Anda di halaman 1dari 12

KESELAMATAN KERJA

PEMBONGKARAN BANGUNAN

ANDRI ARTHONO, S.T, M.M


PENDAHULUAN

 Salah satu upaya dari K3 adalah melindungi diri para pekerja dari terjadi nya kecelakaan kerja.upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tindakan berupa melengkapi diri dengan peralatan
pelindung diri atau yang lebih dikenal dengan APD (Alat Pelindung Diri)
 Banyak peralatan perlindungan diri yang bisa dipergunakan oleh para pekerja , yang mana tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pekerjaan yang sedang dilakukan dilapangan atau dilokasi
Keselamatan dan Keamanan Kerja di Public Area Section
a. Harus selalu diingat untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan alat yang dimiliki, spesifikasi
berbeda, maka petunjuk penggunaannya juga akan berbeda, dan gunakanlah sesuai dengan desain yang
dibuat oleh pabrik.
b. Ketika bekerja di area umum pastikan kabel di posisi yang aman bagi staf lain dan tamu agar tidak
terjadi kecelakaan
c. Jangan pernah menggunakan alat yang kulit kabelnya terkelupas.
d. Jangan meletakkan peralatan di area umum, jika anda istirahat, letakkan alat pada area yang
tersembunyi.
e. Jangan mencabut kabel dalam keadaan tangan basah
f. Hati-hati jika bekerja di dalam area yang basah
g. Pada saat anda bekerja di daerah umum, buatlah tanda peringatan (wet coution), agar tidak
mencelakakan orang lain maupun diri anda sendiri.
h. Matikan mesin jika terjadi kepulan asap atau percikan api pada alat tersebut.
i. Penggunaan bahan pembersih dan penempatanya harus benar dan tepat, untuk menghindari kecelakaan
atau kerusakan mesin.
1. Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua pekerja yang berada di
tempat kerja sebelum memulai kegiatan pembongkaran bangunan.
2. Melakukan engineering survey, antara lain mencakup :
a. Melihat kondisi struktur yang akan di bongkar termasuk peninjauan atas kekuatan
bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan kemungkinan collapse .
b. Merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan untuk
pembongkaran serta untuk pengamanan kepentingan publik.
c. Perhitungkan potensial hazard seperti terkubur, celaka dll
d. Menetapkan perangkat K3 kedalam setiap tahap kegiatan, antara lain : jaring pengaman,
rambu / tanda peringatan, alat pelindung diri dll.
e. Jika bangunan yang akan dibongkar sudah rusak karena kebakaran, banjir, huru-hara atau
sebab lainnya, maka perlu direncanakan suatu sistem pengamanan seperti : bracing, shoring
dll untuk melindungi pekerja dari kemungkinan robohnya bangunan.
3. Menetapkan petugas yang kompeten dan berpengalaman atau ahli dalam
melaksanakan pembongkaran bangunan

4. Membuat jalanan yang aman untuk lalu lintas pekerja.

5. Memastikan semua aliran listrik dalam kondisi mati ( shut off ) sebelum pelaksanaan
pembongkaran di mulai dan saluran air dan gas dalam kondisi mati / tertutup. Jika
dipandang membahayakan, maka aliran listrik, saluran air dan gas dapat dipindahkan ke
lokasi sementara di luar bangunan dan dalam kondisi aman.
6. Mengunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot, sarung tangan, masker
dsb.

7. Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja, antara lain : petugas P3K atau tenaga medis
bila perlu, denah dan rujukan rumah sakit / klinik terdekat, kendaraan untuk mengangkut
dan alat komunikasi.

8. Memasang barikade, pagar pengaman agar orang tidak melewati area bongkaran.

9. Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa barang – barang
yang berbahaya, misalnya : bahan yang mudah terbakar atau meledak dll.
 10.Pembongkaran dimulai dengan :
a. Memindahkan benda-benda yang mudah dilepas, misalnya pintu dan jendela
b. Bangunan yang menjorok keluar.
c. Bagian atas bangunan dan diteruskan ke arah bawah.

11. Pembongkaran dinding dan pasangan batu bata harus dilakukan lapis demi lapis dan
bertahap
12. Mengarsipkan semua catatan yang terkait dengan proses pembongkaran bangunan
termasuk foto dokumentasi.
 http://k3danlingkungan.blogspot.co.id/2012/09/
keselamatan-kerja-pembongkaran-
bangunan.html

PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai