Anda di halaman 1dari 21

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi

M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1. Pengertian.......................................................................................................... 1
2. Kejadian Kecelakaan Kerja ............................................................................... 3

BAB 2 K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH ....................................................... 5


1. Umum................................................................................................................ 5
2. Potensi Sumber Bahaya .................................................................................... 6
3. Program Pencegahan dan Persyaratan Penggalian............................................ 8
4. Persyaratan Rencana Penggalian ...................................................................... 9
5. Persyaratan Umum Pekerjaan Galian ............................................................... 9
6. Ventilasi Udara .................................................................................................. 13
7. Pencegahan Bahaya Kebakaran Di Dalam Galian Tanah ................................. 13
8. Fasilitas Keselamatan Kerja .............................................................................. 14
9. Pengangkatan Galian Tanah Pada Sumuran ...................................................... 15
10. Penyelamatan Dalam Keadaan Darurat ............................................................. 15

BAB 3 K3 PEKERJAAN STRUKTUR ................................................................ 17


1. Pekerjaan Bekisting ........................................................................................... 17
2. Pekerjaan Pembesian ......................................................................................... 17
3. Pekerjaan Beton ................................................................................................. 18
4. Pekerjaan Shotcrete ........................................................................................... 20
5. Pekerjaan Di Tempat Tinggi ............................................................................ 20

1
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi, ada beberapa hal penting yang harus
dipenuhi, antara lain pengetahuan konstruksi, pemahaman, perencanaan, persiapan dan
koordinasi kerja yang baik dan terintegrasi. Koordinasi harus dilakukan selama pelaksanaan
proyek dan juga setelah pelaksanaan selesai, karena pekerjaan konstruksi merupakan
pekerjaan yang sangat kompleks, yang merupakan penggabungan dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, baik secara teknis konstruksinya sendiri maupun dari segi non teknis, termasuk
unsur sumber daya manusia pelaksananya. Dalam proses pelaksanaan suatu proyek
konstruksi, menyangkut beberapa hal sebagai berikut:
a. Pekerjaan Konstruksi
Meliputi penggabungan antara struktur konstruksi dan teknologi yang digunakan baik
yang terdapat pada sarana/alat dan prasaranya, secara keseluruhan atau sebagian dari
rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, tata lingkungan untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.
Pekerjaan konstruksi tersebut diantaranya dapat meliputi:
1) Pembuatan gedung, termasuk penggalian dan konstruksi, perubahan struktur,
renovasi, perbaikan, pemeliharaan dan pembongkaran dari semua bentuk gedung dan
struktur.
2) Pekerjaan sipil, termasukpenggalian dan konstruksi, perubahan struktur, reparasi,
pemeliharaan dan pembongkaran meliputi:
- Pelabuhan udara
- Saluran air dalam tanah
- Bendungan air terjun
- Jalan raya dan jalan bebas hambatan
- Terowongan
- Waduk penampung air banjir dll
3) Pemasangan dan pelepasan pembuatan pabrik dan struktur, seperti pembuatan awal
elemen pabrik di lokasi konstruksi.

2
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

b. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi


Termasuk dalam tahapan kegiatan ini meliputi:
1) Tahap perencanaan
2) Tahap pelaksanaan
3) Tahap pengawasan
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ini wajib memenuhi ketentuan tentang
keteknikan, keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, perlindungan tenaga kerja
serta tata lingkungan setempat, untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
c. Masyarakat Jasa Konstruksi (MJK)
Adalah merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingan dan/atau
kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa konstruksi, yaitu:
▪ Pengguna jasa
▪ Penyedia jasa
▪ Pekerja
Pekerjaan jasa konstruksi mencakup:
▪ Layanan jasa konsultasi perencanaan
▪ Layanan jasa pelaksanaan
▪ Layanan jasa konsultasi pengawasan
Dengan melihat keterkaitan di atas, jelas bahwa penggunaan sarana/alat dan prasarana
dalam pekerjaan konstruksi selalu ada keterkaitan antara penerapan teknologi dan jasa
pelayanan yang menyangkut penggunaan sumber daya manusia di dalamnya dan
peranan masyarakat jasa konstruksi di dalam memberlakukan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang di dalamnya terkait dengan sistem pengendalian dan
pengawasan. Masyarakat jasa konstruksi ini yang paling banyak melibatkan sumber
daya manusia dan sistem pelaksanaan jasa konstruksi. Hal ini sangat berpengaruh
langsung terhadap keberhasilan pelaksanaan sistem K3 pada tempat kejadian konstruksi.
Makin tingginya penggunaan teknologi pada pekerjaan konstruksi mendorong semakin
banyaknya resiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Resiko kecelakaan sangat
bervariasi, mulai dari kecelakaan kecil, sedang sampai berat yang dapat merugikan harta
benda dan merengut nyawa manusia.

