Anda di halaman 1dari 44

MODUL PEMBINAAN

CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UMUM


(AK3U)

Pengawasan Norma
Sistem Manajemen
KeselamatanNorma
Pengawasan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
K3 Konstruksi dan
Bangunan

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN K3

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA


1
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pekerjaan konstruksi bangunan dilaksanakan bertahap yaitu

mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan

memelihara dan pembongkaran.

Pada tahapan pelaksanaan jasa konstruksi bangunan pada

seluruh proyek di Indonesia mempunyai ciri-ciri tempat kerja proyek :

1. Selalu berpindah-pindah dalam waktu yang relatif singkat.

2. Terbuka dan tertutup, mempunyai temperatur panas, dingin,

lembab, kering, angin kencang serta berdebu dan kotor.

3. Pekerjaan dilaksanakan secara komprehensif.

4. Menggunakan pesawat/peralatan manual dan modern sesuai

dengan bekas proyek.

Pada tahapan pelaksanaan jasa konstruksi bangunan pada

seluruh proyek di Indonesia menggunakan tenaga kerja sebagai

berikut : musiman atau tidak tetap, pendidikan rendah, pengetahuan

keselamatan kerja masih kurang, fasilitas yang sangat minim. Dari data

kecelakaan (Ref ILO) dibandingkan dengan kecelakaan kerja di tempat

lain :

Konstruksi : 31,9%

Industri : 31,6%

Transport : 9,3%

1
2

Pertambangan : 2,6%

Kehutanan : 3,8%

Lain-lain : 20%

Sedangkan penyebab kecelakaan pada sektor konstruksi

(Ref ILO) :

Jatuh : 26%

Terbentur : 12%

Tertimpa : 9%

Mesin dan alat : 8%

Alat kerja tangan : 7%

Transport : 7%

Lain-lain : 6%

Di dalam upaya mencegah kecelakaan kerja konstruksi

bangunan diperlukan pengawasan yang terus menerus dan terpadu,

baik dari ahli K3 konstruksi maupun Departemen Tenaga Kerja dan

Transportasi.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan pembelajaran umum

Setelah mempelajari modul ini peserta dapat memahami dan

mampu menjelaskan tentang ketentuan peraturan perundangan

konstruksi bangunan.

2. Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat :

2.1. Latar belakang K3 Kontruksi dan Bangunan


3

2.2. Dasar hukum K3 Kontruksi dan Bangunan

2.3. Pengertian K3 Kontruksi Bangunan

2.4. Ruang lingkup K3 Kontruksi Bangunan

2.5. K3 Kontruksi Bangunan

2.6. Pengawasan K3 Kontruksi Bangunan.

C. RUANG LINGKUP

Yang akan dipelajari dalam modul ini adalah :

1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan

2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan

3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan

4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan

5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan

6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek kontruksi bangunan

7. Personil dan Peralatan

8. Inspeksi rutin internal.


BAB II

DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

A. DASAR HUKUM

Sebagai dasar hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3

Kontruksi

4. Instruksi Menaker No. Inst.01/1992 tentang pemeriksaan,

keberadaan unit organisasi K3.

5. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986

tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman

pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan konstruksi.

6. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte

pengawasan proyek konstruksi bangunan.

7. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor

pekerjaan proyek konstruksi.

B. PENGERTIAN

1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan

seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.

4
5

Tempat kerja kegiatan konstruksi bangunan ialah tempat kerja

sebagaimana dimaksud pasal (1) dan ayat (2) huruf c, k, l, Undang-

undang No. 1 Tahun 1970.

2. Kontraktor ialah pelaksana kontruksi.

3. Sub-konstruktor ialah bagian dari pelaksanaan konstruksi yang

mempunyai bidang khusus.

4. Pekerjaan konstruksi beton adalah tahapan pekerjaan konstruksi,

yang menggunakan bahan-bahan, semen, pasir, batu split, batu

belah, batang belah, batang besi ulir.

5. Pekerjaan kontruksi baja

Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang menggunakan

bahan-bahan; konstruksi baja, rangka, baut, mur, pengelasan baja.

6. Pekerjaan penggalian yaitu tahapan pekerjaan konstruksi

bangunan pada tanah (soil), pekerjaan tanah seperti galian,

rembesan, parit timbunan.

7. Pekerjaan pondasi

Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan untuk membuat bagian-

bagian struktur yang memikul beban struktur sampai ketanah.

8. Wajib lapor pekerjaan / proyek konstruksi bangunan : kewajiban

administrasi K3 konstruksi bangunan dari pelaksanaan konstruksi /

kontraktor.

9. Kepala proyek : orang yang memimpin langsung tempat kerja

konstruksi bangunan (pemimpin pelaksana konstruksi).


6

10. Safety officer : petugas / pekerja dan pelaksana konstruksi untuk

melaksanakan K3 di bidang konstruksi.

11. Ahli K3 konstruksi ialah ahli / expert dari pelaksanaan konstruksi

yang ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk

mengawasi ditaatinya Undang-undang Kedaulatan Kerja.


BAB III

POKOK BAHASAN

A. KARAKTERISTIK KEGIATAN PROYEK KONSTRUKSI

Kegiatan proyek konstruksi pada umumnya memiliki waktu /

masa kerja yang terbatas dalam hitungan bulan atau beberapa tahun

saja, terkecuali proyek-proyek konstruksi besar yang kadang-kadang

memakan waktu belasan tahun.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan jumlahnya sangat besar

dan melibatkan banyak sekali tenaga kerja kasar yang memiliki

pendidikan relatif rendah.

Proyek konstruksi bangunan memiliki intensitas kerja yang

sangat tinggi karena sangat dibatasi oleh waktu penyelesaian kegiatan

proyek konstruksi. Di dalam suatu kegiatan proyek konstruksi

diperlukan berbagai disiplin ilmu dan multi crafts.

Peralatan kerja yang beragam dari alat / perkakas kerja tangan

sampai berteknologi tinggi serta penggunaan alat-alat berat, peralatan,

materiil dan tenaga kerja memiliki mobilitas yang tinggi.

B. JENIS-JENIS BAHAYA PADA KEGIATAN KONSTRUKSI

1. Physical Hazards

Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran

radiasi.

7
8

2. Chemical Hazards

Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.

3. Electrical Hazards

Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena

banyaknya instalasi listrik yang bersifat sementara dan kadang-

kadang tidak terkendali.

4. Mechanical Hazards

Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja

tangan, mesin / pesawat sampai kepada alat berat.

5. Physiological Hazards

Atau organisasi yaitu cara kerja atau alat kerja yang tidak tepat,

sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

6. Physiological Hazards

Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton

yang membuat kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat

terpencil sehingga membuat kebosanan dll.

7. Biological Hazards

Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.

C. UNSUR-UNSUR TERKAIT PADA KEGIATAN KONSTRUKSI

BANGUNAN

1. Pemilik proyek

Pemilik proyek adalah penyandang dana sebagai pemilik yang

memberikan kepercayaan kepada kontraktor untuk melaksanakan

kegiatan suatu proyek konstruksi.


9

2. Kontraktor adalah perusahaan jasa konstruksi yang diberi

kepercayaan oleh pemilik proyek untuk mengerjakan suatu

kegiatan proyek konstruksi.

3. Sub-kontraktor adalah perusahaan jasa yang membantu berbagai

macam tugas kontraktor dalam kegiatan proyek konstruksi

bangunan.

4. Pekerjaan proyek adalah para pekerja yang bekerja pada kegiatan

proyek konstruksi.

5. Pekerja subkon adalah para pekerja dari penambahan subkon

tertentu yang berada di proyek konstruksi.

6. Pemasok adalah perusahaan yang bekerja di bidang jasa yang

mensuplai barang-barang / alat-alat kebutuhan proyek konstruksi

bangunan.

7. Masyarakat adalah masyarakat atau yang dapat ikut berpartisipasi

dalam kegiatan proyek konstruksi dalam berbagai macam kegiatan.

8. Instruksi teknis adalah pemerintah yang terkait dengan kegiatan

proyek konstruksi bangunan baik dalam bentuk administratif

maupun terkait.

D. STRATEGI PENERAPAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI

Penerapan K3 pada kegiatan konstruksi dapat di lakukan

dengan urutan sebagai berikut :

1. Identification

Setiap kegiatan proyek konstruksi memiliki karakteristik yang

berbeda, misalnya proyek bangunan tinggi, pembangunan


10

bendungan, bangunan pabrik dan sebagainya. Lakukan identifikasi

polusi bahaya atau kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.

Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan

masing-masing.

2. Evaluation

Dari hasil identifikasi dilakukan evaluasi tentang potensi bahaya

untuk menentukan skala prioritas berdasarkan hazards rating.

3. Develops the plan

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi diatas susun rencana

pengendalian dan pencegahan kecelakaan :

Terapkan konsep manajemen keselamatan kerja yang baku

(SMK3)

Susunlah pekerjaan implementasi dan program-program K3 yang

akan dilakukan (buat dalam bentuk elemen kegiatan).

4. Implementasi

Buat rencana kerja yang telah disusun untuk mengimplementasikan

konsep pengendalian dengan baik.

Untuk mencapai kegiatan yang optimal sediakan sumber daya yang

diperlukan untuk menjalankan program K3. Buatlah kebijakan K3

terpadu.
11

5. Monitoring

Buatlah program untuk memonitor pelaksanaan K3, untuk

mengetahui apakah program-program tersebut telah terlaksanan

dengan baik atau tidak.

Susun lalu audit internal serta inspeksi yang baik sesuai dengan

kondisi setempat.

E. ELEMEN PROGRAM K3 PROYEK KONSTRUKSI

Sebagai implementasi program K3 pada proyek konstruksi

dapat kita laksanakan sebagai berikut :

1. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pihak manajemen harus membuat kebijakan K3 yang akan menjadi

landasan keberhasilan K3 dalam kegiatan proyek konstruksi. Isi


12

kebijakan merupakan komitmen dan dukungan dari manajemen

puncak terhadap pelaksanaan K3.

Kebijakan K3 tersebut harus direalisasikan kepada seluruh

karyawan dan digunakan sebagai kesadaran kebijakan proyek

yang lain.

2. Administratif dan prosedur

Menetapkan sistem organisasi pengelolaan K3 dalam proyek serta

menetapkan personil dan petugas yang menangani K3 dalam

proyek.
13

Menetapkan prosedur dan sistem kerja K3 selama proyek

berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua yang terkait.

Kontraktor harus memiliki :

- Organisasi yang mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan

kebutuhan dan lingkup kegiatan.

- Akses kepada penanggung jawab proyek.

- Personal yang cukup yang bertanggung jawab mengelola

kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan.

- Personil atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam

menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistem cara

kerja aman untuk masing-masing kegiatan.

- Kelengkapan dokumen kerja dalam perizinan yang berlaku

- Manual K3 sebagai kebijakan K3 dalam perusahaan / proyek.

- Prosedur kerja akan sesuai dengan jenis pekerjaan dalam

kontrak yang akan dikerjakan.

3. Identifikasi bahaya

Sebelum memulai sesuatu pekerjaan, harus dilakukan identifikasi

bahaya, guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.

Identifikasi bahaya dilakukan bersama pengadaan pekerjaan dan

safety departemen atau P2K3.

Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baru seperti

check list, what If, hazards dan sebagainya.


14

Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan

baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap

kegiatan.

Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap kegiatan pekerjaan

konstruksi yang meliputi :

- Tahap Perencanaan (Design phase)

- Pengadaan/ Pelelangan (Procurement)

- Konstruksi

- Pengujian dalam rangka serah terima (Commissioning dan start

up)

- Penyerahan kepada pemilik

- Masa pemeliharaan / perawatan bangunan

4. Project safety review

Sesuai dengan perkembangan proyek, dilakukan kajian K3 yang

mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan

pembangunannya.

Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun

dengan standar keselamatan yang baik sesuai dengan

persyaratan.

Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety review

untuk setiap tahapan kegiatan kerja, terutama bagi kontraktor EPC

(Engineering, Procurement, Construction).


15

Project safety review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya

dalam setiap tahapan project secara sistematis.

5. Pembinaan dan pelatihan

Pembinaan dan pelatihan K3 untuk semua karyawan dari level

terendah sampai level tertinggi dan dilakukan suatu proyek dimulai

dan dilakukan secara berkala.

Materi pembinaan dan pelatihan antara lain :

- Kebijakan K3 proyek

- Cara bekerja dengan aman

- Cara penyelamatan dan penanggulangan dalam keadaan

darurat.

- Dan lain-lain.

6. Safety Committee (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja)

P2K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam

proyek konstruksi serta merupakan saluran untuk membina

keterlibatan dan kepedulian semua terhadap K3.

Kontraktor harus membentuk P2K3 yang beranggotakan wakil dari

masing-masing fungsi yang ada dalam kegiatan kerja P2K3

membahas permasalahan K3 dalam kegiatan proyek konstruksi

serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen

untuk meningkatkan K3.

7. Safety Promotion
16

Selama kegiatan proyek berlangsung di selenggarakan program-

program promosi K3, yang bertujuan untuk mengingatkan dan

meningkatkan awareness para karyawan proyek.

Kegiatan promosi berupa poster, spanduk, bulletin, lomba K3 dan

sebagainya yang sebanyak mungkin melibatkan tenaga kerja.

8. Safe working practices

Harus disusun pedoman K3 untuk setiap pekerjaan berbahaya di

lingkungan proyek, misalnya :

- Pekerjaan pengelasan

- Pemasangan perancah / scaffolding

- Bekerja di ketinggian

- Penggunaan bahan kimia berbahaya

- Bekerja di ruang terbatas (confined spaces)

- Bekerja di peralatan mekanik

- Dan sebagainya.

9. Sistem izin kerja

Untuk mencegah kecelakaan dan berbagai kegiatan berbahaya,

perlu dikembangkan izin kerja.

Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah

memiliki izin kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang

(pengawas proyek atau ahli K3)

Izin kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan

peralatan keselamatan yang diperlukan.


17

10. Safety inspection

Safety inspection merupakan program penting dalam phase

konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada “unsafe act maupun

unsafe condition” di lingkungan kegiatan proyek.

Inspeksi harus dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan oleh

petugas K3 atau dibentuk joint inspection semua unsur dan sub

kontraktor.

11. Equipment inspection

Semua peralatan (mekanis, proyek tools, alat berat, dsb) harus

diperiksa oleh ahlinya sebelum diizinkan digunakan dalam proyek.

Semua peralatan yang sudah diperlukan diberi sertifikat

penggunaan dilengkapi dengan label. Pemeriksaan harus dilakukan

secara berkala.

12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang meminta kontraktor

maupun sub kontraktor harus memenuhi standar keselamatan yang

telah ditetapkan dan setiap sub kontraktor harus memiliki petugas

K3. Pelatihan K3 harus diberikan secara berkala kepada karyawan

sub kontraktor.

13. Keselamatan Transportasi

Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi,

sehingga diperlukan pembinaan dan pengawasan transportasi baik

diluar maupun di dalam lokasi proyek. Semua kendaraan angkutan

proyek harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.


18

14. Pengelolaan Lingkungan

Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan

lingkungan dengan baik, mengacu kepada dokumen amdal / UKL

dan UPL.

Selama proyek berlangsung dampak negatif yang diakibatkan oleh

kegiatan proyek harus ditekan seminimal mungkin untuk

menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan.

15. Pengelolaan limbah dan K3.

Kegiatan proyek dapat menimbulkan limbah yang kemungkinan

dalam jumlah yang cukup besar dalam berbagai bentuk.

Limbah yang dihasilkan harus dikelola dengan baik sesuai dengan

jenisnya pada waktu-waktu tertentu . limbah harus dikeluarkan dari

proyek dibuang ketempat yang sudah ditentukan.

16. Keadaan darurat

Apapun dapat terjadi selama kegiatan proyek berlangsung,

misalnya; kebakaran, kecelakaan, peledakan dan sebagainya. Oleh

karena itu perlu diperoleh keadaan darurat dan direalisasikan serta

dilakukan pelatihan / simulasi yang diikuti semua karyawan proyek.

17. Accident Investigation and Reporting System

Semua kegiatan kecelakaan selama proyek berlangsung harus di

selidiki oleh petugas yang telah terlatih dengan tujuan untuk

mencari penyebab utama agar kejadian / kecelakaan serupa tidak

terulang kembali.
19

Semua kejadian / kecelakaan harus dicatat serta dibuat sesuai

statistik kecelakaan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan

rapat pada pertemuan rutin P2K3.

18. Audit K3

Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan dengan

jangka waktu kegiatan proyek. Audit K3 berfungsi untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam

proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya.

Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam memberikan

penghargaan K3.

F. PENGAWASAN PELAKSANAAN K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI

BANGUNAN

Sesuai dengan Pasal 2 Permenaker No. Per.01/MEN/1980 : “

Setiap Pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib

dilaporkan kepada Direktur atau pejabat yang ditunjuk, yaitu Kepala

Dinas Ketenagakerjaan setempat”, dengan mengisi formulir Wajib

Lapor Pekerjaan Proyek/ Konstruksi Bangunan (SE Dirjen Binawas No.

147/BW/KK/IV/1997) yang berisi antara lain :

- Identitas perencana

- Penanggung jawab

- Perkembangan Jamsostek

- Jenis pekerjaan
20

- Waktu pelaksanaan

- Jumlah pekerja

- Pesawat / mesin / peralatan

- Bahan berbahaya

- Fasilitas K3

- Unit K3

- Usaha-usaha K3

(bentuk formulir sebagaimana terlampir)

Dari data-data yang tercantum pada wajib lapor pegawai

pengawas spesialis konstruksi akan melakukan pemeriksaan setempat

untuk melakukan inspeksi.

Dari hasil inspeksi tersebut akan dituangkan kedalam buku Akte

Pengawasan. Akte Pengawasan inilah yang merupakan bentuk dari

pengawasan preventif suatu tempat kerja. Isi buku akte pengawasan

adalah data-data yang diperlukan dari tempat kerja serta syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh pengurus tempat kerja.

1. Tahap Perencanaan (Design phase)

2. Pengadaan/ Pelelangan (Procurement)

3. Konstruksi

4. Pengujian dalam rangka serah terima (Commissioning dan start up)

5. Penyerahan kepada pemilik

6. Masa pemeliharaan / perawatan bangunan


21

G. PERSONIL DAN PERALATAN

1. Personil

Setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus dilakukan oleh

personil yang kompeten sesuai dengan bidang kerjanya sebagaimana

peraturan perundangan K3, antara lain :

- Ahli K3 Umum

- Ahli K3 Konstruksi Utama, Madya, Muda

- Supervisor Perancah

- Teknisi Perancah

- Teknisi Listrik

- Operator Pesawat Angkat Angkut

- Operator Pesawat Tenaga Produksi

- Petugas P3K di tempat kerja

- Petugas K3 Ruang terbatas

- Pelaksana

2. Peralatan

Semua peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan

Konstruksi dipastikan dalam kondisi aman yang dibuktikan

dengan Sertifikat / Pengesahan / Akte Ijin, antara lain :

Pesawat angkat-angkut : Crane, Forklift, Passenger Hoist,

Excavator, dll

Peralatan kerja sebelum dipergunakan harus

diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan lembar


22

check list. Secara berkala peralatan tersebut harus diperiksa

dan diuji oleh pengawas K3 spesialis atau ahli K3 spesialis

sesuai dengan bidangnya.

3. INSPEKSI RUTIN INTERNAL

Contoh check list

No Pertanyaan Ya Tdk Keterangan


1. Apakah memiliki kebijakan K3
2. Apakah kebijakan tersebut telah
disebarluaskan kepada seluruh
karyawan
3. Apakah masih ada karyawan yang
belum memakai APD
4. Apakah sudah dipasang rambu-rambu
peringatan
5. Apakah ada penjelasan K3, bagi para
tamu
6. Apakah untuk tamu juga disediakan
APD
7. Apakah ada kegiatan K3 sebelum
bekerja
8. Apakah sudah dibentuk P2K3
9. Apakah telah memiliki ahli K3 serta
tenaga kerja lain yang memiliki
kompetensi
10. Apakah peralatan di telah disertifikasi
11. Apakah dilakukan inspeksi rutin
12. Apakah kegiatan inspeksi menggunakan
check list
13. Apakah pernah dilakukan audit K3
14. Apakah peralatan kerja sebelum
dipergunakan diperiksa terlebih dulu
15. Pemeriksaan tersebut menggunakan
check list
23

No Pertanyaan Ya Tdk Keterangan


16. Apakah tersedia kotak obat P3K
17. Apakah ada petugas yang kompeten
terhadap P3K
18. Apakah ada sanksi terhadap
pelanggaran K3 secara tertulis
19. Apakah telah tersedia alat pemadam
kebakaran
20. Apakah telah memiliki struktur
organisasi tanggap darurat.
BAB IV

SOAL LATIHAN

1. Apakah yang menjadi dasar hukum pengawasan K3 pekerjaan

konstruksi bangunan ?

2. Pengawasan K3 pekerjaan konstruksi bangunan dilakukan pada setiap

tahapan pekerjaan, sebutkan !

3. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian kecelakaan di

proyek konstruksi ?

4. Apa manfaat unit K3 di proyek konstruksi bangunan

5. Jelaskan tentang bahaya-bahaya yang ada di kegiatan proyek

konstruksi bangunan !

6. Dalam bentuk apa pengawasan K3 proyek konstruksi bangunan ?

7. Apa tujuan pembuatan pedoman kerja di proyek konstruksi bangunan?

8. Mengapa pihak manajemen harus membuat komitmen K3 ?

9. Tanggap darurat pada konstruksi bangunan sangat diperlukan untuk

kondisi seperti apa tanggap darurat itu dibuat ?

10. Berikan contoh jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan izin kerja !

23
BAB V
PENUTUP

Perkembangan dalam sektor konstruksi banyak menggunakan

peralatan, pesawat, mesin, bahan berbahaya cenderung mengundang

sumber bahaya potensial yang sangat tinggi.

Sumber bahaya dengan potensi tinggi akan meningkatkan bahaya

baik dari sifat cara dan proses produksi serta lingkungan kerja dengan

risiko kecelakaan yang lebih besar kalau tidak diadakan upaya

pengendaliannya.

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan meningkatkan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup antara lain upaya untuk

mencegah dan mengendalikan kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan

dan penyakit akibat kerja di tempat kerja konstruksi bangunan.

Dalam kondisi yang demikian perlu tenaga kerja yang lebih terampil

dan profesional di dalam pengoperasiannya, sehingga risiko bahaya dapat

lebih ditekan. Peranan K3 akan sangat penting dan strategis guna

mengantisipasi masalah tersebut diatas.

24
LAMPIRAN 1

NO. :

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

AKTE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN


PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

NAMA PROYEK :

LOKASI / ALAMAT :

KODYA/KAB. :

PROPINSI :

Catatan :
Warna dasar Cover kuning.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN & K3
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. No. 51 – JAKARTA
Kotak Pos 4872 Jak. 12048 Telp. 5255733 Pes. 600 – Fax (021) 5253913

AKTE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN


PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
NO. :

1. Nama Proyek :
2. Lokasi/alamat :
3. Izin mendirikan bangunan :
4. Pelaksana konstruksi/kontraktor :
5. Status Perusahaan :
6. Alamat :

7. Nama Project Manager :


8. Nilai Kontrak :
9. SIUJK Nomor :
10. Dimulai pada :
11. Tenaga kerja/Pekerja yang
dikerjakan :
(a) Kontraktor :
WNA :
WNI :

(b) Sub. Kontraktor :


WNA :
WNI :

Jumlah (a) + (b) :


12. Data Proyek : Terlampir
13. Peralatan Kerja :
13.1. Motor diesel/Genset :
13.2. Scaffold/Perancah :

13.3. Pesawat angkat :


13.4. Bahan-bahan berbahaya :

A.n. Dirjen Binawas


Kepala Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten/Kota

_________________________
DATA PROJEK

1. Nama Projek :

2. Lokasi :

3. Pemberi Tugas :

4. Perencana konstruksi :

5. Pengawas konstruksi :

6. Pelaksana konstruksi :

7. Luas lahan :

8. Luas bangunan :

9. Sub kontraktor :

(dapat ditambah lembar tersendiri)

10. Mulai pekerjaan/Lama proyek :

11. Jumlah tenaga kerja : orang

a. Tetap
WNA : orang

WNI : orang

b. Borongan/harian lepas : orang

12. Selesai pekerjaan :

13. Wajib lapor Per. 01/Men/1980 : Ada/Tidak ada

Dibuat oleh :
Form : 001 D

BERITA ACARA
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

Pada hari ini ……., tanggal …….., bulan …………, tahun ……… saya nama :

…………………..., NIP……………….., jabatan pengawas ketenagakerjaan

……………………………………, ………………… bertempat di …………………, telah

melakukan pengawasan ketenagakerjaan pada proyek konstruksi bangunan sebagai berikut :

1. Nama proyek/bangunan :
2. Lokasi :
3. Ijin mendirikan bangunan :
4. Pelaksana konstruksi/ kontraktor :
5. Alamat :
6. Pemimpin/proyek manager :
7. Status perusahaan/klass :
8. Nilai Kontrak
9. SIUJK :
10. Mulai pekerjaan :
11. Lama proyek :
12. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan :

a. Kontraktor : orang
WNA :L= orang P= orang
WNI :L= orang P= orang
b. Sub kontraktor :
WNA :L= orang P= orang
WNI :L= orang P= orang
Form : 001 (D)

13. Mesin, pesawat dan peralatan kerja yang ada (dapat ditambah lembar tersendiri) :
a. Motor diesel / genset : Unit
b. Prancah/Scaffold : Unit
c. Pesawat angkat : Unit
d. Bahan berbahaya yang ada di lokasi tempat kerja :

Pihak Kontraktor Pegawai Pengawas K3


Yang memeriksa

_________________ ___________________
Proyek Manager NIP.

KETERANGAN :
Form : 001 (C)

CHECKLIST UNTUK PENGAWASAN


TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Nama Proyek :
Lokasi / alamat :
Pelaksana konstruksi :
(kontraktor)
Item yang diperiksa/
Diamati sbb :

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN


1 2 3 4 5
I Umum
1. Apakah kontraktor induk telah melapor
kepada Depnaker sesuai pasal 2
Per.01/Men/1980

2. Apakah kontraktor induk telah memiliki


Wajib Lapor sesuai UU.No.7/1981

3. Apakah semua pekerja harian lepas dan atau


borongan sampai Subkon telah mendapat
perlindungan Jamsostek

4. Apakah kontraktor induk/subkon mempunyai


Ijin penyimpangan waktu kerja

5. Apakah memiliki Poliklinik di lokasi proyek,


bila ada berapa petugas kesehatan yang aktif.

6. Apakah proyek mempunyai petugas


K3/Safety Officer yang telah bersertifikat.

7. Apakah proyek memiliki organisasi K3 (Unit


K3/P2K3) atau Safety commitee
8. Apakah safety officer atau safety commitee
memiliki program K3 untuk pelaksanaan
proyek

9. Apakah safety officer atau safety commitee


memiliki kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Safety talk
b. Rapat-rapat K3
- Harian
- Mingguan
- Bulanan
c. Prosedur kerja setiap tahapan pekerjaan
d. Supervisi dan inspeksi
e. Tersedia check list/safety patrol
f. Petugas piket
g. Kegiatan kampanye K3: Lomba K3,
kebersihan, disiplin, dll
h. Tindakan sanksi

10. Apakah cukup disiapkan alat-alat


perlengkapan dan alat pelindung diri (PPE)
serta jumlahnya:
a. Helm
b. Sepatu kerja
c. Tali pengaman
d. Masker las
e. Penutup mulut
f. Sarung tangan
g. Pakaian kerja
h. Kaca mata alas
i. Jaringan pengaman
j. Terali pengaman
11. Apakah ada dipasang rambu-rambu & poster :
a. Papan pengumuman untuk tata tertib
b. Poster-poster K3
c. Rambu-rambu atau papan-papan
peringatan seperti tanda awas bahaya,
tanda bahan mudah terbakar.
d. Tanda kode petunjuk arah :
- MCK
- Tandu
- Musholah
- Kantin
- Bak sampah induk
- Kotak P3K
- Tempat istirahat
- Air minum
- Klinik
- Ruang safety committe

12. Adakah kesiapan kontraktor dalam


pencegahan dan penanggulangan kebakaran
dan sarananya antara lain APAR apakah
sudah dipasang pada tempat/lokasi yang
rawan kebakaran.

II. Layout/Tata Ruang Lokasi

1. Lokasi proyek konstruksi


a. Luas tanah : m2
b. Luas bangunan : m2
c. Jumlah lantai : lantai
d. Jumlah basement : lantai
e. Kantor proyek
f. Gudang bahan material
g. Pos keamanan
h. Poliklinik
i. Kantin
j. Kamar MCK
k. Rute lalu lintas kendaraan
l. Tempat parkir
m. Rute jalan orang keluar/masuk
2. Pemagaran lokasi proyek
1. Bahan
2. Tinggi
3. Keadaan

3. Lingkungan kerja
a. Kebersihan
b. Penerangan
c. Ventilasi

4. Struktur bangunan dan peralatan kerja


4.1. Perancah/Scaffold
- Sertifikasi
- Keadaan
- Pemeriksaan terakhir
- Yang memeriksa
4.2. Pesawat-pesawat angkat
- Mobil Crane/Tower Crane
- Jumlah
- Perizinan
- Keadaan
- Pemeriksaan terakhir
- Pemilik
- Pabrik pembuat
- Data teknis (jenis, nomor serie)
4.3 Pesawat-pesawat
tenaga/genset/motor diesel
- Jumlah
- Perizinan
- Keadaan
- Pemeriksaan terakhir
- Pemilik
- Pabrik pembuat
- Data teknis, jenis dan nomor
seri

5. Operator-operator alat-alat Angkat dan


lain-lain sesuai Per.09/Men/2010
- Jumlah : orang
- Nama :
- Jenis :
- Kelas :

6. Prosedur keselamatan dan kesehatan


kerja (K3)
- Peraturan-peraturan, pedoman teknis
petunjuk pelaksana
- Jadwal meeting K3/Unit K3/P2K3/
Pimpinan Proyek
- Statistik kecelakaan
- Daftar/bentuk laporan
kecelakaan/bahaya
- Jadwal supervise
- Program pembinaan K3
- Prosedur pemeriksana kesehatan
tenaga kerja
- Pelatihan K3 bagi mandor/operator,
anggota pengurus unit
K3/P2K3/petugas K3

7. Upaya-upaya perlindungan K3
- Terhadap bahaya jatuh / penadah /
palang pengaman / safety belt
- Terhadap kejatuhan benda/jala
pengaman/ safety net/pagar sementara
- Terhadap robohnya bagian bangunan
- Terhadap kebakaran (regu balakar)
- Terhadap kebisingan
- dll

8. Prosedur pelaporan kepada instansi


terkait
- Daftar indentifikasi sumber bahaya
(sumber bahaya) yang dapat diduga
dari tiap tahap pekerjaan
- Wajib lapor pekerjaan
- Perlindungan norma kerja (upah, jam
kerja, lembur dan jamsostek)
III Lain-lain

IV. Syarat-syarat yang harus dilakukan oleh kontraktor (syarat-syarat yang


diberikan oleh Pengawas K3)

V. Tanggal pemeriksaan :

Pihak Proyek Diperiksa oleh :


(Kontraktor) Nama/Nip :

Jabatan :

Tanda tangan :

________________
Project Manager
LAMPIRAN 2

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. No.51 -Jakarta


Kotak pos 4872 Jak. 12048 Tlep. 5255733 Pes. 600 - Fax (021) 5253913

From : KONT
01 Laporan No. : -001

WAJIB LAPOR
PEKERJAAN /PROYEK KONTRUKSI BANGUNAN

Sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.
01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kontruksi
bangunan sebagai pelaksana Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

1. Nama Proyek bangunan


2. Lokasi Proyek
3. Jenis Proyek
4. - Pelaksana Kontruksi/Kantor
Utama (Main Kontraktor)

- Nama Pemimpinm Proyek


- Jabatan
- Alamat Kantor
- Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan
- Perlindungan Jamsostek
- SIUJK
5. - Pemberi Tugas / Kerja
- Alamat
6. - Pengawas Kontruksi
- (Konsultan Pengawas
- Alamat Kantor
- Pimpinan penanggung jawab
7. Bagian Pekerjaan / Proyek yang dikerjakan oleh Sub Kontraktor
(Data Lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
Sub
Jenis Pekerjaan kontraktor Nama Sub kontraktor

7.1 Persiapan dan Pondasi Ya/Tidak

7.2 Gedung / Structure Ya/Tidak

7.3 Meknikal dan Elektrikal (M&E).


Ya/Tidak
meliputi :
Ya/Tidak
Power plant/genset

Ya/Tidak
Instalasi Pipa air /plumbing

Ya/Tidak
Instalasi tata udara

Ya/Tidak
Instalasi proteksi kebakaran

Instalasi penyalur petir Ya/Tidak

Instalasi Lift Ya/Tidak

7.4 Pekerjaan Finishing Ya/Tidak

Ya/Tidak
- Sipil

8. Jumlah Pekerja yang akan di pekerjakan selama pekerjaan konstruksi/proyek


berlangsung (Data lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)

Jumlah Pekerja : ( )
Orang WNI Org. WNA Org.

L Org. L Org.

P Org. P Org.

9. Lama Proyek : Tahun ( bulan)

10. Pekerjaan Proyek dimulai pada


Waktu Pelaksana

11. Tahap Pekerjaan/Schedule

- Persiapan dan Pondasi

- Gedung/Structure

- Instalasi Listrik

- Mekanikal dan Elektrikal (M&E)

- Power Plant/genset

- Instalasi Pipa air (Plumbing)

- Instalasi lift
- Instalasi tata udara

- Instalasi Proteksi kebakaran

- Instalasi Penyalur petir

- Sipil

- Finising

- Hand out/penyerahan

12. Fasilitas alat, pesawat, mesin, dan perlengkapan kerja yang tersedia atau

(Data lengkap dapat diuraikan dalam bentuk sendiri)

Sertifikasi Kondisi
Jenis Alat /Perlengkapan Jumlah
Nomor

- Kantor Proyek

- Pembangkit Listrik/Genset

- Instalasi tata udara/ventilasi

- Instalasi Penerangan

- Mobile Crane

- Tower Crane

- Hoisting Lift

- Mesin Pancang/Alat Pneumatic

- Power Shovel/Excavator

- Perancah

13. Bahan-Bahan yang berbahaya yang


terdapat pada lingkungan tempat kerja /
proyek

14. Fasilitas Keslamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tersedia :

Sertifikasi Kondisi
Jenis Fasilitas K3 Jumlah
Nomor

- Safety helmet

- Safety shoe

- Sarung tangan

- Safety belt
- Ear plug /Ear Muff
- Masker

- Geogles

- Poliklinik/ Rumah Sakit Rujukan

15. Unit K3 ( P2K3 /Safety committee)


- Nama
Jabatan
- Anggota-anggota
Usaha-usaha K3 yang akan dilakukan :
16.
(Prosedur Lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)

Ada/Tidak
14.1. Panduan K3
14.2. Program K3 Ada/Tidak

Ada/Tidak
14.3. Penyuluhan K3

……………….…….

Pelaksanaan
Konstruksi
(Kontraktor Utama)

Site Manager

1 Lembar warna putih dikirim ke Kantor Departemen Tenaga kerja


2 Lembar warna biru Arsip Kontraktor /pelaksana Konstuksi.
3 Lembar warna merah di kirim ke Depnaker pusat Cq. Direktorat Pengawasan Norma keselamatan
dan kesehatan Kerja.
4 Lembar warna hijau di kirim ke Kanwil Departemen tenaga Kerja
5 Lembar warna kuning dikirim ke Kacab PT. Jamsostek (persero)
LAMPIRAN 3

DATA LENGKAP SUB KONTRAKTOR MASING-MASING JENIS PEKERJAAN

1. Nama Sub Kontraktor

Jenis Pekerjaan

Nama Penanggung Jawab

Alamat Sub Kontraktor

2. WNI WNA
Data Tenaga Kerja/Pekerja Jumlah Kualifikasi
L P L P
- Management dan Staf
- Supervisior/Pengawas
- Formen/Mandor
- Petugas K3/Safety Officer
- Operator Crane/Forklift
- Juru Las
- Pekerja/tenag kerja
Sertifikat
Jumlah Kondisi
3. Data Pesawat, Alat, mesin-mesin Nomor
Perlengkapan kerja

- Genset
- Mobil Crane
- Tower Crane
- Histing Lift
- Power Sovel
- Excafator
- Mesin Pancang
- Perancah/Secaffolding
Catatan.: dapat disesuaikan dg jenis
pekerjaan
4. Unit K3/ Safety Commite

- NAMA
- Jabatan

- Angota-anggota
Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Yang Tersedia.:
5.
Sertifikat
Jumlah Kondisi
Jenis Fasilitas K3 Nomor

- Safety helmet

- Safety shoe

- Safety belt

- Safety Net

- Ear Plug/Ear Muff

- Geogles
Mengetahui,
Kontraktor Utama Sub Kontraktor
DAFTAR PUSTAKA

1. Himpunan Peraturan Perundangan K3

2. Pedoman Pelaksanaan tentang K3 pada Tempat Kerja Kegiatan Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai