Daftar Isi
1
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi, ada beberapa hal penting yang harus
dipenuhi, antara lain pengetahuan konstruksi, pemahaman, perencanaan, persiapan dan
koordinasi kerja yang baik dan terintegrasi. Koordinasi harus dilakukan selama pelaksanaan
proyek dan juga setelah pelaksanaan selesai, karena pekerjaan konstruksi merupakan
pekerjaan yang sangat kompleks, yang merupakan penggabungan dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, baik secara teknis konstruksinya sendiri maupun dari segi non teknis, termasuk
unsur sumber daya manusia pelaksananya. Dalam proses pelaksanaan suatu proyek
konstruksi, menyangkut beberapa hal sebagai berikut:
a. Pekerjaan Konstruksi
Meliputi penggabungan antara struktur konstruksi dan teknologi yang digunakan baik
yang terdapat pada sarana/alat dan prasaranya, secara keseluruhan atau sebagian dari
rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, tata lingkungan untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.
Pekerjaan konstruksi tersebut diantaranya dapat meliputi:
1) Pembuatan gedung, termasuk penggalian dan konstruksi, perubahan struktur,
renovasi, perbaikan, pemeliharaan dan pembongkaran dari semua bentuk gedung dan
struktur.
2) Pekerjaan sipil, termasukpenggalian dan konstruksi, perubahan struktur, reparasi,
pemeliharaan dan pembongkaran meliputi:
- Pelabuhan udara
- Saluran air dalam tanah
- Bendungan air terjun
- Jalan raya dan jalan bebas hambatan
- Terowongan
- Waduk penampung air banjir dll
3) Pemasangan dan pelepasan pembuatan pabrik dan struktur, seperti pembuatan awal
elemen pabrik di lokasi konstruksi.
2
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
3
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
4
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
BAB 2
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Umum
Tanah/lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri di atasnya. Setiap
pekerjaan konstruksi hamper pasti terkait atau berhubungan dengan tanah. Pengetahuan
mengenai sifat-sifat fisik tanah akan sangat membantu dalam pemilihan peralatan yang
tepat/sesuai yang akan digunakan dalam proses konstruksi tersebut. Termasuk dalam
menentukan metode/cara-cara pencegahan terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi. Pada
dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari: pekerjaan galian, pekerjaan timbunan & pemadatan,
dan pekerjaan bawah tanah. Potensi bahaya yang timbul sangat tergantung jenis tanah.
Jenis tanah umumnya dibedakan seperti:
▪ Tanah lempung basah, tanah lempung kering
▪ Tanah cadas
▪ Tanah pasir basah, tanah pasir kering
▪ Tanah kerikil
▪ Tanah lumpur
Sedangkan jenis tanah di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya dengan komposisi yang
mempunyai kedalaman umumnya:
▪ Lempung lembek, abu-abu muda : 0 – 2 meter
▪ Lempung lembek, abu-abu kuning : 2 – 3 meter
▪ Lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter
▪ Lempung keras, abu-abu tua : 7 – 10 meter
▪ Pasir batu : 10 – 11 meter
▪ Pasir sedang padar : 11 – 12 meter
Untuk melaksanakan pekerjaan tanah, dapat menggunakan alat kerja:
▪ Alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop, ganco dll
▪ Alat berat seperti : doser, loader, alat bor/drill, dump truk dll
5
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
❖ Penggunaan peralatan ini mempunyai tingkat potensi bahaya yang berbeda. Untuk hal
ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang K3 sesuai dengan
pekerjaannya masing-masing. Di samping itu, diperlukan pengawasan yang baik oleh
pelaksana yang betul-betul mengerti akan ketentuan-ketentuan mengenai K3.
❖ Penggunaan sarana dan prasarana pengamanan dalam pekerjaan galiran dalam seperti:
▪ Dinding penahan, perancah dan tangga kerja untuk pekerjaan tanah dengan
kedalaman/ketinggian tertentu, diperlukan suatu konstruksi penyangga yang cukup
kokoh/memadai, guna melindungi pekerja terhadap longsoran
▪ Pagar pengaman untuk mencegah terperosoknya pekerja
▪ Sirkulasi udara yang cukup untuk jaminan pernafasan para pekerja
▪ Penerangan yang cukup
▪ Sarana komunikasi, yang dipergunakan dalam pemberian instruksi tanda peringatan
bahaya agar semua orang secara cepat dan sarana tranportasi evakuasi
6
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
7
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
8
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
9
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
f. Pada tempat kerja bawah tanah yang keadaannya basan, para pekerja harus dilengkapi
dengan pakaian tahan air (water proof) dan sepatu karet.
g. Setiap tenaga kerja dilarang memasuki area konstruksi bangunan di bawah tanah, kecuali
tempat kerja telah diperiksa oleh petugas khusus dan dinyatakan bebas dari bahaya akibat
benda jatuh, uap atau gas berbahaya, radiasi, peledakan dsb.
h. Semua orang yang tidak berkepentingan dengan tugas di dalam terowongan, tidak
diperbolehkan masuk. Semua orang yang masuk terowongan harus dicatat dan
diidentifikasi.
i. Setiap pekerja/karyawan atau siapa saja yang akan memasuki lokasi terowongan tersebut
harus menggunakan APD agar terhindar dari bahaya.
10
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
e. Penutup atau pekerjaan konstruksi penahan yang dibuat dari pasangan batu, hanya
boleh dibongkar secara bertahap sesuai dengan kemajuan pekerjaan pasangan batu.
f. Para pekerja yang sedang bekerja menggali sumur harus dilengkap dengan
panggung, perancah atau steiger dimana mereka dapat bekerja dengan tenang dan
aman.
g. Panggung, perancah dan steiger apabila diperlukan untuk menjaga adanya ventilasi
udara yang cukup di dalam sumuran harus dilengkapi dengan kisi-kisi atau
pengaman lain yang sesuai.
h. Apabila sumuran sampai pada lapisan tanah yang mengandung air/basah, harus
disediakan sarana untuk menyelamatkan diri.
i. Semua sumuran harus disediakan jalan tangga dari permukaan tanah sampai tempat
kerja.
j. Sumuran yang digunakan untuk menaikkan barang harus mempunyai bagian
tangga yang terpisah dari bagian untuk naik turunnya barang dan dibatasi pagar
yang cukup untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
k. Apabila penggalian sumuran dilakukan malam hari, lokasi tersebut harus diberikan
penerangan yang cukup.
l. Pemeriksaan yang teliti terhadap sumuran, harus dilakukan sebelum regu kerja
diturunkan atau sesudah peledakan.
m. Apabila orang-orang sedang bekerja dalam sumuran, bagian bawah sumuran harus
diberi penerangan yang cukup.
10.3. Pekerjaan Perkuatan Dinding Galian
a. Atap dan sisi terowongan dan tempat-tempat kerja di bawah tanah lainnya harus
diberi penyangga secukupnya, atau cara-cara lain yang sejenisnya.
b. Apabila diperlukan penyangga, maka bagian penyangga yang dimaksud harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Penyangga harus didirikan sedekat mungkin dengan dinding terowongan.
d. Dinding, atap dan penyangga dari terowongan harus selalu diperiksa sekurang-
kurangnya sekali setiap pergantian shift kerja.
e. Apabila terowongan harus diperkuat dengan pasangan batu atau beton maka
penyangga tidak boleh dibongkar dari setiap bagian terowongan sampai betul-betul
aman keadaannya.
11
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
12
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
13
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
14
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
15
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
d. Dalam keadaan darurat, tenaga kerja yang melakukan pengeboran tanah harus telah
dibuatkan perlindungan dari bahaya kejatuhan benda-benda, bahaya debu, uap, gas,
kebisingan dan getaran.
e. Pada tempat kerja yang kadar debunya melebihi ketentuan nilai ambang batas yang
diizinkan, semua pekerja diharuskan memakai respirator, terlebih lagi dalam keadaan
darurat, manajemen/penyedia harus selalu menyediakan sarana ini dan mudah
didapatkan di lokasi tempat kerja.
f. Dalam keadaan darurat, semua pekerja harus dapat menyelamatkan dirinya melalui jalur-
jalur evakuasi sesuai dengan petunjuk yang harus disiapkan di tempat kerja.
16
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
BAB 3
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Bekisting
a. Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan.
b. Bagian-bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat dengan papan.
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima
beban eksternal dan faktor keselamatan harus diperhitungkan, termasuk angka
keamanannya.
d. Tititk-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung bekisting harus terpancang
dan mempunyai daya tahan yang kuat.
e. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan yang berbentuk cerobong
harus dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin.
f. Pelindung bahan material yang hendak jatuh harus dipasang pada bagian dalam dan luar
dari dasar cerobong selama pemasangan atau reparasi.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup
jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut
meliuk/melengkung dan jatuh.
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertikal, pekerja harus berhati-hati agar besi
beton tidak melengkung misalnya dengan cara mengikatkan banbu atau kayu sementara.
c. Memasang besi beton di tempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras
naik/turun melalui besi beton yang sudah terpasang.
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bambu atau
lainnya, baik setiap besi beton masing-masing atau secara kelompok batang besi, untuk
mencegah kecelakaan fatal.
e. Bila menggunakan pesawat angkat (kran/crane) untuk mengangkat atau menurunkan
sejumlah besi beton, harus menggunakan alat bantu angkat yang terbuat dari tali kabel
baja (sling) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat pengangkatan atau
penurunan harus dipandu oleh petugas (misal dengan memakai peluit).
17
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur operasi
pesawat angkat (crane).
g. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk
pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan, helm dan alat pelindung diri lain yang
diperlukan.
3. Pekerjaan Beton
a. Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan/diperhtikan oleh pekerja antara lain:
Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan
Pemeriksaan semua perancah/steiger, stoot-stoot, ikatan penyangga dll
Apabila menggunakan peralatan concrete pump, antara lain:
➢ Memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang digunakan sudah
cukup kuat.mampu dan hubungan satu pipa dengan pipa lainnya cukup kuat dan
aman
➢ Mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horisontal dan beberapa tempat
harus diikat dengan kuat. Ikatan tidak boleh dengan bekisting atau besi beton
yang pengecorannya sedang dilakukan.
Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut:
➢ Komando atau perintah yang jelas harus diberikan pada saat pompa bekerja:
kapan harus mulai, berhenti sementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi
yang komunikatif, kalau perlu gunakan handy-talky
➢ Pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada tepat di ujung pipa pada saat
pompa sedang bekerja
➢ Pekerja dan siapapun berdiri di dekat boom concrete pump pada saat pompa
bekerja
➢ Peralatan seperti: vibrator, pipa-pipa, penerangan dll, harus selalu dirawat oleh
petugas yang berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton
b. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton (concrete bucket
towers) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya.
c. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton, antara lain:
18
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
4. Pekerjaan Shotcrete
a. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup
antara lain: masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan
sepatu karet.
19
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
b. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Ititasi dan alergi dapat disebabkan
oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja antara lain:
Sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu tanpa
menggunakan masker pelindung pernafasan
Hindari kontak langsung dengan semen basah atau kering
Selalu menggunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang dengan sepatu
boot karet dan sarung tangan
Dilarang keras mengarahkan alat penyemprot semen (shotcrete) ke pekerja lain
Segera mencuci bersih seluruh anggota badan yang terkena adukan
Segera mencuci pakaian kerja, sepatu boot, sarung tangan dll setelah selesai bekerja
20
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-08 K3 Pekerjaan Konstruksi
i. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K3
Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak berkepentingan
masuk/berada pada area kerja
21