Anda di halaman 1dari 34

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

DINAS PENDIDIKAN
Alamat: Jalan H. Sibli Imansyah No. 1 Barabai, Kalimantan Selatan,
Kode pos: 71352; Telp/WA.0838-3030-1333– Laman: disdik.hulusungaitengahkab.go.id
Email: disdik@hulusungaitengahkab.go.id

KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

SUB KEGIATAN :
REHABILITASI SEDANG/BERAT PRASARANA & UTILITAS SEKOLAH

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
REHABILITASI SEDANG RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN 13 HST

TAHUN ANGGARAN 2022


BAB I
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN
REHABILITASI SEDANG RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN 13 HST

1. SEMEN

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-jenis yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan SNI 2049-
90-A atau ASTM nomor C150, dan/atau atas persetujuan Pengguna Jasa.

Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian + tiga puluh (30)
cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing tumpukkan semen harus diberi jarak
yang cukup. Satu tumpukkan tidak boleh lebih dari tiga belas (13) sak, sesuai dengan
pengarahan Pengguna Jasa, bila penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari tiga puluh
(30) hari.

Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari enam puluh (60) hari untuk pemakaian
pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian menunjukkan masih memenuhi syarat. Jika semen
rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan maka harus disingkirkan dari tempat
kerja.

2. AGREGAT
A. Agregat Halus

Agregat halus adalah agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima (5) mm dan
bahannya bersifat keras.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti panas matahari
dan hujan).

Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang dapat melalui ayakan
0,063 mm) lebih dari 5%. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang
tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai asal kekuatan tekan adukan agregat
tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kuran dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama
tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur
yang sama.

agregat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan SNI 1750-90-A untuk
lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh
(10%) persen.

agregat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan beton tidak boleh
digunakan untuk beton yang ekpose.

Gradasi agregat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

- sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat;


- sisa di atas ayakan 1mm, harus minimum 10% berat;
- sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.

B. Agregat Kasar
Agregrat kasar adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir minimum lima (5) mm dan bahannya
bersifat keras.

Agregrat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil desintegrasi alam dari
batuan- batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan sifat-sifat
karakteristik yang hampir sama, dengan ukuran butir antara 5 mm – 40 mm.

Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang
mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal (tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. Agregat kasar
tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji Rudeloff dengan
beban penguji 20 t , harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;
 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat,
 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22% berat,
 atau dengan mesin Pengaus Loas Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 50 %
3. AIR
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan injeksi harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah
yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsulan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.

4. BAJA TULANGAN
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk
beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh
pabrik dari semua baja tulanganbeton yang disediakan, untuk persetujuan Konstruksi seperti
tercantum didalam gambar rencana.

Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan
zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tukangan dengan
beton.

Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana, dan tidak diperkenankan
adanya toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir adalah diameter dalam.

5. BEKISTING
Papan bekisting (bekisting beton) yang dipakai adalah dari bahan kayu kelas II dengan tebal 2cm
atau plywood tebal 9mm dan apabila oleh Pengawas lapangan dinyatakan rusak, maka tidak boleh
dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.

Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran 5/7 cm atau galam diameter
8cm dengan jarak maksimum 0,5 meter.

Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah bergerak dan kuat
menahan beban diatasnya.

Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi pintu untuk memasukkan
spesi beton sehingga terjadinya sarang-sarang kerikil.
Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan perlengkapan pintu untuk
membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan kayu, kawat pengikat dan lain-lain.

6. RANGKA ATAP dan PENUTUP ATAP


A. Rangka Atap
Material struktur rangka atap
a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
o Baja Mutu Tinggi G550
o Tegangan Leleh Minimum : 550 Mpa
o Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
o Modulus Geser : 8 x 104 MPa

b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :


Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai berikut:
o 55 % Aluminium (AI)
o 43,5 % Seng (Zinc)
o 1,5 % Silicon (Si)
o Ketebalan Pelapisan : 50 gr/mz dan 150 gr/m2 (AZ 50 - AZ 150)

c. Profil Material
o Rangka Atap
Menggunakan Tasso / Q Truss
1). C75.65 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,65 mm), berat 0,97 Kg/M'
o Reng (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
1). TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 Kg/M'

B. Penutup Atap
Penutup atap menggunakan Atap metal metal biasa kualitas sakura jazz atau elang atau sakura
roof dengan warna yang akan di tentukan kemudian.

Atap metal harus berkualitas baik, mulus, bentuknya teratur tidak bengkok atau terpuntir, bentuk,
ukuran, dan warna yang digunakan harus sama dan seragam.

Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
Paku yang disyaratkan adalah paku yang digalvanisasi. Ukuran paku yang digunakan sesuai
dengan persyaratan / spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Atap metal.

7. PLAFOND
Persyaratan bahan :
a. Kalsiboard/nusaboard.
o Tebal : 3,5 mm (standard)
o Ukuran panel : 120 x 240 cm.
o Produk : Kalsiboard atau Nusaboard

b. Rangka Langit-langit.
o Bahan, untuk langit-langit Kalsiboard/Nusaboard yang berundak dan di ruang-ruang
tertentu memakai pipa besi persegi / besi vholiow' ex local atau 'concealed grid ceiling
system produk Boral Metal System.
o Ukuran rangka hollow 40x40 mm , jarak rangka sesuai dengan gambar kerja, dengan jarak
rangka hollow 600 mm x 600 mm dan jarak antar besi hollow, atau sesuai dengan gambar
kerja.
c. List Langit-langit.
o Bahan list untuk bagian dalam ruangan menggunakan List bahan Gypsum Profil
sedangkan bahan list untuk di luar ruangan menggunakan list kayu profil yang, bahanya
harus memenuhi persyaratan bahan yang sesuai standard produk.
o Ukuran list sesuai dengan Gambar kerja.

8. BATU BATA
Batu Bata yang dipakai adalah batu bata merah lokal dari mutu yang terbaik dengan pembakaran
sempurna dan merata.

Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.

9. KERAMIK
Syarat Bahan
A. Bahan Keramik
a. Jenis bahan yang digunakan adalah : Asia Tile Atau Platinum Atau Mulia Ukuran 40x40cm
untuk lantai ruangan, Selasar dan teras sedangkan untuk lantai KM/WC menggunakan ukuran
25x25cm dan untuk dinding dan bak air menggunakan ukuran 25x40cm.
b. Schedule untuk tipe, ukuran dan warna keramik dijelaskan dalam buku detail dan dokumen
penjelasan.
c. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan
Perencana dan semua keramik yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah
disetujui dan dalam kemasan asli dari pabrik.
d. Extra Stock.
o Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra stock sebanyak
5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan keramik yang digunakan dalam
bekerja.
o Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi digunakan.
o Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.
e. Warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi.
f. Toleransi :
o Kerataan dari setiap permukaan ubin : 1,0 mm diagonal.
o Terhadap lebar setiap ubin 0,6 %
o Terhadap panjang pada 2 sisi berlawanan setiap ubin 0,8 mm
g. Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak memiliki finishing
yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.

B. Bonding Materials
a. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik ubin.
b. Rekomendasi merk : MU, AM Grout dan ASA Grout.
c. Perekat : MU, dan Asaflex untuk daerah basah; AM 40 dan Asaflex untuk daerah kering.
C. Grouting Materials
a. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik ubin dan harus memiliki warna yang sama dengan
warna ubin.
b. Rekomendasi merk : AM Grout, ASA Grout, atau Nicobond.
c. Grouting : AM 50, ASA Color Grout

10. DAUN PINTU


Penggunaan bahan rangka daun pintu Kayu, referensi bahan sesuai dengan yang diuraikan.
Rangka pintu kayu klas II untuk bagian ruangan yang tidak terkena percikan air langsung, dan
Rangka pintu kayu klas I untuk bagian ruangan yang terkena percikan air langsung khususnya
KM/WC, produk ex lokal mutu terbaik dengan finishing cat menie yang warnanya akan ditentukan
dikemudian hari oleh direksi.
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80. Bahan perekat adalah lem
putih untuk kayu, produk HENKEL. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat,
dan Lain-Lain harus digalvanisasi.

11. CAT-CATAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakan dan langit-
langit. Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak /
exposed seperti yang tercantum dalam Gambar kerja.

Persyaratan Bahan
a. Cat Tembok
o Eksterior : Catylac, Mowilex, atau Jotun
o Interior : Catylac, Mowilex, atau Jotun

b. Plamur Tembok
o Plamur harus sejenis dengan merk cat yang dipakai, sesuai petunjuk pabriknya.

c. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai kemurnian
cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
o Segel Kaleng.
o Test BD.
o Tes Laboratorium.

d. Hasil Akhir Pengecatan.


Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini harus
mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Direksi / Konsultan
Pengawas.

e. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30x30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
Pengawasan dengan jenis warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar sampai dengan lapisan terakhir).

f. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi Konsultan


Pengawas, untuk disampaikan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat.
Pengawasan dengan identitas yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
12. LAIN-LAIN
a. Pekerjaan Paving
Syarat Bahan Paving Block (Rectangular)
 Jenis bahan yang digunakan adalah : Paving tebal 8cm pabrikasi dengan mutu K-225 untuk
Selasar ukuran 20x10x8cm.
 Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan
Perencana dan paving yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah disetujui
dengan menunjukan spesifikasi mutu yang di syaratkan diatas
 Warna yang dipakai secara visual harus seragam.
 Jangan memasang paving yang patah, retak, atau tidak memiliki finishing yang baik. Hal-hal
seperti ini akan ditolak.

b. Pekerjaan Pasangan Kanstin


Syarat Bahan Kanstin
 Jenis bahan yang digunakan adalah : Kanstin pabrikasi ukuran 10x20x40cm untuk pengunci
selasar..
 Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan
Perencana dan paving yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah disetujui
dengan menunjukan spesifikasi mutu yang di syaratkan diatas
 Jangan memasang kanstin yang patah, retak, atau tidak memiliki finishing yang baik. Hal-hal
seperti ini akan ditolak.

c. Untuk pengadaan yang menggunakan material kayu pabrikasi menggunakan jenis kayu kelas
II terbaik dengan ukuran sesuai dengan yang tertera pada RAB dan mengacu pada Lampiran
II Permendikbud RI No. 5 tahun 2021
d. Untuk pengadaan meubelair yang mengacu pada Permendiknas No. 24 tahun 2007
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN
REHABILITASI SEDANG RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN 13 HST

I. Pekerjaan Persiapan

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Gerobak Dorong

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


1. Rambu Peringatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Protokol Covid-19


1. Spanduk (Banner)
2. Papan Informasi K3
3. Alat Pelindung Diri (APD)
4. Fasilitas Sarana Kesehatan
5. APAR (Jika Diperlukan)
II. Pekerjaan Tanah

No. Jenis Alat

1 Gerobak Dorong

III. Pekerjaan Pondasi

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Gerobak Dorong
IV. Pekerjaan Beton

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Dump Truck

3 Water Tangker

4 Concrete Mixer

5 Concrete Vibrator

V. Pekerjaan Dinding dan Lantai

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Generator Set

3 Water Tangker

4 Concrete Mixer

5 Gerinda

6 Scaffolding

VI. No. Jenis Alat Pekerjaan Atap dan Plafond

1 Mobil Pick Up

2 Generator Set

3 Mesin Bor

4 Gerinda

6 Scaffolding
VII. Pekerjaan Pintu dan Jendela

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Generator Set

3 Mesin Bor

4 Gerinda

6 Scaffolding

VIII. Pekerjaan Pengecatan

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Scaffolding

IX. Pekerjaan Instalasi Listrik

No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Scaffolding

X. Pekerjaan Lain-Lain
No. Jenis Alat

1 Mobil Pick Up

2 Gerinda

3 Generator Set
BAB III
SPESIFIKASI METODE
REHABILITASI SEDANG RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN 13 HST

3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan perinciannya adalah Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan
Beserta Perabotnya SMPN 13 HST dengan lingkup pekerjaan yang mencakup antara lain, serta tidak
terbatas pada : Terlampir pada Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)
3.2. Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis
dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
c. Menyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin molen, Scaffolding, Alat
Keselamatan Kerja, alat-alat bor, vibrator, Pompa Air, Alat Ukur, Mesin Diesel Genset, serta alat-
alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta mengadakan pengamanan, Pengendalian dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai
dengan diserah- terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
d. Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan
yang disebut dalarn buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus
dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan, dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis, Gambar Kerja, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Direksi / Konsultan Pengawas.

3.3. Dalam Lingkup Pekerjaan dari Kontrak ini ada beberapa item pekerjaan yaitu, Pekerjaan Pendahuluan,
Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Beton, Pekerjaan Dinding dan Lantai, Pekerjaan Atap dan Plafond,
Pekerjaan Pintu Jendela dan Ventilasi, Pekerjaan Pengecatan dan Pekerjaan Lain-lain.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. Mobilisasi Peralatan dan Demobilisasi.
a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat Bantu kerja yang
digunakan dalam perencanaan maupun pelaksanaan fisik di Iokasi proyek sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan biaya yang ditimbulkan.
b. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja, dan gudang penyimpanan
peralatan kerja serta bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun,
seperti terpal plastik untuk bekerja pada saat hujan, perancah (scaffolding) untuk bekerja pada
dinding yang tinggi serta peralatan bantu lainnya, Biaya untuk pengadaan peralatan-peralatan
tersebut harus sudah diperhitungkan pada harga satuan yang terkait.

