Artinya operational cost akan sensitif pada nilai Rp235,36 juta, apabila
peningkatan biaya operasional melebihi angka di atas, investasi yang sebelumnya
feasibel akan berubah menjadi tidak feasibel lagi.
Jika yang akan dianalisis sensitivitas suku
bunga (i):
Angka sensitivitas suku bunga sebetulnya adalah nilai IRR dari investasi tersebut,
karena IRR sendiri adalah saat NPV investasi sama dengan nol. Oleh karena itu,
prosedur mencari sensitivitas perubahan suku bunga sama dengan prosedur
mencari IRR investasi.
n
Sensitivitas investasi saat NPV = 0 atau atau CF
t 0
t (FBP)t =0
NPV
i = iNPV+ + (iNPV iNPV )
| NPV NPV |
3.17
i = 30% + (40% 30%)
3.17 170,64 |
i = 30% + 0,18%
i = 30,18%
Jadi, investasi akan sensitif pada kenaikan suku bunga melebihi
nilai 30,18%.
Apabila Umur Investasi tidak
sama dipakai AE
Suatu rencana investasi menyediakan tiga alternatif dengan perkiraan cash flow seperti tabel
berikut.
Alt A Alt B Alt C
Investasi 1000 jt 800 jt 1200 jt
Annual Benefit 400 jt 400 jt 300 jt
Annual Cost 50 jt 75 jt 50 jt
Nilai Sisa 700 jt 500 jt 400 jt
Umur Investasi 4 th 3 th 6 th
Suku Bunga (i) 10% 10% 10%
Penyelesaian
Karena umur masing-masing alternatif tidak sama, maka analisis evaluasi
sebaiknya dilakukan dengan metode Annual Ekuivalen (AE), yaitu
n
AE = CF
t 0
t (FBA)t
Karena faktor yang lain diasumsikan relatif sama, maka yang perlu mendapat
perhatian cukup biaya investasi saja, yaitu:
a. PWCA dari metode satu tahap adalah 2 miliar rupiah.
b. PWCB dua tahap konstruksi adalah:
PWCB = I1 + I2 (P/F,i,n)
= 1,4 + l,7(P/F,8,n)
Jika n = 8 PWCB = 1,4 + 1,7(0,5403) = Rp 2,318 miliar
Jika n = 10 PWCB = 1,4 + 1,7(0,4632) = Rp 2,187 miliar
Jika n = 12 PWCB = 1,4 + 1,7(0,3971) = Rp 2,075 miliar
Jika n = 15 PWCB = 1,4 +1,7(0.3152) = Rp 1,935 miliar
Gambar 7.1
Grafik BEP dari Dua Metode Pelaksanaan
Metode A akan sensitif terhadap metode B, jika PWCA = PWCB, di mana PWCB akan
sama jika I2 berada antara n = 12 dan 15 tahun yang akan datang.
Jika diinterpolasikan akan diperoleh:
2,075 2
n = 12 + (15-12) = 13,6 tahun = 14 tahun.
2,075 1,935
Kesimpulan: Alternatif sensitif pada umur proyek 15 tahun
Jika kapasitas maksimum dibutuhkan sebelum 14 tahun yang akan datang,
sebaiknya dibangun full capacity dari sekarang. Sebaliknya, jika kapasitas
maksimum akan dibutuhkan setelah 14 tahun yang akan datang, sebaiknya
fasilitas dibangun dua tahap, yaitu tahap pertama sekarang dan tahap kedua 14
tahun yang akan datang.
Jika soal di atas asumsi biaya operasionalnya diganti, di mana
biaya operasional untuk alternatif full capacity tahun pertama
200 juta rupiah dan tiap tahun meningkat gradient 25 juta
rupiah/tahun, sedangkan biaya operasional untuk
pembangunan bertahap, tahun pertama 120 juta rupiah dan
meningkat gradient 20 juta rupiah/tahun, akan dihitung
sensitivitas alternatif pada suku bunga 10%/tahun.
Penyelesaian
Alternatif A
Present Worth of Cost dicari untuk umur yang berbeda, yaitu:
PWCA = IA + Ac (P/A,i,n) + G (P/G,i,n)
PWCA = 2000 + 200 (P/A,i,n) + 25 (P/G,i,n)
Jika n = 5 PWCA = 2000 + 200(3,791) + 25 (6,862)
= Rp 2929,75 juta
Jika n = 6 PWCA = 2000 + 200 (4,355) + 25 (9,684)
= Rp 3113,1 juta
Jika n = 7 PWCA = 2000 + 200(4,868) + 25 (12,763)
= Rp 3292,67 juta
Jika n = 8 PWCA = 2000 + 200(5,335) + 25 (16,029)
= Rp 3467 juta
Jika n = 9 PWCA = 2000 + 200(5,759) + 25 (19,421)
= Rp 3637,32 juta
Jika n = 10 PWCA = 2000 + 200(6,144) + 25 (22,891)
= Rp 3801 juta
Alternatif B
Present Worth of Cost dicari untuk umur yang berbeda, yaitu :
PWCB = IB1 + Ac (P/A,I,n) + G (P/G,I,n) + I B2 (P/F,I,n)
PWCB = 1400+120 (P/A,i,n)+20 (P/G,i,n) + 1700 (P/F,i,n)
Jika n = 5 PWCB = 1400+120(3,791)+20(6,862)+ 1700 (0,6209)
= Rp 3047,69 juta
Jika n = 6 PWCB = 1400+120(4,355)+20 (9,684) + 1700 (0,5645)
= Rp3075,93 juta
Jika n = 7 PWCB = 1400+120(4,868)+20(12,763) + 1700 (0,5132)
= Rp 3111,86 juta
Jika n = 8 PWCB = 1400+120(5,335)+20(16,029)+ 1700 (0,4665)
= Rp 3153,83juta
Jika n = 9 PWCB = 1400+120(5,759)+20(19,421) + 1700 (0,4241)
= Rp 3200,47 juta
Jika n = 10 PWCB = 1400+120(6,144) +20 (22,891) + 1700 (0,3855)
= Rp 3250,45 juta
Dengan memasukkan nilai PWC dari masing-masing alternatif pada Grafik 6.2
berikut, diperoleh titik potong (BEP) antara kedua alternatif pada tahun ke 5,7
atau dibulatkan saja pada tahun ke-6.
Gambar 7.2
Grafik BEP dengan Memasukkan Variabel Biaya Operasional
Kesimpulan:
Jika kebutuhan full capacity sebelum tahun ke-6 sebaiknya
dilakukan pembangunan dengan kapasitas maksimum
sekarang, sebaliknya jika kebutuhan full capacity setelah tahun
ke-6, sebaiknya fasilitas dibangun bertahap, yaitu tahap
pertama sekarang dan tahap kedua setelah tahun ke-6.