal
2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron,
setelah semua konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan
kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang
sesuai dengan persyaratan cat yang digunakan.
Grouting
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base
plate dipakai Conbextra GP exFosroc atau yang setara setebal
2.5cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
e. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus
seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.
f. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator
membuat las dan setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan
diselesaikan, las harus disikat dengan sikat kawat dan dibersihkan
merata sebelum MK membuat pemeriksaannya. Konsultan atau MK
akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-
pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara
dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai
dengan persyaratan AWS.D.1.0.
g. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada
MK secepatnya.
h. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las
dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
B. PEKERJAAN PENGECATAN
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
1. Memakai Cat Anti Karat di setiap Pekerjaan Baja baik Baja WF, Plat
dan Mur dan CNP Atap.
2. Scimcoat interior dan eksterior ex. Aplus
3. Plamur kayu ex. cat Avian, Polymix, Vinilex, Platon.
4. Cat interior ex. cat Mowilex , Dulux
5. Cat eksterior ex. cat Mowilex , Dulux ;Weathershield
6. Residu kualitas baik tidak luntur.
f. Semua bahan las (filler metal) yang telah diambil dari tempat aslinya
harus dilindungi dan disimpan dengan baik sehingga sifat-sifat yang
berhubungan dengan pengelasan tidak berubah. Elektroda dalam
keadaan basah dan tidak dibenarkan untuk digunakan. Elektrode
type low hydrogen harus dikeringkan terlebih dahulu menurut
petunjuk dari pabrik sebelum digunakan.
g. Bagian las yang cacat harus dihilangkan tanpa merusak base metal.
Penambahan las untuk mengganti yang dibuang harus dilakukan
dengan menggunakan elektroda dengan ukuran yang lebih
kecil dibandingkan elektroda yang digunakan untuk pengelasan
utama dan tidak boleh berdiameter lebih dari 4mm. Cacat base metal
atau las lemah harus dibetulkan dengan membuang dan mengganti
seluruh las atau dengan petunjuk sebagai berikut:
Overlap atau cembung yang berlebihan yaitu dengan membuang weld
metal yang berlebihan.
Las terlalu cekung, under seize atau under cutting yaitu dengan
menambah las.
Las keropos, kemasukan kotoran, pencampuran base dan weld metal yang
tak sempurna yaitu dengan membuang dan melakukan las ulang.
Retak las atau base metal yaitu dengan membuang retak dan perkuat
dengan metal 50mm pada ujung-ujung retak dan lakukan pengelasan
ulang.
F. PEKERJAAN FASADE
1. Pekerjaan Fasade Depan dan samping Mengunakan Finishing
rangka Kalsi Board, t= 30 cm. sesuai RAB dan bentuk gambar
dengan bahan sebagai berikut :
- Rangka Fasade menggunakan BAJA WF 150.12,5 sebagai rangka
yg mengikat di kolom dan kuda-kuda BAJA WF.
- Rangka Hollow Kanal C 80.100 jarak 90 cm.
- Rangka Hollow Reng jarak max. 60 cm. sebagai tempat melekat
Kalsi Board finishing fasade
- Karet talang pelindung untuk menahan air hujan masuk.
- Seng licit Spandek diletakan di atap sebagai penutup karet talang
agar air tidak masuk ke gedung.
- Finishing Cat Notdrop Bitumen di gunakan di setiap ujung
pertemuan Atap Spendek dengan Karet Talang fasade.
2. Lampu Sorot untuk Penerangan bagian depan sebesar 50 watt
LED dengan jumlah 5 bh dengan Speksifikasi sesuai gambar dan
RAB.
3. Tulisan SteinlistSteel sebanyak 58 Bh. Dengan TULISAN sesuia
gambar rencana dengan Speksifikasi sesuai gambar dan RAB.
4. Pekerjaan Talang Air Mengunakan Seng Licing Spandek dengan
Panjang dan Ukuran Sesuai Gambar Rencana/Disesuaikan di
lapangan.
5. Pintu baja Galvanis Sliding DOOR sesuai Gambar rencana baik
ukuran dan bentuk/di sesuaikan di lapangan, lengkap dengan
aksessories DLL.
6. Pekerjaan Kanopi Depan bangunan Lebar dan Panjang sesuai
gambar rencana dengan rangka Baja WF 150.12,5 dengan
Speksifikasi sesuai gambar dan RAB.
a b
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Pemasangan Bowplank/Pembongkaran
2 Pek. Pembersihan Lapangan
3 Scafolding/Stelling
4 Pek. SMK3 ( APD Pekerja/P3K/Rambu-Rambu Keselamatan Kerja Dll).
J U M L A H SUB 1
B PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Galian Tanah Pondasi Poer Plat, 80.80.20
2 Pek. Pondasi Poer Plat
3 Pek. Timbunan Tanah, t = 28 cm.
4 Pek. Sloef 20/40
- Besi
- Bakesting
- Beton K-250
5 Pek. Stek Kolom 30/30, t = 2,00 Meter
- Besi
- Bakesting
- Beton K-250
6 Pek. Lantai Rabat Beton K250, t = 10 cm. (K-250)
7 Pek. Plat dan Angkur dia. 16 untuk Kolom Baja WF
8 Pek. Kolom Baja WF 250.12,5
9 Pek. Balok Baja WF 150.12,5
10 Pek. Selasar Rabat Beton, t = 10 cm.
11 Pek. Timbunan Tanah, t = 30 cm.
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
FASADE DEPAN
1 Pek. Finishing KalsiBoard Keliling Bangunan. (T= 2.5 meter. P= 36 Meter)
- Rangka Baja WF 150.12,5
- Rangka Hollow Baja Ringan 80.100
- KalsiBoard 30 cm. Max Jarak 5 cm.
- Karet Talang Pelindung Air Hujan
- Seng Licin Spandek
- Cat NotDrop Bitumen
2 Pek. Spandek warna 9 Gelombang Keliling Bangunan Bagian Samping
Kanan, Kiri Dan Belakang.
- Rangka Hollow Baja Ringan 80.100, Jarak Max. 90 cm.
- Finishing Spandek warna 9 Gelombang
3 Pek. Spandek warna 9 Gelombang Bagian Depan Bangunan.
(T= 2.25 Meter. P= 18.6 Meter)
- Rangka Hollow Baja Ringan 80.100, Jarak Max. 90 cm.
- Finishing Spandek warna 9 Gelombang
4 Pek. Spandek warna 9 Gelombang Bagian Samping Kiri Bangunan.
(L= 2 Meter. P= 9 Meter)
- Rangka Hollow Baja Ringan 80.100, Jarak Max. 90 cm.
- Finishing Spandek warna 9 Gelombang
- Rangka Baja WF 150.12,5
5 Pek. Tulisan Steinlist + Lampu Sorot Bagian Depan Bangunan
- Tulisan SteinlisStell (58 Buah)
- Lampu Sorot 50 watt (4 Buah)
6 Pek. Plat Talang Air, (P= 20 Meter, L= 30 cm, T = 60 cm).
- Seng Licing Spandek
- Besi Siku 40.40
7 Pek. Pintu Baja Galvanis Lipat+Aksessories Pintu+Finishing Cat Duko
(Hendle, Kunci Tanam Dll ), 250x300.
8 Pek. Kanopi depan Bangunan. (L= 5 meter. P= 12 Meter)
- ACP Exterior warna
- Rangka Kanopi Besi Galvanis 100.100 (Super)+Dudukan Cor Beton 30.30.50
- Rangka Hollow Baja Ringan 80.100
- Reng Hollow Baja Ringan max. Jarak 60 cm.
- Karet Talang Pelindung Air Hujan
- Seng Licin Spandek
- Cat NotDrop Bitumen
- Seng licit Talang Air ( 30 cm x 5 meter)
- Roodrain 3" (2Bh)
- Pipa Air AW 3"
9 Pek. Pengecetan Dinding Tembok Lama
- Acian
- Pek. Pengecetan
10 Pek. Exshaut Fan
- Exshaut Dinding
- Exshaut Atap/Turbin Ventilator, dia 60 cm.
C. MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal
Penunjukan atau Surat Perintah Kerja (SPK), Pihak Kontrator
Pelaksana harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan fisik
secara nyata di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Kontrator Pelaksana harus
memberitahukan kepada Pihak pertama secara tertulis.
D. MOBILISASI
2. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan
barang- barang yang diajukan dalam penawaran, dari tempat
pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.
3. Pembuatan kantor Kontrator Pelaksana, gudang dan lain-lain
dilokasi pekerjaan untuk keperluan pekerjaan
4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan
memulai kerja, kontraktor/Kontrator Pelaksana harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.
E. RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib membuat rencana
kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa
BarChart dan S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Kontrator Pelaksana.
3. Kontraktor/Kontrator Pelaksana wajib memberikan salinan
rencana keja rangkap 4 kepada Direksi Pekerjaan, 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang
kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
F. TENAGA KERJA
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus menyediakan tenaga
kerja yang ahli, bahan- bahan, peralatan berikut alat Bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
G. LAPORAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan
Harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan/pekejaan, baik teknis maupun
Administratif
2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak
Kontraktor/Kontrator Pelaksana harus memberikan data-
data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenamya
3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan
mingguan dan Laporan bulanan secara rutin
4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring dan proses
pembayaran pekerjaan.
11. SUMBER DANA Sumber dana untuk pekerjaan ini adalah berasal dari APBD
Provinsi Sulawesi Selatan tahun Anggaran 2021 dengan rincian
sebagai berikut :
Pagu Dana DPA : Rp. 1000.000.000 ,-
(Satu Milyar Rupiah )
HPS/OE : Rp. 999.753.976 ,-
(Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta
Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu
Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah).
13. SPESIFIKASI Daftar personil inti tenaga ahli/ teknis/ terampil minimal yang
JABATAN diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
KERJA
No Jenis Jumlah Sertifikat Pengalaman Ijazah
KONSTRUKSI Keahlian Tenaga keahlian
Daftar Personel
PERENCANAAN
2) Sasaran K3 dan
Program K3 Sasaran
K3
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Acident).
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 Minimal 80%.
c. Semua pekerja wajib mengenakan APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing- masing.
d. Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Program K3
PENUTUP
Mengetahui :
Kepala Dinas Perindustrian
Provinsi Sulawesi Selatan
Pengguna Anggaran