4.2. Di lokasi proyek Kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material, direksi keet, kantor
pemborong, gudang bahan dan alat,KM/WC sementara sesuai dengan denah maupun kondisi
lapangan, sehingga tidak terjadi ineffisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya
pekerjaan, direksi keet, kantor pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan harus
senantiasa bersih dan bebas dan sampah-sampah sisa pekerjaan.

4.3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

4.4. Pekerjaan penyediaan sarana air dan daya listrik untuk bekerja.
a. Penyediaan air untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan (air kerja), air bersih untuk pekerja
dan KM/WC (sementara) selama proyek berlangsung harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dan Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor harus memperhitungkan biaya
penyediaan air bersih untuk kebutuhan tersebut.
b. Air yang dimaksud adalah air bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak, yang berasal dari sumber air maupun bak penampungan, dengan
membuat sumur pompa di tapak proyek atau diperoleh dari supplier/pemasok air. Kontraktor
bertanggungjawab dalam pendistribusian air untuk KM/WC serta air untuk kerja.
c. Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik, yang diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan Genset, untuk keperluan peralatan kerja, direksi keet dan bedeng pekerja Penyediaan
penerangan/sumber tenaga listrik berlangsung selama 24 jam setiap hari. Semua perijinan,
perlengkapan, serta biaya pengadaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Penggunaan Diesel/Genset untuk pembangkit tenaga listrik tidak boleh mengganggu kegiatan
Pemberi Tugas atau lingkungan sekitar proyek.

4.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran (jika diperlukan)


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran
(fire extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat dari
listrik, minyak dan gas dengan kemasan tabung kapasitas 7 Kg.
4.6. Papan Nama Proyek
Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku,
biaya pembuatannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Papan nama proyek dibuat
dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat
terbaca pada jarak yang cukup. Bahan papan nama dapat dibuat dari papan kayu.

4.7. Dokumentasi/Foto Proyek


Kontraktor Konstruksi rehabilitasi ruang perpustakaan dan ruang guru harus memperhitungkan biaya
pembuatan dokumentasi proyek serta pengirimannya ke Project Management.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi antara lain :
o Laporan-laporan perkembangan proyek
o Foto-foto proyek, berwarna minimal, ukuran postcard dan dilengkapi dengan album.
o Surat-surat dokumen lainnya.
Foto-foto dokumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek dari waktu mulai dilaksanakan
pekerjaan sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan. Foto dokumentasi proyek dibuat pada
saat kemajuan fisik bangunan mulai 0 % dan secara berkala setiap bulan sampai dengan 100 %.

4.8. Kebersihan
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan mengatur lokasi bahan
bangunan dan alat kerja serta daerah kerja sehingga kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak
terhambat karenanya.
b. Pembersihan tumbuh-tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja sesuai petunjuk Gambar
Kerja dan Pengawas Lapangan.
c. Sesudah proyek selesai dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan kepada pemilik proyek,
Kontraktor harus membersihkan seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan tersebut,
sisa-sisa bahan bangunan, bekas bongkaran dan bangunan-bangunan sementara, termasuk
pengangkutannya ke suatu tempat di lingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

4.9. Kontraktor wajib menjaga ketertiban, keamanan dan kedisiplinan selama pelaksanaan pembangunan.
Bila perihal tersebut dilanggar, maka kontraktor akan dikenakan teguran keras dan/atau mengganti
manajer maupun staff pelaksana dan tukang sampai dengan pekerjaan dimulai kembali.
4.10. Pembersihan lapangan pekerjaan sebelum Pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan keluar dari lapangan pekerjaan terhadap semua hal yang
dinyatakan oleh Perencana/Pengawas dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat
mengganggu kelancaran Pelaksanaan.
4.11. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan
pemasangan baru, sesuai dengan gambar kerja.