3
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

2. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA


Banyak kejadian kecelakaan dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat kita jadikan
pelajaran dan pengetahuan, bagaimana pentingnya pelaksana proyek melaksanakan hal-hal
yang berkaitan dengan K3. Bagaimanapun juga, keselamatan manusia maupun
perlindungan terhadap keselamatan harus menjadi fokus utama dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan.
Sekedar sebagai tambahan pengetahuan, berikut beberapa kejadian kecelakaan kerja yang
mengakibatkan terjadinya korban manusia dan kerusakan bangunan.
1) Ambruknya bangunan ruko berlantai tiga yang sedang dibangun di daerah Sunter,
Jakarta Utara.
2) Runtuhnya sebuah bangunan hotel yang sedang dibangun di Lamongan, Jawa Timur.
3) Peristiwa kecelakaan lalu lintas, dimana sebuah taksi berikut penumpangnya yang jatuh
dan tenggelam di saluran, di sebelah jalan yang sedang dibangun. Ini membuktikan
bahwa pelaksana proyek kurang memperhatikan pemasangan rambu-rambu peringatan
maupun pengamanan teknis pelaksanaan yang kurang diperhitungkan.
4) Patahnya sebuah lengan crane (arm) dan jatuh ke luar area proyek pada pelaksanaan
pembangunan hotel di daerah Blok M, Jakarta Selatan. Akibat kecelakaan ini, beberapa
orang meninggal.
5) Ambruknya jembatan laying di Grogol, Jakarta Barat yang dilaksanakan oleh sebuah
perusahaan asing yang bekerja sama dengan kontraktor nasional. Penyelenggaraan K3
di proyek ini tidak dilaksanakan dengan baik, antara lain pembongkaran bekisting tidak
mengikuti prosedur yang benar
6) Runtuhnya tiang penyangga di Ancol Barat, runtuhnya sebagian jalan pada jalan lingkar
luar di Pasar Rebo, jatuhnya pekerja pada pembangunan proyek
7) Dharmawangsa Residence, runtuhnya konsol beton pada waktu pembongkaran bekisting
di kawasan Blok M beberapa tahun yang lalu dan masih banyak lagi kejadian-kejadian
yang tidak terungkap ke permukaan

4
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

BAB 2
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Umum
Tanah/lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri di atasnya. Setiap
pekerjaan konstruksi hamper pasti terkait atau berhubungan dengan tanah. Pengetahuan
mengenai sifat-sifat fisik tanah akan sangat membantu dalam pemilihan peralatan yang
tepat/sesuai yang akan digunakan dalam proses konstruksi tersebut. Termasuk dalam
menentukan metode/cara-cara pencegahan terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi. Pada
dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari: pekerjaan galian, pekerjaan timbunan & pemadatan,
dan pekerjaan bawah tanah. Potensi bahaya yang timbul sangat tergantung jenis tanah.
Jenis tanah umumnya dibedakan seperti:
▪ Tanah lempung basah, tanah lempung kering
▪ Tanah cadas
▪ Tanah pasir basah, tanah pasir kering
▪ Tanah kerikil
▪ Tanah lumpur
Sedangkan jenis tanah di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya dengan komposisi yang
mempunyai kedalaman umumnya:
▪ Lempung lembek, abu-abu muda : 0 – 2 meter
▪ Lempung lembek, abu-abu kuning : 2 – 3 meter
▪ Lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter
▪ Lempung keras, abu-abu tua : 7 – 10 meter
▪ Pasir batu : 10 – 11 meter
▪ Pasir sedang padar : 11 – 12 meter
Untuk melaksanakan pekerjaan tanah, dapat menggunakan alat kerja:
▪ Alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop, ganco dll
▪ Alat berat seperti : doser, loader, alat bor/drill, dump truk dll

5
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

❖ Penggunaan peralatan ini mempunyai tingkat potensi bahaya yang berbeda. Untuk hal
ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang K3 sesuai dengan
pekerjaannya masing-masing. Di samping itu, diperlukan pengawasan yang baik oleh
pelaksana yang betul-betul mengerti akan ketentuan-ketentuan mengenai K3.
❖ Penggunaan sarana dan prasarana pengamanan dalam pekerjaan galiran dalam seperti:
▪ Dinding penahan, perancah dan tangga kerja untuk pekerjaan tanah dengan
kedalaman/ketinggian tertentu, diperlukan suatu konstruksi penyangga yang cukup
kokoh/memadai, guna melindungi pekerja terhadap longsoran
▪ Pagar pengaman untuk mencegah terperosoknya pekerja
▪ Sirkulasi udara yang cukup untuk jaminan pernafasan para pekerja
▪ Penerangan yang cukup
▪ Sarana komunikasi, yang dipergunakan dalam pemberian instruksi tanda peringatan
bahaya agar semua orang secara cepat dan sarana tranportasi evakuasi

