Anda di halaman 1dari 39

BANTALAN DAN PENAMBAT

MATERI
BANTALAN
Fungsi dan syarat umum bantalan adalah:

a.Untuk memberi tumpuan dan tempat pemasangan kaki rel dan


penambat
b.Untuk menahan beban-beban rel dan menyalurkan serata mungkin
Ke balas
c.Untuk menahan lebar sepur dan kemiringan rel
d.Harus tahan terhadap pengaruh mekanis dan cuaca dalam jangka
waktu yang lama.

Bantalan rel yang digunakan ada 3 jenis yaitu:

a.Bantalan Kayu
b.Bantalan Beton
c. Bantalan Besi/Kayu
BANTALAN KAYU
Bantalan kayu digunakan pada jalan rel di Indonesia karena selain
mudah dibentuk juga bahannya mudah didapat. Agar supaya dapat
memenuhi fungsinya, maka bantalan kayu harus cukup keras
sehingga mampu menahan tekanan, penambat rel yang dipasang
pada bantalan tidak mudah lepas, dan harus tahan lama. Untuk itu
bahan kayu yang digunakan selain harus kuat menahan beban yang
bekerja padanya, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1)Utuh dan padat,


2)Tidak terdapat mata kayu
3)Tidak mengandung unsur kimia yang tidak baik bagi komponen jalan
rel yang terbuat dari logam
4)Tidak ada lubang bekas ulat atau binatang lainnya
5)Tidak ada tanda-tanda permulaan terjadi pelapukan, dan
6)Apabila kayu diawetkan, pengawet harus merata dan sempurna.
BANTALAN KAYU
Sesuai dengan persyaratan bahwa kayu dan fungsi bantalan maka
tidak semua jenis kayu dapat digunakan. Bantalan kayu harus dari
kayu mutu A, dengan kelas kuat I atau II dan kelas awet I atau II. Jenis
yang biasa yang digunakan oleh PT. Kereta Api (persero) untuk
bantalan ialah kayu jati dan kayu besi. Bantalan dengan jenis kayu jati
dapat tahan 16 sampai 20 tahun (bahkan ada yang lebih dari 20
tahun). Kayu besi dapat digunakan karena keras, tapi mudah pecah
dan kadang-kadang terdapat kandungan asam yang tidak baik bagi
logam penambat rel.

Bentuk dan dimensi bantalan kayu yang akan diuraikan berikut ialah
untuk lebar sepur 1067 mm.

Bentuk Bantalan Kayu


BANTALAN KAYU
Dimensi Bantalan Kayu dan Toleransi yang masih Diijinkan di Indonesia

No Letak bantalanPanjang (mm) Lebar (mm) Tinggi (mm)

1 Pada jalan 2000 (+40, -20) 220 (+20, -10) 130 (+10, -0)
lurus
2 Pada jembatan 1800 (+40, -20) 220 (+20, -10) 200 (+10, -0)

Keterangan : angka dalam kurung ( ) ialah toleransi yang masih diijinkan.

Japanese National Railways (JNR) menggunakan standar dimensi bantalan


kayu (panjang x lebar x tinggi, dalam mm) 2100 x 200 x 140.

Selain standar dimensi yang digunakan tersebut diatas, terdapat


persyaratan bahwa bentuk penampang melintang pada seluruh tubuh
bantalan kayu harus berupa empat persegi panjang, bidang sisi atas dan sisi
bawah harus rata dan sejajar.
BANTALAN KAYU
Akibat dari sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan kayu, maka penggunaan
bantalan kayu mempunyai keunggulan yang menonjol sebagai
berikut:

Elastisitas baik, mampu meredam getaran, sentakan dan


kebisingan,
Ringan, mudah dibentuk sesuai ukuran yang dikehendaki, dan
Penggantian bantalan mudah dilakukan.

Kelemahan utama yang ada pada bantalan kayu ialah:


Akibat pelapukan dan serangan binatang-binatang kecil (rayap dan
sejenisnya), umur penggunaan menjadi berkurang,
Kayu merupakan bahan yang mudah terbakar, dan
Nilai sisa rendah.
BANTALAN KAYU
Kerusakan yang terjadi pada bantalan kayu terutama disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut:

· Tekanan rel (dengan beban dinamisnya),


· Penambat rel, dan
· Pelapukan kayu.

