Anda di halaman 1dari 8

Modul Ahli Muda K3 Konstruksi

M-03 Pengetahuan Dasar K3

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
2. TUJUAN DAN SASARAN K3 ................................................................ 1
3. PERLINDUNGAN TERHADAP K3 ....................................................... 2
3.1. Perlindungan Terhadap K3 .............................................................. 2
3.2. Perlindungan Bahan dan Peralatan .................................................. 2
3.3. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ................................................. 3
3.4. Jenis Kecelakaan Kerja .................................................................... 3
3.5. Penyebab Kecelakaan Kerja............................................................. 4
3.6. Kondisi Umum Pekerja di Bidang Konstruksi ................................ 6
4. UNDANG-UNDANG TENTANG K3 ..................................................... 7

1
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

PENGETAHUAN DASAR K3

3. PENDAHULUAN
K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Arti istilah K3 adalah
suatu ilmu pengetahuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit di tempat kerja,
khususnya dalam bidang Jasa Konstruksi. Tingkat kecelakaan kerja dalam bisnis ini, dan
penanganan yang relatif sulit dibanding industri lainnya, sangat menyedihkan. Setiap proyek
besar hampir tidak pernah bebas dari kecelakaan kerja yang sering memakan korban jiwa
dan harta benda yang tidak sedikit. Skala pekerjaan yang semakin besar, luas dan tinggi,
waktu yang cepat belum diimbangi dengan peningkatan keterampilan baik dalam skill
maupun pemahaman akan adanya bahaya. Kebiasaan menggunakan mandor borong yang
umumnya juga sekaligus sebagai penyedia tenaga kerja yang umumnya berpendidikan
rendah, gaji dan fasilitas kerja kurang memadai, meningkatkan potensi terganggunya
kesehatan dan keselamatan kerja.
Pelaksanaan K3 memerlukan komitmen semua pelaku bisnis ini, karena selain
memerlukan perhatian dan tindakan nyata, juga biaya. Pemilik proyek sering menganggap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tugas dan kewajiban pemborong dan biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut sepenuhnya menjadi beban/tanggungan Kontraktor. Dalam
Rencana Anggaran Biaya (RAB) kontrak tidak terlihat atau tidak dialokasikan secara khusus
pos biaya K3. Asuransi semacam Jamsostek merupakan salah satu cara untuk mengatasi
apabila terjadi kecelakaan kerja. Umumnya kontraktor kecil atau tanpa nama, tidak
mengasuransikan pekerjanya.

4. TUJUAN DAN SASARAN K3


Tujuan K3 adalah agar supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada dilokasi
pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya dan merasa aman dalam
melaksanakan tugasnya
Sasaran K3 meliputi:
 Semua bahan dan material, alat dan mesin produksi agar terjamin keamanannya mulai
dari penandatanganan, penyimpanan, pemakaian maupun setelah dipergunakan, harus
melalui tahapan/prosedur yang benar.
2
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

 Semua proses pekerjaan konstruksi, agar dapat dilaksanakan dengan aman dan
terkendali.

3. PERLINDUNGAN TERHADAP K3
3.1. Perlindungan Terhadap K3, meliputi:
a. Semua para pekerja, tukang, mandor dan operator
b. Para teknisi, pelaksana, staff dan pimpinan pemborong
c. Para pengawas dari pihak konsultan
d. Pemilik Proyek dan atau wakil pemilik proyek
e. Para rekanan, supplier, subkontraktor
f. Para tamu, pejabat pemerintah, swasta atau umum lainnya
g. Lingkungan dimana proyek itu berada
3.4. Perlindungan Bahan dan Peralatan
a. Tanpa bahan dan alat, maka tidak akan ada proyek. Kualitas bahan dan alat selain
berpengaruh langsung pada kualitas bisa berpengaruh pada keselamatan kerja.
Adanya bahan-bahan yang berbahaya, seperti dinamit, bahan bakar, cat, terpenting
dsb, yang peka terhadap kebakaran, harus dilindungi terhadap panas, ditempatkan
dalam gudang tertutup atau khusus, dijaga dsb, agar kalau terjadi bencana gampang
diisolasi.
b. Perlatan yang kurang perawatan, sudah tua, dioperasikan tidak sesuai manual dsb,
bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Perawatan dan penggantian suku cadang rutin,
cara pengoperasian yang benar, bisa mencegah terjadinya kecelakaan.
c. Pencegahan lebih efektif apabila:
▪ Semua proses kerja pada setiap tahapan kerja telah melalui perencanaan dan
pembahasan yang matang
▪ Langkah-langkah pencegahan terjadinya kecelakaan kerja telah dijalankan
dengan benar, maka proses produksi akan berjalan lancar, aman dan terkendali.
▪ Penyedia fasilitas tempat tinggal yang bersih dan sehat, sarana K3 Pekerja, maka
semua pekerja, tukang dan semua yang ada di lokasi kerja aman dan sehat.

3
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

3.5. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Akibat kecelakan maka berbagai macam kerugian bisa menimpa dan diderita oleh
semua yang terkena akibat kecelakaan tersebut. Pihak yang tidak tahu apa-apa pun bisa
terkena. Misalnya terkena batu ledakan dinamit, perancah bekisting jalan layang roboh
menimpa mobil yang lewat dsb.
Tingkat dan besarnya kerugian tergantung besar dan kecilnya kecelakaan. Secara umum
kerugian-kerugian akibat kecelakaan kerja dapat meliputi:
▪ Harta benda sampai nyawa
▪ Perlatan kerja rusak, hilang
▪ Pekerjaan terhenti atau dihentikan oleh pihak berwajib
▪ Biaya perbaikan, penggantian bahan dan alat
▪ Overhead meningkat (biaya RS, perawatan, klaim-klaim pihak ketiga, pembayaran
pengacara dsb)
▪ Moral pimpinan dan karyawan menurun
▪ Kepercayaan pelanggan menurun, diputus kontraknya
▪ Masuk penjara, dan lain-lain

3.4. Jenis Kecelakaan Kerja


Berbagai jenis kecelakaan kerja yang bisa terjadi di tempat pekerjaan. Jenis proyek juga
mempengaruhi jenis kecelakaan yang terjadi. Proyek gedung dan dam berbeda, meskipun
demikian ada yang sama atau bisa terjadi pada proyek yang berbeda. Jenis-jenis kecelakaan
yang umum terjadi, sebagai contoh antara lain sebagai berikut:
a. Jatuh dari ketinggian. Pada proyek gedung atau bangunan tinggi, kecelakaan sering
terjadi, dapat diakibatkan karena tersandung, pagar pengaman tidak ada/tidak kuat,
vertigo, takut ketinggian dsb.
b. Kejatuhan benda keras. Benda atau alat kerja yang jatuh bisa mengenai orang di
bawah.
c. Terkena batu hasil ledakan dinamit. Ledakan yang terlalu kuat bisa melempar hasil
ledakan lebih jauh dari perhitungan.
d. Terkena paku, pecahan kaca, batu atau terpukul benda keras.
e. Bongkaran bekisting yang tersebar tidak teratur, pecahan-pecahan kaca, rekan
kerja yang kurang hati-hati.

4
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

f. Kebakaran karena berbagai akibat sampah, kertas yang bertebaran, bahan bakar dsb,
bisa terbakar karena kesembronoan pekerja.
g. Perancah runtuh. Perancah yang tinggi atau menahan beban berat bisa runtuh
disebabkan karena berbagai sebab diantaranya:
 Kunci pin tidak ada
 Landasan amblas
 Corss brace lepas
 Pipa pemaku tidak dipasang, merupakan beberapa penyebab-penyebab umum
terjadinya perancah runtuh
 Begitu juga jika dipakai perancah kayu, bambu atau dolken, pemakuan atau
pengikatan sambungan-sambungan yang tidak kuat, bisa meyebabkan perancah
runtuh.
i. Tower crane jatuh. Peristiwa ini sering terjadi, intensitas pekerjaan yang tinggi, slink
sudah tua, beban over, pengoperasian yang tidak benar, bisa menyebabkan crane jatuh.
j. Tenggelam. Pada proyek-proyek yang berkaitan dengan air, bahaya tenggelam bisa
terjadi. Dsb.

3.5. Penyebab Kecelakaan Kerja


Berdasarkan pengamatan berbagai kecelakaan kerja yang terjadi, maka ada dua
penyebab utama terjadinya kecelakaan:
a. Sifat/Kondisi dan Sarana Kerja
1. Sifat/kondisi pekerjaan berbahaya
Pada bab 6 Pengenalan Jasa Konstruksi, diuraikan contoh-contoh pekerjaan yang
mempunyai potensi bahaya tinggi, yaitu pekerjaan galian dalam, galian di bawah air,
galian dengan dinamit, bangunan tinggi, jalan dan jembatan layang dsb.
2. Lokasi pekerjaan berbahaya
Pada proyek-proyek pekerjaan besar seperti pembuatan dam/bendungan, jalan raya
yang harus menembus lereng dan bukit batu curam, maka lokasi atau kondisi alamnya
mempunyai potensi bahaya yang tinggi. Banjir yang bisa datang tiba-tiba, penggalian
pada tanah yang curam, sehingga memerlukan keterampilan dan kehati-hatian.
3. Sarana kerja berbahaya
Alat dan mesin yang dipergunakan tidak layak pakai. Pekerjaan sekarang menuntut
waktu yang cepat dan kualitas baik. Hal ini bisa tercapai jika didukung sumber daya
5
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

terbaik, khususnya alat, operator dan tenaga terlatih dan terampil. Dalam hal lokasi
dan sifat pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi maka alat dan mesin yang
dipergunakan haruslah alat yang sesuai dan layak pakai. Menggunakan alat dan mesin
yang sudah tua, tidak layak pakai, operator tidak berpengalaman meningkatkan
potensi terjadinya bahaya.
4. Menggunakan bahan-bahan berbahaya
Salah satu bahan berbahaya ialah bahan peledak. Maka cara penyimpanan,
penggunaan yang benar dan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja yang benar-
benar tahu dan berpengalaman.
5. Lingkungan kerja yang tidak nyaman
Pekerjaan di terowongan, penerangan kurang, panas, ventilasi kurang, pengecoran
saat cuaca terik atau malam hari, ruang kerja sempit cepat melelahkan dan
meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja.
6. Sarana dan fasilitas K3 tidak memadai
Bekerja ditempat atau lingkungan kerja yang berbahaya, harus dilengkapi sarana dan
fasilitas K3 yang memadai dan cukup. Helm, sarung tangan, sepatu karet, kacamata
las, tali atau sabuk pengaman adalah contoh sarana kerja dasar/utama untuk
pencegahan.

b. Sifat, Sikap, Perbuatan dan Perilaku


1. Kualitas pekerja dan tukang kurang
Sebagian besar tenaga kerja dan tukang kita berpendidikan rendah, sehingga
pengetahuan dan kepekaan mereka terhadap bahaya K3nya rendah.
2. Cacat fisik dan mental
Adanya cacat fisik, misalnya mata, kaki, pendengaran atau punya penyakit ayan bisa
membahayakan dirinya sendiri.
3. Kecapaian, kurang tidur, lapar, haus dsb.
Kebiasaan kerja terus-menerus dan lembur, menyebabkan kurang tidur dan capai dan
bisa menyebabkan kecelakaan.
4. Sakit yang tidak dirasakan
Karena mengejar jam kerja, maka pekerja yang sebenarnya kondisinya dalam
keadaan sakit, memaksakan untuk terus bekerja. Hal ini bisa membahayakan dirinya
sendiri.
6
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

5. Sikap ceroboh, tidak hati-hati


Sering kita lihat, para pekerja/tukang yang bekerja di ketinggian tidak mau memakai
sarana K3, seperti sabuk pengaman dan sarung tangan. Terpeleset sedikit saja, bisa
jatuh.
6. Pelaksana dan pengawas yang kurang peduli
Banyak terjadi kecelakaan kerja karena pelaksana dan pengawas kurang peka dan
tidak melakukan respons terhadap penyimpanan dan perilaku yang berpotensi
meningkatkan bahaya K3.

3.6. Kondisi Umum Pekerja di Bidang Konstruksi


Meskipun industri konstruksi Indonesia tumbuh begitu pesat, akan tetapi di bidang
ketenagakerjaan hampir tidak berubah. Sektor pekerja dan tukang tradisionil, seperti tukang
batu, tukang kayu dsb, umumnya berasal dari pedesaan yang karena kemiskinan di
daerahnya mereka merantau ke kota besar untuk bekerja di sektor jasa konstruksi.
Beberapa hal yang bisa dicatat dari sektor tenaga kerja ini adalah:
a. Tingkat pendidikan umumnya rendah
Sebagian besar pekerja paling Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Pertama. Mereka
dibawa oleh mandor yang umumnya berasal dari daerah yang sama
b. Umumnya tidak melalui pendidikan formal/pelatihan
Umumnya mereka belajar secara alamiah, dari pekerja menjadi pembantu tukang,
kemudian jadi tukang, menjadi tukang dengan belajar sendiri, atau
c. Upah rendah, makan kurang bergizi
Umumnya para pekerja dibayar oleh para mandor yang membawa mereka, tidak ada
standar yang mengatur standar penggajian di sektor ini. Kemiskinan menyebabkan
prinsip bisa kerja tidak bisa dihindari.
d. Kurang sensitif/peka terhadap kemungkinan adanya bahaya
Faktor pendidikan minim dan pengetahuan potensi bahaya kurang menyebabkan mereka
kurang sensitif/peka terhadap potensi bahaya
e. Fasilitas akomodasi minim
Umumnya dan banyak kontraktor yang tidak menyediakan sarana tempat tinggal dan
MCK yang memadai, ini mempengaruhi tingkat kebugaran dan kesehatan mereka
f. Mudah dan cepat berpindah tempat kerja

7
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-03 Pengetahuan Dasar K3

Pada sektor ini, mereka cepat dan mudah bekerja dari tempat satu ke tempat lain, dari
kontraktor yang baik sarana kerjanya ke kontraktor yang pelit.

5. UNDANG-UNDANG TENTANG K3
Pemerintah sangat memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja bidang jasa
konstruksi. Untuk itu melalui Undang-Undang dan Peraturan dikeluarkan peraturan-
peraturan mengenai K3, antara lain:
a. Dasar-Dasar Peraturan
1) Undang-Undang No. 14 Th. 1969 pasal 9, Tentang Perlindungan Tenaga Kerja
2) Undang-Undang No. 1 Th. 1970, Tentang Keselamatan Kerja
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1980 Tentang Keselamatan Kerja pada
Jasa Konstruksi

b. Isi Pokok Undang-Undang


▪ Perusahaan menyediakan sarana dan perlindungan kerja sehingga semua tenaga kerja
aman
▪ Perusahaan menyediakan sarana dan perlindungan, sehingga orang lain atau yang
berhubungan dengan pekerjaan itu terjamin keselamatannya

Anda mungkin juga menyukai