Disampaikan oleh:
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi
Dalam acara:
Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 DASAR HUKUM
Tujuan Umum
Memahami peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait pelaksanaan
Keselamatan Konstruksi.
Tujuan Khusus:
• Mematuhi dan menjalankan
peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait
Keselamatan Konstruksi dengan
baik.
• Mampu menerapkan Standar dan
Peraturan Perundang-undangan
dalam tahap perencanaan RKK
3
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG
Permen PUPR No 28/2016 tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum (proses revisi)
• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bersifat umum
dialokasikan dalam Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP Khusus K3
Permen PUPR 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
Komponen/Item pekerjaan penerapan SMKK dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
REGULASI
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik
4
darat, laut, maupun udara serta kepolisian
Republik Indonesia.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.
15
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
Ayat pembangunan kembali;
Ayat c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 Pasal 2 pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau
59 teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi
Pengawasan Sanksi
Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi
KETENTUAN UMUM
PELAKSANAAN TEKNIS K3
Pasal
2 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Lampiran I:
01 Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
02 Lampiran II:
Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
03
Lampiran III:
Formulir Laporan Audit SMK3
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian
Ayat 1
Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa
uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Pasal 1
Ayat 6
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pekerjaan konstruksi :
Kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan,
peralatan, penerapan teknologi dan tenaga kerja, dapat
merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja serta
pertimbangan bahwa tenaga kerja di bidang kegiatan
konstruksi selaku sumber daya yang membutuhkan bagi
kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap
ancaman kecelakaan kerja.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Permenaker No. 4/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja P2K3 dan Pengangkatan Ahli K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah
Pasal 1 badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha
dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan
Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Permen PUPR 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi pemerintah dan
swasta dengan penyesuaian struktur organisasi di unit organisasi masing-
masing.
7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT
PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
SATGAS PENCEGAHAN Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan:
1. sosialisasi;
COVID-19 2. pembelajaran (edukasi);
3. promosi teknik;
Dibentuk oleh Pejabat Pembuat 4. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di
Komitmen (PPK) proyek lapangan;
Meupakan bagian dari Unit 5. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan
Keselamatan Konstruksi (UKK) COVID-19 Kementerian PUPR melakukan Identifikasi
Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan;
Berjumlah paling sedikit 5 (lima)
6. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi
orang yang terdiri atas:
COVID-19 kepada semua pekerja dan tamu proyek;
1. 1 (satu) Ketua merangkap 7. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan
anggota; dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi pekerja;
2. 4 (empat) Anggota yang 8. pemberian vitamin dan nutrisi tambahanguna
mewakili Pengguna Jasa dan peningkatan imunitas pekerja;
Penyedia Jasa. 9. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
10. melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan
pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Satgas Pencegahan COVID-19 Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara.
berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan COVID-19 Kementerian PUPR
PEMBERHENTIAN PEKERJAAN SEMENTARA
A B C
MEKANISME PENGHENTIAN MEKANISME PERGANTIAN
KOMPENSASI UPAH
PEKERJAAN SEMENTARA SPESIFIKASI
1) Usulan penghentian sementara dapat Pergantian spesifikasi dapat diusulkan Penghentian sementara
dilakukan oleh PPK dan/atau Penyedia jika dalam Kontrak Penyelenggaraan
Jasa berdasar usulan Satgas Pencegahan
tidak melepaskan hak dan
Jasa Konstruksi memiliki kendala kewajiban Pengguna Jasa
COVID-19 setelah dilakukan Identifikasi dalam proses pengiriman material
Potensi Bahaya COVID-19 di Lapangan dan Penyedia Jasa terhadap
dan/atau peralatan dan/atau suku
2) Mendapatkan persetujuan dari cadang impor akibat barang tsb
Tenaga Kerja Konstruksi,
Kasatker/KPA dan Kabalai berasal dari negara yang ditetapkan Subkontraktor, Produsen
3) Waktu penghentian paling sedikit 14 sebagai negara terjangkit COVID-19 dan Pemasok yang terlibat
(empat belas) hari kerja atau sesuai pembatasan jalur pengadaan barang
dengan kebutuhan impor di Indonesia
USULAN BIAYA TAMBAHAN
Pelaksanaan pencegahan dan penanganan COVID- Untuk memastikan kewajaran harga Biaya
19 di lapangan dapat diusulkan menjadi biaya Tambahan
tambahan penerapan SMKK sesuai peruntukannya
melalui Adendum Kontrak Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Kabalai/Kasatker menyampaikan permohonan
kepada APIP untuk melakukan reviu usulan
Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
pemenuhan terhadap pembayaran upah Tenaga
tetap dilanjutkan, pemberian kompensasi biaya
Kerja Konstruksi, Subkontraktor, Produsen dan
upah Tenaga Kerja dan Subkontraktor/
Pemasok selama masa penghentian sementara.
Produsen/Pemasok harus tetap dilakanakan
Dapat diusulkan sebagai biaya tambahan
C PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG JASA KONSTRUKSI
FILOSOFI: kemudahan dan perluasan akses dalam proses pengadaan jasa konstruksi yang dapat
dilakukan secara online maupun offline tetap memperhatikan kaidah-kaidah dalam proses
pengadaan barang jasa konstruksi.
3 Protokol Pelaksanaan
TUJUAN Pekerjaan
Untuk mendukung keberlangsungan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 4 Protokol Penyesuaian
berjalan dengan aman, efektif, dan Kontrak
efisien dengan tetap mengutamakan
upaya pencegahan penularan COVID-19
A. PROTOKOL DI
TEMPAT KERJA
Tempat kerja merupakan lokus interaksi
dan berkumpulnya orang
Yang dimaksud tempat kerja mencakup
lokasi perkantoran serta lokasi
1
pekerjaan konstruksi (direksi kit dan
lapangan)
PROTOKOL
UMUM
B. PROTOKOL BAGI
PENYELENGGARA
Pedoman New Normal ini berlaku bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelengaraan jasa
konstruksi (pengguna jasa, penyedia jasa
konsultansi konstruksi, penyedia jasa pekerjaan
konstruksi, tenag kerja kontruksi)
PROTOKOL UMUM
A. PROTOKOL DI TEMPAT KERJA
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran
2
3 Offline dan/atau Online
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
4 Evaluasi Kewajaran Harga
PROTOKOL Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
5
PEMILIHAN Online
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Tujuan:
Kementerian PU Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
REGULASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Persyaratan Lainnya
Undang-Undang
PERATURAN MENTERI
SNI:
SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Bahan Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
Listrik 2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan
kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab
kepada pemimpin proyek.
TERIMA KASIH