Anda di halaman 1dari 23

SPESIFIKASI UMUM

PASAL. 1
JENIS PEKERJAAN

1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :


Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kawasan Wisata Pulau
Penyengat
Pekerjaan :
Perencanaan DED Kawasan Taman Pantai Pulau Penyengat Kota
Tanjungpinang

2. Pekerjaan Pembangunan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :


a. Syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang tercantum didalam
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT pekerjaan ini :
b. Gambar – gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN
SYARAT – SYARAT.
c. Keterangan-keterangan dan gambar yang diberikan oleh Konsultan kepada
Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan / Risalah Aanwijzing
yang termuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan pekerjaan / Risalah
Aanwijzing.
d. Petunjuk-petunjuk atau saran–saran yang diberikan oleh Direksi pada waktu
pekerjaan.

3. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus menyediakan :


a. Tenaga kerja / ahli yang cukup memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan.
b. Peralatan yang cukup untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
c. Bahan – bahan bangunan jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

PASAL. 2
STANDAR – STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan
mengikat ketentuan – ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap
Pemborong telah mengetahui dan memahami termasuk ( apabila ada ) segala
perubahan dan tambahannya sampai saat ini yaitu :

1. Peraturan Pamasangan Pemadam Api Ringan ( SKBI 3.4.53.1967 )


2. Peraturan keselamatan Kerja Konstruksi ( SNI 0231 – 1967 – E )
3. Peraturan Instalasi Listrik ( SNI 0225 87 – D )
4. Peraturan Penangkal Petir ( SKBI 1.3.53.1987 )

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


5. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton ( SNI T – 15 – 1991 – 03 )
6. Peraturan Pembuatan Campuran Beton ( SNI T – 15 – 1991 – 03 )
7. Peraturan Baja Tulang Beton ( SII 01236 – 84 )
8. Peraturan Kawat Pengikat Beton ( SNI 0040 – 87 – A )
9. Peraturan Baja Lapis Seng Bergelombang ( SII 0137 – 87 )
10. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan ( SKSNI S – 05 – 1990 – F )
11. Peraturan Pengawetan Kayu ( SKBI 3.6.53.1967 )
12. Peraturan Pencegahan Rayap ( SKSNI T – 05-1990-F )
13. Peraturan Paku dan Kawat Paku Grendel ( SNI 0323-89-A )
14. Peraturan Pipa PVC untuk Air Kotor ( SNI 0162 – 1987 – A )
15. Peraturan Sambungan Pipa PVC untuk Air Kotor ( SNI 0178-1987-A )
16. Peraturan Kaca Bening ( SNI 0047 – 1987 - A )
17. Peraturan Kran Rumah Tangga ( SNI 0047 – 1987 – A )
18. Peraturan Cat Emulsi ( SNI 1253 – 1989 – A )
19. Peraturan Plamur Tembok ( SII 0548 – 81 )
20. Peraturan Meni Besi ( SNI 0347 – 1989 – A )
21. Peraturan Dempul Kayu ( SNI 0347 – 1989 – A )
22. Peraturan Plamur Kayu ( SII 0773 – 83 )
23. Peraturan Cat Besi dan Tutup Kayu ( SP4 74 – 1977 )
24. Peraturan Pelitur ( SII 1262 – 85 )
25. Peraturan Kabel Listrik NYM ( SII 0209 – 78 )
26. Peraturan Kabel Listrik NYY ( SII 0210 – 78 )
27. Peraturan Sakelar ( SII 0578 – 81 )
28. Peraturan Stop Kontak ( SII 0580 – 81 )
29. Peraturan Tata Cara Pengecata Kayu ( SKSNI T – 08 – 1990 – F )
30. Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam ( SKSNI – 09 – 1990 – F )
31. Peraturan Tata Cara Pengecatan Tembok ( SKSNI T-10-1990 – F )
32. Peraturan Portland Cement ( SII 0013 – 81 )
33. Peraturan Bata Merah ( SII 0021 – 78 )
34. Peraturan Keramik Indonesia ( NI – 19 )
35. Peraturan : A. Batu Alam untuk bahan Bangunan.
a. Kerikil
b. Pasir.
B. ( SK SNI S – 04 –1989 – F )

PASAL. 3
PERSYARATAN BAHAN – BAHAN

1. Air.
a. Air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung minyak, asam,
alkali, garam – garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan.
b. jika ada keragu – raguan dalam penentuan kualitas, maka Pemborong
diminta untuk memeriksa contoh air ke Laboratorium resmi yang ditunjuk
guna diselidiki lebih lanjut.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


c. Air yang digunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan
SNI 1971 – 1990 F.
2. Tanah Timbun / Tanah Urug
Tanah yang digunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari tanah
humus maupun akar – akar kayu serta rumput, bebas sampah dan bebas bahan
– bahan organis.

3. Aggregat Halus ( Pasir )


a. Aggregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus butir
keras, bersih dari kotoran – kotoran dan zat – zat kimia atau un – organik
yang dapat mengurangi mutu beton maupun baja tulangan.
b. Bahan pasir dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami batuan
atau dapat berupa pasir dari pemecahan batu dari alat mekanis.
c. Bahan pasir harus berbutir keras dan tajam, butir – butir pasir harus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti
terik matahari dan hujan serta memenuhi persyaratan SNI 03-1756-1990.
d. Pasir harus bersih tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % dan apabila
kadar lumpur melebihi dari 5 % maka aggragat halus harus dicuci.

Saringan ( mm )
Ukuran Saringan 0.15 10 5 2.5 1.2 0.6 0.3
Prosentase (%) 2-10 100 90-100 80-90 50-90 25-65 10-35

4. Kerikil / Aggregat Kasar.


a. Aggregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil granit sebagai hasil
disintegrasi alami batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan Aggregat Kasar
adalah Aggregat besar butir lebih 5 mm.
b. Aggregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.
Aggregat yang mengandung butir – butir pipih hanya dapat dipakai,
apabila jumlah butir – butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat
aggregat seluruhnya. Butir - butir aggregat kasar harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca seperti
terik matahari dan hujan.
c. Aggregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
( ditentukan terhadap berat kering ) yang diartikan dengan lumpur adalah
bagian – bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 MM. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 % maka aggregat kasar harus dicuci.
d. Aggregat kasar tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat merusak
beton, seperti zat – zat yang reaktif alkali.
e. Besar butir Aggregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang – bidang samping dari cekatan, sepertiga dari
tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimun diantara batang –

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


batang atau berkas – berkas tulangan. Penyimpangan dari batasan ini
diizinkan apabila menurut penilalain pengawas ahli cara – cara pengecoran
beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang –
sarang kerikil.

5. Semen ( Portland Cement )


a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement Type I yang memenuhi ketentuan – ketentuan dan
syarat – syarat dalam SII 0013-81.
b. Semen yang didatangkan ke Proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong – kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobek – sobek.
c. Semen yang dipakai sebelumnya harus diperiksa oleh Konsultan. Semen
yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari Proyek. Urutan
pemakain semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut
dilapangan, sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk
berkelompok menurut urutan tibanya dilapangan.

6. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, tidak
mempunyai cacat seperti mata kayu, celah sudut pinggir dan cacat lainnya.
b. Kayu yang digunakan harus yang bersifat baik dengan
ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaiannya, tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
c. Kwalitas dan ukuran yang digunakan disesuaikan dengan
gambar kerja yang ada. Demikian pula mutu dan kelas kuat dan ketentuan
– ketentuan lain, maka harus mengikuti syarat – syarat dan ketentuan –
ketentuan dalam SNI 03-3527-1994.
d. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 %
untuk bahan yang mempunyai ketebalan ≤ 1” dan 15 % untuk ketebalan ≥
dari 1“.

7. Penutup Atap.
a. Penutup atap dari atap seng spandeck lurus hasil produksi dalam
negeri.
b. Atap yang digunakan harus berkualitas baik dan memenuhi
standart yang ditetapkan dalam SII 03-2050-1992.
c. Atap yang rusak tidak dibenarkan untuk dipasang dan harus segera
disingkirkan dari Proyek.

8. Gypsum
a. Gypsum yang digunakan adalah hasil produksi dalam negeri yang
berkualitas baik.
b. Ukuran tebal gypsum adalah minimal tebal 6 MM.

9. C a t / Residu

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


a. Cat yang akan digunakan adalah cat hasil produksi dalam negeri
dari satu pabrik yang sana.
b. Cat yang digunkan harus dikualitas baik dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SNI 1253-1989-A.
c. Cat yang kalengnya pecah/rusak dan cat sudah kadaluarsa tidak
dibenarkan untuk dipakai.
d. Cat menie dan Residu digunakan sesuai dengan yang disyaratkan.

10. Kaca Lembaran.


Kaca lembaran yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam PUBI – 1980 dan mengenai uji kaca menurut SNI 0047 – 1987 – A
kaca yang digunakan adalah tebal 5 MM.

11. Penggantung dan Pengunci.


a. Alat – alat penggantung dan pengunci yang dipakai dari yang
berkualitas baik.
b. Alat penggantung dan pengunci dari bahan yang tidak mudah
berkarat dan rusak untuk dalam jangka waktu relatif lama.
c. Kunci tanam memakai dua kali putar ukuran normal dan engsel
dari engsel nylon kuningan ukuran 4 “.

12. Keramik
a. Keramik yang digunakan adalah keramik dengan kualitas baik.
b. Untuk lantai bangunan menggunakan keramik ukuran 30 cm x 30
cm.

13. Batu bata


a. Batu bata yang digunakan harus batu bata yang mempunyai
syarat mutu seperti yang ditentukan dalam SII 0021-78.
b. Batu bata yang digunakan harus sempurna masaknya, bila
direndam dalam air tidak akan hancur. Bata sebelum digunakan harus
direndam dalam air.
c. Batu bata yang digunakan harus mempunyai ukuran yang
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PUBI 1980.
d. Bata yang digunakan mempunyai ukuran yang memenuhi
persyaratan dan mempunyai daya tahan ultimate 80 Kg/m2.

14. Baja Tulangan


a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran, lemak, kulit gilingan, karat lepas, dan bahan lain yang
dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter baja yang
dimasukkan tidak sesuai dengan diameter baja yang akan dipakai, maka

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


pemakaiannya harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan
pengawas.
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.

15. Barang-barang Sanitair


a. Barang-barang sanitair yang akan dipakai harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
b. Barang-barang sanitair yang kan dipakai adalah produksi dalam
negeri yang berkualitas baik.

16. Kawat Ikat


a. Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
b. Tidak bersepuh seng
c. Diameter minimum 1 mm.
d. Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A.

17. Alat – alat Instalasi Listrik.


a. Alat – alat instalasi listrik yang boleh dipakai harus yang
berkualitas tinggi sesuai dengan iklim di Indonesia, harus memenuhi
syarat – syarat teknis dan telah diuji oleh badan penguji yang diakui.
b. Alat – alat Instalasi yang boleh dipakai untuk ruang / tempat
khusus harus sesuai dengan keadaan tempat dimana instalasi dipasang.
c. Alat – alat Instalasi seperti Kabel, Stop Kontak, Schakelar, fiting
dan sebagainya harus mempunyai tanda yang jelas mengenai kemampuan
kelistrikannya, seperti tegangan dan arus. Untuk kabel listrik yang dipakai
harus telah diuji / pengetesan LMK dengan tanda stempel LMK pada kulit
kabelnya.
d. Untuk pemakaian lampu – lampu bukan pijar seperti TL yang
dapat menyebabkan turunnya faktor kerja, melampaui batas yang
dibenarkan harus dilengkapi dengan kondensator dan pada prinsipnya
bahan – bahan yang dipakai adalah produksi yang diakui oleh PLN dan
SII.

18. Bahan – bahan lainnya.


a. Semua bahan – bahan bangunan yang akan dipakai dan belum
disebutkan disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan – bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus
ditunjukan terlebih dahulu kepada Konsultan untuk diperiksa guna
mendapatkan izin persetujuan / pemakainannya.
c. Semua bahan – bahan bangunan yang tidak ditunjuk kepada
Konsultan / ditolak oleh Direksi tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus
dibawa keluar lokasi sesegera mungkin.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


d. Pemakaian bahan – bahan yang tidak sesuai dengan yang
ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya
menjadi tanggungan Pemborong.
e. Tidak tersedianya bahan – bahan bangunan yang dipakai dipasaran,
dengan ini dinyatakan tidak dapat dijadikan alasan terhentinya atau
tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

PASAL. 4
PENYIMPANAN BAHAN – BAHAN

1. Semen Portland
a. Penyimpanagan semen harus dilakukan didalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan serta lembab udara dan tanah. Penumpukan
semen dalam gudang harus diatas lantai panggung kayu setinggi minimal
30 Cm diatas tanah. Tinggi penumpukan maksimum adalah 15 lapis.
b. Semen yang akan dipakai sebelumnya harus selalu diperiksa oleh
Konsultan dan semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari
Proyek. Sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutan tibanya digudang.
c. Semen yang sudah tersimpan lama diragukan mutunya, maka sebelum
dipakai harus diperksa dulu kepada pengawas.
d. Kadar Alkali Maksimun 0,04 % dan teknik penyimpanan harus mengukuti
ketentuan – ketentuan PBI 1971.

2. Aggregat.
a. Tempat penumpukan aggregat harus bersih dan rata.
b. Antara aggregat halus dan aggregat kasar penyimpangannya harus terpisah
sehingga tidak tercampur.
c. Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebagai
penempatannya harus didasari alas papan atau terpal.

3. K a y u
a. Kayu harus ditumpuk pada tempatnya yang rata dan diberi alas / ganjal
balok – balok kayu.
b. Untuk kayu – kayu Konstruksi tidak dibenarkan menumpuk langsung
diatas permukaan tanah dalam waktu lama.
c. Penumpukan kayu harus tersusun rapi dan teratur, guna menghindari kayu
dari sifat melengkung.

4. Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi
diberi alas / ganjal berupa balok – balok. Penimbunan ditempat terbuka dalam
waktu lama harus dihindarkan.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


5. Bahan – Bahan lain.
Untuk penyimpanan bahan – bahan lain berupa bahan – bahan yang tidak
tahan cuaca sebaiknya ditempatkan digudang penyimpanan.

PASAL. 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mempersiapkan jalur jalan


ke lokasi proyek, untuk memasukkan bahan bangunan ke lokasi proyek.

2 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, maka


Pemborong harus merundingkannya dengan Konsultan Pengawas mengenai
pembagian halaman kerja untuk tempat mendirikan gudang, los kerja dan
tempat penumpukan bahan – bahan dan lain sebagainya.

3 Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dilokasi,


maka Pemborong dengan biaya sendiri harus menyediakan kantor dengan
perlengkapannya, gudang tempat penyimpanan bahan – bahan dan alat – alat
pekerjaan serta los kerja tempat mengerjakan bahan – bahan.

4 Untuk menjamin keamanan proyek dari perbuatan


sabotase maupun pencurian barang milik Pemborong sendiri, maupun barang
milik pemberi tugas. Untuk itu Pemborong harus menetapkan penjaga /
petugas keamanan selama 24 jam setiap hari, sampai proyek diserah terimakan
untuk kedua kalinya kepada pemberi tugas.

5 Kantor, gudang dan los kerja baru dapat


dibongkar setelah pekerjaan selesai 100% dan pembongkarannya mendapat
persetujuan dari pengawas.

PASAL. 6
PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PEIL BANGUNAN

1. Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan disesuaikan dengan
gambar kerja bangunan, pemasangan papan bouwplank harus benar –
benar kuat, waterpass dan siku.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari
bahan beton berukuran 10 x 10 cm.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


c. Ukuran ketinggian lantai dari titik kurang dari 0.00 ditentukan
dalam gambar.

2. Bouwplank
a. Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan
dipakukan pada kayu persegi 5/7 cm dan tertanam dalam tanah cukup
kuat.
b. Bagian atasnya dari papan baowuplank harus waterpass
( horizontal dan siku ).
c. Pemasangan papan bouplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari
As bangunan.
d. Papan Bouwplank baru dapat dibuka seelah pekerjaan pemasangan
lantai bangunan.

PASAL. 7
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah lokasi pekerjaan sudah siap


dibersihkan terlebih dahulu dan dibuang ketempat yang ditentukan.

2. lebar dan bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai menurut ukuran
yang tercantum dalam gambar rencana dan gambar detail pondasi.

3. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lobang pondasi.

4. Tanah hasil galian yang tidak dipergunakan untuk menimbun lobang –


lobang harus dibuang pada tempat yang ditentukan oleh pengawas lapangan.

5. Pemakaian tanah bekas galian untuk penimbunan kembali harus


mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

PASAL. 8
PEKERJAAN PONDASI

1. Sebelum memulai pekerjaan galian, maka semua galian harus


mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pengawas lapangan mengenai
ketepatan ukuran dan bentuknya, sebelum mendapatkan persetujuan dari
pengawas lapangan maka pelaksanaan untuk pekerjaan pondasi belum dapat
dilakukan.

2. Apabila didalam galian dimana akan dilaksanakan pemasangan


pondasi terdapat genangan air, maka air tersebut harus dipompakan keluar
lubang terlebih dahulu dan dialihkan ketempat yang ditentukan oleh pengawas
lapangan.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


3. Dasar galian diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan.

4. Dibawah pondasi setempat ( sesudah lapisan pasir ) dipasang lantai


kerja beton cor 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl, tebal 5 cm.

5. Pada setiap kolom konstruksi dipasang pondasi setempat plat beton


bertulang 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dengan ukuran dan tulang sesuai gambar detail
pondasi.

6. Dibawah pondasi jalur / menerus ( sesudah lapisan pasir ) dipasang


Aanstamping ( Pasangan batu kosong ) tebal 15 cm.

7. Pondasi jalur dari pasangan batu granit adukan 1 Pc : 4 Psr, ukuran


sesuai gambar detail pondasi.

PASAL. 9
PEKERJAAN CAMPURAN BETON

1. Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan dan


ketentuan yang tercantum dalam standarisasi SNI – T – 15 –1990 – 03.

2. Bahan – bahan pembuatan beton :


a. Semen untuk konstruksi beton harus bertulang dipakai jenis –
jenis semen yang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang tercantum
dalam peraturan beton bertulang Indonesia ( SNI – 1734 – 1989 F ).
b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari
butir – butir yang keras, kadar Lumpur maksimum 5 % dan tidak boleh
terlalu banyak mengandung bahan – bahan organic dan mempunyai butir
yang beraneka ragam yang besarnya antara 0 – 1mm.
c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir
– butir yang keras dan tidak berpori, kadar Lumpur maksimum 1 %
apabila kadar Lumpur melampaui kadar maksimum maka kerikil beton
harus dicuci, berukuran 1 – 3 cm. Kerikil tidak boleh mengandung zat –
zat yang dapat merusak beton seperti zat reaktif alkali.
d. Batang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran
lemak, kulit giling, karat lepas serta bahan – bahan yang mengurangi daya
tahan beton.
e. Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur,
minyak dan kotoran lainnya penggunaan air sumur dan air kali harus
mendapat izin dari pengawas lapangan.

3. Kelas dan mutu beton


a. Beton Kelas 1 Mutu B0
a. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non konstruksi.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


b. Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus.
c. Pengawasan ringan trhadap mutu bahan-bahan.
d. Tanpa pengawasan terhadap kekuatan beton.

b. Beton Kelas 2 Mutu B1


a. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil.
b. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus.
c. Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan.
d. Tanpa pengawasan terhadap kekuatan beton.

c. Beton kls II mutu K175, K225


a. Digunakan untuk pekerjaan struktur.
b. Pelaksanaan dibawah pimpinan tenaga ahli
c. Pengawasan ketat terhadap mutu bahan.
d. Pemeriksaan yang kontinue terhadap kekuatam
beton.

4. Campuran Beton
a. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut “ adukan
“ jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan
ukuran isi, sebagai berikut :
 Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air.
Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.
 Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 3 zak pasir.
 Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa
Berarti mengguanakan 1 zak semen : 4 zak pasir.
b. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut
beton, jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton
ditentukan dengan ukuran isi atau direncanakan sebagai berikut :
 Untuk beton 1 : 3 : 5
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 3 Zak pasir : 5 Zak kerikil
 Untuk beton 1 : 2 : 3
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 2 Zak pasir : 3 Zak kerikil
c. Pengadukan beton diaduk dengan menggunakan mesin
pengaduk.
d. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai
untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1 : 2,5 : 5
dalam perbandingan isi.
e. Untuk beton mutu B1 dan K125 dipakai campuran nominal
semen, pasir dan kerikil dalam perbandingan 1 : 2 : 3.
f. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
2,5 %.

5. Kekentalan adukan beton

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


a. Kekentalan ( konsistensi ) adukan harus disesuaikan dengan
cara transpot, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan
kerapatan tulangan. Jumlah semen minimum dan nilai factor air semen
maksimum harus memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan SNI-15-
1990-03.
b. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu
encer, maka campuran beton harus memperhatikan nilai-nilai slump yang
tercantum dalam SNI 1972-1990 F.

6. Cetakan dan acuan


a. Cetakan dan acuan harus kokoh rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran yang dituangkan kedalam cetakan.
b. Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat
terjamin kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
c. Cetakan harus terbuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak
mudah meresap air dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu
Pembongkaran cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.
d. Pada pelaksanaan beton kelas 3, air beton tidak boleh benar-
benar terserap oleh cetakan, oleh sebeb itu cetakan harus dilapisi plastik
atau bahan sejenis.

7. Pemasangan tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum
atau selama pengecoran tidak berubah tempat, kawat ikat dipakai mutu
SNI 0040-87-A.
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama
dengan mutu yang akan dicor.
c. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan perencanaan beton bertulang dan struktur dinding
bertulang ( SNI 1734 – 1989 F ).
d. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai gambar kerja
dan diuji pada laboratorium uji bahan yang ditunjuk sebelum pekerja
dimulai. Pengujian dilaksanakan atas semua ukuran dari setiap pabrik.
e. Substitusi pembesian dapat dilakukan hanya atas persetujuan
Direksi Lapangan.

8. Pengadukan Beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton Kelas
I mutu BO harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton
harus diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal, adukan beton tidak memenuhi
syarat minimum seperti terlalu encer karena pemberian jumlah air
pencampur, sudah mengeras sebagian atau terlalu tercampur dengan

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaannya.

9. Pengecoran dan pemadatan


a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang
kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan
dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk atau dengan memukul-mukul
cetakan dengan menggunakan alat pemadat mekanis / penggetar.
b. Pemadatan dengan menggunakan alat mekanis / penggetar
harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia ( PBI-1971 ).
c. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton bertulang cheeped,
pemborong diwajibkan mengambil contoh aggregat halus dan aggregat
kasar untuk dilakukan pengujian permulaan campuran beton bertulang
dilaboratorium ( mix design ) sesuai mutu beton yang dikehendaki
yaitu K.175
d. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran – ukuran,
termasuk besi penulangan dan sangkangannya, yang tertera dalam gambar
– gambar Rencana Pelaksanaan dan Detail Struktur Beton, Apabila
terdapat perbedaan ukuran – ukuran pada gambar rencana arsitektural dan
gambar rencana struktur beton, pemborong diwajibkan memberitahukan
secara tertulis kepada Direksi Lapangan dan meminta keputusannya
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.
e. Pemborong diwajibkan membuat pola rancana pengecoran,
mulai dari pondasi beton, hingga seluruh pekerjaan beton selesai dengan
diberi catatan – catatan mengenai bagian yang dicor, tanggal, kode kubus
test, jam pengecoran dan lain – lain.
f. Pada setiap sambungan pengecoran diharuskan menggunakan
“additive” ( bahan tambahan ) yang khusus untuk itu, Penggunaannya
harus memenuhi persyaratan. Penggunaan “additive” untuk tujuan
mempercepat pengeringan beton, dapat dilakukan tanpa mengurangi mutu
dan kekuatan beton.
g. Pengujian mutu beton dilaksanakan dilaboratorium dengan
mengacu pada mix design yang dibuat khusus untuk proyek ini. Pengujian
kekuatan beton ini dilakukan dengan cara test silinder beton. Untuk itu
Kontraktor mengambil satu sample untuk setiap 5 ( lima ) m 3 adikan
beton. Pada setiap sample harus dicantumkan tanggal dan penggunaan
adukan yang segera dikirim kelaboratorium pengujian untuk penentuan
nilai kekuatan karekteristik beton yang dicapai.
h. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat – syarat seperti
sudah mengeras sebagian, tercampur dengan bahan – bahan asing atau
terlalu encer tidak boleh dipergunakan.
i. Melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cekatan – cekatan, pemeriksaan ukuran – ukuran dan ketinggian
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak – jarak.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


j. Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam
keadaan khusus diperkenankan menyentuh tulangan. Ujung penggetar
harus diangkat dari dalam adukan apabila adukan terlihat mulai mengkilap
disekitar ujung penggetar, atau kurang lebih sebelum detik.
k. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat – tempat
yang disetujui Direksi Lapangan didalam pola rencana Pengecoran.

10. Penutup Beton


Tebal penutup beton minimum ( tidak termasuk plesteran ) sebagai berikut :
a. 1.5 cm untuk plat.
b. 2.5 cm untuk kolom dan balok
c. 3.0 cm untuk pondasi atau pekerjaan lain yang
berhubungan langsung dengan tanah.

11. Perawatan Beton


Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama
dua minggu, beton harus disiram terus menerus.

12. Pembongkaran cetakan beton


a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan
lain yang bekerja padanya.
b. Pada bagian-bagian konstruksi dimana Pembongkaran cetakan
akan bekerja beban yang lebih tinggi daripada beban rencana dan akan
terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan,
maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung.

13. Penolakan pekerjaan Beton


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pemberi tugas
berwenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti :
a. Konstruksi beton keropos.
b. Konstrukssi beton tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditentukan dalam gambar.
c. Konstruksi tidak tegak lurus seperti yang
sdirencanakanKonstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

PASAL. 10
BAJA TULANGAN

1. Baja tulangan yang digunakan harus mengikuti spesifikasi ini dalam pasal 3
persyaratan bahan dan memenuhi ketentuan SII 01236-84.

2. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,


pembengkokan, sambungan dan penghentian, sebelum pelaksanaan terlebih

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


dahulu diajukan oleh pemborongan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang
dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikiti menurut
SII 1236-84.

3. Diameter-diameter pengenal harus sama denga persyaratan dalam gambar


kerja dan bilamana diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas
penampang tulangan persatuan volume beton minimal harus sama dengan
jumlah luas penampang rencana semula, sebelum melakukan perubahan-
perubahan pemborong harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
direksi.

4. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan /


penempatan tidak diperkenankan membekokan tulangan bila ditempat /
setelah pengecoran beton, kecuali apabila hal itu telah direncanakan
sebelumnya atau terpaksa dan sudah mendapatkan persetujuan Direksi.

5. Penulangan baja sebelum ditempatkan harus dibersihkan dari karat yang lepas,
minyak lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi
pelekatan dengan beton. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan
kepada tulangan adalah 2,5 cm- 3,5 cm.

6. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal
selimut beton. Untuk itu pemborong harus mempergunakan penyekat dari
blok-blok beton dengan syarat mutu beton harus minimal sama dengan beton
yang bersangkutan.

7. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran. Kawat yang berlebihan harus dibengkokan
dalam beton.

8. Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus terlebih dahulu


diperiksa untuk memasukan jumlah dan ukurannya ketelitian penempatannya
kebersihan untuk mendapatkan perbaikan bilamana diperlukan.Pengecoran
tidak diperlukan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Persyataran Bahan-bahan.
Bahan semen (PC), pasir, batu bata dan air harus memenuhi ketentuan bahan
sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini pada 3 persyaratan bahan-bahan
dasar bangunan serta memenuhi NI-10 dan batu-bata yang dipakai mempunyai
daya tahan minimum daya tahan minimum ultimate 80 Kg/M2.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


2. Campuran .
a. Pasangan batu bata transtram setinggi 20 cm diatas
lantai dan dinding saluran air dipasang dengan menggunakan campuran 1
Pc : 2 Pasir.
b. Pasangan batu bata pada dinding selain dari yang
disebutkan pada point a diatas, dipasang dengan menggunakan campuran 1
Pc : 4 Pasir
c. Cara mencampur :
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan diatas permukaan tanah keras, sangat
dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membeku.

3. Pelaksanaan
a. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai jenuh.
b. Pasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap setiap hari
diperkenankan sambungan cukup baik.
c. Batu bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 20 mm
tidak diperkenankan siar-siar vertikal tegak lurus dari atas kebawah.
d. Bagian pasangan batu bata yang berhubungan dengan pekerjaan
beton harus diberi penguat stek dari besi beton 8 mm jarak 20 cm yang
terlebih dahulu ditanam dalam beton.

4. Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding
dapat melekat dengan baik.

5. Perlindungan
Dalam memasang dinding yang kena udara terbuka, selama waktu –waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok dengan susuatu yang sesuai untuk perlindungan

6. Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus – menerus selama paling sedikit 7
(Tujuh) hari setelah didirikan.

PASAL. 12
PEKERJAAN KAYU

1. Lingkup pekerjaan meliputi :


a. Pekerjaan rangka kozen, rangka daun pintu, dan ventilasi.
b. Pekerjaan dinding papan.
c. Pekerjaan daun pintu dan jendela.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


2. Kualitas.
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak
ada celah, mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggir – pinggirnya
bekas dimakan bubuk dan cacat lainnnya.

3. Kelembaban.
Kayu yang dipakai adalah kayu yang cukup kering. Kelembaban kayu yang
diizinkan untuk pekerjaan bagian dalam dan pekerjaan halus kurang dari 20
%.

4. Jenis Kayu.
a. Rangka bawah dari kayu kelas II dan Kozen dari kayu kelas I
b. Rangka atas dari kayu kelas II
c. Lisplank papan dari kayu kelas II
d. Rangka Plafond dari kayu kelas II
e. Dinding papan dari kayu kelas II
f. Daun pintu dan jendela dari kayu kelas II

5. Ukuran.
Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi ( finish ) yaitu ukuran kayu
setelah selesai dikerjakan dan terpasang.

6. Pembuatan.
Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan seperti, mempasak,
mamahat, menyetel ( memasang ) membuat lidah – lidah lobang pasak.
Sponing dan lain – lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan kayu harus ditentukan dengan baik. Pemborong juga harus
melaksanakan segala pekerjaan – pekerjaan yang diperlukan untuk Konstruksi.

PASAL. 13
PEKERJAAN RANGKA BAWAH

1. Pembuatan kayu tiang utama, tiang pembantu, balok pembagi, tutup tiang dan
kozen untuk ketepatan bentuk dan ukurannya harus memperhatikan gambar
dan rencana dan gambar detail.

2. Apabila pembuatan kayu rangka bawah dan kozen dilakukan diluar lokasi
proyek maka Pemborong harus memberitahukan kepada pengawas lapangan
tempat pembuatannya untuk pemeriksaan.

3. Pertemuan sudut dan silang kayu rangka bawah dan kozen diperkuat dengan
menggunakan pasak/pen dari kayu yang sama kwalitasnya dengan kayu
rangka bawah + kozen.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


4. Pemasangan kayu rangka bawah dan kozen harus benar – benar waterpass dan
tegak lurus serta ketinggian sesuai seperti tercantum pada gambar.
Pemasangan kayu rangka bawah dan kozen yang tidak waterpass dan tegak
lurus dan tiak tepat ketinggiannya harus dibongkar dan diperbaiki.

PASAL. 14
PEKERJAAN RANGKA ATAP

1. Pembuatan kuda – kuda, setengah kuda – kuda dan jurai untuk ketepatan
bentuk dan ukurannya harus memperhatikan gambar rencana kuda – kuda
gambar detail kuda – kuda. Bahan dari baja ringan berlapis Aluminium.

2. Sambungan – sambungan dan pertemuan-pertemuan pada kuda-kuda harus


diperkuat dengan menggunakan baut seperti yang tampak pada gambar –
gambar detail kuda-kuda.

3. Perletakan kuda-kuda pada tutup tiang diperkuat dengan menggunakan mur


baut.

4. Semua kuda-kuda, gording dan skor angin dibuat dari jenis baja ringan
berlapis aluminium berkualitas baik, dengan bentuk serta ukuran-ukuran
sesuai dengan gambar rencana / detail.

PASAL. 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LISPLANK

1. Bahan penutup catap pada bangunan ini dari seng spandeck Motif genteng
yang bermutu baik.

2. Untuk perabung digunakan perabung spandeck, bentuk dan ukurannya seperti


gambar.

3. Lisplank Lebah Bergantung dari bahan kayu, bentuk dan ukuran sesuai
gambar detail.

PASAL. 16
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND

1. Untuk rangka plafond digunakan bahan dari rangka Aluminium.

2. Rangka plafond bagian bawah harus rata.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


3. Ketinggian pemasangan rangka plafond harus sesuai dengan gambar rencana
plafond, pemasangannya digantung dengan kuat, pemasangan rangka plafond
harus benar – benar waterpass, sehingga apabila ditutup dengan plafond akan
menghasilkan suatu permukaan plafond yang rata dan rapi.

PASAL. 17
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

1. Pekerjaan pintu panel,


a. Rangka pintu harus kuat dan kokoh, dibuat menurut gambar detail.
b. Semua sisi dari rangka pintu harus diketam halus dan rata.
c. Rangka pintu diisi dengan panel kayu dan cara pemasangan sesuai gambar
detail.
d. Pemasangan papan panel harus rapi.

2. Pekerjaan jendela kaca mati :


a. Pemasangan kaca tebal 5 mm harus dikerjakan dengan baik.
b. Bahan rangka jendela dari aluminium.
c. Pemasangan kaca harus benar – benar kuat dan rapi.
d. Pemasangan kaca harus benar-benar rapat.

3. Pekerjaan jendela kaca rangka aluminium.


a. Rangka jendela harus kuat dan kokoh, dibuat menurut gambar detail
jendela.
b. Semua sisi dari rangka jendela harus finishing halus dan rata.
c. Rangka jendela diisi dengan kaca terang tebal 5 mm.
d. Pemasangan kaca harus rapi.

4. Seluruh pekerjaan daun pintu / jendela harus dikerjakan dengan sempurna


sehingga daun pintu / jendela dapat berfungsi dengan baik sewaktu dibuka dan
ditutup.

5. Semua pekerjaan pintu / jendela harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga hasil akhirnya menjadi baik dan sempurna.

6. Penempatan pintu, jendela dan ventilasi sesuai gambar rencana.

PASAL. 18
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Bahan
Bahan pasir, semen dan air harus memenuhi ketentuan bahan sebagaimana
ditentukan dalam spesifikasi teknik pasal 3 persyaratan bahan – bahan.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


2. Pelaksanaan
a. Pekerjaan plesteran tembok baru dilaksanakan
sesudah :
 Pipa – pipa listrik sudah terpasang.
 Pipa – pipa air sudah terpasang.

b. Sebelum diplester tembok harus :


 Dibersihkan dari kotoran – kotoran dan dibasahi terlebih dahulu.
 Plesteran pada beton yang kelihatan memakai adukan 1 Pc : 3 Psr.
 Semua sudut – sudut dinding tembok harus diplester dengan
adukan 1Pc:3psr.
 Dinding trastram diplester dengan adukan 1 Pc : 2 Psr dibuat rata
kozen.
 Untuk dinding luar dan dinding dalam selain dari dinding trastram
diplester dengan adukan 1 Pc : 4 Psr dibuat rata kozen.
 Pada dinding bagian dalam KM/WC dipasang keramik ukuran 20
X 25 cm setinggi 1,50 meter dari permukaan lantai.

3. Hasil akhir pekerjaan plesteran harus rapi, rata dan horizontal /


vertikal.

PASAL. 19
PEKERJAAN LANTAI

1. Sebelum penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu potongan – potongan


kayu gergaji dan sampah – sampah harus disingkirkan keluar bangunan

2. Penimbunan harus dilakukan selapis demi selapis setebal 20 cm padat,


pemadatan tanah timbunan tidak boleh disiram dengan air.
Pemadatn dilakukan dengan cara menumbuk , memakai alat penumbuk tangan
atau alat penumbuk mekanik.

3. Diatas tanah timbunan yang telah dipadatkan diberi lapisan pasir setebal 5 cm
padat. Pemadatan disiram dengan air.

4. Lantai keramik.
a. Sebelum pemasangan keramik lantai dimulai terlebih dahulu lantai harus di
cor ( lantai kerja ) dengan beton 1 : 3 : 5 setebal 5 cm kemudian diatas
beton lantai kerja dipasang keramik sesuai gambar.
b. Pemasangan keramik harus kuat, mempunyai
permukaan yang rata dan siku terhadap bangunan.
c. Siar – siar antara keramik harus diisi dengan air
semen / acian sampai penuh dan cara pengisiannya harap menjadi
perhatian.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


5. Lantai beton cor.
a. Lantai beton cor memakai campuran campuran 1pc :
3 psr : 5 krk tebal 7 cm diplester
b. Pekerjaan lantai harus rata dan waterpass.

PASAL. 20
PEKERJAAN PENGECATAN DAN SEJENISNYA

1. Pengecatan dinding tembok / papan :


a. Sebelum pengecatan dimulai, terlebih dahulu permukaan cat lama yang
retak / keropos harus dikupas bersih kemudian permukaan yang tidak rata
didempul agar menjadi rata.
b. Setelah dempul mengering maka dilakukan penggosokan dengan amplas
besi sampai permukaan tembok menjadi rata dan halus.
c. Setelah permukaan yang akan dicat betul – betul rata, halus dan bersih
maka pengecatan pertama dapat dilakukan dan setelah cat pertama kering
dapat dilanjutkan pengecatan kedua dan seterusnya.

2. Pengecatan Kayu :
a. Sebelum pengecatan dimulai permukaan kayu harus digosok dengan
amplas kayu hingga halus.
b. Sedangkan permukaan kayu lama ( sudah pernah dicat ), sebelum
pengecatan dimulai terlebih dahulu permukaan cat lama yang retak/kropos
harus dikupas sampai bersih, kemudian permukaan yang tidak rata
diplamir.
c. Setelah kayu diamplas hingga halus dicat dengan cat dasar lood meni
untuk melindungi kayu dari pelapukan.
d. Setelah lood meni kering permukaan kayu plamir hingga rata dan setelah
kering digosok lagi dengan amplas kayu.
e. Setelah plamir dihaluskan kayu dicat dengan cat dasar, cat yang akan
dipakai diencerkan. Jika masih terdapat permukaan kayu yang kasar harus
digosok dengan amplas kayu hingga halus.
f. Setelah proses pelaksanaan tersebut selesai, kemudian dicat dengan cat
minyak yang digunakan, setelah kering dilanjutkan dengan pengecatan
ketiga.

3. Pengecatan plafond :
a. Permukaan plafond triplek baru dicat dengan cat air warna putih hingga
tiga kali sapu dengan cara pengecatan pertama hingga kering, kemudian
dilanjutkan dengan pengecatan kedua, setelah kering dilanjutkan dengan
pengecatan ketiga.
b. Apabila pada waktu pengecatan pertama, lapisan permukaan luar triplek
mengeluarkan getah sehingga berubah warna cat, maka triplek harus
ditutup dengan menggunakan cat minyak warna yang sama.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


c. Pengecatan pada permukaan plafond lama yang sudah pernah dicat,
sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu permukaan cat lama yang
retak/kropos harus dikupas sampai bersih. Kemuadian diplamir, setelah
plamur kering digosok hingga halus dan dilanjutkan dengan pengecatan.

PASAL. 21
PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK

1. Pemasangan Instalasi listrik harus dikerjakan Biro Instalatur yang telah


mendapat pengesahan dari Perusahaan Listrik Negara setempat. Biro Instalatur
yang akan dipakai harus disetujui oleh Pemimpin Proyek, Pemborong
bertanggung jawab atas Biro Instalatur yang akan dipakai.

2. Cara – cara pemasangan instalasi didalam dan diluar bangunan harus


memenuhi ketentuan yang tercantum dalam peraturan instalasi listrik dan
peratiran lainnya mengenai instalasi yang berlaku di Indonesia.

3. Biro instalatur bertanggung jawab atas instalasi yang dipasangnya selama


setahun.

4. Biro instalatur wajib menyerahkan gambar inslatasi bangunan yang dibuatnya


dan telah disahkan oleh Perusahaan Listrik Negara kepada Pemimpin Proyek.

5. Biro Instalatur wajib menyerahkan kepada Pemimpin Proyek hasil Pengujian


instalasi yang dipasangnya disertai Surat Pernyataan bermaterai bahwa seluruh
Instalasi telah dipasang dengan baik, sesuai peraturan instalasi listrik dan
syarat – syarat penyambungan listrik sebelum listrik disalurkan.

6. Pengaman arus yang dipakai adalah pemutus otomatis yang bekerja secara
termis atau electromagnetis serta mampu memutuskan hubungan pendek yaitu
pengaman arus jenis Mini Circuit Bieker ( MCB ).

PASAL. 22
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN

1. Pembuatan saluran disekeliling bangunan, ukuran dan bentuk seperti


dalam gambar.

2. Saluran air hujan terbuka dan tertutup dibuat dari beton rabat 1:3:5 cor
setempat, dipasang sesuai gambar kerja.

3. Saluran yang melalui bawah jalan atau tempat parkir dibuat dari beton
dengan persyaratan struktur yang diizinkan.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT


4. Pembuatan saluran air hujan dan drainase haus diperhatikan
kemiringan saluran, minimal 1%.

5. Bak Kontrol dibuat dari Konstruksi beton dengan ukuran lubang sesuai
dengan gambar kerja.

PASAL 23
PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Pemborong harus membersihkan lokasi yang telah selesai dikerjakan seluas


yang telah ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan dilapangan.

2. Pemborong harus memperbaiki kerusakan – kerusakan pada jalan – jalan,


saluran – saluran halaman dan lain sebagainya akibat dari pelaksanaan
pekerjaan.

3. Pekerjaan yang belum tercantum dala spesifikasi umum ini secara terperinci
dan khusus akan dibuat dalam spesifikasi khusus yang merupakan bagian II
dari spesifikasi ini.

CV. VISTATAMA MULTI ENGINEERING CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai