Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Amalia Nala R.

A
NIM : 19051427006
KELAS : D4 TRT 2019
UTS JALAN KERETA API

1. Sebutkan gaya-gaya yang bekerja pada jalan rel kereta api dan bagaimana bentuk
aksinya terhadap gaya-gaya tersebut agar tidak menimbulkan bahaya bagi perjalanan
kereta api itu sendiri (Nilai 20)

2. Bantalan merupakan komponen track yang sangat penting diletakkkan dibawah rel-rel
secara melintang ataupun memanjang, :
a. jelaskan reformasi bantalan jalan kereta api di Indonesia
b. Jelaskan fungsi bantalan bagi jalan kereta api dan berikan penjelaskan
pemakaian bantalan kayu, besi dan beton.
c. gambarkan dan lengkapi dengan ukuran-ukurannya pada masing-masing
bantalan
(Nilai 20)

3. Sebutkan perbedaan Tamping dengan Stone Blower, lengkapi dengan penjelasan


melalui sket gambar (Ni

4. Jalan Kereta Api selama umur rencana selalu dilalui Traffic KA (Passing Tonage)
oleh karenanya akan ada penurunan balas akibatnya ketebalan dibawah bantalan
semakin berkurang, sebutkan cara mengembalikan fungsi balas dibawah bantalan (ada
2 cara) & jelaskan cara pelaksanaannya sket dengan gambar (Nilai 20)

5. Apa yang saudara ketahui tentang Rail Fastening dan macamnya, serta bagaimana
penggunaannya pada perkeretaapian dari zaman ke zaman di Indonesia (Nilai 20)
1. Gaya Vertikal
Gaya Vertikal adalah beban yang paling dominan dalam struktur jalan rel, gaya ini
menyebabkan defleksi vertikal, dan defleksi vertikal ini adalah indikator terbaik dan kwalitas,
kekuatan dan umur jalan rel. Secara garis besar besarnya beban vertikal dapat dijelaskan
sebagai berikut:
• Gaya Lokomotif (Locomotive), Jenis lokomotif dapat dilihat dari cara penomorannya,

 Gaya Gerbong (Wagon), Gerbong dipakai untuk angkutan barang, dimana yang
diperlukan terutama dari segi beratnya sehingga muatannya dapat besar (massal dan
berat). Prinsip beban sama, dan satu gerbong dapat terdiri dari 2 gandar (tanpa bogie) dan
4 gandar (dengan 2 bogie)
 Gaya Transversal (Lateral) Gaya ini disebabkan adanya gaya sentrifugal, ‘Snake motion’,
dan ketidak rataan geometri jalan rel, bekerja pada titik yang sama dengan gaya vertikal
di rel. Gaya ini menyebabkan tercabutnya ‘terpon’ dan geseran pelat tandas (base plate)
pada bantalan kayu, sehingga dapat merubah geometri jalan rel, dan pada kondisi tertentu
dapat mengakibatkan loncatnya roda keluar rel (anjlogan, derailment). Besarnya gaya
lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar rel, besarnya adalah: Plateral / Pvertikal < 1,2
Pada kondisi dimana rel dan roda sama-sama aus, maka pembatasan lebih kecil, yaitu:
Plateral / Pvertikal < 0,75.
 Gaya Longitudinal Gaya ini diakibatkan terutama oteh perubahan suhu pada rel (‘thermal
strees’), dan untuk konstruksi kereta api modern, dimana dipakai rel panjang (long
welded nails), gaya ini sangat memegang peranan penting. Tambahan pada gaya
longitudinal ini adalah gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel) dan gaya rem (akibat
pengereman kendaraan rel)
2. A.
B. Fungsi Bantalan
1. Mengikat rel sehingga lebar sepur tetap terjaga.
2.Menerima beban vertikal dan lateral oleh beban di atasnya dan mendistribusikannya ke
balas sebagai gaya vertikal.
3.Menjaga stabilitas pergerakan struktur rel ke arah luar dengan mendistribusikan gaya
longitudinal dan lateral dari rel ke balas.
4.Menghindari kontak langsung rel dengan air tanah.
Jenis Bantalan
a. Kayu
- Kayu utuh, padat, tidak bermata, tidak ada bekas ulat dan tidak ada tanda mulai lapuk.
- Kadar air maksimum 25 %
- Bantalan kayu terbuat dari kayu mutu A dengan kelas kuat/awet I atau II
1. Persyaratan Kayu
- Kayu harus kering udara
- Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar bantalan (atau lebih dari 3,5 cm)
- Bantalan tidak boleh mengandung sisi lengkung yang lebih besar daripada 1/10 tinggi dan
1/10 lebar bantalan
- Miring arah serat (tangensial ) tidak melebihi 1/10
- Retak arah radial tidak boleh lebih dari ¼ tebal bantalan dan retak-retak menurut
lingkaran tumbuh tidak melebihi 1/5 tebal bantalan.
2. Umur Bantalan Kayu
- Umur kelas awet I = 8 tahun dan umur
- kelas awet II = 5 tahun, pada kondisi terbuka dan berhubungan dengan tanah lembab
tanpa adanya serangan rayap dan bubuk.
- Perawatan untuk memperpanjang umur bantalan dengan perendaman terhadap bahan-
bahan kimia misalnya retensi pengawetan 10.
3. Ukuran Bantalan Kayu
- Toleransi yang perbolehkan untuk
panjang bantalan : + 40 mm s.d. – 20 mm
lebar bantalan : + 20 mm s.d. – 10 mm
tinggi bantalan : + 10 mm.
b. Besi
- Umur bantalan relatif panjang dan ringan sehingga mudah dalam pengangkutan dan
pemasangan.
- Stabilitasnya kurang baik (arah lateral, vertikal atau longitudinal) karena berat yang
ringan dan gesekan diantara permukaan bantalan dengan balas relatif kecil (tidak sesuai
dengan lalu lintas kecepatan tinggi dan menerus)
- Bantalan harus selalu kering untuk mengurangi korosi sehingga diperlukan konstruksi
balas yang mampu meloloskan air dan tidak sesuai untuk daerah yang sering terendam
(misal: perlintasan)
1. Persyaratan Ketentuan
- Bantalan Besi Bagian Tengah dan Bawah harus mampu menahan momen 650 kgm
- Tegangan ijin bantalan besi 1600 kg/cm2 sehingga momen tahanan bantalan besi minimal
40,6 cm3.
- Ukuran Bantalan :
- Panjang : 2000 mm
- Lebar Atas : 144 mm
- Lebar Bawah : 232 mm
- Tebal Baja : min. 7 mm

c. Beton
- Bantalan beton memiliki stabilitas baik, umur lama, biaya pemeliharan rendah dan
komponen yang sedikit.
- Berat bantalan 160-200 kg/buah sehingga memiliki tahanan vertikal, lateral dan
longitudinal yang baik.
- Pemakaian bantalan beton digalakkan mengingat bantalan kayu semakin sulit
1. Jenis Bantalan
- Bantalan Beton Pratekan Blok Tunggal dengan Jenis Pembuatan secara PostTension dan
PreTension.
- Bantalan Beton Blok Ganda (Bi-Block Concrete Sleeper)

C. Gambar dan Dimensi Bantalan


1. Kayu

- Bantalan Kayu pada Jalan Lurus : 2000 x 220 x 130 (PJKA) 2100 x 200 x 140 (JNR)
- Bantalan Kayu pada Jembatan : 1800 x 220 x 200 (PJKA) 1800 x 220 x 240 (JNR)
- Toleransi yang perbolehkan untuk panjang bantalan : + 40 mm s.d. – 20 mm, untuk lebar
bantalan : + 20 mm s.d. – 10 mm dan untuk tinggi bantalan : + 10 mm.

2. Besi

- Ukuran Bantalan :
Panjang : 2000 mm Lebar Atas : 144 mm
Lebar Bawah : 232 mm Tebal Baja : min. 7 mm
3. Beton

3. perbedaan Tamping dengan Stone Blower


A. Tamping
- Prinsip kerjanya adalah mengangkat rel sehingga balas dibawah bantalan dapat
dipadatkan/di press

B. Stone Blower
- Penambahan material balas tepat dibawah bantalan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengembalikan posisi track ke posisi semula
- Bantalan diangkat, material balas ditambahkan dibawahnya sesuai kebutuhan
4. Fegeg
5. Rail Fastening dan macamnya
a. Penambat rel kaku
- Terdiri atas paku rel atau tirpon (tirefond) atau mur dan baut, yang dipasang dengan/tidak
menggunakan pelat landas
- Umumnya dipakai untuk jalur kereta api tua dan dipasang pada bantalan kayu atau
bantalan baja
- Kekuatan jepitnya pada Klem Pelat

b. Penambat rel elastis


- Terdiri atas paku rel atau tirpon (tirefond) atau mur dan baut, yang dipasang dengan/tidak
menggunakan pelat landas
- Umumnya dipakai untuk jalur kereta api tua dan dipasang pada bantalan kayu atau
bantalan baja
- Kekuatan jepitnya pada Klem Pelat

Anda mungkin juga menyukai