2. Potensi Sumber Bahaya


Dalam suatu pelaksanaan pekerjaan galian tanah, dari berbagai jenis konstruksi dan
penggunaan peralatan yang berbeda-beda, potensi sumber bahaya juga beraneka ragam, baik
jenis bahaya maupun efek/akibat lanjutannya. Berikut beberapa contoh sumber bahaya yang
potensial dapat terjadi pada proses pekerjaan tanah, antara lain:
a. Pekerja Tertimbun Longsoran
Longsoran tanah ini paling sering menjadi penyebab kecelakaan kerja pada pekerjaan
galian. Penyebab longsoran oleh banyak hal, antara lain:
▪ Kondisi tanah: geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian
▪ Pengaruh air: air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll
▪ Alat berat/kendaraan yang digunakan: beban, getaran
b. Pekerja Tenggelam/Terkena Air Banjir
Banjir sering terjadi dengan tiba-tiba dan kurang diantisipasi sebelumnya, ini dapat
menjadi ancaman yang serius bagi keselamatan pekerja.
Dinding penahan yang tiba-tiba jebol, pipa air yang bocor terkena alat atau banjir di
sungai yang sedang digali untuk pondasi mengakibatkan kondisi tanah tidak stabil dan
berlangsung secara cepat sebelum pekerja sempat menyelamatkan diri.
Banjir ini dapat disebabkan oleh:

6
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

▪ Kondisi tanah yang digali: rawa, banyak sumber air


▪ Hujan turun di daerah hulu sungai
▪ Pipa saluran air pecah terkena alat
▪ Tanggul dinding yang jebol dll
c. Pekerja Terkena Sengatan Aliran Listrik
Sering kali ditemui suatu kondisi lapangan dengan utilitas bawah tanah yang sangat
komplek, misalnya di daerah airport, pelabuhan, pabrik dll.
Keberadaan suatu lampu, peralatan listrik atau lampu pengatur lalu lintas merupakan
indikasi bahwa di sekitar tempat tersebut terdapat kabel-kabel yang tertanam di bawah
tanah.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah:
▪ Cari peta/lay out penempatan kabel dari PLN atau pemilik lahan dan gunakan sebagai
referensi pekerjaan galian.
▪ Jika peta tersebut tidak ada, agar dibuat gambar perkiraannya.
▪ Pada tempat-tempat tertentu seperti: tikungan, persimpangan atau titik singgung
dengan galian, pekerjaan galian, pekerjaan galian sebaiknya menggunakan peralatan
tangan yang bertangkai kayu.
Proses penggalian harus dilakukan dengan sangat berhati-hati, sampai menemukan
posisi/letak kabel.
➢ Posisi kabel yang telah ditemukan, ditandai dengan patok kayu dan dituliskan
kedalamannya
➢ Jika ditemukan kabel yang rusak atau terkelupas, secepatnya tempat tersebut
diamankan dan diberi tanda yang jelas
➢ Jika perlu, gunakan alat “cable locator” untuk menemukan seluruh lokasi/posisi
kabel yang ada
➢ Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperlunya seperti: sepatu, kaos tangan dll
d. Pekerja menghirup gas beracun
Kondisi bawah tanah kadang-kadang mengeluarkan gas beracun, baik itu berasal dari
pipa bawah tanah yang terkena alat atau berasal dari kandungan gas yang terjebak dalam
tanah.
Untuk mendeteksi lokasi tersebut mengandung gas beracun berbahaya atau tidak, dapat
digunakan alat yang sangat sederhana seperti lampu tempel, atau gunakan binatang.

7
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

e. Pekerja tersembur zat kimia


Galian tanah pada daerah pabrik bahan kimia, kemungkinan pekerja tanpa sengaja
merusak/merobek pipa bahan kimi buangan jika tidak berhati-hati.
Akibat semburan bahan kimia ini, dapat berakibat sangat fatal bagi pekerja di sekitarnya
jika tidak diantisipasi sebelumnya. APD harus digunakan seperti: sepatu, masker, jaket
tahan bahan kimia dll.
f. Pekerja menghirup debu/kotoran
Kadang-kadang pekerjaan galian dilaksanakan di daerah yang kering dan berdebu. Debu
yang halus akan sangat berbahaya jika terhirup oleh pekerja dan petugas lain harus
menggunakan masker penutup mulut dan hidung yang baik.
g. Pekerja tertimpa alat kerja/material
Beban yang berat seperti tembok bangunan di tepi galian, kendaraan dan alat berat
lainnya yang beroperasi di sekitar daerah galian, ada kemungkinan terperosok ke dalam
galian dan menimpa pekerja.
h. Pekerja digigit serangga, pekerja terkena ledakan, terjatuh ke dalam galian, dll.

3. Program Pencegahan dan Persyaratan Penggalian


Dalam memenuhi jaminan keselamatan kerja pada pekerjaan galian, dapat digunakan acuan
standar yang tertuang dalam:
▪ Permenaker nomor: 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
▪ Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum nomor:
174/Men/1986 dan nomor 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada tempat kegiatan konstruksi
Setelah dapat mengetahui standar acuan persyaratan pekerjaan galian dan potensi sumber
bahaya yang mungkin dapat terjadi dipekerjaan galian, maka disusun suatu program
pencegahan dan perlu dibuat rencana tindak darurat. Hal ini berguna untuk mengantisipasi
keadaan dan tindakan apa yang harus diambil jika benar-benar terjadi suatu kecelakaan kerja.

8
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

4. Persyaratan Rencana Penggalian


a. Sebelum penggalian dilaksanakan, pertama-tama harus dilakukan penelitian terhadap:
▪ Keadaan tanah dan air tanah. Jaringan utilitas bawah tanah, khususnya instalasi
listrik, pipa air dan pipa gas dll
▪ Dimana perlu penelitian yang lebih terperinci dari kondisi tanah, dimana tanah lunak
seperti lempung pantai dikhawatirkan
▪ Peralatan yang cocok dipersiapkan.
b. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah/bahan galian atau bahaya
roboh akibat tanahnya longsor.
c. Pengujian untuk gas-gas beracun harus dilakukan dimana keberadaannya dikhawatirkan.
d. Harus diupayakan sampai sekecil mungkin adanya bahaya tanah longsor akibat getaran
mesin dan lalu lintas kendaraan umum.
e. Persyaratan harus dibuatkan untuk meyakinkan bahwa air mengalir secara teratur dari
tempat penggalian.
f. Pembuangan gas-gas dari motor bakar jangan sampai bermuara di parit-parit yang digali.
g. Pemeriksaan secara teratur dan menyeluruh harus dilakukan oleh ahli teknik yang
berwenang.
h. Lampu-lampu peringatan harus dipasang untuk mencegah orang terjatuh ke dalam parit.

5. Persyaratan Umum Pekerjaan Galian


a. Semua tempat bekerja di bawah tanah harus selalu diperiksa paling sedikit sekali dalam
setiap penggantian shift kerja.
b. Pemeriksaan yang teliti harus dilakukan paling sedikit sekali seminggu terhadap semua
mesin-mesin, peralatan, bangunan-bangunan, penyangga, jalan keluar, guang, fasilitas
kesehatan, sanitasi dan tempat kerja.
c. Semua pekerja dikeluarkan dari tempat kerja di bawah tanah apabila: ventilasi udara
macet (tidak berfungsi atau ada bahaya lain yang mengancam keselamatan).
d. Apabila didapati ada sebagian tempat bekerja di bawah tanah yang berbahaya, daeran
tersebut harus dipagari.
e. Harus diadakan sistem sambungan telepon yang menghubungkan di sekitar tempat kerja
di bawah tanah dengan permukaan di atas tanah dengan beberapa terminal pembantu
diantara tempat kerja.

9
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

f. Pada tempat kerja bawah tanah yang keadaannya basan, para pekerja harus dilengkapi
dengan pakaian tahan air (water proof) dan sepatu karet.
g. Setiap tenaga kerja dilarang memasuki area konstruksi bangunan di bawah tanah, kecuali
tempat kerja telah diperiksa oleh petugas khusus dan dinyatakan bebas dari bahaya akibat
benda jatuh, uap atau gas berbahaya, radiasi, peledakan dsb.
h. Semua orang yang tidak berkepentingan dengan tugas di dalam terowongan, tidak
diperbolehkan masuk. Semua orang yang masuk terowongan harus dicatat dan
diidentifikasi.
i. Setiap pekerja/karyawan atau siapa saja yang akan memasuki lokasi terowongan tersebut
harus menggunakan APD agar terhindar dari bahaya.

Perlindungan Pekerja Di Tempat Kerja


10.1. Pekerjaan Galian Terbuka
a. Setiap pekerjaan yang dilakukan harus terjamin tidak adanya bahaya yang
disebabkan oleh kejatuhan tanah, batu atau bahan-bahan lainnya yang terdapat di
tepi atau di dekat lokasi pekerjaan galian.
b. Pinggir-pinggir atau dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan
penunjang yang cukup kuat untuk menjaga keselamatan orang yang bekerja di
dalam lubang galian atau parit.
c. Setiap orang yang bekerja dalam lubang galian harus dilindungi dari pengaruh
cuaca (hujan, panas, angin kencang dll).
10.2. Pekerjaan Galian Pondasi Sumuran
a. Untuk maksud pengamanan segera setelah memungkinkan bagian atas sumuran
harus dilindungi dengan pagar yang cukup kuat atau pegangan pengaman dan
injakan serta pintu masuk.
b. Semua jalan masuk yang terletak di antara bagian atas dan bawah dari sumuran
harus dipagari dengan baik.
c. Harus diusahakan sedapat-dapatnya, agar para pekerja yang sedang bekerja
menggali sumuran betul-betul terlindungi dari kemungkinan kejatuhan benda-
benda diatasnya.
d. Setiap sumuran yang digali tidak melewati lapisan batuan keras, harus dibuat
dengan konstruksi penahan tanah/pengurapan.

10
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

e. Penutup atau pekerjaan konstruksi penahan yang dibuat dari pasangan batu, hanya
boleh dibongkar secara bertahap sesuai dengan kemajuan pekerjaan pasangan batu.
f. Para pekerja yang sedang bekerja menggali sumur harus dilengkap dengan
panggung, perancah atau steiger dimana mereka dapat bekerja dengan tenang dan
aman.
g. Panggung, perancah dan steiger apabila diperlukan untuk menjaga adanya ventilasi
udara yang cukup di dalam sumuran harus dilengkapi dengan kisi-kisi atau
pengaman lain yang sesuai.
h. Apabila sumuran sampai pada lapisan tanah yang mengandung air/basah, harus
disediakan sarana untuk menyelamatkan diri.
i. Semua sumuran harus disediakan jalan tangga dari permukaan tanah sampai tempat
kerja.
j. Sumuran yang digunakan untuk menaikkan barang harus mempunyai bagian
tangga yang terpisah dari bagian untuk naik turunnya barang dan dibatasi pagar
yang cukup untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
k. Apabila penggalian sumuran dilakukan malam hari, lokasi tersebut harus diberikan
penerangan yang cukup.
l. Pemeriksaan yang teliti terhadap sumuran, harus dilakukan sebelum regu kerja
diturunkan atau sesudah peledakan.
m. Apabila orang-orang sedang bekerja dalam sumuran, bagian bawah sumuran harus
diberi penerangan yang cukup.
10.3. Pekerjaan Perkuatan Dinding Galian
a. Atap dan sisi terowongan dan tempat-tempat kerja di bawah tanah lainnya harus
diberi penyangga secukupnya, atau cara-cara lain yang sejenisnya.
b. Apabila diperlukan penyangga, maka bagian penyangga yang dimaksud harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Penyangga harus didirikan sedekat mungkin dengan dinding terowongan.
d. Dinding, atap dan penyangga dari terowongan harus selalu diperiksa sekurang-
kurangnya sekali setiap pergantian shift kerja.
e. Apabila terowongan harus diperkuat dengan pasangan batu atau beton maka
penyangga tidak boleh dibongkar dari setiap bagian terowongan sampai betul-betul
aman keadaannya.

11
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

f. Apabila penyangga diambil atau diganti, perlu dilakukan tindakan pengaman


secukupnya untuk mencegah bahaya akibat benda-benda yang terlepas.
g. Penyangga tambahan harus dipasang apabila diketahui sebagian penyangga yang
ada terlihat berubah bentuk.
10.4. Pekerjaan Galian Pada Conduit
a. Bekerja di udara bertekanan, agar dilakukan berdasarkan izin sesuai peraturan yang
ditetapkan Undang-Undang Nasional atau peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Bekerja di udara bertekanan agar dilakukan hanya oleh tenaga kerja yang
mempunyai kemampuan fisik yang telah ditetapkan berdasarkan pemeriksaan
kersehatan dan dalam pengawasan orang yang berwenang selama melaksanakan
pekerjaan.
c. Syarat-syarat tindakan pencegahan harus diambil untuk meyakinkan bahwa sistem
kunci udara tidak akan menimbulkan kecelakaan penurunan tekanan.
d. Perlengkapan pengaman seperti: klep pengaman, pengatur tekanan, manometer,
harus dipasang dan dipelihara supaya tetap dapat berfungsi dengan baik.
e. Semua pekerja yang bekerja dalam atmosfer udara bertekanan, lebih dulu
dilakukan oleh tes kesehatan dan dinyatakan baik, dan selanjutnya dilakukan
pengecekan secara periodik. Cara-cara peningkatan tekanan dan penurunan
tekanan harus diikuti dengan seksama dan untuk maksud ini harus menggunakan
kunci yang baik/qualified.
f. Alat-alat pembangkit api harus dibawa keluar sebagaimana dilarang merokok
dalam udara bertekanan. Titik-titik pemasukan udara untuk udara kompresor harus
bebas polusi.
g. Sistem sekat/dinding pemisah dan kunci udara harus cukup kuat dan didesain oleh
teknisi yang berwenang. Pemeriksaan bahan-bahan mudah terbakar di sekitar
terowongan udara tekan harus dilakukan secara ketat.

12
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

11. Ventilasi Udara


a. Semua tempat kerja di bawah tanah harus selalu dilalui oleh aliran uadra yang teratur
untuk menyangga agar tempat kerja yang bersangkutan selalu layak untuk bekerja dan
khususnya:
▪ Untuk mencegah naiknya suhu udara secara berlebihan
▪ Untuk mengurangi debu, gas dan asap sampai tingkat konsentrasi yang aman, dan
▪ Untuk mencegah agar oksigen dalam udara tidak turun sampai di bawah 17 (tujuh
belas) proses.
b. Di dalam semua tempat kerja di bawah tanah harus memungkinkan untuk membalikkan
akiran udara:
▪ Apabila ventilasi alamiah masih belum cukup, harus dilengkapi dengan ventilasi
secara teknis.
▪ Penyaluran harus betul-betul bebas udara kotor
▪ Saluran pipa udara harus betul-betul kedap udara.
c. Ventilasi tambahan yang cukup harus diadakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
apabila digunakan mesin-mesin diesel.
d. Mesin-mesin yang digerakkan dengan bahan bakar bensin dilarang dipakai di bawah
tanah.

12. Pencegahan Bahaya Kebakaran Di Dalam Galian Tanah


a. Pemakaian bahan kerangka utama, dilarang untuk menggunakan bahan bangunan yang
mudah terbakar.
b. Sedapat mungkin harus diusahakan agar bahan yang mudah terbakar harus dikeluarkan
dalam lokasi galian tanah.
c. Dilarang menyimpan cairan yang mudah terbakar dalam jumlah besar di bawah tanah.
d. Minyak pelumas, gemuk dan tali pengikat di bawah tanah harus:
▪ Disimpan dalam tempat tertutup terbuat dari logam, dan
▪ Disimpan di tempat yang aman dari dan jauh dari sumuran, lalu lintas, kerekan,
gudang bahan peledak dan kayu.
e. Tidak diperbolehkan menyimpan gemuk (grease) dan minyak pelumas dalam jumlah
besar di bawah tanah.
f. Sampah yang berminyak dan sisa-sisa kotoran dari mesin harus:

13
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

▪ selalu ditempatkan dalam tempat tertutup terbuat dari logam,dan


▪ harus dikeluarkan ke permukaan tanah pada waktu-waktu tertentu
g. Sisa-sisa dan bagian-bagian kayu yang membusuk harus disingkirkan dengan segera dari
tempat kerja di bawah tanah.
h. Limbah/sampah yang mudah terbakar dilarang dibiarkan bertumpuk di bawah tanah.
i. Apabila pengelasan atau pemotongan dengan menggunakan percikan api sedang
dilakukan terhadap kemungkinan timbulnya api:
▪ Penyangga kayu dan bangunan lainnya serta bahan-bahan yang mudah terbakar harus
dilindungi dengan tabir yang tahan api
▪ Alat pemadam kebakaran yang memadai selalu harus tersedia
▪ Pengawasan yang terus-menerus harus dilakukan terhadap kemungkinan timbulna
api
j. Pada konstruksi bangunan di bawah tanah harus disediakan sarana penanggulangan
bahaya kebakaran yang cukup dan tipe yang sesuai.
k. Untuk keperluan ketentuan ayat tersebut di atas, harus disediakan alat pemadam
kebakaran. Alat pemadam kebakaran harus selalu dalam kondisi siap pakai. Secara
berkala, isi tabung diperiksa dan diganti pada waktunya sesuai ketentuan.
l. Karyawan dan pekerja dididik dan dilatih cara-cara penggunaannya, agar dapat dengan
cepat mengatasi apabila terjadi kebakaran.

13. Fasilitas Keselamatan Kerja


a. Apabila bekerja dalam terowongan, usaha pencegahan harus dilakukan untuk
menghindarkan jatuhnya orang atau bahan atau kecelakaan lainnya.
b. Untuk mengurangi resiko kecelakaan, terowongan harus dilengkapi:
➢ Ventilasi dan penerangan yang cukup
➢ Jalan keluar yang aman, direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga dalam
keadaan darurat terowongan harus segera dapat dikosongkan
➢ Fasilitas untuk sirkulasi udara (blower, AC dll)
➢ Rambu-rambu yang cukup, informatif dan jelas (petunjuk arah, petunjuk bahaya,
larangan dll)

14
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

14. Pengangkatan Galian Tanah Pada Sumuran


a. Harus disediakan ruangan yang cukup antara katrol kerekan dan bucket apabila bucket
tersebut sampai di bagian atas dari sumuran.
b. Segera setelah keadaan memungkinkan harus dipasang alat penuntun bucket.
c. Bucket harus diikatkan erat-erat pada tali kerekan agar tidak mudah terlepas. Kerekan
pada bagian atas sumuran harus dipasang sedemikian rupa sehingga bucket dapt dipasang
dan dilepaskan secara aman.
d. Sumuran yang dilengkapi dengan kerekan yang digerakkan dengan tangan, bagian
atasnya harus dilindungi dengan papan injakan.
e. Bila bucket sedang menaikkan dan menurunkan orang, maka sumuran tersebut pada
lantai kerja dan bagian-bagian atasnya harus ditutup dengan pintu/sekat-sekat yang hanya
untuk lewatkan bucket atau bahan-bahan. Dilarang menggerek orang tanpa
mempergunakan lampu penerangan.
f. Dilarang mengerek orang dari atas sumuran atau pada permukaan kerjanya sebelum sekat
atau pintu angin pada bagian atau pada lantai kerja tersebut ditutup.
g. Dilarang mengangkut orang bersama-sama dengan barang dalam satu bucket. Apabila
menggunakan dua bucket, orang dan bahan dilarang dikerek pada waktu yang bersamaan.
Bucket dilarang diisi bagian atasnya.
h. Benda-benda yang menonjol keluat dari bucket harus diikat erat-erat pada alat
penggantung atau pada tali kerekan.

15. Penyelamatan Dalam Keadaan Darurat


a. Di tempat kerja atau tempat lain yang selalu dilewati pekerja harus disediakan
penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penerangan darurat harus disediakan di tempat-tempat tersebut di atas, sehingga tenaga
kerja dapat menyelamatkan diri dalam keadaan darurat.
c. Tangga darurat harus dipersiapkan dan dibuat pada tempat-tempat yang mudah dijangkau
sewaktu-waktu. Alat bantu dalam keadaan darurat harus disediakan secukupnya. Sirine
atau tanda bahaya/keadaan darurat sejenisnya, harus disediakan untuk memberitahukan
kepada para pekerja apabila terjadi bahaya.

15
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

d. Dalam keadaan darurat, tenaga kerja yang melakukan pengeboran tanah harus telah
dibuatkan perlindungan dari bahaya kejatuhan benda-benda, bahaya debu, uap, gas,
kebisingan dan getaran.
e. Pada tempat kerja yang kadar debunya melebihi ketentuan nilai ambang batas yang
diizinkan, semua pekerja diharuskan memakai respirator, terlebih lagi dalam keadaan
darurat, manajemen/penyedia harus selalu menyediakan sarana ini dan mudah
didapatkan di lokasi tempat kerja.
f. Dalam keadaan darurat, semua pekerja harus dapat menyelamatkan dirinya melalui jalur-
jalur evakuasi sesuai dengan petunjuk yang harus disiapkan di tempat kerja.

16
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

BAB 3
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Bekisting
a. Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan.
b. Bagian-bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat dengan papan.
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima
beban eksternal dan faktor keselamatan harus diperhitungkan, termasuk angka
keamanannya.
d. Tititk-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung bekisting harus terpancang
dan mempunyai daya tahan yang kuat.
e. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan yang berbentuk cerobong
harus dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin.
f. Pelindung bahan material yang hendak jatuh harus dipasang pada bagian dalam dan luar
dari dasar cerobong selama pemasangan atau reparasi.