Agar supaya kerusakan akibat tekanan rel dapat dikurangi maka perletakan
rel pada bantalan harus baik. Sebagai usaha untuk memperpanjang umur
bantalan kayu, antara rel dan bantalan perlu dipasang “Pelat Landas”.
Dengan pemasangan pelat landas yang seperti itu akan mengurangi
kerusakan bantalan akibat beban dinamis yang diteruskan melalui rel
kepada bantalan.
BANTALAN KAYU
Klasifikasi Bantalan Kayu yang Diijinkan di Indonesia
BANTALAN KAYU
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan pada bantalan kayu ini
adalah:

Pada bagian kedudukan pelat landas, bantalan tidak dikip (ini


mengakibatkan kerusakan kemiringan kedudukan rel, sehingga efeknya
menimbulkan keausan sisi kepala rel yang tidak homogen. Kemudian
keausan ini, yang tidak homogen akan menimbulkan kerusakan lebar sepur)

Jadi apa gunanya membeli pelat landas dengan kemiringan 1/20 atau 1/40?

Bantalan belum dikeringkan sebelum pemasangan di lapangan yang


mengakibatkan terjadinya perubahan lebar sepur.
Bantalan tidak diawetkan.
Dari panjang bantalan yang ditentukan hanya memungkinkan
pemecokan 0,20 m pada kedua sisi rel.
Dari perbandingan antara lebar pelat landas yang digunakan dengan
lebar bantalan, perbaikan alat penambat menjadi terbatas.
Lubang-lubang untuk alat penambat umumnya dibor dilapangan bukan
dibengkel.
BANTALAN KAYU
 Beberapa tipe pelat landas yang digunakan memaksakan membor
bantalan dengan lubang yang berada pada satu serat kayu yang sama.
Lebih baik menggunakan pelat landas dengan lubang selang-seling
daripada kedudukan rel.
 Pembuatan lubang pada bantalan tanpa adanya pelebaran lubang pada
bagian atas. (lihat bab 1.3a, hal 1.3a/4, tentang alat penambat).
 Tirepon tidak diminyaki dengan gemuk sebelum dimasukkan dalam
lubang.
 Klasifikasi kualitas tidak ada hubungannya dengan pembagian kelas
jalan rel. Penentuan penggunaan kualitas hanya tergantung pada biaya
yang ada.
BANTALAN KAYU
Beberapa jenis kayu yang keras seperti kayu besi, bisa dipasang di
lapangan tanpa diawetkan.

Jenis-jenis kayu yang bisa masuk dalam jenis yang tersebut di atas harus
ditentukan melalui penelitian.

Oleh karenanya, beberapa saran yang dapat dianjurkan yaitu:

Penentuan penggunaan kualitas harus ada hubungannya dengan


pembagian kelas jalan (sesuai dengan besarnya lalu lintas barang dan
penumpang).
Sesudah suatu pengeringan sekitar satu tahun, bantalan harus diawetkan
dengan bahan pengawet kayu (seperti batu bara) untuk mencegah
pembusukan, dimakan rayap, dll.
Sebelum memberikan bahan pengawet, bantalan harus di kip dan dibor di
bengkel pada tempat kedudukan pelat landas.
Pengeboran harus dilakukan sesuai dengan peraturan buku reglemen
10.
Retakan/belahan harus diperkuat dengan anti retakan berbentuk lubang.
BANTALAN KAYU
BANTALAN BETON
Bantalan Beton harus mempunyai kuat tekan karakteristik minimum
500 Kg/cm2, berdasarkan pengujian kubus 15x15x15 cm pada umur 28
hari, sesuai dengan PBI-1971 atau pengujian silinder sebagaimana
ditentukan dalam ASTM-C31.

Material beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:

a) Semen
Portland semen (PC) yang digunakan adalah semen type I (sesuai dengan
PUBBI-1082) Semen harus terlindung dari pengaruh kelembaban dan
apabila rusak, semen tersebut tidak diperbolehkan untuk digunakan dan
penyimpanan paling lama selama 60 hari.

b) Air
Air yang digunakan untuk campuran beton dan perawatan beton harus
bebas dari minyak, garam, asam, alkali serta harus diadakan pengujian
kualitas air terlebih dahulu sehingga dapat dinyatakan air tersebut layak
digunakan untuk campuran beton.
BANTALAN BETON
c) Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam, dengan kandungan maksimum material
lain yang tidak diperlukan, yaitu :
· Kadar Lumpur : 1%
· Material lain, lobos saringan no. 4 ASTM : 4%
Pasir harus bebas dari kandungan material organik, dan apabila
diperlukan harus diadakan pengujian lebih dahulu

d) Admixture
Admixture digunakan untuk kemudahan pelaksanaan atau mempercepat
pengerasan.beton dan waktu penyimpanan admixture di gudang, maksimum
6 bulan.

e) Tendon
Setiap bantalan beton harus berisi baja prategang terdiri atas kawat baja
mempunyai relaksasi rendah, atau mempunyai relaksasi normal tegangan
tarik yang tinggi.
BANTALAN BETON
Ada dua jenis bantalan beton yaitu
a)Beton balok ganda: terdiri dari 2 buah balok beton yang dihubungkan
dengan batang atau pipa yang diisi dengan beton yang diperkuat, biasa
digunakan pada R.54 baru. Beratnya + 210 kg. Memiliki permukaan tumpu
terhadap balas yang baik, adanya tahanan lateral yang tinggi pada
balas karena luas permukaannya ganda.
b)Beton balok tunggal: bantalan ini berbentuk batang dengan ukuran
yang hampir sama dengan bantalan kayu. Harga beton tunggal cenderung
lebih murah, tahan terhadap retakan, dapat dibuat dengan konstruksi
pratekan.
BANTALAN BETON
Adapun keunggulan bantalan beton secara umum yaitu:
Stabilitasnya baik, dapat menjaga lebar sepur dengan baik,
Umur konstruksi panjang,
Tidak dapat terbakar,
 Pengendalian mutu bahan mudah dilaksanakan
cocok untuk produksi masal (mass production), dan
Beton bukan konduktor listrik, sehingga dapat digunakan untuk sepur
dengan elektrifikasi.

Sedangkan kelemahannya adalah:


Kurang lentur/elastis dibanding kayu. Pada tubuh jalan yang jelek dapat
mengakibatkan kecrotan.
Residual valuenya negatif
Beban dinamis dan tekanan balas bisa menjadi lebih besar
Resiko kerusakan karena pukulan/impact besar (anjlok,mata
pecok,bongkar muat)
rentan terhadap pengaruh rel keriting dan hasil las yang jelek.
BANTALAN BETON
Adapun sebelum digunakan dalam lapangan, bantalan beton harus
terlebih dahulu diuji. Pengujian terhadap benda uji bantalan beton sebelum
pabrikasi dilaksanakan sesuai metode yang ditentukan dalam AREMA –
Part 4, 1996, section 4.9 atau AREA Chapter 10 – Part 11996, section 1.9.

Macam-macam uji/tes bantalan adalah sebagai berikut:


a.Pengujian Ketahanan Momen Negative
b.Pengujian Ketahanan Momen Positive
c.Pengujian Ketahanan Momen Negative pada Tengah Bentang Bantalan
d.Pengujian Ketahanan Momen Positive pada Tengah Bentang Bantalan
e.Pemeriksaan Mutu Beton
f.Pemeriksaan Mutu Bantalan Beton
BANTALAN BETON
BANTALAN BAJA
Bentuk penampang melintang bantalan baja harus mempunyai bentuk
kait ke luar pada ujung bawahnya. Bentuk penampang memanjang bantalan
baja harus mempunyai bentuk kait ke dalam pada ujung bawahnya.

Penampang Bantalan Baja


BANTALAN BAJA
Bentuk penampang melintang bantalan baja harus mempunyai bentuk
kait ke luar pada ujung bawahnya. Bentuk penampang memanjang bantalan
baja harus mempunyai bentuk kait ke dalam pada ujung bawahnya.

Bentuk penampang melintang dan memanjang seperti tersebut diatas


memberikan cengkraman pada balas sehingga memberikan stabilitas
terhadap geseran. Cengkraman ini penting karena berat sendiri bantalan
baja yang kecil yaitu sekitar 47,1 kg dan gesekan antara dasar bantalan dan
balas juga kecil. Adanya rusuk perkuatan di bagian atas dimaksudkan agar
pelat landas tidak goyang.

Dimensi bantalan baja pada jalur untuk lebar sepur 1067 mm ialah: panjang
2000 mm, lebar atas 144 mm, lebar bawah 232 mm, tebal baja minimum 7
mm.

Bantalan baja minimal mampu menahan momen sebesar 650 kg-m, baik
pada bagian tengah bantalan maupun pada bagian bawah rel. Tegangan ini
minimal bantalan baja ialah 1600 kg/cm2.
BANTALAN BAJA
Keunggulan yang terdapat pada bantalan baja di antaranya ialah:
Ringan dan mudah diangkut,
Tidak mudah lapuk, tidak diserang oleh binatang-binatang kecil (rayap dan
sejenisnya),
Elastisitas yang lebih besar sehingga retak-retak seperti yang terjadi pada
bantalan kayu dan bantalan beton dapat dihindari,
Pada balas yang baik, bantalan baja lebih tahan lama
dibandingkan dengan bantalan kayu. Umur layanan bantalan baja dapat
mencapai 30 – 40 tahun (Mundrey, 2000),
Mudah dan relatif murah dalam pembuatannya, dan
Nilai sisa relatif lebih tinggi dibandingkan bantalan kayu,

Kelemahan pada bantalan baja ialah:


Dapat terkorosi dan berkarat; yang apabila ini terjadi dapat lebih mudah
retak,
Konduktor listrik sehingga tidak cocok untuk kereta listrik yang aliran
listriknya berada dibawah (diletakkan di atas bantalan).
BANTALAN BAJA
Karena bantalan baja dapat berkarat, maka untuk mengurangi timbulnya
karat, bantalan baja harus selalu dalam keadaan kering. Untuk itu struktur
dibawahnya (balas) harus mudah meloloskan air. Akibat dari persyaratan
bahwa bantalan baja harus selalu dalam keadaan kering, maka pada
perlintasan jalan rel dan tempat-tempat lain yang sering terendam air, tidak
boleh menggunakan bantalan baja.
BANTALAN BAJA
PENAMBAT
Penambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada
bantalan sedemikian rupa, sehingga kedudukan rel adalah tetap,
kokoh, dan tidak bergeser. Penambat murupakan komponen yang
secara bersama-sama membentuk ikatan struktural antara rel dan bantalan.
Secara umum fungsi dan persyaratan penambat adalah :
·Untuk menyerap gaya-gaya rel dengan elastis dan menyalurkan ke banta
Ian.
·Untuk meredam sebanyak mungkin getaran dan pukulan akibat
gerakan sarana.
·Untuk menahan lebar sepur dan kerninngan rel pada batas tertentu
Untuk mengisolasi aliran listrik dari rel ke bantalan terutama pada bantalan
beton dan besi.

Sesuai dengan kemampuan elastisitas yang dapat diberikan oleh


penambat rel, terdapt dua jenis penambat rel, yaitu:
a.Penambat kaku
b.Penambat elatis.
PENAMBAT KAKU
Penambat kaku terdiri atas paku rel, tirpon (tirefond) atau mur dan baut,
dengan atau tanpa pelat landas
PENAMBAT KAKU
Penambat kaku terdiri atas paku rel, tirpon (tirefond) atau mur dan baut,
dengan atau tanpa pelat landas
PENAMBAT KAKU
Penambat kaku terdiri atas paku rel, tirpon (tirefond) atau mur dan baut,
dengan atau tanpa pelat landas
PENAMBAT ELASTIS
Salah satu penyebab kerusakan bantalan ialah terjadinya getaran dengan
frekuensi tinggi pada rel yang diakibatkan oleh kereta api yang bergerak
diatasnya. Untuk mengurangi pengaruh getaran pada rel terhadap
bantalan digunakan penambat yang memiliki kemampuan meredam
getaran, yaitu Penambat Elastis. Selain dapat meredam getaran,
penambat elastis juga mampu memberikan kuat jepit (clamping force)
yang tinggi dan mampu memberikan perlawanan rangkak (creep
resistance). Pada jalur ganda (double track) yang sepurnya hanya dilalui
satu arah saja dan pada jalan rel yang menanjak, apabila penambat relnya
tidak baik dapat terjadi gerakan rangkak (creeping), oleh karena itu
penambat rel yang dapat memberikan perlawanan rangkak akan sangat
bermanfaat. Mengingat pentingnya masalah perlawanan terhadap gerakan
rangkak, maka American Railway Engineering Association (AREA)
mensyaratkan bahwa setiap penambat rel yang digunakan harus mampu
memberikan perlawanan terhadap rangkakstatis minimum sebesar 10,7 kN.

Terdapat dua macam penambat elastis yaitu:


· Penambat elastis tunggal (single elastic fastening)
· Penambat elastis ganda (double elastic fastening)
PENAMBAT ELASTIS
Beberapa tipe saja dari jenis penambat rel elastis:
a.Penambat Rel Dorken

b.Penambat Rel D.E. (D.E. Spring Clip)


PENAMBAT ELASTIS
b. Penambat Rel D.E. (D.E. Spring Clip)
PENAMBAT ELASTIS
c. Penambat Rel Pandrol
PENAMBAT ELASTIS
d. Penambat Rel Nabla
PENAMBAT ELASTIS
e. Penambat Rel Tipe F
PENAMBAT ELASTIS
f. Penambat Rel Tipe KA-Clip
Alas Karet (rubber pad)
Fungsi:
Memberikan elastisitas tambahan
Mencegah merangkaknya rel
Melindungi permukaan bantalan

Alas karet yang digunakan dapat terbuat dari karet alam, karet
sintetis, Ethyl Vinyl Acetat (EVA) Polyethylene Berkepadatan
Tinggi (High Deinsity Polyethylene) dan Polyurethane
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai