PASAL. 1
JENIS PEKERJAAN
PASAL. 2
STANDAR – STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan
mengikat ketentuan – ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap
Pemborong telah mengetahui dan memahami termasuk ( apabila ada ) segala
perubahan dan tambahannya sampai saat ini yaitu :
PASAL. 3
PERSYARATAN BAHAN – BAHAN
1. Air.
a. Air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung minyak, asam,
alkali, garam – garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan.
b. jika ada keragu – raguan dalam penentuan kualitas, maka Pemborong
diminta untuk memeriksa contoh air ke Laboratorium resmi yang ditunjuk
guna diselidiki lebih lanjut.
Saringan ( mm )
Ukuran Saringan 0.15 10 5 2.5 1.2 0.6 0.3
Prosentase (%) 2-10 100 90-100 80-90 50-90 25-65 10-35
6. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, tidak
mempunyai cacat seperti mata kayu, celah sudut pinggir dan cacat lainnya.
b. Kayu yang digunakan harus yang bersifat baik dengan
ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaiannya, tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
c. Kwalitas dan ukuran yang digunakan disesuaikan dengan
gambar kerja yang ada. Demikian pula mutu dan kelas kuat dan ketentuan
– ketentuan lain, maka harus mengikuti syarat – syarat dan ketentuan –
ketentuan dalam SNI 03-3527-1994.
d. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 %
untuk bahan yang mempunyai ketebalan ≤ 1” dan 15 % untuk ketebalan ≥
dari 1“.
7. Penutup Atap.
a. Penutup atap dari atap seng spandeck lurus hasil produksi dalam
negeri.
b. Atap yang digunakan harus berkualitas baik dan memenuhi
standart yang ditetapkan dalam SII 03-2050-1992.
c. Atap yang rusak tidak dibenarkan untuk dipasang dan harus segera
disingkirkan dari Proyek.
8. Gypsum
a. Gypsum yang digunakan adalah hasil produksi dalam negeri yang
berkualitas baik.
b. Ukuran tebal gypsum adalah minimal tebal 6 MM.
9. C a t / Residu
12. Keramik
a. Keramik yang digunakan adalah keramik dengan kualitas baik.
b. Untuk lantai bangunan menggunakan keramik ukuran 30 cm x 30
cm.
PASAL. 4
PENYIMPANAN BAHAN – BAHAN
1. Semen Portland
a. Penyimpanagan semen harus dilakukan didalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan serta lembab udara dan tanah. Penumpukan
semen dalam gudang harus diatas lantai panggung kayu setinggi minimal
30 Cm diatas tanah. Tinggi penumpukan maksimum adalah 15 lapis.
b. Semen yang akan dipakai sebelumnya harus selalu diperiksa oleh
Konsultan dan semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari
Proyek. Sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutan tibanya digudang.
c. Semen yang sudah tersimpan lama diragukan mutunya, maka sebelum
dipakai harus diperksa dulu kepada pengawas.
d. Kadar Alkali Maksimun 0,04 % dan teknik penyimpanan harus mengukuti
ketentuan – ketentuan PBI 1971.
2. Aggregat.
a. Tempat penumpukan aggregat harus bersih dan rata.
b. Antara aggregat halus dan aggregat kasar penyimpangannya harus terpisah
sehingga tidak tercampur.
c. Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebagai
penempatannya harus didasari alas papan atau terpal.
3. K a y u
a. Kayu harus ditumpuk pada tempatnya yang rata dan diberi alas / ganjal
balok – balok kayu.
b. Untuk kayu – kayu Konstruksi tidak dibenarkan menumpuk langsung
diatas permukaan tanah dalam waktu lama.
c. Penumpukan kayu harus tersusun rapi dan teratur, guna menghindari kayu
dari sifat melengkung.
4. Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi
diberi alas / ganjal berupa balok – balok. Penimbunan ditempat terbuka dalam
waktu lama harus dihindarkan.
PASAL. 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL. 6
PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PEIL BANGUNAN
1. Pengukuran
a. Letak pondasi dan kedudukan bangunan disesuaikan dengan
gambar kerja bangunan, pemasangan papan bouwplank harus benar –
benar kuat, waterpass dan siku.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari
bahan beton berukuran 10 x 10 cm.
2. Bouwplank
a. Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan
dipakukan pada kayu persegi 5/7 cm dan tertanam dalam tanah cukup
kuat.
b. Bagian atasnya dari papan baowuplank harus waterpass
( horizontal dan siku ).
c. Pemasangan papan bouplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari
As bangunan.
d. Papan Bouwplank baru dapat dibuka seelah pekerjaan pemasangan
lantai bangunan.
PASAL. 7
PEKERJAAN GALIAN TANAH
2. lebar dan bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai menurut ukuran
yang tercantum dalam gambar rencana dan gambar detail pondasi.
PASAL. 8
PEKERJAAN PONDASI
PASAL. 9
PEKERJAAN CAMPURAN BETON
4. Campuran Beton
a. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut “ adukan
“ jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan
ukuran isi, sebagai berikut :
Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air.
Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.
Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 3 zak pasir.
Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa
Berarti mengguanakan 1 zak semen : 4 zak pasir.
b. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut
beton, jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton
ditentukan dengan ukuran isi atau direncanakan sebagai berikut :
Untuk beton 1 : 3 : 5
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 3 Zak pasir : 5 Zak kerikil
Untuk beton 1 : 2 : 3
Berarti menggunakan 1 Zak semen : 2 Zak pasir : 3 Zak kerikil
c. Pengadukan beton diaduk dengan menggunakan mesin
pengaduk.
d. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai
untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1 : 2,5 : 5
dalam perbandingan isi.
e. Untuk beton mutu B1 dan K125 dipakai campuran nominal
semen, pasir dan kerikil dalam perbandingan 1 : 2 : 3.
f. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
2,5 %.
7. Pemasangan tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum
atau selama pengecoran tidak berubah tempat, kawat ikat dipakai mutu
SNI 0040-87-A.
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama
dengan mutu yang akan dicor.
c. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan perencanaan beton bertulang dan struktur dinding
bertulang ( SNI 1734 – 1989 F ).
d. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai gambar kerja
dan diuji pada laboratorium uji bahan yang ditunjuk sebelum pekerja
dimulai. Pengujian dilaksanakan atas semua ukuran dari setiap pabrik.
e. Substitusi pembesian dapat dilakukan hanya atas persetujuan
Direksi Lapangan.
8. Pengadukan Beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton Kelas
I mutu BO harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton
harus diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal, adukan beton tidak memenuhi
syarat minimum seperti terlalu encer karena pemberian jumlah air
pencampur, sudah mengeras sebagian atau terlalu tercampur dengan
PASAL. 10
BAJA TULANGAN
1. Baja tulangan yang digunakan harus mengikuti spesifikasi ini dalam pasal 3
persyaratan bahan dan memenuhi ketentuan SII 01236-84.
5. Penulangan baja sebelum ditempatkan harus dibersihkan dari karat yang lepas,
minyak lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi
pelekatan dengan beton. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan
kepada tulangan adalah 2,5 cm- 3,5 cm.
6. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal
selimut beton. Untuk itu pemborong harus mempergunakan penyekat dari
blok-blok beton dengan syarat mutu beton harus minimal sama dengan beton
yang bersangkutan.
7. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran. Kawat yang berlebihan harus dibengkokan
dalam beton.
PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. Persyataran Bahan-bahan.
Bahan semen (PC), pasir, batu bata dan air harus memenuhi ketentuan bahan
sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini pada 3 persyaratan bahan-bahan
dasar bangunan serta memenuhi NI-10 dan batu-bata yang dipakai mempunyai
daya tahan minimum daya tahan minimum ultimate 80 Kg/M2.
3. Pelaksanaan
a. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai jenuh.
b. Pasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap setiap hari
diperkenankan sambungan cukup baik.
c. Batu bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 20 mm
tidak diperkenankan siar-siar vertikal tegak lurus dari atas kebawah.
d. Bagian pasangan batu bata yang berhubungan dengan pekerjaan
beton harus diberi penguat stek dari besi beton 8 mm jarak 20 cm yang
terlebih dahulu ditanam dalam beton.
4. Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding
dapat melekat dengan baik.
5. Perlindungan
Dalam memasang dinding yang kena udara terbuka, selama waktu –waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok dengan susuatu yang sesuai untuk perlindungan
6. Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus – menerus selama paling sedikit 7
(Tujuh) hari setelah didirikan.
PASAL. 12
PEKERJAAN KAYU
3. Kelembaban.
Kayu yang dipakai adalah kayu yang cukup kering. Kelembaban kayu yang
diizinkan untuk pekerjaan bagian dalam dan pekerjaan halus kurang dari 20
%.
4. Jenis Kayu.
a. Rangka bawah dari kayu kelas II dan Kozen dari kayu kelas I
b. Rangka atas dari kayu kelas II
c. Lisplank papan dari kayu kelas II
d. Rangka Plafond dari kayu kelas II
e. Dinding papan dari kayu kelas II
f. Daun pintu dan jendela dari kayu kelas II
5. Ukuran.
Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi ( finish ) yaitu ukuran kayu
setelah selesai dikerjakan dan terpasang.
6. Pembuatan.
Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan seperti, mempasak,
mamahat, menyetel ( memasang ) membuat lidah – lidah lobang pasak.
Sponing dan lain – lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan kayu harus ditentukan dengan baik. Pemborong juga harus
melaksanakan segala pekerjaan – pekerjaan yang diperlukan untuk Konstruksi.
PASAL. 13
PEKERJAAN RANGKA BAWAH
1. Pembuatan kayu tiang utama, tiang pembantu, balok pembagi, tutup tiang dan
kozen untuk ketepatan bentuk dan ukurannya harus memperhatikan gambar
dan rencana dan gambar detail.
2. Apabila pembuatan kayu rangka bawah dan kozen dilakukan diluar lokasi
proyek maka Pemborong harus memberitahukan kepada pengawas lapangan
tempat pembuatannya untuk pemeriksaan.
3. Pertemuan sudut dan silang kayu rangka bawah dan kozen diperkuat dengan
menggunakan pasak/pen dari kayu yang sama kwalitasnya dengan kayu
rangka bawah + kozen.
PASAL. 14
PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Pembuatan kuda – kuda, setengah kuda – kuda dan jurai untuk ketepatan
bentuk dan ukurannya harus memperhatikan gambar rencana kuda – kuda
gambar detail kuda – kuda. Bahan dari baja ringan berlapis Aluminium.
4. Semua kuda-kuda, gording dan skor angin dibuat dari jenis baja ringan
berlapis aluminium berkualitas baik, dengan bentuk serta ukuran-ukuran
sesuai dengan gambar rencana / detail.
PASAL. 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LISPLANK
1. Bahan penutup catap pada bangunan ini dari seng spandeck Motif genteng
yang bermutu baik.
3. Lisplank Lebah Bergantung dari bahan kayu, bentuk dan ukuran sesuai
gambar detail.
PASAL. 16
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND
PASAL. 17
PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
5. Semua pekerjaan pintu / jendela harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga hasil akhirnya menjadi baik dan sempurna.
PASAL. 18
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Bahan
Bahan pasir, semen dan air harus memenuhi ketentuan bahan sebagaimana
ditentukan dalam spesifikasi teknik pasal 3 persyaratan bahan – bahan.
PASAL. 19
PEKERJAAN LANTAI
3. Diatas tanah timbunan yang telah dipadatkan diberi lapisan pasir setebal 5 cm
padat. Pemadatan disiram dengan air.
4. Lantai keramik.
a. Sebelum pemasangan keramik lantai dimulai terlebih dahulu lantai harus di
cor ( lantai kerja ) dengan beton 1 : 3 : 5 setebal 5 cm kemudian diatas
beton lantai kerja dipasang keramik sesuai gambar.
b. Pemasangan keramik harus kuat, mempunyai
permukaan yang rata dan siku terhadap bangunan.
c. Siar – siar antara keramik harus diisi dengan air
semen / acian sampai penuh dan cara pengisiannya harap menjadi
perhatian.
PASAL. 20
PEKERJAAN PENGECATAN DAN SEJENISNYA
2. Pengecatan Kayu :
a. Sebelum pengecatan dimulai permukaan kayu harus digosok dengan
amplas kayu hingga halus.
b. Sedangkan permukaan kayu lama ( sudah pernah dicat ), sebelum
pengecatan dimulai terlebih dahulu permukaan cat lama yang retak/kropos
harus dikupas sampai bersih, kemudian permukaan yang tidak rata
diplamir.
c. Setelah kayu diamplas hingga halus dicat dengan cat dasar lood meni
untuk melindungi kayu dari pelapukan.
d. Setelah lood meni kering permukaan kayu plamir hingga rata dan setelah
kering digosok lagi dengan amplas kayu.
e. Setelah plamir dihaluskan kayu dicat dengan cat dasar, cat yang akan
dipakai diencerkan. Jika masih terdapat permukaan kayu yang kasar harus
digosok dengan amplas kayu hingga halus.
f. Setelah proses pelaksanaan tersebut selesai, kemudian dicat dengan cat
minyak yang digunakan, setelah kering dilanjutkan dengan pengecatan
ketiga.
3. Pengecatan plafond :
a. Permukaan plafond triplek baru dicat dengan cat air warna putih hingga
tiga kali sapu dengan cara pengecatan pertama hingga kering, kemudian
dilanjutkan dengan pengecatan kedua, setelah kering dilanjutkan dengan
pengecatan ketiga.
b. Apabila pada waktu pengecatan pertama, lapisan permukaan luar triplek
mengeluarkan getah sehingga berubah warna cat, maka triplek harus
ditutup dengan menggunakan cat minyak warna yang sama.
PASAL. 21
PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK
6. Pengaman arus yang dipakai adalah pemutus otomatis yang bekerja secara
termis atau electromagnetis serta mampu memutuskan hubungan pendek yaitu
pengaman arus jenis Mini Circuit Bieker ( MCB ).
PASAL. 22
PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
2. Saluran air hujan terbuka dan tertutup dibuat dari beton rabat 1:3:5 cor
setempat, dipasang sesuai gambar kerja.
3. Saluran yang melalui bawah jalan atau tempat parkir dibuat dari beton
dengan persyaratan struktur yang diizinkan.
5. Bak Kontrol dibuat dari Konstruksi beton dengan ukuran lubang sesuai
dengan gambar kerja.
PASAL 23
PEKERJAAN LAIN - LAIN
3. Pekerjaan yang belum tercantum dala spesifikasi umum ini secara terperinci
dan khusus akan dibuat dalam spesifikasi khusus yang merupakan bagian II
dari spesifikasi ini.