2. Pekerjaan Pembesian
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup
jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut
meliuk/melengkung dan jatuh.
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertikal, pekerja harus berhati-hati agar besi
beton tidak melengkung misalnya dengan cara mengikatkan banbu atau kayu sementara.
c. Memasang besi beton di tempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras
naik/turun melalui besi beton yang sudah terpasang.
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bambu atau
lainnya, baik setiap besi beton masing-masing atau secara kelompok batang besi, untuk
mencegah kecelakaan fatal.
e. Bila menggunakan pesawat angkat (kran/crane) untuk mengangkat atau menurunkan
sejumlah besi beton, harus menggunakan alat bantu angkat yang terbuat dari tali kabel
baja (sling) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat pengangkatan atau
penurunan harus dipandu oleh petugas (misal dengan memakai peluit).

17
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur operasi
pesawat angkat (crane).
g. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk
pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan, helm dan alat pelindung diri lain yang
diperlukan.

3. Pekerjaan Beton
a. Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan/diperhtikan oleh pekerja antara lain:
 Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan
 Pemeriksaan semua perancah/steiger, stoot-stoot, ikatan penyangga dll
 Apabila menggunakan peralatan concrete pump, antara lain:
➢ Memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang digunakan sudah
cukup kuat.mampu dan hubungan satu pipa dengan pipa lainnya cukup kuat dan
aman
➢ Mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horisontal dan beberapa tempat
harus diikat dengan kuat. Ikatan tidak boleh dengan bekisting atau besi beton
yang pengecorannya sedang dilakukan.
 Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut:
➢ Komando atau perintah yang jelas harus diberikan pada saat pompa bekerja:
kapan harus mulai, berhenti sementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi
yang komunikatif, kalau perlu gunakan handy-talky
➢ Pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada tepat di ujung pipa pada saat
pompa sedang bekerja
➢ Pekerja dan siapapun berdiri di dekat boom concrete pump pada saat pompa
bekerja
➢ Peralatan seperti: vibrator, pipa-pipa, penerangan dll, harus selalu dirawat oleh
petugas yang berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton
b. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton (concrete bucket
towers) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya.
c. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton, antara lain:

18
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

 Kejatuhan benda-benda atau bahan yang diangkut dengan ember,


 Singgungan langsung kulit terhadap semen, adukan atau kapur
d. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan
penguat harus kuat.
e. Seaktu proses pembekuan beton (setting concrete) harus terhindar dari goncangan dan
bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan.
f. Sewaktu lempengan (panel) atau lembaran beton (slab) dipasang pada dudukannya,
harus digerakkan dengan hati-hati terhadap:
 Melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktu ditekan atau direnggang
 Getaran sewaktu menjalankan vibrator
g. Setiap ujung-ujung (besi, kayu, bambu dll) yang mencuat, harus dilengkungkan atau
ditutup.
h. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin bekisting dan
perancah dapat memikul/menahan seluruh beban sampai beton mengeras.
i. Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan konstruksi, harus
dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat.
j. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya paparan/singgungan langsung antara kulit
dengan semen atau adukan beton, bahan pengawet kayu dan bahan kimi lainnya.
k. Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk keperluan lantai,
permukaan dinding dan pekerjaan lainnya, harus dilakukan tindakan pencegahan
terhadap:
 Kemungkinan adanya api yang terbuka, timbulnya bunga api pada pekerjaan
pengelasan
 Sumber api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah terbakar yang timbul di
tempat kerja dan daerah sekitarnya

4. Pekerjaan Shotcrete
a. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup
antara lain: masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan
sepatu karet.

19
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

b. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Ititasi dan alergi dapat disebabkan
oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja antara lain:
 Sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu tanpa
menggunakan masker pelindung pernafasan
 Hindari kontak langsung dengan semen basah atau kering
 Selalu menggunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang dengan sepatu
boot karet dan sarung tangan
 Dilarang keras mengarahkan alat penyemprot semen (shotcrete) ke pekerja lain
 Segera mencuci bersih seluruh anggota badan yang terkena adukan
 Segera mencuci pakaian kerja, sepatu boot, sarung tangan dll setelah selesai bekerja

5. Pekerjaan Di Tempat Tinggi


Dalam pelaksanaan pekerjaan di tempat ketinggian (lebih dari dua meter), beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain:
a. Menggunakan perancah (scaffolding) atau tangga besi permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai (sabuk pengaman/safety belt) untuk menjamin agar tidak
terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi
1,5 meter
c. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum melulai pekerjaan
d. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya
terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-barang yang jatuh
e. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-barang
lain yang tidak diperlukan
f. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya benda-
benda yang dapat menimpa orang dibawahnya
g. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian atasnya
untuk mencegah pergerakan
h. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai kekuatan
dan keamanannya

20
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi

i. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K3
Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak berkepentingan
masuk/berada pada area kerja

21

Anda mungkin juga menyukai