4.12. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak/lapangan pekerjaan yang
dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Pengawas/Direksi yang nantinya barang yang
masih dapt dimanfaatkan kembali oleh pihak sekolah atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas. Berikut
rencana yang akan dibongkar untuk pekerjaan Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
Perabotnya SMPN 13 HST antara lain :

a. Rangka atap dan atap lama termasuk lisplank bangunan ruang perpustakaan
b. Rangka dan plafond lama bangunan ruang perpustakaan
c. Pintu lama yang telah rusak dan perlu diganti
d. Aksessories pintu jendela lama
e. Aksessories Instalasi lampu dan listrik, dll
Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila
dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas

5. PEKERJAAN BETON

5.1. Komposisi Campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian- bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai
pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap Agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tetap akan ditentukan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian Konstruksi beton,
harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan
adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
 Faktor air semen untuk pondasi, poer, maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk kolom, balok, Ring Balk maksimum 0,60.
h. Untuk lebih mempermudahkan dalam pengerjaan beton dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk Konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan
additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan
yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.

5.2. Baja Tulangan


a. Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar- gambar Konstruksi.
b. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan
dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (binddraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking)atau kursi- kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam segala
hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak ada batang yang turun.
d. Jarak bersih terkecil antara batang yang parallel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
e. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan
meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
 Selimut Beton Penempatan besi beton di dalam bekisting tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar bekisting, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian Konstruksi.
f. Sambungan Baja Tulangan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada
tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

5.3. Bekisting
a. Bekisting harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Bahan yang dipakai untuk Bekesting harus mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan Bekesting dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-
kerusakan, yang mungkin timbul waktu pemakaian.
b. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat meng-afkir sesuatu bagian dari bentuk
yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera
mengambil bentuk yang di-afkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
c. Konstruksi Bekisting
 Semua bekisting harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau gerakan lain selama dan
sesudah pengecoran beton.
 Semua bekisting beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka bekisting tanpa merusak beton dicor, permukaan
dari bekisting harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan
untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada bekisting
dan akan memudahkan melepas bekisting beton. Minyak tersebut dipakai
hanya setelah disetujui.
 Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak bekisting harus hati-hati untuk
mencegah kontak dengan besi beton dan rnengakibatkan kurangnya daya
lekat.
 Penyangga bekisting (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan bekisting selama
pelaksanaan.

5.4. Pencampuran

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus. dicampur dan diaduk dalam mesin


pengaduk beton. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata /
seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan keadukan, kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang
lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih- lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang memprodruang gurui hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari
kapasitas yang telah ditentukan.

5.5. Pelaksanaan
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan bekisting, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainnya selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (bekisting) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas. Permukaan bekisting dengan bahan- bahan yang menyerap pada tempat-
tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air
ari betonyang baru di cor tidak akan diserap.
c. Permukaan-perrnukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Konsuitan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton -beton yang mengetupas atau tidak rusak, atau bahan
-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan m asih berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk
serta staf Kontraktor yang ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan
baja -baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian
itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain
yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan Iebih dari ketinggian dua meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis perlapis horizontal dan tebalnya tidak
Iebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenui
spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan
air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat carnpuran.
Mekanisrre penuangan harus di buat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga
harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebar dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan
dari bekisting dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan beton,
kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembati beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
6. PEKERJAAN DINDING
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya
sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas batu bata
tersebut.
c. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.
d. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan stek kolom dan balok praktis.
e. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapih dan siku seperti tercantum dalam Gambar kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertical dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
g. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau percembungan
bidang tidak boleh meiebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal.
h. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya yang
untuk pekerjaan ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
i. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar,
sampai setinggi permukaan tanah.
j. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman
1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan
siap menerima plesteran. Sebelum diplester, permukaan pasansan bata harus
dibasahi dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
k. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
l. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah / rusak melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan.
m. Pasangan batu bata dengan tebal setengah batu, boleh dilaksanakan seluas 12 meter
persegi. Untuk maksud ini pasangan batu bata harus dibatasi oleh kolom Konstruksi /
kolom praktis dan sloof/balok/ring balk.
n. Pada pelaksanaan dinding batu bata tebal setengah batu, dalam 1 hari hanya
boleh dilaksanakan sampai ketinggian maksimal 1 meter.
o. Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian
luar dan bagian dalam dengan tebal 1,5 cm.
p. Untuk pasangan dinding batu bata dengan spesi 1 PC : 4 pasir, harus diplester
dengan spesi yang sama.
q. Permukaan dari dinding batu bata yang selesai diplester, harus dihaluskan dengan
adukan semen dan air (diaci).
r. Pasir yang dipergunakan untuk bahan plesteran, harus diayak dengan ayakan
pasir berlubang 4 x 4 mm, sehingga terhindar dari hasil permukaan plesteran yang
kasar/rusak.
s. Spesi yang jatuh ditanah atau spesi yang sudah mengeras, tidak boleh dipakai
kembali untuk bahan plesteran.
t. Bila terdapat pekerjaan yang terpaksa membongkar dinding/plesteranyang
sudah selesai dikerjakan, maka setelah selesai pekerjaan pembongkaran
tersebut,harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula dengan spesi yang
sama dengan spesi yang belum dibongkar.
u. Untuk menghindari retak- retak pada dinding plesteran, maka harus
dilaksanakan perawatan dengan jalan menyiram permukaan plesteran dengan air,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan.

8. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN


8.1. Komposisi Campuran
a. Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
b. Adukan / plesteran campuran 1 PC : 4 Psr diterapkan untuk :
 Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar
bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan seperti tercantum di dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat- tempat lain seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

d. Plesteran halus / aci adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan
pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini
dlaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar erumur 8 (delapan)
hari atau sudah kering benar.
e. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.

f. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan


plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar,
permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.

g. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata,


tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda- benda lain yang membuat cacat

h. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat/ celah dengan ukuran lebar 0.7 CM dalam 0.5 CM.

i. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan


bidan tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 M. Ketebalan plesteran
harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan
dicantuPengawasan dalam Gambar Kerja.Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cM
dan maksimum 2,5 cM. Jika ketebalan melebihi 2,5 cM, maka diharuskan
menggunakan kawat yang diikatkan / dipaku kepermukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

8.2. Pelaksanaan
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan kebersihan
selesai.
b. Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm. Untuk semua bidang dinding yang
akan dilapis dengan cat dipakai plesteran aci halus di atas permukaan
plesterannya.
c. Untuk memperoleh permukaan yang rapidan sempurna, bidan ptesteran dibagi-
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi klos- klos sementara dari bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
inding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
ditutup dengan bahan kain, Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera
dibersihkan.
f. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan profil kayu khusus untuk itu telah diserut rata, rapi dan siku.
g. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
h. Plesteran Permukaan Beton
 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan
darii bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
 Permukaan beton hams bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut
dan sebagainya sebeium pekerjaan plesteran dimulai, Permukaan beton harus
dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat baja. Setelah plesteran selesai
dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang retak-retak, tidak
tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
 Untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan ("scratched"). Semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran.
Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat dipakai plesteran
aci halus diatas permukaan plesterannya.

9. PEKERJAAN KERAMIK
a. Pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan ubin dengan pemotongan
yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari pengaturan lebih
kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
b. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai
dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang
diinginkan. Naad/siar-siar harus saling tegak lurus.
c. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran- ukuran tanpa mengganggu
kesatuan hubungan lebar masih diijinkan.
d. Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan harus
dihaluskan. Ubin yang rusak dan jelek harus diganti.
e. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan- pekerjaan lain masih lalu-lalang di
dalam area pemasangan.
10. PEKERJAAN ATAP
a. Atap metal harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa hingga benar-
benar tersusun rapi dengan segala arah kaitan dan saling menutupnya harus
cocok dan rapat.
b. Jarak antara reng harus disesuaikan dengan atap metal yang akan dipakai.
c. Atap metal diletakan di atas reng Konstruksi atap baja ringan (roof batten) dan
khusus untuk Atap metal terakhir dipasang pada listplank datar, agar bidang
permukaan Atap metal tetap datar.
d. Atap metal hanya boleh dipotong pada pinggul dan lembahnya dan harus
sedemikian rupa hingga bagian untuk menempatkan pada kedudukannnya tidak
boleh dibuang. Pemotong Atap metal harus menggunakan alat mesin
pemotong/gunting. Tidak diperkenankan memotong Atap metal kearah pinggir atau
ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap, tepi atap atau bagian- bagian
atap lainnya.
e. Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai harus ditutup dengan Atap
metal penutup yang khusus, sudah merupakan accessories Atap metal yang
dipakai. Untuk jurai dalam / talang harus terbuat dari bahan yang sama dari pabrik
yang memasang rangka atap baja ringan.
f. Bila terdapat pekerjaan penangkal petir, harus diperhatikan jalur dan cara
penarikan kabel serta cara pemasangan klem. Pada jalur tersebut digunakan jenis
Atap metal khusus sesuai standard pabrik

11. PEKERJAAN PLAFOND


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja dan
melakukan pengukuran lapangan.
b. Semua material dikirim dalam kemasan aslinya yang tidak terbuka dan disimpan di
tempat tertutup yang akan melindunginya dari kerusakan mekanis maupun
terhadap hawa dan cuaca.
c. Material yang rusak atau memburuk akan dikeluarkan dari tempat tersebut.
d. Semua material tetap harus dilindungi sebaik-baiknya dari cuaca pada waktu
pemasangan maupun pada waktu sudah terpasang untuk mencegah kerusakan
pada dinding.
e. Tipe rangka maupun lembaran papan gypsum yang terpasang harus sesuai
dengan tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-
ukuran profii, material, detail, letak peralatan yang akan dipasang pada langit
langit, dan lain sebagainya.
f. Pekerjaan pemasangan papan gypsum harus ditangani oleh orang yang benar-
benar ahli dalam bidang ini, serta harus didukung oleh peralatan dan material
bantu yang sesuai.
g. Rangka dan bahan penutup langit-langit harus dilindungi dari kerusakan retak,
bercak, noda, lubang, goresan-goresan pada permukaan selama fabrikasi maupun
pemasangan.
h. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan pemasangan
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti maka Kontraktor harus memperbaiki /
membongkar / mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya ditanggnng
Kontraktor, tanpa dapat dituntut sebagai biaya pekerjaan tambah.
i. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dengan bidang lain
untuk peralatan-peralatan yang harus terpasang pada langit-Jangit, seperti
armatur lampu, grill AC, titik penginderaan kebakaran, sprinkler dan Lain-Lain.

12. PEKERJAAN PINTU dan JENDELA


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneiiti gambar kerja dan
melakukan pengukuran di lapangan. Tipe pintu / jendela yang terpasang harus
sesuai dengan Daftar Tipe Kusen yang tertera dalam gambar kerja dengan
memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan dan Lain-
Lain. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat "shop drawing"
detail hubungan bagian tertentu yang dimintakan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan jendela. Semua kusen dan rangka
daun harus dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan. Kusen dan rangka
daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, lubang, pada permukaan yang
tampak selama fabrikasi maupun pemasangan.
c. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan
pemasangan, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki / membongkar / mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan
biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di-kiaim sebagai pekerjaan tambah.
d. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan kolom
praktis, khususnya pada kusen-kusen yang langsung diapit oleh kolom praktis.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan diiaga agar angker kusen tetap
dapat berfungsi.
13. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lakukan dengan cara yang terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang
menunjukan tanda-tanda sapuan, roller, maupun semprotan.
c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun,atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya, yang
harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau daiam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama
untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventiiasi
yang cukup atau pergantian udaranya lancar Didalam keadaan tertentu, misalnya
untuk ruangan tertutup. Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk
memperlancar pergantian / aliran udara.
e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan / vacuum
teaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu / kualitas terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi /Konsultan Pengawas.
g. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
h. Standard pengerjaan ( " Mock-Up") Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang
diperiukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan. Bidang- bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up"
int ditentukan oleh Direksi / Konsuitan Pengawas. Biaya ini ditanggung Kontraktor dan
tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus meiakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oieh
Direksi / Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
j. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/ supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di
klaim sebagai pekerjaan tambah.
k. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-langit
dan Gypsum Board.
l. Sebelum Pelaksanaan seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas-bekas dan cat yang terkelupas bagi permukaan
yang pernah dicat dan dalam kondisi yang kering.
m. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller, pemakaian kuas hanya untuk permukaan
dimana tidak mungkin menggunakan roller.

14. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

a. Kabel-kabel

 Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentiflkasikan arah beban.
 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isoiasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.
Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan
grounding).
 Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan
diatas tangga kabel (cable leadder) atau cabie tray yang semuanya ditata dan
diklem dengan rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
 Semua kabel yang dipasang diatas langit-iangit harus diletakkan pada
Cable Ladder.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 21/2 kali
penampang kabel.
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.
 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
 Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling
menyilang.
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop merk Legrand
atau 3 M dengan memberi isolasi teriebih dahulu. Warna isolasi harus sama
dengan warna kabelnya.

b. Lampu Penerangan
 Rencana lampu penerangan menggunakan lampu Lampu TL Metal Reflector 2 x 18 dan
Lampu DOWNLIGHT LED ( Tanam ) 11 watt 6" setara Philips penempatannya disesuaikan
dengan gambar rencana dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
 Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dari Arsitek dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium

c. Kotak Kontak dan Saklar


 Instalasi listrik lama dibongkar dan diganti baru, instalasi listrik, dos dan saklar atau stop
kontak diganti baru.
 Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai, Untuk kotak kontak
dan 1500 mm untuk saklar. Sesuai dengan gambar rencana Atau sesuai
instruksi Direksi/Pengawas Lapangan
 Untuk instalasi kabel menggunakan kabel type NYA ukuran 2,5mm dan dos
type klas I bahan PVC nya setara dengan Clipsal ata Boss.
 Sedangkan saklar, stop kontak serta fitting lampu diganti dengan yang baru
setara dengan Broco atau panasonic
 Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
type water dicht (bila ada).

15. PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan
Beserta Perabotnya SMPN 13 HST, Kontraktor diwajibkan meneliti RAB dan Lampiran
yang memuat tentang Pekerjaan Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
Perabotnya SMPN 13 HST , serta kontraktor terlebih dahulu mengonsultasikan barang-
barang tersebut dengan direksi dengan membawa sample atau gambar contoh

b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan


Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
Perabotnya SMPN 13 HST dengan teliti, sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan.

c. Apabila ditemui kerusakan, cacat, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti,
maka Kontraktor harus mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya
ditanggung Kontraktor tanpa dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
BAB IV
SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN

No Uraian Pekerjaan Personil dibutuhkan Metode Pelaksanaan

1 Persiapan, pembongkaran, buang sisa - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
bongkaran, pembersihan lokasi, protokol - Mandor Perabotnya SMPN 13 HST Bab II Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Persiapan Dan
Covid-19, dan Sistem Manajemen - Ahli k3 / petugas K3 Pekerjaan Pasal 1-8 dan Bab III Pasal 4
Keselamatan Konstruksi
(SMKK)/Pengadaan K3, dll

2 Pekerjaan Lantai dan dinding - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang batu Perabotnya SMPN 13 HST Bab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 6 – Pasal 9
- Kepala tukang
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3

3 Pekerjaan atap dan plafond - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang batu Perabotnya SMPN 13 HSTBab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 10 dan pasal
- Kepala tukang 11
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3

4 Pekerjaan pintu dan jendela - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang batu Perabotnya SMPN 13 HSTBab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 12
- Kepala tukang
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3

5 Pekerjaan pengecatan - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang batu Perabotnya SMPN 13 HSTBab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 13
- Kepala tukang
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3

6 Pekerjaan Instalasi Listrik - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang Perabotnya SMPN 13 HSTBab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 14
- Kepala tukang
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3

7 Pekerjaan lain-lain - Pekerja Rencana kerja dan syarat-syarat Rehabilitasi Sedang Ruang Perpustakaan Beserta
- Tukang Perabotnya SMPN 13 HSTBab III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Pasal 15
- Kepala tukang
- Mandor
- Ahli k3 / petugas K3
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA
REHABILITASI SEDANG RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA SMPN 13 HST

A. Pelaksana

Tugas dan Tanggung Jawab :

 Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan spesifikasi, gambar dan RAB.

 Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai


spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review
design.

 Memberikan pengarahan dan masalah teknik kepada pelaksana di lapangan.

 Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak.

 Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersifat khusus (disesuaikan


dengan kondisi dan keadaan dilapangan).

 Mengawasi pekerjaan pelaksana dilapangan dan mandor.

 Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya pihak direksi
pengguna jasa serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan pengawas.

 Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan-laporan lain yang
berhubungan dengan bidang tugasnya.

 Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah
mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan
serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi
dengan konsultan supervisi.

B. Petugas K3 Konstruksi

Tugas dan Tanggung Jawab :

 Memberikan pengarahan dan penjelasan tentang Keselamatan Kerja serta alur kerja.

 Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana Alat Pelindung Diri dan
pemakaiannya disetiap kegiatan di lapangan/base camp.
 Mengidentifikasi bahaya dan melakukan penilaian resiko serta menerapkan langkah-langkah
pengendalian yang perlu. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko telah mempertimbangkan
kegiatan rutin dan non rutin, kegiatan semua personil yang memiliki akses ke tempat kerja
(termasuk subkontraktor dan pengunjung) dan fasilitas di tempat kerja.

 Bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan K3 dan peningkatan


kesadaran dari setiap personil organisasi terhadap aspek aspek K3.

 Bertanggung jawab untuk memasatikan sistem manajemen K3 dan persyaratan standar


dilaksanakan dan dipelihara, serta melaporkan kinerja sistem manajemen K3 kepada
manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai dasar untuk peningkatan sistem.

 Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem
manajemen K3.

 Berwenang untuk mewakili Top Manajemen dalam berhubungan dengan pihak luar yang
berkaitan dengan Sistem Manajemen K3.

Anda mungkin juga menyukai