Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Automatic Ladder Modullar System Accessibility Berbasis


Microchip Controller untuk Meningkatkan Kenyamanan dan
Keselamatan Penumpang Saat Naik dan Turun Kereta Api

BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:
Dimas Wahyu Pambudi : 17508134021 : 2017
Bambang Erdiansa Putra : 17508134006 : 2017
Yusuf Hanafi : 17508134034 : 2017

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2017
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem Konsep Microcontroller ATmega 8 ............................................. 3
2.2 Sistem Konsep RFID .............................................................................. 3
2.3 Sistem Konsep Sensor Inductive .............................................................. 4
2.4 Sistem Konsep Sensor Capacitive ........................................................... 4
2.5 TFT Touchscreen ..................................................................................... 5
2.6 Konsep Sistem Motor Stepper ................................................................. 5

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


3.1 Tahap Analisa dan Studi Literatur ........................................................... 6
3.2 Tahap Desain / Perancangan sistem ........................................................ 6
3.3 Tahap Perakitan Sistem Elektronik dan Mekanik .................................... 7
3.4 Tahap Pengujian....................................................................................... 7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10


LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi.................................................................. 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .......................................... 20
Lampiran 5. Gambaran Teknologi .............................................................. 21

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kejadian di stasiun Rangkasbitung ............................................ 1
Gambar 2.1 ATmega 8 .................................................................................. 3
Gambar 2.2 Sensor RFID ............................................................................. 4
Gambar 2.3 Sensor proximity inductive......................................................... 4
Gambar 2.5 TFT Touchscreen ....................................................................... 5
Gambar 3.1 Desain Tangga ........................................................................... 7
Gambar 3.2 Flow Chart Automatic Ladder Modullar Accessibility.............. 7
Gambar 3.3 Diagram blok Automatic Ladder Modullar Accessibility .......... 8
Gambar 1 Desain 3D Alat........................................................................... 21
Gambar 2 Skematik Control Alat ............................................................... 21

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya .............................................................. 9
Tabel 4.2 Jadwal Rencana Kegiatan ............................................................... 9

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur
untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Sesuai peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor : PM. 48 Tahun 2015 Pasal 3 ayat 1 bahwa kereta api
sebagai salah satu moda transportasi massal hendaknya harus memenuhi syarat -
syarat utama, yaitu keselamatan, keamanan, kehandalan, kenyamanan, kemudahan,
dan kesetaraan. Kereta api harus dapat menjamin penumpangnya agar selamat,
aman, dan nyaman saat akan naik kereta, didalam kereta dan saat turun dari kereta.
Hal tersebut selama ini cenderung belum dapat dipenuhi secara baik oleh penyedia
jasa transportasi kereta api sehingga memicu munculnya berbagai permasalahan.
Sebagai salah satu contoh masalah yang dialami penumpang terjadi pada
kereta api Gajayana rute Malang - Jakarta dengan tujuan Cirebon. Penumpang
mengeluhkan fasilitas yang tersedia di kereta api tersebut sangat kurang. Keluhan
tersebut mengenai fasilitas tangga yang berfungsi untuk naik dan turun penumpang
dari kereta api yang tidak berhadapan dengan pintu kereta, sehingga hal tersebut
sangat membahayakan terutama penumpang anak kecil, lansia, maupun ibu hamil
(Handy Asikin, http://nasional.kompas.com, 13 Maret 2009). Contoh kasus lain
yang terjadi di stasiun Rangkasbitung, tidak terdapat tangga di depan pintu-pintu
kereta karena tangga kereta masih bersifat manual atau masih digeser-geser oleh
petugas kereta api, membuat sebagian penumpang terpaksa melompat dari pintu
keluar (Rangga Baskoro, Wartakotalive.com, 03 April 2017).

Gambar 1.1 Kejadian di stasiun Rangkasbitung, penumpang harus memanjat saat


naik kereta

Berdasarkan masalah yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tangga


untuk naik dan turun penumpang dari kereta api masih memiliki kelemahan, salah
satunya adalah tangga kereta tersebut masih digeser-geser dengan bantuan manusia.
Hal tersebut kurang efektif karena ketika kereta api berhenti di stasiun maka pintu

1
kereta api sering berhenti pada posisi yang tidak tepat sehingga ujung tangga tidak
bersisian dengan pintu kereta.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diciptakan sebuah teknologi untuk
memberikan solusi bagi penumpang pada saat naik dan turun dari kereta api.
Teknologi ini menggunakan komponen elektronik yaitu Microcontroller ATmega
328, sensor RFID dan komponen pendukung mekanik lainnya sehingga biaya yang
dikeluarkan bisa lebih murah dan mudah diterapkan.

1.2 Perumusan Masalah


a. Bagaimana rancangan automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller untuk meningkatkan kenyamanan dan
keselamatan penumpang saat naik dan turun dari kereta api?
b. Bagaimana cara kerja automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller?
c. Apa keunggulan dari automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller?

1.3 Tujuan
a. Menghasilkan teknologi automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller untuk meningkatkan kenyamanan dan
keselamatan penumpang saat naik dan turun dari kereta api.
b. Mengetahui cara kerja automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller.
c. Mengetahui keunggulan automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan adalah :
a. Teknologi tepat guna automatic ladder modullar system accessibility
berbasis microchip controller.
b. Hak karya intelektual (paten).
c. Artikel jurnal.

1.5 Manfaat
a. Memberikan solusi bagi penumpang saat naik dan turun dari kereta api.
b. Terciptanya prototype automatic ladder modullar system accessbility untuk
memudahkan naik dan turun penumpang kereta api berbasis microchip
controller.
c. Menambah kreatifitas mahasiswa Indonesia dalam menciptakan produk
yang mampu bersaing di pasar global.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Konsep Microcontroller ATmega 8


Microcontroller ATmega 8 adalah sistem microprocessor yang tertanam
didalam sebuah chip. Didalam sistem microcontroller terkandung sebuah inti
processor, memori program serta terdapat input-output. Prinsip kerja
microcontroller adalah memberi sebuah perintah terhadap input agar
microcontroller bisa melakukan sebuah eksekusi terhadap motor stepper sehingga
tangga mampu berjalan secara otomatis baik ke kanan maupun ke kiri.
ATmega 8 adalah microcontroller CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC
yang memiliki 8K Bytes In-System Programmable Flash. Microcontroller dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan
maksimum 16 MIPS pada frekuensi 16MHz (Rehiara, dkk : 2015).

Gambar 2.1 ATmega 8


(Sumber :http://www.kynoidrobotics.com)

Berikut adalah fitur dari AVR ATmega 8:


a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas port A, B, C dan D
b. ADC (Analog to Digital Converter)
c. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan
d. CPU yang terdiri atas 32 register
e. Watchdog Timer dengan osilator internal
f. SRAM sebesar 512 byte
g. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write
h. Port antar muka SPI untuk men-download program ke flash
i. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi
j. Port USART untuk komunikasi serial

2.2 Sistem Konsep Sensor RFID (Radio Frequency Identification)


RFID (Radio Frequency Identification) merupakan kombinasi dari
frekuensi radio berbasis teknologi microchip. Informasi yang terkandung dalam
microchip dan ditempelkan pada output dapat dibaca menggunakan teknologi
frequency radio. Sebuah alat pembaca (sensor, pemindai, interogator) mencari
antena pada tag dan mengambil informasi dari microchip dalam perangkat RFID
(Boss, 2007). Pada konsep ini, sensor akan bekerja untuk mendeteksi nama kereta

3
yang datang dan jumlah gerbong pada kereta sehingga touchscreen akan
menampilkan data jumlah pintu kereta api.
.

Gambar 2.2 RFID (Radio Frequency Identification)


(Sumber : www.fritzing.org)

2.3 Konsep Sistem Sensor Proximity Inductive


Sensor proximity inductive adalah sensor yang mampu mendeteksi
keberadaan benda tanpa harus menyentuhnya. Sensor proximity inductive
beroperasi berdasarkan prinsip kelistrikan dari induktansi atau yang disebut gaya
gerak listrik (GGL). Sensor ini hanya mampu mendeteksi benda logam.
Sensor inductive memiliki empat komponen, yaitu : kumparan, osilator,
rangkaian deteksi, dan rangkaian output. Osilator menghasilkan medan magnet
yang saling tarik menarik dan berbentuk seperti donat melengkung dari coil yang
terletak dipermukaan sensor. Ketika sebuah benda logam berada pada medan
pendeteksian sensor, menghasilkan arus eddy pada benda logam, magnetis
mendorong kembali, dan akhirnya mengurangi osilasi medan sensor inductive itu
sendiri. Rangkaian pendeteksian sensor menguatkan osilator dan memicusebuah
output. Output sensor berupa tegangan DC dalam bentuk pulsa (Industrial
Automation, 2008). Pada konsep ini, sensor inductive berperan sebagai syarat untuk
mendeteksi tangga bahwa tangga sudah pada posisi di pintu kereta dan juga sebagai
syarat untuk menghentikan motor stepper ketika sudah pada posisi di pintu kereta.

Gambar 2.3 Sensor proximity inductive


(Electrical Equipment, 2010)

2.4 Konsep Sistem Sensor Proximity Capacitive


Sensor proximity capacitive adalah sensor untuk mengukur atau mendeteksi
sebuah benda non logam. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan muatan energi
listrik yang dapat disimpan oleh sensor akibat perubahan jarak lempeng, perubahan
luas penampang, dan perubahan volume dielektrikum. Sensor kapasitif
dikategorikan sebagai sensor reaktif. Oleh karena itu, hal tersebut dipengaruhi oleh

4
input-nya frekuensi (Dunn, 2006). Pada konsep ini, sensor capacitive berperan
sebagai syarat mengidentifikasi datangnya kereta dan pemberangkatan kereta
sehingga ketika kereta datang tangga otomatis akan berjalan mencari pintu kereta
yang akan dideteksi, dan ketika kereta berangkat tangga akan kembali ke initial
position.

2.5 TFT Touchscreen


TFT touchscreen adalah sistem yang menghubungkan antara manusia dan
teknologi mesin. TFT touchscreen dapat berupa pengendali dan visualisasi status
baik manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time. TFT
touchscreen bekerja secara online dan real time dengan membaca data yang
dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh sistem controller-nya. TFT
touchscreen akan memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa peta
mesin produksi dapat dilihat bagian mesin mana yang sedang bekerja. Pada TFT
touchscreen juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider, dan
sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengendalikan mesin sebagaimana
mestinya. Selain itu dalam TFT touchscreen juga ditampilkan alarm jika terjadi
kondisi bahaya dalam sistem. Sebagai tambahan, TFT touchscreen juga
menampilkan data-data rangkuman kerja mesin termasuk secara grafik (Darma
Adiantoro, 2008).

Gambar 2.5 TFT Touchscreen


(Sumber : www.seedstudio.com)

2.6 Konsep Sistem Motor Stepper


Motor stepper merupakan motor dc yang tidak mempunyai komutator.
Kumparan pada bagian stator sedangkan pada bagian rotor merupakan magnet
permanen (bahan ferromagnetic). Karena konstruksi inilah maka motor stepper
dapat diatur posisinya pada posisi tertentu atau berputar ke arah yang diinginkan,
apakah searah jarum jam atau sebaliknya. Motor stepper dapat berputar atau
berotasi dengan sudut step yang bisa bervariasi tergantung motor yang digunakan
(Kilian, 2003). Konstruksi automatic ladder modullar system accessibility untuk
memudahkan naik dan turun penumpang kereta api menggunakan penggerak motor
stepper untuk menghindari backlash akibat proses berjalannya tangga untuk naik
dan turun penumpang kereta api.

5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan program PKM-KC pembuatan automatic ladder


modullar system accessibility berbasis microchip controller ini dilakukan dengan
berbagai tahapan mengikuti model Linier Sequential Model (LSM) yang terdiri dari
4 tahapan yang berulang yaitu tahap analisis, dan studi literatur, desain /
perancangan sistem, perakitan sistem elektronik dan mekanik, dan pengujian.
Empat tahapan ini akan berulang hingga dipenuhinya kondisi ideal yaitu sistem
berfungsi dengan baik sesuai yang direncanakan. Kegiatan yang dilakukan untuk
setiap tahap dapat dijelaskan sebagai berikut

3.1 Tahap Analisa dan Studi Literatur


Dalam tahapan ini, dilakukan analisis dan studi literatur mengenai tangga
kereta api, sensor inductive, sensor RFID, sensor kapasitif, mikrokontroler
ATmega 8, TFT touchscreen, dan motor stepper. Selain itu,dilakukan pula
pengumpulan informasi penting (data primer dan sekunder) dan menyusunnya
sehingga menghasilkan parameter untuk mendesain sistem kerja mekanik dan
perancangan sistem elektroniknya.

3.2 Tahap Desain / Perancangan sistem


Pada proses perancangan sistem, dilakukan perancangan proses kerja dari
automatic ladder modullar system accessibility untuk memudahkan naik dan
turun penumpang kereta api berbasis microchip controller. Secara garis besar
sistem ini terdiri dari perancangan mekanik dan elektronik. Pada bagian
mekanik tangga akan dipasang motor stepper dan roda gigi yang berfungsi
untuk menggerakkan roda tangga, kemudian roda tangga akan dipasang dijalur
rel khusus untuk tangga supaya bisa mudah dalam setting-nya. Tangga akan
dibuat dengan desain bertingkat dan ada pegangannya supaya tidak
membahayakan penumpang khususnya anak kecil dan lansia ketika naik dan
turun. Pada bagian elektronik akan memanfaatkan microcontroller ATmega 8
untuk mengirimkan data - data yang sudah dideteksi oleh sensor inductive,
sensor capacitive, dan sensor RFID ke TFT touchscreen, kemudian
touchscreen akan menampilkan visualisasi jumlah pintu kereta api berbentuk
angka. Angka tersebut kemudian di feedback ke microcontroller untuk
dieksekusikan ke tangga.

6
Gambar 3.1 Desain Mekanik Tangga

- Sensor Inductive
- Sensor Capacitive
- Sensor RFID
TFT
Touchscreen Microcontroller ATmega 8

Motor Stepper

Gambar 3.2 Flow Chart Automatic Ladder Modullar System Accessibility


Berbasis Microchip Controller

3.3 Tahap Perakitan Sistem Elektronik dan Mekanik


Pada tahap ini dirakit sistem mekanik dan elektronik dari automatic ladder
modullar system accessibility berbasis microchip controller untuk
meningkatkan kenyamanan dan keselamatan penumpang saat naik dan turun
kereta api. Sistem elektronik yang dibuat meliputi box komponen untuk
penempatan power supply 24 VDC, microcontroller ATmega 8, dan TFT
touchscreen. Kemudian untuk sistem mekanik yang dibuat meliputi tangga
kereta dari pelat logam, dudukan motor stepper, motor stepper, dan dudukan
sensor inductive, capacitive, maupun RFID.

3.4 Tahap Pengujian


Setelah tahapan implementasi perakitan sistem mekanik dan
elektroniknya selesai, selanjutnya dilakukan pengujian kinerja alat dan
troubleshooting, hingga sistem bekerja sempurna seperti yang direncanakan.
Untuk menguji kelayakan automatic ladder modullar system accessibility

7
berbasis microchip controller dilakukan uji persamaan perhitungan skala kecil
dan skala besar.
Metode pelaksanaan program karsa cipta Automatic Ladder Modullar
System Accessibility Berbasis Microchip Controller untuk meningkatkan
kenyamanan dan keselamatan penumpang saat naik dan turun kereta api, secara
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4

Survei Kondisi Penetapan Desain Alat Survei Alat


Lapangan dan Bahan
yang
dibutuhkan
Perakitan Alat Pembuatan Komponen Pembelian
Mekanik Dan Alat dan
Elektronik Bahan
Pengujian

Gambar 3.4 Diagaram blok pembuatan automatic ladder modullar accesibility


berbasis microchip controller

8
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Penggunaan anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan PKM-KC ini
adalah sebesar Rp 12.400.000,- dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang Rp 366.500
2. Bahan habis pakai Rp 10.552.000
3. Perjalanan Rp 610.000
4. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, Rp 871.500
lainnya
Jumlah Rp 12.400.000

4.2 Jadwal Kegiatan.


Tabel 4.2 Jadwal Rencana Kegiatan

Bulan
Jenis
No 1 2 3 4 5
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
kegiatan
2 Desain
mekanik dan
rangkaian
elektronik
3 Pembuatan
mekanik
4 Pembuatan
elektronik
5 Instalasi
prototype
6 Mencari
settingan
7 Finishing
8 Evaluasi
program
9 Penyusunan
laporan

9
DAFTAR PUSTAKA

Handy Asikin. 2009. Memanjat dan Melompat di Kereta Api. Diakses pada tanggal
08 November 2017 dari
http://nasional.kompas.com/read/2009/03/13/1030007/memanjat.dan.melompat.di
.kereta

Rangga Baskoro. 2017. Penumpang Banyak yang Melompat Saat Turun dari KRL
di Stasiun Rangkasbitung. Diakses pada tanggal 09 November dari
http://wartakota.tribunnews.com/2017/04/03/penumpang-banyak-yang-melompat-
saat-turun-dari-krl-di-stasiun-rangkasbitung

Rehiara, Adelhard Beni, dkk. 2015. Implementation of ATMega 8 Microcontroller


for Data Logger of Solar Irradiaton . International Journal of Applied Mathematics
and Modelling. Vol 3 no 1. 1-3

Industrial Automotion. 2008. Proximity Sensors. Diakses pada tanggal 09


November 2017 dari
http://industrialautomation.wordpress.com/2008/09/30/proximity-sensors/

Boss, Richard. 2007. RFID Technology for Libraries. Diakses pada tanggal 09
November 2017 dari
http://staging.ala.org/ala/mgrps/divs/pla/plapublications/platechnotes/RFID-
2007.pdf

Dunn, WC. 2006. Introduction to Instrumentation, Sensors, and Process Control.


Norwood: Artech House. Diakses pada tanggal 09 November dari
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/776/1/012118/pdf

Darma Adiantoro. 2008. Perancangan Sistem Monitoring Chiller berbasis PC.


Hasil hasil penelitian EBN tahun 2008. Setrum - Volume 1, No. 2

Kilian. (2003). Modern Control Tech-nology: Components and Systems, Del-mar.


Majalah Ilmiah Unikom Vol.6, No. 2

10
11
12
13
14
15
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian Biaya (Rp)
(Rp)
Mengukur benda
Penggaris 1 Set Rp 50.000 Rp 50.000
kerja
Tang
pengupas Mengupas kabel 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000
kabel
Ember plastik Melarutkan PCB 1 Buah Rp 15.000 Rp 15.000
Cutter Memotong PCB 1 Buah Rp 5.000 Rp 5.000
Membersihkan
Atraktor 1 Unit Rp 20.000 Rp 20.000
kotoran tenol
Lem tembak Merapikan kabel 1 Unit Rp 36.500 Rp 36.500
Solder Memanasi tenol 1 Unit Rp 45.000 Rp 45.000
Mini drill Melubangi PCB 1 Buah Rp 45.000 Rp 45.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 366.500

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Justifikasi Kuantit Jumlah Biaya
Material Satuan
Pemakaian as (Rp)
(Rp)
Otak dari sistem
ATmega 8 kontrol 2 Unit Rp 60.000 Rp 120.000
elektronika
Monitor semua
TFT
data yang akan 2 Unit Rp 400.000 Rp 800.000
Touchscreen
ditampilkan
Motor Stepper Penggerak tangga 2 Buah Rp 300.000 Rp 600.000
Sensor
Pendeteksi logam 5 buah Rp 380.000 Rp 1.900.000
Inductive
Sensor
Pendeteksi kereta 5 Buah Rp 300.000 Rp 1.500.000
Capacitive
Pendeteksi pintu
Sensor RFID 2 Buah Rp 600.000 Rp 1.200.000
kereta
Penghubung
Mur Baut 1 Set Rp 190.000 Rp 190.000
mekanik
Cylinder Naik turun
4 Unit Rp 250.000 Rp 1.000.000
Electric mekanik

16
Penghubung
Soket dan
kelistrikan 50 Meter Rp 462.000 Rp 462.000
Kabel
elektronik
Pelat Besi 30 x
Bahan benda kerja 2 lembar Rp 200.000 Rp 200.000
30 cm

Penguat jalur PCB


Tenol 1 Unit Rp 50.000 Rp 50.000
Pembuat jalur
PCB I Unit Rp 20.000 Rp 20.000
elektronik
2
Acrylic Bahan benda kerja Rp 300.000 Rp 600.000
Lembar
Pelindung benda
Cat Semprot 2 Buah Rp 75.000 Rp 150.000
kerja dari karat
Driver Motor Pengaman motor
4 Buah Rp 170.000 Rp 680.000
Stepper stepper
Relay Modul 8 Mengendalikan
I Unit Rp 100.000 Rp 100.000
channel penggerak
Power Supply Sumber aliran
1 Unit Rp 200.000 Rp 200.000
24 vdc listrik
Kawat besi Pegangan tangga 1 Unit Rp 30.000 Rp 30.000
Mentransfer
Downloader program ke 1 Unit Rp 350.000 Rp 350.000
ATmega 8
Komponen Sebagai
mekanik pendukung dari 1 Set Rp 400.000 Rp 400.000
pendukung mekanik tangga
SUB TOTAL (Rp) Rp 10.552.000

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Perjalanan Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Perjalanan ke Membuat
tempat bengkel benda kerja 3 Kali Rp 120.000 Rp 360.000
mesin dari mesin
Perjalanan
Akomodasi membeli alat 5 Kali Rp 50.000 Rp 250.000
dan bahan
SUB TOTAL (Rp) Rp 610.000

17
4. Lain-lain
Harga
Justifikasi Jumlah Biaya
Material Kuantitas Satuan
Perjalanan (Rp)
(Rp)
Membuat
Keskretariatan Proposal dan Rp 250.000
Laporan
Lain - lain Rp 621.500
SUB TOTAL (Rp) Rp 871.500
Total (Keseluruhan) Rp 12.400.000

18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/
minggu)
1. Dimas Wahyu - Koordinator
D3 Teknik
Pambudi / Teknik 15 - Programming
Mesin
17508134021
2. Bambang - Teknisi
D3 Teknik
Erdiansa Putra / Teknik 15 - Desainer
Mesin
17508134006
3. Yusuf Hanafi / D3 Teknik - Administrasi
Teknik 15
175081034034 Mesin - Pengujian

19
20
Lampiran 5. Gambaran Teknologi

Rangkaian kontrol

Mounting Sensor

Rel Motor Steeper


Roda

Gambar 1. Desain 3D alat

Gambar 2. Skematik kontrol alat

21

Anda mungkin juga menyukai